Anda di halaman 1dari 18

Contact: (021) 7940381

Search...

--- Navigat ion ---

Home Artikel Et ika Menunt ut Ilmu Dalam


Islam (2)

Etika Menuntut Ilmu


Dalam Islam (2)

Oleh: Imam Z amroji (Dosen ST ID M Natsir


Jakarta)

PDFmyURL.com
B. Etika Menuntut Ilmu

Setiap penuntut ilmu merindukan untuk


menjadi penuntut ilmu yang baik, walaupun
tidak selalu diikuti oleh kesediaan dalam
menempuh jalan kesuksesan. Sebagaimana
setiap penuntut ilmu tidak menginginkan dirinya
menjadi atau tergolong sebagai penuntut ilmu
yang gagal. Karena itu setelah memaparkan
dua kategori penuntut ilmu, berikut ini penulis
ketengahkan beberapa kiat dan jalan menuju
kesuksesan dalam menuntut ilmu berdasarkan
nash-nash Al-Qur`an, hadits, maupun
penjelasan dan contoh dari para ulama.

a. Ikhlas

Ikhlas merupakan kunci sukses yang


pertama dan mendasar dalam upaya seseorang
mewujudkan cita-citanya meraih ilmu yang
bermanfaat. Karena hanya dengan dasar ikhlas,
PDFmyURL.com
segala tindakan kebaikan yang dilakukan akan
menjadi amal shalih yang layak mendapatkan
balasan kebaikan dari Allah, Tuhan semesta
alam. Syaikh Muhammad bin Shalih al-
Utsaimin rahimahullah berkata :
Tidaklah diragukan lagi, bahwa
menuntut ilmu adalah sebuah
ibadah, bahkan ia merupakan
ibadah yang paling mulia lagi
utama. Maka oleh karenanya, wajib
atas seorang penuntut ilmu harus
memenuhi syarat diterimanya
ibadah, yaitu ikhlas[1]. Allah SWT
berfirman dalam Surat al-Bayyinah
ayat 5:

Padahal mereka tidak disuruh


kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama dengan lurus.[2]

Juga hadits Nabi SAW ;






Barangsiapa yang mempelajari
ilmu untuk membanggakan diri di
hadapan para ulama,
mempermainkan diri orang-orang
PDFmyURL.com
bodoh dan dengan itu wajah
orang-orang berpaling kepadanya,
maka Allah akan memasukkannya
ke dalam neraka Jahannam.
(HR. Ibn Majjah dari sahabat
Abu Hurairah)[3]

b. Berdo`a

Dalam Islam, seorang penuntut ilmu


disamping didorong untuk berusaha Allah
SWT memerintahkan kepada penuntut ilmu
untuk berdoa dengan doa. Sebagaimana
tersebut dalam firman-Nya Surat Thaha ayat
114:

Dan katakanlah ,Ya Tuhanku,


tambahkanlah ilmu kepadaku.[4]

Rasulullah juga mengajarkan sebuah


doa khusus bagi para penuntut ilmu. Doa itu
adalah:

Ya Allah sesungguhnya aku memohon


kepada-Mu ilmu yang bermanfaat dan Aku
berlindung kepada Engkau dari
(mendapatkan) ilmu yang tidak bermanfaat.
(HR. Al- Nasai dari sahabat Jabir bin

PDFmyURL.com
Abdillah ra)[5]

Dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW.


mengajarkan doa yang sedikit berbeda untuk
para penuntut ilmu. Doa itu adalah:




Ya Allah sesungguhnya aku memohon
kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang
baik serta amal yang diterima. (HR. Ibn
Majjah dari shahabiyah Ummu Salamah
ra)[6].

c. Bersungguh-Sungguh

Termasuk juga kunci sukses dalam menuntut


ilmu adalah bersungguh-sungguh dan diniatkan
untuk mencari keridhaan Allah. Hal ini
sebagaimana yang dijelaskan Allah SWT.
:dalam Surat a l-Ankabut ayat 69

