Anda di halaman 1dari 45

ADAB MURID KEPADA GURUNYA

Pertama kali sebelum melangkah untuk


menuntut ilmu hendaknya kita berusaha
selalu mengikhlaskan niat. Sebagaimana
telah jelas niat adalah faktor penentu
diterimanya sebuah amalan. Ilmu yang
kita pelajari adalah ibadah, amalan yang
mulia, maka sudah barang tentu butuh
niat yang ikhlas dalam menjalaninya.

Sesungguhnya adab yang mulia adalah

Belajar

salah satu faktor penentu kebahagiaan

sebagai pak ustadz, ?rang alim atau ingin

dan keberhasilan seseorang. Begitu juga

meraih ba-iian dunia yang menipu.

sebaliknya,

kurang

adab

atau

bukan

karena

ingin

disebut

tidak

beradab adalah alamat (tanda) jelek dan

Dalil akan pentingnya ikhlas beramal di

jurang kehancurannya. Tidaklah kebaikan

antaranya
firman

dunia dan akhirat kecuali dapat diraih


dengan

adab,

dan

tidaklah

Allah:

tercegah

kebaikan dunia dan akhirat melainkan

Padahal

mereka

karena kurangnya adab. (Madarijus

supaya

menyembah

Salikin, 2/39)Di antara adab-adab yang

memurnikan

telah

dalam(menjalankan) agama yang lurus

disepakari

adalah

adab

murid

kepada syaikh atau gurunya. Imam Ibnu

tidakdisuruh
Alloh

ketaatan

kecuali
dengan

kepada-Nya

(QS. al-Bayyinah [98]: 5)

Hazm berkata: Para ulama bersepakat,


wajibnya memuliakan ahli al-Quran, ahli

Rosululloh shallallahu alaihi wa sallam

Islam dan Nabi. Demikian pula wajib

pernah bersabda:

memuliakan kholifah, orang yang punya


keutamaan dan orang yang berilmu. (al-

Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk

Adab as-Syariah 1/408)

membantah orang bodoh, atau berbangga


yang

di hadapan ulama atau mencari perhatian

selayaknya dimiliki oleh penuntut ilmu

manusia, maka dia masuk neraka. (HR.

ketika

Ibnu

Berikut

ini

beberapa

menimba

adab
ilmu

kepada

Majah

253,

Syaikh

al-Albani

gurunya.Sebagai nasehat bagi penulis,

menyatakan hadits ini hasan dalam al-

selaku seseorang yang masih belajar dan

Misykah 225)

nasehat

bagi

saudara-saudara

kami

seiman yang sedang dan ingin menimba

Imam ad-Daruqutni berkata: Dahulu kami

ilmu. Allohul Muwaffiq.

menuntut ilmu untuk selain Alloh, akan

1. IKHLAS SEBELUM MELANGKAH

tetapi ilmu itu enggan kecuali untuk Alloh.


(Tadzkiratus Sami hal. 47, lihat Maalim fi
Thoricj Tholibil llmihal. 20)[ii]

Yayasan bekti sumber jaya

Imam asy-Syaukani berkata: Pertama kali

Bukan sebuah aib apabila kita menuntut

yang wajib bagi seorang penuntut ilmu

ilmu dari orang alim yang masih muda.

adalah meluruskan niatnya. Hendaklah

Imam

yang tergambar dari perkara yang ia

mengambil ilmu dari ahlinya sekalipun

kehendaki adalah syariat Alloh, yang

masih

dengannya diturunkan para Rosul dan al-

Syariah 2/214)

Kitab.

Hendaklah

penuntut

Ibnu

Muflih

berusia

berkata:

muda.

Fasal

(al-Adab

asy-

ilmu

membersihkan dirinya dari tujuan-tujuan

Sahabat Abdulloh bin Abbas radhiyallahu

duniawi[iii], atau karena ingin inencapai

anhuma

kemuliaan, kepemimpinan dan Iain-lain.

membacakan

Ilmu ini mulia, tidak menerima selainnya.

orang muhajirin, di antara mereka ada

(Adabut Tholab wa Muntaha al-Arab hal.

Abdurrahman bin Auf. (HR. Bukhori 6442)

berkata:
ilmu

Aku

dahulu

kepada

beberapa

21)
Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata:
Apabila keikhlasan telah hilang ketika

Dalam hadits ini terdapat peringatan akan

belajar, maka amalan ini (menuntut ilmu)

perlunya mengambil ilmu dari ahlinya

akan berpindah dari keutamaan yang

sekalipun masih berusia muda atau sedikit

paling utama menjadi kesalahan yang

kedudukannya. (Kasyful Musykil, lihat

paling rendah!. (at-Taliq as-Tsamin hal.

Adab at-Tatalmudz hal. 16)

18)
Imam Ibnu Abdil Barr berkata: Orang
2.

JANGAN

MENCARI

GURU

SEMBARANGAN

yang bodoh itu tetap dikatakan rendah


sekalipun dia seorang syaikh. Dan orang
yang berilmu itu tetap mulia sekalipun

Ibnu

Jamaah

al-Kinani

berkata:

Hendaklah penuntut ilmu mendahulukan

masih muda. (Jami Bayanil Ilmi, Adab atTatalmudz hal. 16)

pandangannya, istikhoroh kepada Alloh


untuk memilih kepada siapa dia berguru.

Faedah: Orang berilmu tetap dikatakan

Hendaklah dia memilih guru yang benar-

alim sekalipun masih muda.

benar

ahli,

benar-benar

lembut

dan

terjaga kehormatannya. Hendaklah murid

Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata:

memilih guru yang paling bagus dalam

Perhatikanlah, agamamu. Lihatlah dari

mengajar

mana kamu mengambil ilmu. Ambillah

memberi

dan

paling

pemahaman.

bagus

dalam

Janganlah

dia

ilmu dari orang yang istiqomah, jangan

berguru kepada orang yang sedikit sifat

kamu mengambilnya dari orang yang

waronya atau agamanya atau tidak punya

menyimpang. (al-Kifayah oleh Khothib al-

akhlak yang bagus. (Tadzkiratus Sami

Baghdadihal. 149)

wal Mutakallim hal. 86)

Yayasan bekti sumber jaya

Syaikh

Bakr

Abu

Zaid

berkata:

Imam

Nawawi

rahimahullah

berkata:

Waspadalah anda dari -Abu Jahl- ahli

Hendaklah

bidah yang menyimpang aqidahnya. Yang

memperhatikan

menjadikan hawa nafsu sebagai hakim dia

pandangan penghormatan. Hendaklah ia

sebut akal. Berpaling dari dalil. Dia lebih

meyakini keahlian gurunya dibandingkan

berpegang

yang

menjauh

dengan
dari

yang

yang

dhoif

shohih.

dan

(Hilyah

seorang

lain.

gurunya

Karena

menghantarkan

murid
dengan

hal

seorang

itu

akan

murid

untuk

Tholibil Ilmi. Lihat at-Taliq as-Tsamin hal.

banyak mengambil manfaat darinya, dan

204)

lebih bisa membekas dalam hati terhadap


apa

Akan tetapi jika seorang muslim terpaksa

yang

ia

dengar

dari

gurunya

tersebut. (al-Majmu 1/84)

belajar kepada ahli bidah semisal dia


tidak

mendapati

perkaranya

lain

ahli

sunnah

maka

Bolehkah mencium kepala atau tangan

lagi.

Syaikhul

Islam

guru?

mengatakan, Apabila ada udzur untuk


mengerjakan kewajiban berupa ilmu atau

Sering

jihad kecuali kepada orang yang ada

mencium tangan gurunya sebagai bentuk

bidahnya, yang mana bahayanya lebih

penghormatan dan pengagungan. Apakah

kecil daripada meninggalkan kewajiban

perkara ini dibolehkan?

itu,

maka

meraih

kewajiban

kita

jumpai

seorang

murid

dengan

melakukan kejelekan yang ringan hal itu

Shuhaib Maula Ibnu Abbas berkata: Aku

lebih baik daripada sebaliknya. Oleh

melihat sahabat Ali mencium tangan dan

karena itu masalah ini perlu perincian.

kedua kaki al-Abbas. (HR. Bukhori dalam

(Majmu Fatawa 28/212)

al-Adab al-Mufrod no. 976)

3. M ENGAGUNGKAN GURU

Imam Ibnu Muflih berkata: Dibolehkan


berpelukan, mencium tangan dan kepala,

Mengagungkan
termasuk

orang

berilmu

apabila karena perkara agama, atau demi

yang

dianjurkan.

pemuliaan dan penghormatan dan aman

Rosululloh

shallallahu

dari syahwat. Dhohirnya hal ini tidak

perkara

Sebagaimana

yang

alaihi wa sallam bersabda;

dibolehkan apabila karena urusan dunia.


(al-Adab asy-Syariah 2/377)

Bukanlah termasuk golongan kami orang


yang tidak menghorrmti orang yang tua,

Perhatian: Apabila seseorang memulai

tidak menyayangi yang muda dan tidak

dengan menjulurkan tangannya kepada

mengerti hak ulama kami. (HR. Ahmad

manusia agar mereka mencium, maka ini

5/323, Hakim 1/122. Dishohihkan oleh al-

terlarang

Albani dalam Shohih Targhib 1/117)

perselisihan dan siapa pun dia orangnya.

secara

Yayasan bekti sumber jaya

tegas

tanpa

ada

Berbeda apabila orang yang mencium dia

Imam Abu Hanifah berkata: Tidaklah aku

yang memulai untuk mencium (maka

sholat sejak kematian Hammad kecuali

boleh). (Adab at-Tatalmudz hal. 21)

aku memintakan ampun untuknya dan


orang tuaku. Aku selalu memintakan

4. AKUILAH KEUTAMAAN GURUMU

ampun untuk orang yang aku belajar


darinya atau yang mengajariku ilmu.

Khothib al-Baghdadi berkata: Wajib bagi

(Mana-qib Imam Abu Hanifah. Lihat Adab

seorang

at-Tatalmudz hal. 28)

murid

keutamaan

untuk

gurunya

mengakui

yang

faqih

dan

hendaklah pula menyadari bahwa dirinya

Ibnu

Jamaah

berkata:

banyak mengambil ilmu dari gurunya. (al-

seorang

Faqih wal Mutafaqqih 1/196)

gurunya sepanjang masa. Memperhatikan

penuntut

anak-anaknya,
Ibnu

Jamaah

al-Kinani

berkata:

Hendaklah seorang murid mengenal hak


gurunya,

jangan

dilupakan

ilmu

Hendaklah
mendoakan

kerabatnya

dan

menunaikan haknya apabila telah wafat.


(Tadzkiroh Sami hal. 91)

semua

jasanya. (Tadzkiratus Sami hal. 90)

6. RENDAH DIRI KEPADA GURU

5.

Ibnu

DOAKAN

KEBAIKAN

KEPADA

GURU

Jamaah

rahimahullah

berkata:

Hendaklah seorang murid mengetahui


bahwa rendah dirinya kepada seorang

Rosululloh shallallahu alaihi wa sallam

guru adalah kemuliaan, dan tunduknya

bersabda;

adalah kebanggaan. (Tadzkiroh Sami


hal. 88)

Apabila ada yang berbuat baik kepadamu


maka

balaslah

setimpal.

