Anda di halaman 1dari 2

Nama :Bobby Chandra

Npm :2201020199
Kelas :F1 PAGI (MA’HAD)
Tugas :Bahasa indonesia tentang pidato

Pentingnya Niat Ikhlas Dalam Belajar


Assalamu’laikum warahmatullahi wabarakatuh…..
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin wassalatu wassalamu’ala asrafil anbiyai wal mursalin wa’ala alihi wasahbihi
Ajma’in.Amma ba’du.
Puja dan puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang mana atas nikmat iman
dan islam serta nikmat kesehatan, sehinga kita bisa berkumpul di ruangan yang kita cintai ini.Shalawat dan
salam tidak lupa kita hadiahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato yang berjudul “Pentingnya Niat Ikhlas Dalam
Belajar”.

Di antara ibadah yang paling penting yang mudah mendekatkan seorang hamba pada Allah
adalah tholabul ‘ilmi atau belajar ilmu agama. Sedangkan perkara yang amat penting yang perlu
diperhatikan dan selalu dikoreksi adalah niat dalam belajar. Tidak ada kebaikan yang diperoleh jika
seseorang ketika belajar malah ingin mencari ridho selain Allah. Oleh karena itu, para ulama sangat
memperhatikan niatnya dalam belajar apakah sudah benar ataukah tidak karena jika tidak ikhlas, maka
dapat mencacati ibadah yang mulia ini.
Sufyan bin ‘Uyainah pernah berkata,

‫طلبنا هذا العلم لغير هللا فأبى هللا أن يكون لغيره‬


“Kami menuntut ilmu awalnya berniat mencari ridho selain Allah. Kemudian Allah tidak ingin jika niatan
tersebut kepada selain-Nya.”
Ulama salaf lainnya berkata,

‫أي فكان عاقبته أن صار‬. ‫ ثم رزقنا هللا النية بعد‬، ‫طلبنا العلم وما لنا فيه كبير نية‬
.‫هلل‬
“Kami awalnya dalam menuntut ilmu tidak punya niatan yang kuat. Kemudian Allah menganuriakan kami
niat yang benar setelah itu”. Maksudnya, akhirnya niatan kami ikhlas karena Allah.
Bagaimanakah niat yang benar dalam menuntut ilmu?
Syaikh ‘Abdus Salam Asy Syuwai’ir mengatakan bahwa ada tiga perkara yang mesti dipenuhi agar
seseorang disebut memiliki niatan yang benar dalam menuntut ilmu.
Pertama: Menuntut ilmu diniatkan untuk beribadah kepada Allah dengan benar.
Kedua: Berniat dalam menuntut ilmu untuk mengajarkan orang lain. Sehingga para ulama seringkali
mengatakan bahwa hendaklah para pria menguasai perkara haid agar bisa nantinya mengajarkan istri,
anak dan saudara perempuannya.
Imam Ahmad ditanya mengenai apa niat yang benar dalam belajar agama. Beliau menjawab, “Niat yang
benar dalam belajar adalah apabila belajar tersebut diniatkan untuk dapat beribadah pada Allah dengan
benar dan untuk mengajari yang lainnya.”
Dari sini menunjukkan bahwa niat belajar yang keliru adalah jika ingin menjatuhkan atau mengalahkan
orang lain atau ingin mencari kedudukan mulia di dunia. Anas bin Malik berkata,
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ ْو َيْص ِر ُف ْع ُيَن الَّناِس‬، ‫ ْو ُيَماِر ي ِبِه الُّس َفَهاَء‬، ‫َمْن َطَلَب اْل ِع ْل َم ُيَباِهي ِبِه اْل ُع َلَماَء‬
‫َأ‬
‫ َتَبَّو َم ْق َعَدُه ِم َن الَّناِر‬، ‫ِإَلْي ِه‬
“Barangsiapa menuntut ilmu hanya ingin digelari ulama, untuk berdebat dengan orang bodoh, supaya
dipandang manusia, maka silakan ia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR. Hakim dalam
Mustadroknya)
Ketiga: Istiqomah atau terus menerus dalam amal dan menuntut ilmu butuh waktu yang lama (bukan
hanya sebentar).
Dalam belajar itu butuh kesungguhan. Muhammad bin Syihab Az Zuhri berkata,

‫العلم إذا أعطيته كلك أعطاك بعضه‬


“Yang namanya ilmu, jika engkau memberikan usahamu seluruhnya, ia akan memberikan padamu
sebagian.”
Dalam hadits riwayat Muslim, Abu Katsir berkata,

‫َال ُيْس َتَطاُع اْل ِع ْل ُم ِبَر اَح ِة اْل ِج ْس ِم‬


“Ilmu tidak diperoleh dengan badan yang bersantai-santai.” (HR. Muslim no. 612).
Abu Hilal Al Asykari (seorang penyair) awalnya sulit menghafalkan bait sya’ir. Kemudian ia memaksakan
dirinya dan berusaha keras, awalnya ia bisa menghafalkan 10 bait. Karena ia terus berusaha, ia akhirnya
bisa menghafalkan 200 bait dalam sehari.

Baiklah jadi yang bisa kita ambil dari pidato saya yang singkat ini…
Marilah kita perbaiki niat dalam ibadah kita terutama dalam menuntut ilmu, karena
ikhlas menuntut ilmu dapat membuahkan ilmu yang bermanfaat bagi dirinya maupun
untuk orang lain, hendaknya kita meniatkan menuntut ilmu lillahi ta’ala untuk
mengangkat kebodohan diri kita dan juga kaum muslimin serta agar ilmu yang kita
dapat menjadi ilmu yang bermanfaat yang akan menyelamatkan kita di dunia dan
akhirat bukan ilmu yang akan menjerumuskan kita ke neraka. Aamiin

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Anda mungkin juga menyukai