Dan orang-orang yang berjihad untuk


(mencari keridhaan) Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka
jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya
Allah benar-benar beserta orang-orang
yang berbuat baik[7]

PDFmyURL.com
Seorang penuntut ilmu memerlukan
kesungguhan. Tidak layak para penuntut ilmu
bermalas-malasan dalam mencarinya. Kita akan
mendapatkan ilmu yang bermanfaat-dengan
izin Allah-apabila kita bersungguh-sungguh
dalam menuntutnya. Sebab jika seorang
penuntut ilmu malas maka ia tidak akan
mendapatkan ilmu yang dicarinya,
sebagaimana pendapat Yahya bin Abi Katsir
rahimahullah bahwa ilmu tidak akan diperoleh
dengan tubuh yang dimanjakan (santai). Karena
itulah dalam ayat di atas Allah menjanjikan
kabar gembira dan kemuliaan bagi orang yang
bersungguh-sungguh. Syaikh Abu Bakar al-
Jazairy menjelaskan: Di dalam ayat ini
terdapat busyra dan janji yang benar lagi mulia,
demikian itu karena orang yang bersungguh-
sungguh berada di jalan Allah, karena mencari
ridha Allah dengan berusaha untuk
meninggikan kalimat-Nya[8].

Maka tak heran jika para ulama


terdahulu selalu bersungguh-sungguh dalam
menuntut ilmu. Sebagai contoh, kisah Imam
Syaf i`i rahimahullah dalam menuntut ilmu.
Beliau berasal dari keluarga yang fakir, namun
hal itu tidak dianggap aib oleh beliau, justru
sebaliknya, dijadikan sebagai kekuatan yang

PDFmyURL.com
dapat mendorongnya untuk senantiasa menuntut
ilmu. Imam Syafii, sebagaimana yang
dikisahkan Humaidi, pernah bercerita:
Aku adalah seorang anak yatim
yang berada dalam pengayoman
ibu, ia selalu mendorongku untuk
hadir ke majelis ilmu. Guru sangat
sayang pada aku, sampai-sampai
aku menempati tempatnya ketika ia
berdiri. Tatkala aku sudah
merapikan Al-Quran, kemudian
aku masuk ke dalam masjid dan
duduk bersama para ulama. Di
sana aku mendengarkan hadits
beserta rinciannya kemudian aku
hafal semuanya. Ibuku tidak dapat
memberikan kepadaku sesuatu
yang dengannya aku dapat belikan
kertas. Aku melihat tulang maka
aku ambil, kemudian aku
menulisnya, tatkala sudah penuh,
maka aku menghafalnya sekuat
tenagaku[9].

d. Menjauhi Kemaksiatan

Syarat lain bagi penuntut ilmu yang ingin


sukses adalah menjauhi kemaksiatan. Syarat ini
merupakan syarat unik yang hanya dimiliki oleh
agama Islam. Ibn al-Qayyim al-Jauziyah
rahimahullah misalnya berkata:
Maksiat memilki pengaruh jelek
lagi tercela, dan juga dapat
merusak hati dan badan baik di
PDFmyURL.com
merusak hati dan badan baik di
dunia maupun di akhirat. Diantara
bahaya dari maksiat antara lain:
Terhalangnya mendapatkan ilmu,
karena sesungguhnya ilmu itu
adalah cahaya yang telah Allah
berikan di dalam hati, dan maksiat
itu memadamkannya (cahaya
itu).[10]

Pengaruh kemaksiatan terhadap


terhalangnya ilmu pernah terbukti menimpa
Imam Syafii. hal ini terlihat dari pengaduan
Imam Syafii kepada salah seorang gurunya
yang bernama Waki. Kisah ini diceritakan
Imam Syafii dalam sebuah syair berikut:


:


Aku mengadu kepada guruku
bernama Waqi, tentang jeleknya
hafalanku, maka ia memberikan
petunjuk kepadaku agar
meninggalkan kemaksiatan.
Karena sesungguhnya ilmu itu
adalah cahaya, dan cahaya Allah
itu tidak akan diberikan kepada
orang yang berbuat maksiat [11]

PDFmyURL.com
Demikian juga nasihat Imam Malik kepada
Imam Syafii. ia berkata:




Sesungguhnya aku melihat pada
hatimu pancaran cahaya, maka jangan engkau
redupkan cahaya itu dengan gelapnya
kemaksiatan.[12]

e. Tidak Malu dan Tidak Sombong

Sombong dan malu menyebabkan


pelakunya tidak akan mendapatkan ilmu selama
kedua sifat itu masih ada dalam dalam dirinya.
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu Anha
pernah berkata tentang sifat malu para wanita
Anshor:





Sebaik-baik wanita adalah wanita
Anshar. Rasa malu tidak menghalangi mereka
untuk memperdalam ilmu agama[13]. (HR.
Bukhari)

PDFmyURL.com
Artinya sekalipun wanita anshar
merupakan sekelompok perempuan yang
memiliki rasa malu yang tinggi sebagai
cerminan keimanan mereka, namun hal itu tidak
berlaku dalam menuntut ilmu. Sebab rasa malu
dalam menuntut ilmu dapat menyebabkan
kekeliruan atau ketidakjelasan. Seseorang yang
malu bertanya dalam menuntut ilmu akan
menyebabkan ia tidak mendapatkan penjelasan
dari hal-hal yang masih samar atau meragukan
baginya. Karena itu agar seorang penuntut ilmu
mendapatkan penjelasan yang terang dan ilmu
yang pasti maka ia harus memberanikan diri
bertanya mengenai permasalahan yang belum
jelas ataupun belum meyakinkan bagi dirinya.

Sementara mengenai larangan sombong,


Allah SWT. jelaskan dalam Sura t al-Baqarah
ayat 34:

Dan ingatlah ketika kami berfirman


kepada para malaikat : Sujudlah[14]
kamu kepada Adam, maka sujudlah
mereka kecuali Iblis, ia enggan dan
takabbur dan adalah ia termasuk
golongan orangorang yang kafir.[15]

PDFmyURL.com
Kesombongan dalam menuntut ilmu
dilarang sebab ia akan menyebabkan
tertolaknya kebenaran. Seorang yang sombong
akan cenderung merendahkan manusia lainnya
dan menolak kebenaran, sehingga ia akan
kesulitan untuk mendapatkan guru dan ilmu.
Orang sombong akan merasa dirinya selalu
lebih baik dari orang lain sehingga tidak lagi
memerlukan tambahan ilmu. Hal ini
sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah dalam
salah satu sabdanya:



Sombong itu adalah, menolak
kebenaran dan merendahkan manusia.(HR.
Muslim dari sahabat Ibn Masud ra)[16]

f. Mengamalkan dan Menyebarkan Ilmu

Di dalam ajaran Islam, ada tiga perintah


yang saling bertautan kepada para penuntut
ilmu. Perintah itu adalah mencari ilmu,
mengamalkan dan menyampaikannya kepada
orang lain. Trilogi menuntut ilmu ini tidak boleh
le pas dari diri seseorang, sebab antara satu
dengan yang lainnya mempunyai shilah
(hubungan) yang erat. Islam mensyariatkan
wajibnya menuntut ilmu atas setiap muslim, dan

PDFmyURL.com
di sisi lain ia juga memerintahkan agar ilmu
yang sudah diketahui harus diamalkan dan
didawahkan kepada orang lain. Banyak ayat
dan hadits yang menjelaskan keutamaan orang
yang mengamalkan ilmu dan
mendawahkannya, dan banyak pula nushsh
yang berbicara tentang ancaman orang yang
tidak mau mengamalkan dan mendawahkan
ilmunya. Mengenai keutamaan mendawahkan
ilmu, misalnya dapat disimak dari sabda Nabi
SAW. berikut ini:


Siapa orang yang menunjukkan
kebaikan, maka baginya pahala seperti orang
yang melakukkannya(HR. Tirmidzi dari
sahabat Abi Masud ra)[17].