Apabila

membalasnya,
hingga

denganbalasan
maka

engkau

mencukupi

kamu

untuk

tidak

doakanlah

memandang
membalas

yang

Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma

bisa

dengan kemuliaan dan kedudukannya

dia

yang agung, beliau mengambil tali kekang

telah

unta Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu

dengan

seraya

berkata:

Demikianlah

kita

balasan yang setimpal. (HR. Abu Dawud

diperintah untuk berbuat baik kepada

1672, Nasai 1/358, Ahmad 2/68, Hakim

ulama. (as-Syifa 2/608)

1/412 Bukhori dalam al-Adab al-Mufrod


no. 216, Ibnu Hibban 2071, Baihaqi 4/199,

al-Khothib telah meriwayatkan dalam kitab

Abu Nuaim dalam al-Hilyah 9/56. Lihat

Jaminya bahwa Ibnul Mutaz berkata:

as-Shohihah 254)

Orang yang rendah diri dalam belajar


adalah

yang

paling

banyak

ilmunya

sebagaimana tempat yang rendah adalah

Yayasan bekti sumber jaya

tempat yang paling banyak airnya. (Adab

Imam as-Samani menceritakan bahwa

at-Tatalmudz hal. 32)

majelis Imam Ahmad bin Hanbal dihadiri


lima ribu orang. Lima ratus orang menulis

Peringatan.
berkata

Ibnu

Jamaah

rahimahullah:

seorang

penuntut

ilmu

al-Kinani

sedangkan selainnya hanya ingin melihat

Hendaknya

dan meniru adab dan akhlak Imam

tidak

hanya

Ahmad. (Siyar AlamNubala11/316)

mencukupkan diri untuk belajar kepada


guru-guru yang populer saja, karena hal

Perhatian. Imam asy-Syathibi berkata:

itu

Walhasil,

dinilai

oleh

al-Ghozali

termasuk

hendaklah

seseorang

tidak

kesombongan dan kebodohan. Ketahuilah

mengikuti ularna kecuali yang terpercaya

bahwa kebenaran adalah seperti barang

menurut kaca mata syari. Yang selalu

hilang yang dicari oleh seorang mukmin,

menegakkan hujjah, paling paham dengan

dia akan mengambilnya dimana pun dia

hukum

mendapatkannya dan berterima kasih

terperinci. Maka acapkali yang diikuti tidak

kepada

sesuai dengan syari dalam sebagian

orang

kepadanya.
penuntut

yang

Demikian
ilmu,

dia

memberikan
pula

akan

seorang
lari

syari

secara

umum

maupun

masalah, maka janganlah dijadikan hakim

dari

dan jangan ditiru kesalahannya yang

kebodohan sebagaimana dia lari dari

menyelisihi syariat. (al-Ithishom 1/535,

singa. Dan orang yang lari dari singa, dia

Adab at-Tatalmudz hal. 42)

tidak akan peduli siapa pun orangnya


yang

menunjukkan

jalan

keluar

kepadanya. (Tadzkiroh Sami fi Adabil

8. ETIKA BILA PELAJARAN SUDAH


DIMULAI

Alim wal Mutaallim hal. 87)


Bila pelajaran telah dimulai hendaklah
7. MENCONTOH AKHLAKNYA

bagi

seorang

penuntut

ilmu

memperhatikan hal-hal berikut;


Hendaklah

seorang

penuntut

ilmu

mencontoh akhlak dan kepribadian guru.

Menghadirkan hati dan perhatian dengan

Mencontoh kebiasaan dan ibadahnya.

seksama

(Tadzkiroh Sami hal. 86)


Apabila telah hadir dalam majelis ilmu
Qoshim bin Salam menceritakan: Adalah

maka

para murid Ibnu Masud mereka belajar

mendengar dan memahami pelajaran.

kepadanya untuk melihat akhlak, ke-

Jangan biarkan hati menerawang ke-

pribadian

mana-mana. Konsentrasi penuh, karena

dan

kemudian

(Adab at-Tatalmudz hal. 40)

menirunya.

sikap

pusatkanlah

yang

perhatianmu

demikian

akan

untuk

membuat

pelajaran lebih membekas dan terpahami.

Yayasan bekti sumber jaya

Ibnu

Jamaah

berkata:

Hendaklah

Karena kondisi yang bersih menandakan

ketika

menghadiri

bahwa seorang murid siap menerima

pelajaran gurunya memfokuskan hatinya

pelajaran dan ilmu. Maka jangan salah-

dan ber-sih dari segala kesibukan. Piki-

kan apabila ilmu tidak mere-sap dalam

rannya penuh konsentrasi, tidak dalam

dada karena kondisi kita yang kurang

keadaan mengantuk, marah, haus, lapar

siap, pakaian penuh keringat, kepanasan

dan lain seba-gainya. Yang demikian agar

dan sebagainya.

seorang

hatinya

murid

benar-benar

menerima

dan

memahami terhadap apa yang dijelaskan

Duduk dengan tenang

dan apa yang dia de-ngar. (Tadzkiroh


Sami hal. 96)

Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin


berkata: Duduklah dengan duduk penuh

Faedah.

Imam

Hasan

al-Bashri

adab. Jangan engkau luruskan kakimu di

engkau

hadapannya, ini termasuk adab yang

bermajelis maka bersemangatlah untuk

jelek. Jangan duduk dengan bersandar, ini

mendengarkan

berbicara.

juga adab yang jelek apalagi di tempat be-

Belajarlah bagaimana mendengar yang

lajar. Lain halnya jika engkau duduk di

baik

tempat umum, maka ini lebih ringan. (at-

rahimahullahberkata:

Apabila

daripada

sebagaimana

belajar

berkata.

Janganlah engkau memutus pembicaraan

Taliq as-Tsamin hal. 181)

orang. (Adab at-Tatalmudz hal. ,43)


Bertanya kepada guru
Mengenakan pakaian yang bersih
Ilmu adalah bertanya dan menjawab.
Hal ini harus diperhatikan pula. Hendaklah

Dahulu dikatakan, Bertanya dengan baik

seorang murid berpakaian yang sopan

adalah setengah ilmu. (Fathul Bari 1/142)

dan bersih. Ingatlah ketika malaikat Jibril

Apabila ada pelajaran yang tidak dipahami

bertanya kepada Rosululloh shallallahu

maka bertanyalah kepada guru dengan

alaihi wa sallam beliau sangat bersih

baik. Bertanya

pakaian dan keadaan dirinya. Umar bin

tergesa-gesa dan pergunakanlah bahasa

Khoththob

kami

yang santun lagi sopan. Jangan guru itu

duduk di sisi Rosululloh shallallahu alaihi

dipanggil dengan namanya, katakanlah

wa sallam pada suatu hari, tiba-tiba

wahai guruku dan semisalnya. Karena

datang kepada kami seorang laki-laki

guru perlu dihormati, jangan disamakan

yang berpakaian sangat putih, rambutnya

dengan
teman.
Alloh
berfirman;

mengatakan:

Ketika

sangat hitam, tidak terlihat padanya bekas

dengan tenang, tidak

perjalanan jauh. (HR. Muslim 8, Abu


Dawud 4695, Tirmidzi 2610, Nasai 8/97,

Janganlah kamu jadikan panggilan Rosul

Ibnu Majah 63 dan selainnya.)

di

antara

Yayasan bekti sumber jaya

kamu

seperti

panggilan

sebahagian kamu kepada seba-hagian

tidak wajib baginya acapkali ditanya harus

(yang lain) (QS. an-Nur [24]: 63)

menjawab
Rosul

Allah

berfirman

demikian,

bersabda

demikian,

lebih-lebih

Ayat ini adalah pokok untuk membedakan

dalam perkara fiqih yang rumit yang

orang yang punya kedudukan dengan

diperselisihkan. (Majalah al-Asholah edisi.

orang

8 hal. 76. Lihat at-Taliq as-Tsamin hal.

yang

biasa.

Harap

dibedakan

keduanya. (al-Faqih wal Mutafaqqih, Adab

188)

at-Tatalmudz hal. 52)


9. PERHATIKAN KEADAAN GURUMU
Perhatian. Sering kita jumpai sebagian
para penuntut ilmu memaksa gurunya

Memperhatikan keadaan guru merupakan

untuk menjawab dengan dalil atas sebuah

perkara yang penting. Karena mengajar

pertanyaan.

murid

butuh persiapan yang penuh. Jangan

belum puas dan terus mendesak seperti

bertanya atau meminta belajar ketika

berkata kenapa begini, soya belum terima,

kondisi guru tidak siap, semisal sedang

siapa yang berkata demikian, semua ini

sibuk, banyak permasalahan, sedih dan

harus

sebagainya.

Seolah-olah

dihindari.

sang

Pahamilah

wahai

saudaraku, guru adalah manusia biasa,


bisa lupa dan bersalah. Apabila engkau

Imam

pandang gurumu salah atau lupa dengan

Janganlah

dalilnya

engkau

kepadanya ketika dia sibuk, sedang sedih,

memaksa terus dan jangan memalingkan

kelelahan, dan Iain-lain, karena hal itu

muka

untuk

akan menyebabkan dia malas untuk

mendatangkan dalil di kesempatan lain.

menjelaskan pelajaran kepadamu. (al-

Jagalah adab ini, jangan sampai sang

Majmu 1/86)

maka
darinya.

janganlah
Berilah

waktu

Nawawi

rahimahullah

engkau

meminta

berkata:
belajar

guru menjadi jemu, marah hanya karena


melayani pertanyaanmu.

10. MEMBELA KEHORMATAN GURU

Syaikh al-Albani berkata: Kadangkala

Ketahuilah selayaknya bagi siapa saja

seorang alim tidak bisa mendatangkan

yang mendengar orang yang sedang

dalil atas sebuah pertanyaan, khususnya

mengghibah kehormatan seorang muslim,

apabila dalilnya adalah sebuah istinbat

hendaklah

hukum yang tidak dinashkan secara jelas

menasehati orang tersebut. Apabila tidak

dalam al-Quran dan Sunnah. Semisal ini

bisa diam dengan lisan maka dengan

tidak pantas bagi penanya untuk terlalu

tangan, apabila orang yang mengghibah

mendalam

dalilnya.

tidak bisa dinasehati juga dengan tangan

Menyebutkan dalil adalah wajib ketika

dan lesan maka tinggalkanlah tempat

realita menuntut demikian. Akan tetapi

tersebut. Apabila dia mendengar orang

bertanya

akan

Yayasan bekti sumber jaya

dia

membantah

dan

yang mengghibah gurunya atau siapa saja

berbuat ghuluw kepada gurunya. Hingga

yang mempunyai kedudukan, keutamaan

menjadikan perkataannya sebagai dalil

dan kesholihan, maka hendaklah dia lebih

sekalipun sebenarnya tidak bisa dijadikan

serius untuk membantahnya. (Shohih al-

dalil. Meyakini ucapannya sebagai hujjah

Adzkar 2/832, Adab at-Tatalmudz hal. 33)

sekalipun bukan hujjah. (Adab Dunya hal.


49, Adab at-Tatalmudz hal. 38)

11. JANGAN BERLEBIHAN KEPADA


GURU

12. BILA GURU BERSALAH

Guru adalah manusia biasa. Tidak harus

Sudah menjadi ketetapan yang mapan

semua perkataannya diterima mentah-

bahwasanya tidak ada seorang pun yang

mentah tanpa menimbangnya menurut

selamat dari kesalahan. Salah merupakan

kaidah syariah. Orang yang selalu manut

hal yang wajar terjadi pada manusia.

terhadap perkataan guru, bahkan sampai

Rosululloh SAW bersabda;

membela mati-matian ucapannya adalah


termasuk sikap ghuluw (berlebih-lebihan).

Seluruh bani Adam banyak bersalah. Dan

Apabila telah jelas kekeliruan guru maka

sebaik-baiknya

nasehatilah, jangan diikuti kesalahannya.

bersalah adalah yang bertaubat. (HR.

Jangan seorang guru dijadikan tandingan

Tirmidzi 2499, Ibnu Majah 4251, Ahmad

bagi

3/198, ad-Darimi 273, Hakim 4/244; Lihat

Alloh

dalam

syariat

ini.

Alloh

berfirman;





orang

yang

banyak

Shohih Jamius Shoghir 4515)


Imam Ibnul Qoyyim berkata: Barangsiapa
yang

mempunyai

ilmu

dia

akan

mengetahui dengan pasti bahwa orang


Mereka menjadikan orang-orang alimnya

yang mempunyai kemuliaan, mempunyai

dan rohib-rohib mereka se-bagai Robb-

peran dan pengaruh dalam Islam maka

Robb selain Allah, dan (juga mereka

hukumnya seperti ahli Islam yang lain.

menjadikan

putera

Kadang-kala dia tergelincir dan bersalah.

Maryam; padahal mereka hanya disuruh

Orang yang semacam ini diberi udzur

menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak

bahkan

ada Ilah (yang berhak disembah) selain

ijtihadnya,

Dia. Maha suci Alloh dari apa yang me-

diikuti,

reka persekutukan. (QS. at-Taubah [9]:

dilecehkan di hadapan manusia. (Ilamul

31)

Muwaqqiin 3/295)

Imam Mawardi rahimahullahmengatakan,

Ibrohim an-Nakhoi berkata, Barangsiapa

Sebagian

yang mencari ilmu karena mengharap

Robb)

para

Al-Masih

pengikut

orang

alim

bisa

diberi

tidak

boleh

kedudukannya

Yayasan bekti sumber jaya

pahala

karena

kesalahannya
tidak

boleh

wajah Alloh, maka Alloh akan memberikan


kecukupan kepadanya. (HR. Darimi 265).
Imam
berkata:

Hasan

al-Bashri

Barangsiapa

rahimahullah
yahg

mencari

sesuatu dari ilmu ini dan menghendaki


apa yang di sisi Alloh, niscaya akan
mendapatinya. Dan barangsiapa yang
menghendaki

dunia

maka

itulah

bagiannya. (HR. Darimi 254)


Adab Seorang Muslimah Dalam Berbicara

mau apa lo. Yap, memang benar itu mulut


mereka, hak mereka atau apalah
namanya, terserah. Namun apabila hak
ngomong terserah mereka, maka sudah
semestinya mereka juga mempehatikan
hak kita juga, yaitu ngomonglah dengan
santun tanpa menyakiti perasaan orang
lain. Dalam hal ini Islam telah memberikan
adab-adab ataupun etika yang telah
diajarkan melalui Rasulullah, begini adabadabnya :
1.Hendaklah pembicaran
dalam kebaikan.

selalu

di

2.Hendaknya kita berbicara dengan


suara yang dapat didengar, tidak
terlalu keras dan tidak pula terlalu
pelan.
3.Berbicaralah
dengan
jelas,
gunakanlah
bahasa
yang
dimengerti dan dapat difahami
oleh semua orang.
4.Berbicaralah dengan
dibuat-buat
atau
paksakan.

Bicara, suatu hal yang selalu kita lakukan,


karena bicara merupakan suatu tidak
lanjut atas karunia yang diberikan oleh
Allah kepada kita, yaitu mulut. Namun
terkadang kita dalam berbicara tidaklah
mengetahui akan adab-adab atau etika
dalam berbicara. Ukhti sekalian, Islam
telah menetapkan akan hal ini dalam
suatu prioritas tertentu, dimana Islam
telah menetapkan akan adab-adab atau
etika seorang muslim atau muslimah
dalam berbicara. Dalam kehidupan seharihari yang tidak akan kita lalui kecuali kita
temui diri ini pasti bicara. Dikala kita
berbicara, terkadang kita berbicara
seenaknya
perut
kita,
kita
tak
memperhatikan bilamana perkataan kita
menyinggung ataupun menyakitkan hati
lawan bicara kita. Terkadang saat kita
ditegur atas ucapan kita yang langsung
maupun tak langsung menyakiti perasaan
orang lain, maka kita sering bilang ini kan
mulut-mulut gue, ya terserah gue dong
ngomong mau apa, itu kan hak-hak kita

tidak cara
dipaksa-

5.Janganlah
berbisik-bisik
dalam
berbicara jika ada seorang teman
lain
yang
mendengarkan
selainnya.
Allah Subhaanahu wa
berfirman yang artinya:

Taala

Tidak
ada
kebaikan
pada
kebanyakan bisik-bisikan mereka,
kecuali bisik-bisikan dari orang
yang
menyuruh
(manusia)
memberi sedekah atau berbuat
ma`ruf,
atau
mengadakan
perdamaian diantara manusia.
(An-Nisa: 114).
6.Jangan membicarakan sesuatu yang
tidak berguna bagimu atau bagi
orang lain.
7.Janganlah kamu membicarakan
semua apa yang kamu dengar dari

Yayasan bekti sumber jaya

orang lain, karena akan membuat


bosan atau malas orang lain.
Bahwasannya
Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa sallam telah
bersabda:
Cukuplah
menjadi
suatu dosa bagi seseorang yaitu
apabila ia membicarakan semua
apa yang telah ia dengar.(HR.
Muslim)
8.Menghindari perdebatan dan saling
membantah, sekalipun kita berada
di pihak yang benar.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
sallam bersabda: Aku adalah
penjamin sebuah istana di taman
surga bagi siapa saja yang
menghindari
bertikaian
(perdebatan) sekalipun ia benar;
dan (penjamin) istana di tengahtengah surga bagi siapa saja yang
meninggalkan dusta sekalipun
bercanda. (HR. Abu Daud dan
dinilai hasan oleh Al-Albani).
9.Menjauhi perkataan dusta sekalipun
hanya bercanda.
10.Tenang dalam berbicara dan tidak
tergesa-gesa.
Aisyah Radhiallaahu anha. telah
menuturkan: Sesungguhnya Nabi
Shallallaahu alaihi wa sallam
apabila
membicarakan
suatu
pembicaraan, sekiranya ada orang
yang menghitungnya, niscaya ia
dapat menghitungnya. (Muttafaqalaih).
11.Menghindari perkataan jorok (keji).
12.Menghindari sikap memaksakan
diri dan banyak bicara di dalam
berbicara.
Di dalam hadits Jabir Radhiallaahu
anhu
disebutkan:
Dan
sesungguhnya
manusia
yang
paling aku benci dan yang paling

jauh dariku di hari Kiamat kelak


adalah orang yang banyak bicara,
orang yang berpura-pura fasih dan
orang-orang yang mutafaihiqun.
Para shahabat bertanya: Wahai
Rasulllah, apa arti mutafaihiqun?
Nabi menjawab: Orang-orang
yang sombong. (HR. At-Turmudzi,
dinilai hasan oleh Al-Albani).
13.Menghindari
perbuatan
menggunjing
(ghibah)
dan
mengadu domba.
Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari
purba-sangka itu dosa. Dan
janganlah mencari-cari keburukan
orang
dan
janganlah
menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu
yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya.
Dan
bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang. (Al-Hujurat: 12).
14.Mendengarkan pembicaraan orang
lain dengan baik dan tidak
memotongnya pembicaraannya.
15.Tidak menampakkan bahwa kita
telah lebih mengetahui akan apa
yang dibicarakannya nanti.
16.Tidak
menganggap
rendah
pendapa atau mendustakannya
dalam suatu majelis.
17.Jangan egois dalam berbicara,
tetapi
berikanlah
kesempatan
kepada orang lain untuk berbicara.
18.Menghindari
perkataan
keras
dan
ucapan
menyakitkan perasaan
19.Tidak
mencari-cari
pembicaraan orang

Yayasan bekti sumber jaya

kasar,
yang

kesalahan
lain dan

kekeliruannya, karena hal tersebut


dapat mengundang kebencian,
permusuhan dan pertentangan
20.Menghindari
sikap
mengejek,
memperolok-olok dan memandang

esensi

dari

menuntut,

mengamalkan ilmu.

menjaga

dan

Rasa hormat itu

adalah perkara yang sangat esensial


dalam

pendidikan

agama

khususnya,

sehingga ada opini kalau bahwa tadhim

rendah orang yang berbicara. Allah


Subhaanahu wa Taala berfirman
yang artinya:

itu lebih besar nilainya daripada taat

Hai orang-orang yang beriman,


janganlah sekumpulan orang lakilaki merendahkan kumpulan yang
lain, boleh jadi yang ditertawakan
itu lebih baik dari mereka. Dan
jangan
pula
sekumpulan
perempuan
merendahkan
kumpulan lainnya, boleh jadi yang
direndahkan itu lebih baik. Dan
janganlah suka mencela dirimu
sendiridan
jangan
memanggil
dengan gelaran yang mengandung
ejekan. Seburuk-buruk panggilan
adalah (panggilan) yang buruk
sesudah imandan barangsiapa
yang tidak bertobat, maka mereka
itulah orang-orang yang zalim. (AlHujurat: 11).

bahwa itu maksiat maka orang tersebut

karena dalam konteks syariat apabila


seseorang bermaksiat tanpa mengingkari
hanya

mendapatganjaran

maksiatnya.

Sedangkan

atas

orang

yang

bermaksiat dan mengingkari kalau itu


maksiat (meninggalkan rasa hormat )
maka selain berdosa juga bisa membawa
kepada kekufuran. Nauzubillah. Berikut ini
beberapa adab seorang murid yang harus
selalu ada dalam kehidupannya :
1.

Mendahului

memberi

salam

kepada guru saat bertemu di tempattempat yang dibolehkan memberi salam,


karena

salam

itu

selain

untuk

menghormati, juga merupakan doa.


2.
Adab-adab Murid terhadap Gurunya

Duduk dan berkonsentrasi saat di

hadapannya, karena setiap kosa kata


yang keluar darinya adalah ilmu yang
bermanfaat.

Guru merupakan orang yang sangat


berjasa bagi murid-muridnya, karena
selain menyalurkan ilmu, Guru adalah
adalah dokter rohani untuk kebaikan
dunia dan akhirat, karena guru adalah
pendidik
spritualitas
dan
dan
intelektualitas murid. Oleh karenanya,
murid harus memiliki adab yang baik
kepada guru, agar ilmu yang diterima
dari guru mendapat keberkahan. Di
dalam agama islam, perlakuan seorang
murid kepada guru adalah salah satu

3.

Tidak

banyak

berbicara

di

hadapannya. Tidak berbicara sebelum


guru bertanya dan tidak bertanya sebelum
mohon

izin

darinya.

Karena

yang

demikian akan menarik keharmonisan


yang penuh dengan moralitas.
4.

Tidak banyak bertanya kepadanya

saat beliau lelah atau sedang susah. Ini


merupakan perkara yang harus benarbenar diperhatikan oleh murid, dalam
berinteraksi dengan guru.

Yayasan bekti sumber jaya

5.

Meyakini Guru lebih utama dari

orang tua. Orang tua merawat

dan

10.

Ikut berdiri ketika berdir karena

yang demikian merupakan salah satu

menjaga raga seorang anak, tapi guru

penghormatan kepadanya.

menjaga

11.

bathiniah,

menyelamatkannya

Tidak bertanya dalam perjalanan

dari kebodohan. karena itu, murid harus

sebelum beliau sampai krrumah atau

mengakui dan meyakini bahwa guru lebih

tempat mengajar.

utama dari orang tuanya.


6.

Tidak

seseorang

12.

bermusyawarah
di

hadapannya

dengan

dan

tidak

Tidak berburuk sangka pada setiap

perbuatan dan perkataannya yang secara


dhahir bertentangan dengan apa yang

banyak menoleh ke berbagai arah, tetapi

murid

duduk

mengetahui

di

hadapannya

menundukkan

apa

yang

beliau

lebih

dilakukannya.