Dalam hadits di atas, Rasulullah


memberikan dorongan berupa janji pahala bagi
orang yang mengajarkan ilmunya. Pahala itu
berupa kebaikan semisal kebaikan yang
didapat oleh orang yang diajari ilmu olehnya
dari ilmunya itu.*

Daftar Pustaka:

Penyus un, T i m , 1 9 8 0 . Majma` al Lughah


PDFmyURL.com
al-Arabiyah, al M u`jam al-W asith, Cairo.

Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir, 2001. Ilmu dan


ulama, Jakarta, Pustaka Azam.

Al-Jazairi, Abu Bakar bin Jabir, 2003. Aisar at-


Taf sir li al- K alam al-`Aliy al-Kab r, Madinah
Al Munawwarah, Maktabah al Ulum al Hikam.

Ishaq al-Shekh, Abdullah bin Muhammad bin


Abdurrahman, 2004. Lubab at-Tafsir min Ibni
Katsir, terj. Jakarta, Pustaka Imam Syaf i`i.

Al-Jauziyah, Ibn al-Qayyim, 1999. Buah Ilmu,


Jakarta, Pustaka Azzam.

RI, Departemen Agama, 1997. Al-Quran dan


Terjemahannya, Saudi Arabia, Mujamma Al
Malik Fahd li T hibaat al Mushaf As Syarif
Manidah Munawwarah.

Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur`an:


Fungsi dan Peranan Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat, Jakarta, Penerbit Mizan.

Katsir, Ibn, 1999. Tafsir al-Qur n al-Adh m, tahqiq,


Sami bin Muhammad Salamah, Saudi Arabia, Dar at
Thayyibah.

Al- Nais aburi, Muslim bin al-Hajjah Abu al-


Hasan al-Qusyairi, t t . Shahh Muslim, Beirut,
Dr Ihy At Turts.

Alu Sadi, Abdurrahman bin Nashir bin Abdullah


PDFmyURL.com
bin Nashir bin Muhammad, 2002. Bahjatu
Qulbi al-Abrar wa Qurratu Uyn al-Akhyar f
Syarhi Jawami al Akhyar, Saudi Arabia,
Maktabah Ar Rusyd.

Al-Sijistani, Abu Dawud Sulaiman bin al-Asyab


bin Ishaq, tt. Sunan Abi Dawud , tahqiq,
Muhammad Muhyiddin Abu Hamid, Beirut,
Maktabah al Asyryah.

Al Qazwaini, Ibn Majah Abu Abdillah Muhammad bin


Yazid, tt. Sunan Ibn Majjah, Saudi Arabia, Dr Ihya al-
Kitab al-Arabiyah.
Al Khurasani, Abu Abdurrahman Ahmad bin Syuaib bin
Ali, 2001. Sunan a- Kubra, Beirut, Muassasah al-
Risalah.
Al-Ja z a iri, Abu Bakar Jabir , 2003. Aysar at-
tafaasirLlikalam al-Aly al-Kabr, Madinah al-
Munawwarah, Maktabah Ulm wa al-Hikam.
Al-Buukhari, Muhammad bin Ismail Abu Abdillah ,
2001. Shahh al-Bukhari, tahqq Muhammad Zahir bin
Nashir al-Nashir, Saudi Arabia, Dr Thauq al-Najah.
At-Tirmidz i, Muhammad bin Isa bin Surah bin Musa
bin Dhahak, 1975. Sunan At Tirmidzi, tahqq. Ahmad
Muhammad Syakir, Mesir, Maktabah al-Babi Mustafa
al-Hilabi.