Ingatlah kisah Nabi Khidhir AS dengan

adab seperti saat engkau melakukan

Nabi Musa AS, bagaimana perbuatan nabi

shalat. Dengan itu engkau akan bisa

khidir AS yang secara syariat adalah

mudah dalam menerima pelajaran dan

kesalahan,

meresapinya.

merupakan perintah dari Allah SWT.

Jangan

tenang,

karena

penuh

7.

kepala,

dengan

yakini,

Memuji

Guru

lain

13.

tapi

pada

hakikatnya

Kalau ada masalah yang belum di

dihadapannya. Karena jika kita memuji

pahami, maka bertanyalah dengan cara

guru lain di hadapannya, karena secara

yang sopan.

tidak langsung beliau akan merasaterhina.


sebagai

contoh

saat

guru

memberi

penjelasan, kita menceritakan kelebihan


guru lain dalam memberi penjelasan
masalah tersebut, hal ini tidak boleh

14.

Jangan bercanda atau melakukan

hal-hal lain pada saat guru menjelaskan


pelajaran karena akan merendahkan dan
membuatnya sedih.

karena akan menyakitinya.


8.

Tidak

mengisyaratkan

yang

berbeda

dengan

sesuatu

pendapatnya

sehingga merasa lebih benar darinya


karena bisa membuatnya tersinggung dan
merusak

keharmonisan

hubungan

dengannya.
9.

Tidak

menyampaikan

sesuatu

yang menentang dengan pendapatnya


atau menukil pendapat ulama lain yang
berbeda dengannya.\

Adab Penuntut Ilmu Ketika Belajar di


Majelis Gurunya
Abu Harun As Salafy
Berikut kami sampaikan adab-adab
seorang penuntut ilmu di dalam majelis
ilmu, yang kami ambilkan faidah ini dari
ustadzuna al fadhil al karim Abu Ubaidah
Abdurrahman Kuningan dalam beberapa
pelajaran yang beliau sampaikan (tidak
secara khusus, namun sering diucapkan)
! Hendaknya
hadir
tepat
waktu,
seyogyanya seorang penuntut ilmu datang

Yayasan bekti sumber jaya

terlebih dahulu sebelum gurunya, tidak


sebaliknya.
Hal
ini
menunjukkan
semangatnya dia dalam menuntut ilmu,
kecuali jika memang keadaannya yang
memaksanya selalu datang lebih telat
daripada gurunya. Semoga Allah Taala
memudahkan segala urusan kita.
! Mengucapkan salam kepada gurunya
dan temannya ketika memasuki majelis
ilmu.1

! Membawa kitab atau buku untuk menulis


pelajaran. Lebih baik kitab yang menjadi
pelajaran saat itu di bawa dengan versi
asli (kitab arabic, bukan terjemahan).7
! Tidak berbicara sendiri atau dengan
temannya
ketika
guru
sedang
menyampaikan pelajaran. Karena bisa
mengganggu suara guru sampai kepada
dirinya atau orang lain hingga tidak
mendapat faidah darinya.

! Hendaknya bersemangat dalam belajar


secara rutin. Menuntut ilmu tidak sekedar
mengisi kekosongan waktu atau tidak
seperti pepatah, "Daripada bengong di
rumah mendingan taklim". Ia menyuruh
dirinya untuk taat kepada Allah, ia
menyuruh dirinya untuk mau belajar.2

! Jika ada yang kurang jelas dari apa yang


disampaikan hendaknya bertanya, agar
tidak terjadi salah paham.8

! Jika di satu hari tidak bisa taklim


hendaknya memberitahukannya kepada
gurunya. Di zaman sekarang ini lebih
mudah ia menuliskan pesan singkat
melalui SMS, misal: "Bismillah, afwan
ustadz malam ini ana ndak bisa taklim
karena lembur di kantor. Hayakallah."
Atau: "Bismillah, afwan ustadz malam ini
ana ndak datang karena shift malam.
Barokallahu fiik" dan semisalnya.3

! Menghilangkan jarak pemisah antara dia


dengan gurunya. Mau bersahabat dengan
berteman dengan gurunya sehingga bisa
mendapatkan lebih banyak faidah darinya
karena terjadi keharmonisan dan akrab
dalam pergaulan.

! Memakai pakaian yang bersih dan rapi,


tidak sekedar kaos oblong dan celana
panjang, hendaklah berpakaian yang
syari.4

! Persiapkan diri ketika belajar, hilangkan


rasa mengantuk. Jika kantuk datang
hendaknya bangkit dan berwudhu.

Wallahu alam
__________
Footnote:
1 Allah Taala berfirman,

! Memakai wewangian, atau paling tidak


pakaiannya
tidak
ada
bau
yang
menganggu.5

! Memberi kelonggaran dalam tempat


duduk. Duduk yang rapi dan tidak
berdesak-desakan.6

"Maka apabila kalian memasuki (suatu


rumah dari) rumah-rumah (ini), hendaklah
kalian
memberi
salam
kepada
(penghuninya yang berarti memberi
salam) kepada diri kalian sendiri, salam

Yayasan bekti sumber jaya

yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi


berkah lagi baik." (An-Nuur:61)
2 Barang siapa yang rindu himmahnya
(semangatnya) menuju kepada perkaraperkara yang mulia maka wajib baginya
untuk
menyingsingkan
lengannya
mencintai jalan-jalan agama, yakni
kebahagiaan. Walaupun memang pada
awalnya
seseorang
yang
ingin
mendapatkan kebahagiaan tidak pernah
terlepas dari berbagai pukulan kesulitan,
dan sesungguhnya kapan jiwa ini dipaksa
untuk terus menerus melakukan sesuatu
dan diarahkan untuk selalu tunduk dan
bersabar di atasnya, maka perkaraperkara ini akan mengantarkanya kepada
taman-taman yang sangat menakjubkan,
dan tempat orang-orang yang shiddiq,
kedudukan mulia, mendapatkan berbagai
kelezatan lainnya yang melebihi lezatnya
para raja. Sedangkan dunia itu tidak lebih
seperti seorang anak yang sedang
bermain-main burung merpati. (Uluwul
Himmah)
Al Imam Asy Syafii rahimahullahu
berkata, "Wajib bagi para penuntut ilmu
untuk
mengerahkan
seluruh
kesungguhannya
dalam
rangka
memperbanyak ilmunya dan bersabar
atas setiap perkara yang berusaha
mengganggunya, dan niatkan ikhlas
karena Allah Subhanahu wataala Taala
dalam mendapatkan ilmu tersebut baik
secara nash maupun istinbath. Kemudian
berkeinginan
dan
cinta
untuk
mendekatkan
diri
kepada
Allah
Subhanahu
wataala
agar
Allah
Subhanahu
wataala
memberikan
pertolongan dalam menuntut ilmu."

Rasulullah Shallallahualaihi wasallam


disaat perang khaibar bersabda :

"
"

: " :

Sungguh akan aku serahkan bendera
(komando perang) ini besok pagi kepada
orang yang mencintai Allah dan RasulNya, dan dia dicintai oleh Allah dan RasulNya, Allah akan memberikan kemenangan
dengan sebab kedua tangannya. Maka
semalam
suntuk
para
sahabat
memperbincangkan siapakah di antara
mereka yang akan diserahi bendera itu, di
pagi
harinya
mereka
mendatangi
Rasulullah, masing-masing berharap agar
ia yang diserahi bendera tersebut, maka
saat itu Rasul bertanya: Di mana Ali bin
Abi Tholib?" Mereka menjawab: "Dia
sedang sakit pada kedua matanya."
Kemudian mereka mengutus orang untuk
memanggilnya,
dan
datanglah
ia."
(Muttafaqun alaih)
Salah satu faidah dari hadits ini adalah,
seyogyanya seorang penuntut ilmu
mengkabarkan kepada gurunya jika ia
tidak hadir, sehingga paling tidak ada
kabarnya, ndak menghilang begitu saja.
Wallahu alam.
4 Dari Umar radhiallahuanhu dia berkata:

3 Dalam hadits, Imam Bukhori dan Muslim


meriwayatkan dari Sahl bin Sad, bahwa

Yayasan bekti sumber jaya

"Berapa banyak orang yang mencela


ucapan yang benar, sebabnya karena
pemahaman yang keliru"

"Ketika kami duduk-duduk di sisi


Rasulullah shallallahualaihi wasallam
suatu hari tiba-tiba datanglah seorang
laki-laki yang mengenakan baju yang
sangat putih dan berambut sangat hitam"
(Riwayat Muslim)

BAKTI KEPADA GURU DIPESANTREN

Salah satu faidah dari hadits ini adalah,


disunnahkan
untuk
memperhatikan
kondisi
pakaian,
penampilan,
dan
kebersihan, khususnya jika menghadapi
ulama, orang-orang mulia dan penguasa.
Wallahu alam
5 Lihat footnote nomor 4
6 Dari Imran radhiallahuanhu bahwa
Rasulullah shallallahualaihi wasallam
bersabda,

, ,
,
"Janganlah seseorang duduk mengusir
orang lain dari tempat duduknya,
kemudian ia duduk di tempat tersebut,
namun
berilah
kelonggaran
dan
keluasan." (Muttafaq laihi)
7 Disebutkan dalam sebuah syair: Ikatlah
ilmu dengan menuliskannya. Al Imam
Bukhari telah membawakan dalam kitab
shahihnya pada Kitabul Ilmi,
( Bab Menuliskan Ilmu).
8 Disebutkan dalam sebuah syair:

Disisa-sisa hidupku yang dulu saat belajar


mencari kebenaran, saat berusaha
mencari pengetahuan di salah satu
daerah terpencil, daerah yang masih hijau
dengan pepohonan, daerah yang masih
indah dengan persawahan. saat itu aku
menjadi salah seorang santri salaf di
salah satu pesantren salaf di daerah
tersebut, setiap hari pulang pergi mengaji.
jadwal mengaji saat itu padat sekali
apalagi ketika masuknya bulan suci, bulan
ramadhan, jadwal pengajian semakin
ditambah bahkan siang malam tiada
hentinya.
aktifitas sehari-hari di sana selain mengaji
adalah berbakti membantu guru gaji,
banyak sekali hal yang perlu dibantu,
diantaranya mencangkul di sawah guru.
sebelumnya aku tidak pernah bahkan
tidak ingin menginjak sawah yang becek
itu, namun karena kecintaanku pada ilmu
maka aku rela untuk melakukan
semuanya demi mendapatkan do'a guru.
mendapatkan keberkahan dari guru ngaji,
konon katanya orang yang mendapatkan
doa guru hidupnya akan dipermudah baik
di dunia ataupun di akhirat nanti.

Yayasan bekti sumber jaya

itulah alasan aku, yaitu alasan berbakti


kepada guru dengan niat seikhlasikhlasnya, yaitu karena aku ingin
mendapatkan do'a guru. dan diantara
caranya mendapatkannya adalah dengan
membeli hatinya, ya maksud membeli itu
bukan dibeli oleh uang tapi dibeli oleh
akhlak yang baik, berbudi pekerti yang
baik. dan berbakti yang tidak setengahsetengah.

Enam Syarat Ilmu Manfaat dari


Imam Syafii
Enam Syarat Menuntut Ilmu Ingatlah!
Engkau tidak akan mendapatkan ilmu
kecuali setelah memenuhi enam syarat.
Saya akan beritahukan keseluruhannya
secara
rinci.
Yaitu: Kecerdasan, semangat, sabar,
biaya, petunjuk (bimbingan) guru dan
dalam tempo waktu yang lama. Dikutib
dari
Kitab
Talim
Mutaalim
Untuk sukses mendapatkan ilmu, Imam
Syafii menyebutkan enam syarat, yaitu:
1.
Dzaka
(Kecerdasan)
Kecerdasan ada dua macam. Pertama,
pemberian (minhah) dari Allah Swt.
Kedua,
muktasab
(seseorang
bisa
mengembangkan
dan
mengupayakannya).
Saudara dan saudariku yang dimuliakan
Allah Swt Dalam rangka mendapatkan
dzaka muktasab ini, banyak hal yang
dapat Anda lakukan, yaitu:
a. Sering membaca buku. Malu kita kalau
tidak rajin membaca buku. Jangan sampai
kita terkena ejekan ummatu iqra la taqra
(umat yang wahyu pertamanya berbunyi
iqra kok malah tidak membaca)
b. Sering-seringlah menuliskan apa-apa
yang Anda baca, dengar dan saksikan.
Belajarlah
merapikan
ide-ide
dan
pengetahuan Anda. Tuangkanlah segala
gagasan Anda dalam bentuk tulisan!

Ingatlah bahwa wahyu kedua yang turun


kepada Nabi Muhammad saw. adalah
surat Al Qalam (pena), sebagaimana
pendapat yang paling kuat yang dipegang
para ulama. Dalam surat ini, Allah SWT
bersumpah dengan Al Qalam dan apa
yang dituliskan olehnya.
c. Biasakanlah mengikuti dan melakukan
diskusi-diskusi ilmiah! Bukan diskusi
penuh emosi, adu otot, debat kusir dan
semacam- nya tetapi, sekali lagi, diskusi
ilmiah.
d. Ajarankanlah apa-apa yang telah Anda
ketahui kepada orang Iain! Atau
diistilahkan para ulama: tunaikanlah zakat
ilmu Anda. Sebab, dengan zakat ilmu ini,
ilmu Anda akan bersih (thahir) dan
semakin berkembang dengan lebih baik
(tazkiyah). Kalau dalam istilah guru
kampung saya: ilmu itu ibarat api
(sebenarnya yang lebih pas sih cahaya,
nuur, tapi nggak mengapalah). Bila kita
mempunyai api, lalu ada orang lain datang
membawa kayu dan meminta api kepada
kita, maka api itu akan semakin besar dan
semakin banyak.
2.
Hirsh
(semangat)
Menurut kami, hirsh adalah hasil dari
kesadaran.
Kesadaran
apa?
* Kesadaran akan kelemahan dirinya
dalam
ilmu
pengetahuan.
* Kesadaran bahwa dirinya mempunyai
potensi
untuk
mendapatkan
ilmu.
* Kesadaran bahwa thalabul ilmi itu
faridhah.
* Kesadaran bahwa dirinya-sebagai daiharus
berbekal
ilmu.
* Kesadaran bahwa dirinya termasuk
dalam kategori orang-orang yang la yadri
lakinnahu yadri annahu la yadri (tidak
mengetahui, tetapi mengetahui bahwa
dirinya tidak mengetahui). Bukan orangorang yang la yadri wala yadri annahu la
yadri (tidak mengetahui, dan ia tidak

Yayasan bekti sumber jaya

mengetahui
bahwa
dirinya
tidak
mengetahui).
Saudara dan saudariku yang dimuliakan
Allah Swt Sebagai kader partai dakwah,
kita tidak boleh kehilangan hirsh ini.
Jangan sampai kita datang ke majelis
taklim sekadar untuk memenuhi buku
kehadiran, atau karena pertimbangan
daripada, daripada Kita harus datang
ke majalisul ilmi karena sifat hirsh kita
dan dalam rangka memenuhi faridhah
islamiyyah. 3. Ishthibar (penuh kesabaran)
Ilmu adalah kesabaran. Jangan banyak
keluh- kesah, jangan terburu-buru, dan
jangan frustasi!
4.
Bulghdh
(biaya,
ongkos)
Partai kita memiliki banyak acara taklim
yang sangat murah, bahkan gratis.
Artinya, persyaratan ini telah banyak
dipangkas olehnya. Oleh karena itu,
jangan kehilangan persyaratan lainnya.
5. Irsyadu ustadz (petunjuk dan
bimbingan
guru)
Salah satu ciri Partai Keadilan Sejahtera
adalah dawatun salafiyyah. Partai ini
hendak menghidupkan kembali apa-apa
yang ada pada salafush-shalih. Di antara
yang ada pada mereka adalah modelmodel qaraa ala (membaca kitab/ilmu di
hadapan), samia min (men-dengar
pembacaan kitab/ilmu dari) , akhadza
an (mengambil, yakni mendapatkan
kitab/ilmu dari), hashalal ijazata min
(mendapatkan ijazah atau ijin untuk
mengajarkan kitab/ilmu dari) dan
seterusnya.
Kita
semua
harus
menghidupkan kembali sunnah (jalan dan
metode) ini. Mengapa? Karena, salah satu
tolok ukur orisinalitas sebuah ilmu adalah
diambil dari mana (siapa gurunya) dan
siapa saja yang belajar kepadanya.
6. Thulu Zaman (dalam jangka waktu
yang
panjang)
Janganlah mengandalkan hal-hal yang

serba kilat. Kursus kilat, belajar cepat,


dan semacamnya! Ingat! Rasulullah saw
menerima Al Quran bukan dalam tempo
cepat. Padahal beliau adalah orang Arab,
dari suku yang paling fasih bahasanya,
dan beliau sangat cerdas dan masih
banyak lagi kelebihan beliau. Namun,
beliau menerima Al Quran itu dalam
tempo lebih dari 22 tahun.
Syarat-syarat ilmu
Salah seorang ulama bersyair,
Belajarlah jika keadaanmu bukan orang
yang berilmu..karena tiada ilmu kecuali di
sisi pencari pelajaran
Syarat-sayarat
ilmu
sebagaimana
pendapat imam an nawawi ada 8:
1) Syarat pertama adalah mengamalkan
segala yang diketahuinya
Anas rhu berkata, Ulama cita-citanya
untuk memperhatikan, sedangkan orangorang
bodoh
cita-citanya
adalah
1)
meriwayatkan (menceritakan).
2) Syarat kedua menyebarkan Ilmu
Allah Taala berfirman:.Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara
mereka
beberapa
orang
untuk
memperdalam
pengetahuan
mereka
tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepada mereka (Attaubah:122)
Anas rhu meriwayatkan, bahwasanya
baginda rasulullah saw bersabda kepada
para sahabatnya: Inginkah kalian aku
beritakan tentang yang paling dermawan
diantara para dermawan?
Para sahabat
rasulullah

Yayasan bekti sumber jaya

berkata:

Tentu

Ya

Nabi saw bersabda, Alloh adalah Zat


yang paling dermawan diatara para
dermawan, dan aku anak adam yang
paling dermawan, dan mereka yang
paling dermawan setelahku adalah:
1. Orang yang mempelajari ilmu , lalu
menyebarkannya,
ia
akan
dibangkitkan di hari kiamat sebagai
umat yang sendirian (istimewa) dan
2.

Orang yang merdermakan dirinya di


jalan Alloh (fi sabilillah) hingga
terbunuh. 2)

3) Syarat ketiga, tidak membanggakan diri


dan berbantahan
Diriwayatkan dari Nabi saw bahwasanya
beliau bersabda, Siapa saja yang
menuntut ilmu karena 4 hal, niscaya
masuk neraka:
1. Untuk
membanggakan
kepada ulama, atau

ilmunya

2.Membimbangkan orang-orang bodoh,


atau
3.Mengambil
harta-harta
ilmunya, atau

dengan

4.Memalingkan perhatian masyarakat


kepadanya dengan ilmunya itu 3)
4) Syarat keempat, mempertimbangkan
dalam penyebaran ilmunya dan tidak pelit
dengan ilmunya. Alloh Taala berfirman,
.Katakanlah: Aku tidak meminta upah
kepadamu dalam menyampaikannya
(QS. Al Anam:90/ QS Asy Syuro:23)
Nabi saw bersabda, siapa saja yang
mengetahui satu pengetahuan, lalu ia
menyembunyikannya, niscaya Alloh akan
memasangkan kendali (di lehernya) di
hari kiamat dengan tali kekang dari api.4)

5)
Syarat
kelima,
tidak
mengucapkan Aku Tidak Tahu

gengsi

Karena Rasulullah saw yang derajatnya


tinggi tatkala beliau ditanya tentang hari
kiamat, beliau bersabda, Orang yang
ditanya tentang hal itu tidak lebih tahu dari
orang yang bertanya 5)
Dan tatkala ditanya mengenai ruh, Nabi
saw bersabda, Aku tidak tahu 6)
6) Syarat keenam, Bersikap
(rendah hati)

tawadhu

Alloh Taala berfirman. Dan hamba-hamba


Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah)
orang-orang yang berjalan diatas bumi
dengan rendah hati (Alfurqon:63)
Nabi Saw bersabda kepada Abu Dzar rhu,
Wahai Abu Dzar, jagalah wasiat Nabimu,
semoga saja Alloh memberikan manfaat
kepadamu sebab wasiat itu, rendah
hatilah kamu karena Alloh azza wa jalla,
semoga saja Alloh akan mengangkatmu
di hari kiamat, Ucapkanlah salam kepada
orang yang telah engkau temui dari
umatku, orang baik-baik dan orang
jahatnya, dan Kenakanlah pakaian
berkain kasar, dan janganlah engkau
menginginkan (melakukan semua itu),
kecuali (bertujuan meraih ridho) Alloh,
semoga saja kesombongan dan amarah
tidak diperkenankan ada dalam hatimu.
7) Syarat ketujuh, siap menanggung rasa
sakit dalam mencurahkan nasihat dan
mengikuti perilaku ulama salaf yang
sholeh mengenai hal itu.
Alloh Swt berfirman, ..Dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar
dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. (Qs. Luqman:17)

Yayasan bekti sumber jaya

Nabi saw bersabda, Tidak ada seorang


Nabi yang disakiti sebanding dengan rasa
sakit yang aku rasakan 7)
8.) Syarat kedelapan, ia bertujuan dengan
ilmunya kepada orang yang lebih
membutuhkan untuk belajar, sebagaimana
ia bertujuan dalam bersedekah dengan
harta
kepada
orang
yang
lebih
membutuhkan, lalu kepada orang yang
membutuhkan.
Maka siapa yang telah menghidupkan
orang bodoh dengan mengajarkan ilmu,
maka seakan-akan ia telah menghidupkan
seluruh manusia..
(Diambil dari kitab: Salalimul fudhola,
Syaikh Nawawi Albantani)
Keterangan:
1) Terdapat dalam kitab Jamiush shogir,
Juz 2 huruf ha dan Ihya ulumuddin ,
Juz 1, kitab al ilm
2) Terdapat dalam kitab Jamiush shogir,
Juz 1 huruf alif, Di dalam Syuabul
iman, juz 2, dan di dalam At targhib wa
tarhib, juz 1
3) Di dalam Sunan Tirmidzi, Didalam
Sunan Ibnu majah, Di dalam Sunan
Daromi, Syuabul iman juz 2, Az zuhd,
At targibu wat tarhib juz1, Al kabir,
kitab tanbihul ghofilin, awariful maarif
4) Di dalam sunan tirmidzi, Sunan abu
daud, Sunan ibnu majah, Musnad
ahmad, Syuabul iman, Targibu wat
tarhib, Ihya ulumuddin
5) Shohih bukhori, Shohih muslim, Sunan
tirmidzi, Sunan nasai
6) Shohih bukhori, shohih muslim, sunan
tirmidzi, musnad ahmad