[1] Muhammad bin Shalih al-Utsaimin,


Syarh Hilyati Thalib al-Ilmi, Maktabah al-Ilmi,
tt, hlm.7

[2] Departemen Agama RI, Al-Quran

PDFmyURL.com
dan Terjemahannya, hlm. 1084

[3] Ibn Majah Abu Abdillah Muhammad bin


Yazid al Qazwaini, Sunan Ibn Majjah, Saudi Arabia:
Dr Ihya al-Kitab al-Arabiyah, tt, Jilid 1, hlm. 96

[4] Departemen Ag ama RI, Al-Quran dan


Terjemahannya, hlm. 489

[5] Abu Abdurrahman Ahmad bin Syuaib bin


Ali al Khurasani, Sunan a- Kubra, Beirut: Muassasah
al-Risalah, 2001, Jilid 7, hlm. 205

[6] Ibid., Jilid 9, hal. 44

[7] Departemen Ag ama RI, Al-Quran dan


Terjemahannya, hlm. 638

[8] Abu Bakar Jabir Al-Jazaairy, Aysar at-


tafaasirLlikalam al-Aly al-Kabr, Madinah al-
Munawwarah: Maktabah Ulm wa al-Hikam, 2003, Jilid
4, hlm.153

[9] Ahmad Nahro wi Abdus Salam Al-Indunisi,


Al-Imam AS-Syafiie Fii Mazhabaihi Al Qadiim Wal
Jadiid , hlm.30-31

[10] Ibn al-Qayyim al-Jauziyah, Al-D wa


al-Daw, Maktabah Darrutturats, hlm.103-104

[11] Abu Hayyan Muhammad bin Yusuf bin Ali


bin Yusuf bin Hayyan Atsirud Din al Andalusi, Al-Bahr
al-Muht f at-Tafsr, Beirut: Dr al-Fikr, 1999, Jilid 4,
hlm. 206. Dinukil Dari Diwan Al-Imam al-Syafii .

[12] Nasihat Imam Malik kepada


Imam Syaf ii

PDFmyURL.com
[13] Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-
Bukhari, Shahh al-Bukhari, tahqq Muhammad Zahir
bin Nashir al-Nashir, Saudi Arabia: Dr Thauq al-Najah,
2001, Jilid 1, hlm. 38.

[14] Sujud disini berarti meng ho rmati dan


memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud
memperhambakan diri, karena sujud
memperhambakan diri adalah hanya semata-mata
kepada Allah.

[15] Departemen Ag ama RI, Al-Quran dan


Terjemahannya, hlm. 14

[16] Muslim bin al-Hajjah Abu al-Hasan al-


Qusyairi an Naisaburi, Shahh Muslim, Jilid 1, hlm. 93.

[17] Muhammad bin Isa bin Surah bin Musa


bin Dhahak At Tirmidzi, Sunan At Tirmidzi, tahqq.
Ahmad Muhammad Syakir, Mesir: Maktabah al-Babi
Mustafa al-Hilabi, 1975, Jilid 5, hlm. 41.

On 09/10/2012 / Artikel / Leave a comment

Leave a Reply
Name (required)

Mail (will not be

published) (required)

PDFmyURL.com
Website

Submit Comment

Notif y me of f ollow-up comments by


email.

Notif y me of new posts by email.

Recent Post
Membongkar Taf sir Kaum Pluralis

Siaran Pers dan Diskusi Buku Pluralisme


Agama: Telaah Kritis Cendekiawan Muslim

JURNAL ISLAMIA DI REPUBLIKA 26 SEPT


2013

Diskusi Dwipekanan Pengenalan


Keuangan Syariah

Sains Modern*

PDFmyURL.com
Alamat

Jl. Kalibata Utara II No. 84, Jakarta Selatan


12740
Phone: (021) 7940381

Email: insists1433@yahoo.co.id

Langganan via Email


Masukkan email:

Join 77 other subscribers

Email Address

Berlangganan

2013 insist net .com - Committed to The Truth


Back to Top

PDFmyURL.com

Anda mungkin juga menyukai