7) Haliyatul awliya, juz vi


SYARAT MENUNTUT ILMU
Manusia dibedakan dengan makhluk
hidup yang lain seperti hewan. Bumi
diserahkan kepada hewan-hewan itu
sudah siap pakai. Akan tetapi manusia
tidak demikian, bumi diserahkan kepada
manusia itu sudah siap olah, manusia
berkewajiban mengolah. Yang berarti
manusia dituntut berupaya, berusaha, dan
bekerja keras. Dalam arti belajar dengan
tekun bagi para penuntut ilmu untuk
mencapai hasil atau tujuan yang
diinginkan.
Dengan demikian berarti kerja keras
manusia
itu
adalah
bagian
dari
kewajibannya. Atau belajar dengan tekun
adalah bagian dari kewajiban penuntut
ilmu untuk mencapai tujuannya yang lebih
baik.
Menuntut ilmu hukumnya sangat wajib
bagi setiap muslim yang berakal, baik
miskin atau kaya, orang kampung atau
pun orang kota, selama dia berakal sehat
wajib hukumnya menuntut ilmu. Dikatakan
dalam Hadis :



Menuntut ilmu itu sangat wajib bagi
setiap muslim laki-laki dan muslim
perempuan Al-Hadis

Dalam kajian hukum Islam, bahwa standar


hidup
yang
ideal
bagi
manusia
adalah Haddul Kifyah, L Haddul
Kafaf (batas kecukupan, bukan batas paspasan)[1]. Dan kita tahu bahwa kewajiban
dalam menuntut ilmu dimulai dari rahim
ibu sampai liang lahat. Dengan demikian

Yayasan bekti sumber jaya

untuk memenuhi standar hidup yang ideal


hendaknya tidak hanya pas-pasan. Dalam
kitab Talim al-Mutaallim yang ditulis
oleh Imam Al-Zarnuji, beliau menulis
bahwa syarat-syarat mencari ilmu ada 6,
yaitu:

Dan yang menjadi masalah sekarang


bagaimana anak yang cerdas (karena
keturunan) tetapi tidak memiliki ketekunan
dan kesungguhan dalam menuntut ilmu,
jawabannya sudah pasti bahwa dia tidak
akan menjadi orang pandai/Alim.

1. Cerdas. Adalah salah satu syarat


untuk menuntut ilmu. Kecerdasan
adalah bagian dari pengaruh
keturunan jalur psikis. Dari ayah
dan bunda yang cerdas akan lahir
anak-anak yang cerdas, kecuali
adanya
sebab-sebab
yang
memungkinkan
menjadi
penghalang transformasi sifat-sifat
tersebut baik situasi fisis maupun
psikis.

2. Rakus (punya kemauan dan semangat


untuk berusaha mencari ilmu)

Sehat jasmani dan lemah jasmani,


makanan bayi dalam kandungan maupun
situasi psikis ayah bunda seperti
semangat dan himmah menuntut ilmu,
melakukan kejahatan, emosi, maupun
warna pikiran akan ikut memberikan
pengaruh yang besar bagi keturunan.
Itulah buktinya bahwa dari ayah dan
bunda yang sama akan lahir anak-anak
dengan kondisi fisik, watak, sifat dan
kecerdasan yang berbeda.

Orang yang menuntut ilmu haruslah


seperti peribahasa di atas: selalu
berusaha dan berusaha menuntut ilmu
untuk mencapai cita-cita yang tinggi.

Tentang kaitan keturunan dengan ilmu


pengetahuan maka kita perlu mengingat
bahwa yang diturunkan dari orangtua
adalah tingkat kecerdasannya saja bukan
kekayaan ilmu pengetahuan. Kekayaan
ilmu pengetahuan tidak ada jalan lain
kecuali belajar dengan baik. Sabda nabi
Saw:

Kejarlah cita-citamu setinggi langit.


Peribahasa ini memberikan arti bercitacitalah setinggi-tingginya dan raihlah citacita itu sampai dimana pun. Peribahasa
tersebut memberikan motivasi kepada kita
untuk pantang menyerah mengejar citacita (pendidikan) kita.

Bahkan menurut Imam as-Syafii,


dalam menuntut ilmu janganlah langsung
merasa puas terhadap apa yang telah
didapat dan jangan hanya menuntut ilmu
di satu daerah saja.

( )
Bahwasanya ilmu itu diperoleh dengan
(melalui) belajar. Al-Hadis

Tidak cukup teman belajar di dalam


negeri atau dalam satu negeri saja, tapi
pergilah belajar di luar negeri, di sana
banyak teman-teman baru pengganti
teman sejawat lama, jangan takut

Yayasan bekti sumber jaya

sengsara,
jangan takut
menderita,
kenikmatan hidup dapat dirasakan
sesudah menderita. (diambil dari kitab
Sejarah Hidup dan Silsilah Syekh Kiyai
Muhammad Nawawi Tanara Banten yang
ditulis oleh H. Rofiuddin. Hal. 4)
Dan ada tiga kategori manusia:
Berjaya: jika hari ini lebih baik dari
kemarin, Terpedaya: hari ini sama seperti
kemarin, Celaka: hari ini lebih buruk dari
kemarin.
3. Sabar. Dikutip dari bukunya Prof. KH.
Ali Yafie Manusia dan Kehidupan bahwa
manusia pada hakekatnya dihadapkan
kepada
pertanyaan-pertanyaan
yang
harus dijawab (tantangan). Seorang
manusia
harus
mampu
menjawab
berbagai
pertanyaan
menyangkut
kehidupannya yang terkait dengan
berbagai tantangan dan persoalan.
2006: 1
Seorang yang menuntut ilmu sudah
barang tentu akan menghadapi macammacam gangguan dan rintangan. Selain
berusaha
maka
bersabarlah
untuk
menghadapi semuanya itu, dan perlu
diketahui bahwa sabar adalah sebagian
dari Iman, As-Shobru mina al-mn. Dan
Sabar disini mengandung arti tabah,
tahan
menghadapi
cobaan
atau
menerima pada perkara yang tidak
disenangi atau tidak mengenakan dengan
ridha dan menyerahkan diri kepada Allah
Swt. Sabda nabi Saw:



Bersabar adalah cahaya yang gilanggemilang.
Akan tetapi kesabaran disini harus
diartikan dalam pengertian yang aktif
bukan dalam pengertian yang pasif.
Artinya nrimomenerima apa adanya

tanpa usaha untuk memperbaiki keadaan.


Sesuai ajaran agama pengertian sabar
dan kata-kata sabar itu misalnya dapat
ditemukan di dalam Al-Quran Surat Ali
Imran. Yakni satu surat yang terdiri dari
200 ayat yang menjelaskan tentang
keseluruhan perjuangan besar dan berat
yang telah dilakukan rasulullah Saw
sepanjang hidupnya dan itu semua
direkam dalam Surat Ali Imran. Ada dua
perjuangan berat dan sangat menentukan
yaitu pertempuran badar dan uhud. Di
dalamnya terdapat banyak kata-kata
sabar, tetapi kata-kata sabar itu selalu
diletakan dalam konteks perjuangan
bukan dalam konteks seseorang ditimpa
musibah.
Dengan
demikian
dapat
diperoleh gambaran dan kesimpulan
pengertian bahwa sabar yang aktif itu
artinya suatu mentalitas ketahanan
belajar, memiliki mental yang kuat untuk
tekun belajar dan berusaha keras
seoptimal mungkin dengan penuh daya
tahan, tidak jemu, tidak bermalasmalasan, tetapi belajar dengan penuh
semangat. Selain itu, dalam belajar harus
berkonsentrasi (Khudzurul Qalb) karena
jika belajar pikirannya bercabang maka
tidak bisa optimal. Salah satu bagian dari
sabar adalah Khudzurul Qalb.

4. Bekal (biaya). Setiap perjuangan pasti


ada pengorbanan, itulah logikanya,
manusia menjalani hidup ini butuh
pengorbanan begitupun menuntut ilmu.
Biasanya, dalam hal biaya ini
menjadi dalih masyarakat yang sangat
utama dalam menuntut ilmu khususnya
pada pendidikan formal. Sehingga ketika
ditanya salah seorang yang tidak belajar
di pendidikan formal misalnya, kenapa
kamu
atau
dia
tidak
sekolah?
jawabannya sungguh gampang sekali,
saya atau dia tidak sekolah karena tidak
punya biaya.

Yayasan bekti sumber jaya

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa


pendidikan wajib hukumnya bagi setiap
muslim, dan dijelaskan lagi dalam
hadis Tuntutlah ilmu mulai dari rahim ibu
sampai liang lahat. Dari hadis tersebut
kita bisa mengetahui bahwa, seumur
hidup
kita
wajib
menuntut
ilmu.
Pendidikan bukan hanya pendidikan
formal tetapi non formal pun ada. Rasul
menjanjikan kepada para penuntut ilmu,


Sesungguhnya Allah pasti mencukupkan
rezekinya bagi orang yang menuntut ilmu

Dalam lafal hadis di atas tertulis


lafazh takaffala dengan menggunakan fiil
madhy yang aslinya mempunyai arti telah
mencukupkan yang seolah-olah sudah
terjadi. Maka lafazh tersebut mempunyai
makna pasti, asalkan dibarengi dengan
keyakinan terhadap kekuasaan Allah. Dan
yakinkanlah bagi para penuntut ilmu
walaupun dengan segala kekurangan
biaya
pasti
mampu
atau
bisa
menyelesaikan pendidikan. Karena pasti
akan ada jalan lain selama manusia
berusaha dan yakin terhadap kekuasaan
dan pertolongan Allah Al-Yaqinu L
Yuzlu bi as-Syak Artinya: keyakinan
tidak bisa dihilangkan oleh keraguraguan. Dan akhirnya maka tidak ada
alasan orang tidak bisa menuntut ilmu
karena
biaya,
seperti
keterangan
sebelumnya carilah jalan lain, solusi lain
untuk bisa menuntut ilmu.
5. Petunjuk Guru; Profesionalisme Guru
Ilmu didapat dengan dua cara.
Pertama dengan bil kasbi. Yakni didapat
dengan cara usaha keras sebagaimana
layaknya pencari ilmu biasa. Ia belajar

menuntut ilmu dengan tekun belajar dari


bimbingan yang benar. Kedua dengan bil
kasyfi. Yakni dengan cara mendekatkan
diri kepada Allah Swt secara total. Dengan
kedekatannya kepada Allah Swt, Allah
akan memberi apa yang ia minta. Cara ini
adalah cara untuk orang khusus. Sebagai
penuntut ilmu berusahalah semaksimal
mungkin untuk dapat mengkorelasikan
keduanya. Juga, berusaha semaksimal
mungkin untuk mendapat petunjuk guru
karena tanpa petunjuk guru dan
tanpa taqarrub (ibadah mendekatkan diri)
total kepada Allah bisa jadi ilmu tersebut
datangnya dari iblis lanatullah alaih.
Profesionalisme guru artinya seorang guru
harus mampu menguasai pelajaran sesuai
dengan bidangnya.
Sebagai guru haruslah mempunyai
sifat-sifat yang mencerminkan kemuliaan
ilmu dan tabiatakhlaqyang baik.
Kita
analogikan
seorang
petani
profesional akan merawat tanamannya
dari rumput pengganggu, ia akan
membasmi hama dan penyakitnya.
Demikian pula seorang pendidik haruslah
membersihkan
dirinya
dari
segala
kebiasaan buruk dalam masyarakat. Ia
akan tanggap dan waspada dengan para
penyeru
maksiat.
Hendaklah
ia
membenahi
dirinya
sebelum
ia
menebarkan benih-benihnya. Ia harus
menanamnya dalam lahan yang subur.
Hendaklah ia menyibukkan diri dengan
amal
kebaikan,
kesibukan-kesibukan
akhirat yang akan menjadi tameng dari
syahwat dan syubhat. Kemudian sebaikbaik pendidik adalah yang konsisten
dengan Al-Quran dan Al-Sunnah yang
tercermin lewat akhlak dan amalanamalannya yang shalih. Cerdas dalam
mendeteksi
penyakit
hati
serta
berpengalaman dalam mengobatinya,
remaja yang tumbuh dari pendidikan
tarbiyahyang baik maka akan menjadi
buah yang segar nan ranum. Ia

Yayasan bekti sumber jaya

bermanfaat bagi diri dan masyarakat


sekitar.
Beberapa ciri-ciri tabiat guru
pendidikyang harus ditanamkan adalah
sebagai berikut:

Mencintai pekerjaannya sebagai


guru

Adil terhadap semua murid

Sabar dan tenang

Berwibawa (dilihat dari ilmu dan


taqwanya)
serta
kemampuan
memengaruhi orang lain
o

Harus gembira

Bersifat manusiawi

Bekerja
sama
manusia lain

dengan

Bekerja
sama
masyarakat

dengan

Selalu ikhlas mendoakan


muridnya

Berusaha
ikhlas
mengajarkan ilmunya

6.
Lama Waktunya.
Maksudnya
selesaikanlah pendidikan itu samapai
tuntas, jangan sampai berhenti di tengah
jalan.
Kemudian Pesan dan Prinsip menuntut
ilmu tergambar pada kata pepatah
sebagai berikut:
Berfikirlah di waktu pagi. Bekerjalah di
waktu siang. Makanlah di waktu sore.
dan Tidurlah di waktu malam.

Pada kalimat pertama dalam pepatah


mengatakan, Berfikirlah
di
waktu
pagi. Mempunyai pengertian agar kita
belajar pada usia mudamulai dari
kecildengan sungguh-sungguh, tekun,
rajin, percaya diri, serta tidak terpengaruh
oleh lingkungan.
Ungkapan tersebut juga menganjurkan
agar kita menggunakan waktu sebaikbaiknya, karena kunci keberhasilan dalam
menuntut ilmu adalah pandai mengatur
waktu
secara
efektif,
dengan
mendahulukan aktifitas yang lebih penting
dan membuang aktifitas yang kurang
penting.
Ini
dapat
dianalogikan
sebagaimana uang yang hilang dapatlah
dicari gantinya, kesehatan yang terganggu
ada obatnya, tetapi bila waktu dan
kesempatan yang hilang atau disiasiakan, maka tidak akan ada gantinya
untuk selamanya.
Bagi seorang penuntut ilmu, bila di
masyarakat hasil belajarnya tidak sesuai
yang diharapkan, maka akan mengeluh
dan menyesal. Bahkan masyarakat akan
mencemoohnya. Hal ini digambarkan oleh
seorang penyair :
Akan datang kepadamu hari-hari
dimana dirimu merasa masih bodoh, dan
akan datang pula berita tentang
kekurangan perbekalanmu.
Bagi seorang penuntut ilmu yang hidup di
lingkungan pendidikan, tidak boleh
merasa dirinya paling bisa dan bersikap
gengsi dengan tidak mau mencari
tambahan ilmu. Kisah Nabi Musa a.s.
Harus
menjadiibarah. Beliau
merasa
dirinya paling pandai ketika ditanya oleh
umatnya, sehingga Allah memerintahkan
Nabi Musa untuk mencari tambahan ilmu
kepada Nabi Khadir. Diceritakan dalam AlQuran Surat Al-Kahfi Ayat 66-78, sebagai
berikut:

Yayasan bekti sumber jaya

Musa Berkata kepada Khidhr: "Bolehkah


Aku
mengikutimu
supaya
kamu
mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di
antara ilmu-ilmu yang Telah diajarkan
kepadamu?"
Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu
sekali-kali tidak akan sanggup sabar
bersama Aku.
Dan bagaimana kamu dapat sabar atas
sesuatu, yang kamu belum mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"
Musa berkata: "Insya Allah kamu akan
mendapati Aku sebagai orang yang sabar,
dan Aku tidak akan menentangmu dalam
sesuatu urusanpun".
Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku,
Maka janganlah kamu menanyakan
kepadaku tentang sesuatu apapun,
sampai Aku sendiri menerangkannya
kepadamu".
Maka berjalanlah keduanya, hingga
tatkala keduanya menaiki perahu lalu
Khidhr melobanginya. Musa berkata:
"Mengapa kamu melobangi perahu itu
akibatnya
kamu
menenggelamkan
penumpangnya?" Sesungguhnya kamu
Telah berbuat sesuatu kesalahan yang
besar.
Dia (Khidhr) berkata: "Bukankah Aku
Telah berkata: "Sesungguhnya kamu
sekali-kali tidak akan sabar bersama
dengan aku".
Musa
berkata:
"Janganlah
kamu
menghukum Aku Karena kelupaanku dan
janganlah kamu membebani Aku dengan
sesuatu kesulitan dalam urusanku".
Maka berjalanlah keduanya; hingga
tatkala keduanya berjumpa dengan
seorang
anak,
Maka
Khidhr
membunuhnya. Musa berkata: "Mengapa

kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan


Karena dia membunuh orang lain?
Sesungguhnya kamu Telah melakukan
suatu yang mungkar".
Khidhr
berkata:
"Bukankah
sudah
kukatakan
kepadamu,
bahwa
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat
sabar bersamaku?"
Musa berkata: "Jika Aku bertanya
kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali)
ini,
Maka
janganlah
kamu
memperbolehkan
Aku
menyertaimu,
Sesungguhnya kamu sudah cukup
memberikan uzur padaku".
Maka keduanya berjalan; hingga tatkala
keduanya sampai kepada penduduk suatu
negeri, mereka minta dijamu kepada
penduduk negeri itu, tetapi penduduk
negeri itu tidak mau menjamu mereka,
Kemudian keduanya mendapatkan dalam
negeri itu dinding rumah yang hampir
roboh, Maka Khidhr menegakkan dinding
itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mau,
niscaya kamu mengambil upah untuk itu".
Khidhr berkata: "Inilah perpisahan antara
Aku
dengan
kamu;
kelak
akan
kuberitahukan
kepadamu
tujuan
perbuatan-perbuatan yang kamu tidak
dapat sabar terhadapnya.

Pada
kalimat
kedua, Bekerjalah
di waktu siang. Pepatah ini mengandung
pengertian agar mengamalkan ilmu yang
sudah diperoleh, baik dengan mengajar
maupun terus mencari tambahan ilmu
lagi. Rasulullah Saw, bersabda:

Andai kata seseorang boleh merasa


cukup dengan ilmunya, niscaya Nabi
Musa-lah yang paling cukup.

Yayasan bekti sumber jaya

Dalam menuntut ilmu pengetahuan, tidak


ada kata berhenti. Dalam arti, seorang
penuntut ilmu yang telah selesai
pendidikannya dan berkecimpung di
masyarakat, tidak bisa mementingkan
urusan bisnis dan ekonomi saja, tapi juga
harus ikut memecahkan problematika
yang muncul di tengah-tengah kehidupan
masyarakat.
Motivasi yang harus ditanamkan adalah
dengan keikhlasan. Sehingga dengan hal
tersebut orang lain akan lebih mudah
menghargainya. Sikap ikhlas seseorang
dapat diketahui dari tidak adanya pamrih
apapun dari orang lain. Seorang penuntut
ilmu harus mampu menghormati orang
lain, karena bagaimana pun juga
seseorang tidak akan bisa sukses dalam
mencapai tujuan tanpa ada peran orang
lain. Sikap dan perilaku hormat ini
digambarkan oleh pesan Abu Bakar r.a
kepada tentaranya :

Perbaikilah dirimu, maka niscaya orang


lain akan berbuat baik terhadapmu.

Pada kalimat ketiga, Makanlah di waktu


sore. Pepatah
ini mengandung
pengertian bahwa jerih payah seseorang
yang telah dikerjakan di waktu muda,
pada saat tua tinggal memetik hasilnya.
Seorang penyair mengatakan :

Pada kalimat terakhir, Tidurlah di waktu


malam. Artinya ketika engkau wafat,
maka wafatlah dengan tenang.
Mari
kita
perhatikan
persyaratan
selanjutnya yang harus dipenuhi bagi
penuntut ilmu khususnya bagi penuntut
ilmu agama. Ada empat macam
persyaratan yang tidak boleh ditinggalkan
supaya ilmu yang dipelajarinya menjadi
ilmu yang manfaat dan barakah
bertambah kebaikan.
Pertama: penuntut ilmu, khususnya
penuntut ilmu agama ketika keluar dari
rumah pergi ke tempat belajar, harus
punya
niatan
semata-mata
untuk
menghilangkan kebodohan.


Nawaitu thalaba al-ilmi fardhal lillahi
taala
Kedua: niat menuntut ilmu agama supaya
kehidupan kita di dunia fana ini berguna
dan bermanfaat untuk orang lain. Nabi
Muhammad Saw bersabda:
Sebaik-baiknya manusia adalah yang
bermanfaat untuk orang lain.
Rasulullah Saw mengumpamakan sifat
orang mukmin seperti sifat lebah, dalam
sabda-nya:
Sifatnya orang mukmin seperti sifatnya
lebah (tawon madu),
1. Bila makan, yang dimakan adalah
halalyaitu sari bunga yang
dihisapnya,

Karena orang-orangtua dulu telah


menanam maka kita dapat memakan
buahnya sekarang. Maka kita sekarang
dituntut menanam sehingga buahnya
dapat dimakan oleh orang-orang yang
akan datang.

2. Bila
mengeluarkan,
yang
dikeluarkan adalah madu, yang
bermanfaat bagi kesehatan. Bila
kita mengeluarkan pembicaraan,
pembicaraan kita harus berguna
dan bermanfaat bagi orang lain.

Yayasan bekti sumber jaya

Pembicaraannya
menyakitkan orang lain.

tidak

3. Bila hinggap di dahan yang lapuk


maka lebah tidak merusak (tidak
mematahkan dahan yang lapuk
yang dihinggapinya).
Ketiga: ketika berangkat menuntut ilmu
mempunyai niatan untuk menghidupkan
ilmu agama atau meneruskan perjuangan
para ulama ketika pulang nanti. Karena,
jika mayoritas umat Islam sudah
meninggalkan mempelajari ilmu agama,
maka ilmu agama akan lenyap dan hilang
dengan sendirinya. Seperti yang disinyalir
oleh nabi dalam sabda-nya:

Pelajarilah ilmu agama (tuntutlah ilmu


agama dengan bersungguh-sungguh
dan tekun) sebelum ilmu agama itu
ditarik, dicabut oleh Allah. Caranya Allah
mencabut ilmu agama itu karena
wafatnya ulama (yang membidangi ilmu
agama itu sendiri).

Sedangkan generasi penerusnya enggan


untuk mempelajarinya, dengan dalih kalau
mempelajari ilmu agama dengan tekun,
khawatir masa depannya suram, khawatir
tidak bisa kaya, tidak punya jabatan, dan
lain-lain seperti yang kita saksikan pada
masa sekarang ini.
Ilmu agama itu diangkat, maksudnya ilmu
agama sudah tidak dianggap penting lagi.
Tidak mendapatkan perhatian yang serius,
memandang ilmu agama dengan sebelah
mata dan akhirnya lenyap karena tidak
ada yang mempelajarinya.
Keempat: niat menuntut ilmu agama untuk
diamalkan. Bukan untuk bangga, untuk
menyombongkan terhadap orang lain, tapi

diamalkan dikala sudah kembali ketempat


masing-masing.

Ilmu tanpa amal membahayakan (bagi


yang punya ilmu), dan amal tanpa
ilmu menyesatkan (dirinya sendiri dan
orang lain).

Ketenangan Hati
Segala pekerjaan dilakukan tidak dalam
keadaan tenang, maka akan menimbulkan
masalah. Begitu juga dengan menuntut
ilmu, seyogyanya para penuntut ilmu
berkonsentrasi penuh dalam belajar
jangan ada keragu-raguan, jangan
tergesa-gesa yang akhirnya bisa merusak
belajar. Pergunakanlah waktu sebaik
mungkin untuk belajar, dengan kata
lain tiada hari tanpa belajar. Karena
Agama Islam sangat memerhatikan
pentingnya soal waktu. Tenangkan hati
jangan sampai memikirkan hal-hal yang
tidak penting.
Bahwa manusia yang memperoleh
kebaikan dalam hidup adalah mereka
yang memperoleh ketenteraman batin.
Hidup penuh ketenangan, tanpa rasa
takut maupun khawatir. Semuanya akan
diperoleh mana kala ikhtiyar dan usaha
manusia ditopang oleh Taqwa dan
Tawakkal.
Tawakkal
disini
berarti
kepasrahan setelah berusaha. Penuntut
ilmu berusaha belajar setekun mungkin,
kemudian berdoa. Itulah yang dimaksud
oleh firman Allah Swt:

Iwr& c) u!$u9rr& !$# w qyz


Ogn=t wur Nd cqRtts .
%!$#
(#qZtB#u
(#qR%2ur
. cq)Gt

Yayasan bekti sumber jaya

Ingatlah,
Sesungguhnya
wali-wali
(kekasih-kekasih) Allah itu tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
pula mereka bersedih hati. (Yaitu)
orang-orang yang beriman dan mereka
selalu bertakwa. (QS. Yunus: 62-63).

Bahwa tergesa-gesa adalah pekerjaan


syetan. Pada hakikatnya semua kegiatan
pekerjaan yang baik dengan niat
yang baik bagi mukmin bernilai ibadah.
Karenanya harus ditunaikan dengan
tenang, tidak tergesa-gesa bahkan harus
disertai dengan taqwa dan tawakkal.
2. Hasad (dengki)

Tuntutan Hati
Tuntutan hati dibagi, antara lain:
1. Ilmu. Bahwa sifat hati selalu ingin
tahu
sehingga
manusia
didefinisikan sebagai makhluk
yang selalu bertanya atau makhluk
filsafat.
2. Hidayah. Artinya gemar melakukan
yang baik, terpuji, menghindari
perbuatan yang jelek. Bahkan tiaptiap perbuatan yang jelek pada
hakikatnya bertentangan dengan
hati nurani.
3. Irsyad. Artinya mampu menyerap
petunjuk rohani serta mampu
membedakan amal yang baik dan
jelek.
4. Taufiq. Artinya mampu melakukan
perbuatan yang sesuai dengan
tuntutan Rasul Saw, dan akal
sehat.
5. Marifat. Artinya mampu melihat
Allah dengan mata hati. Bahkan
mata hati adalah satu-satunya alat
untuk marifatullah. Tatkala akal
dan mata kepala tidak mampu
menemukan hakekat Allah.

Kemudian hendaknya para penuntut ilmu


dapat memelihara dan membersihkan hati
dari sifat-sifat sebagai berikut:

Tidak senang apabila temannya


mendapat nikmat atau berusaha dengan
segala macam jalan untuk merebutnya.
Kalimat bijak menyatakan:


( )

Orang hasud (dengki) tidak
pernah mampu menjadi pemimpin (yang
baik)
sekalipun ia telah berhasil
merebut kepemimpinan itu (dari tangan
orang
lain).
Orang hasud bahkan akan merusak
kebaikan bagaikan api melalap kayu
bakar. Sebagai mana sabda nabi Saw
yang berbunyi:
( )
Maka sesungguhnya hasud dapat
memakan merusak kebaikan seperti
api melalap kayu bakar. Al-Hadis

Dengan hasud orang akan menyiksa


batin dan dirinya sendiri. Setiap muslim
terhadap
orang
lain
yang
memperoleh nikmat harus ikhlas atau
bahkan ikut
mensyukuri sambil
berusaha dan berdoa kepada Allah,
sehingga nantinya akan tiba giliran nikmat
untuk dirinya.

1. Istijal (tergesa-gesa)
3. Kibr (Sombong)

Yayasan bekti sumber jaya

Merasa dirinya paling besar, sedang


lainnya rendah. Kibr, sifat yang hanya
boleh dimiliki oleh Allah Swt. Soal kaya,
miskin, pangkat dan tidak, dijadikan Allah
sebagai seni kehidupan. Yaitu agar
kehidupan ini berjalan harmonis dan
saling kasih sayang.
4. Tulul Amal (Tinggi dan Panjang
Angan-angan)
Berangan-angan terhadap hal yang
tidak realistis, melainkan bersifat melamun
dan khayalan. Nabi melarang membuangbuang waktu dan melakukan yang tidak
berguna. Sebagai mana sabda nabi Saw
yang berbunyi:

Tempat menyimpan suara hati


(Concience), manusia akan menjadi baik
mana kala mau konsisten dengan
panggilan hati nuraninya, karena suara
hati adalah pantulan dari fitrah jiwanya.
(Lihat Surat ar-Rm, Ayat. 30)

Fungsi seluruh tubuh manusia, yang


dimaksud
adalah
bahwa
kebaikan
maupun
kejelekan
seluruh
tubuh.
Kebaikan
seseorang
menentukan
kesehatan jasmaninya. Sebaliknya hati
yang jelek akan besar pengaruhnya
terhadap kejelekan jasmani.

Nabi Saw, bersabda:




( )
Agama juga melarang orang berfikir
yang melebihi batas dari jangkauan
kemampuannya. Sebagaimana sabda
nabi Saw yang berbunyi:

( )
Ingat di dalam tubuh terdapat segumpal
daging. Apabila ia baik maka akan baik
seluruh anggota tubuh dan apabila ia
rusak maka akan rusak seluruh anggota
tubuh. Ingatlah itulah hati. (HR. Bukhari
dan Muslim).




()
Berfikirlah kamu sekaliansebatas
makhluk Allah dan janganlah berfikir
(melebihi batas) tentang dzat Allah.
Karena sesungguhnya engkau tidak akan
mampu mencapai (hakekatnya). (HR.
Abu Syekh).

Obat Hati
Adapun beberapa obat hati yang mungkin
sudah kita tahu diantaranya, sebagai
berikut:
1)

Membaca Al-Quran dan makna-nya

2)
Mendirikan
malam (Qiyamullail)

Shalat

3)
Berkumpul/ bergaul dengan orang
saleh
Fungsi hati dalam kehidupan manusia:

4)

Memperbanyak puasa sunnah

Yayasan bekti sumber jaya

5)
Berdzikir kepada Allah dengan lama
pada malam hari.

orang tua dengan penuh kasih sayang,


sesuai dengan firman Allah dalam Qs. Al
Isra : 24

Akhlak Terhadap Orang Tua dan Guru


Menurut Agama, Etika dan Budaya

Dan

rendahkanlah

dirimu

terhadap

keduanya (ibu bapak) dengan penuh


kasih sayang

A.

Akhlak kepada orang tua menurut


agama

-Diperintahkan kepada seorang anak agar


selalu

mendoakan

kedua

orang

tua

dengan doa
-

Seorang anak dilarang membentak,


memarahi atau bersuara keras terhadap
Ya Allah ampunilah aku dan ibu
kedua orang tua.

bapakku serta kasihanilah mereka berdua

Lebih bertambah umur kedua orang


tua, hendaknya lebih diperhatikan oleh
anak anaknya.

sebagaimana

mereka

berdua

telah

mengasuh aku diwaktu kecil


-Jangan

durhaka

kepada

orang

tua

Kedua hal diatas sesuai dengan Firman

karena hal itu akan mendatangkan murka

Allah dalam Qs. Al Isra : 23

Allah dan tidak akan masuk surga,

Dan tuhanmu telah mewajibkan supaya

sebagaimana disebutkan dalam Hadits

kamu jangan menyembah selain dari pada

Keridlaan Allah

Nya dan berbuat baiklah kamu kepada

bapak dan murka Allah dalam kemurkaan

kedua ibu bapak .Apabila mereka atau

ibu bapak.(HR.At-Thabrani)

salah seorang

dari mereka telah tua,

janganlah kamu berkata kepada keduanya

dalam

keridlaan

ibu

Dan juga terdapat dalam hadist

dengan perkataan ah dan jangalah

Segala dosa akan dapat ditangguhkan

engkau gertak mereka tetapi ucapkanlah

Allah balasannya sampai hari kiamat,

kepada mereka dengan kata kata yang

kecuali dosa durhaka kepada ibu bapak.

sopan lagi lembut

Maka Allah akan menyegerakan akibatnya


kepada

pelakunya

didunia

sebelum

ajalnya tiba.(HR.At- Thabrani dan Hakim)


-

Diperintahkan kepada setiap anak agar


Dan dalam hadist
selalu merendahkan diri kepada kedua

Yayasan bekti sumber jaya

Tiga golongan manusia yang tidak akan

syaithan itu durhaka kepada tuhan yang

masuk surge : orang yang mendurhakai

maha pemurah.(Qs.Maryam : 44)

ibu bapaknya, pelacur yang tidak punya


malu, wanita yang menyerupai kaum pria.
(HR.An- NasaI dan Hakim)

-Demikian pentingnya akhlak kepada ibu


sehingga

sehingga

bersabda

:Bahwa

Rasullulah
surga

itu

SAW
berada

-Disunahkan agar tetap berbuat baik

dibawah telapak kaki ibu.(HR.An-NasaI

kepada

dan Ibnu Majah)

kedus

keduanya

atau

orang

tua

walaupun

salah

satunya

telah

meninggal yaitu dengan :

-Dalam penghormatan kepada ibu bapak


akan

1) Mendoakan rahmat bagi keduanya

membawa

dampak

positif

bagi

perkembangan jiwa anak anak kita kelak

2) Memohon ampun atas dosa dosa


keduanya

Berbuat

3)Melaksanakan

janjinya

yang

belum

dilaksanakan

kepada

bapakmu,

niscaya kamu akan diperlakukan demikian


oleh anak anakmu.(HR.At-Thabrani dan

4)Menyambung

shillaturrahmi

kepada

sahabat sahabat orang tua.

memerintahkan

Hakim).
Perintah ihsan

(hal diatas sesuai dengan HR.Abu Daud )


-Allah

baiklah

agar

berbakti

kepada kedua orang tua , barang siapa


tidak berbuat baik kepada kedua orang

diletakkan oleh

Allah dalam al quran langsung sesudah


perintah beribadah hanya kepada Nya
dan berbuat baik kepada ibu bapak .
Sebagaimana firman Allah:

tua maka ia telah berbuat durhaka dan


perbuatan durhaka adalah sifat syaithan.
Sebagaimana

tedapat

dalam

Qs.

Maryam :14 dan 44

Dan ingatlah Ketika Kami mengambil janji


dari Bani Israil yaitu:Janganlah kamu
menyembah

selain Allah dan berbuat

baiklah kepada ibu bapak.(QS. Al


Baqarah: 83)
Dan

seorang

yang

berbakti

kepada

kedua orang tuanya dan bukanlah ia


orang

yang

Allah SWT juga berfirman:

sombonglagi

durhaka(Qs.Maryam :14)

Dan Kami perintahkan kepada manusia


(berbuat

Wahai

bapakku

menyembah

janganlah

syaithan,

kamu

sesungguhnya

bapaknya

baik

kepada

kedua

ibu

, ibunya telah mengandung

dalam keadaan lemah yang bertambah

Yayasan bekti sumber jaya

dan

menyampihnya

tahun.Bersyukurlah

dalam

dua

kepadaKu

dan

Dan jika keduanya memaksamu untuk

kepada ibu bapak,hanya kepadaKulah

mempersekutukan dengan Aku sesuatu

kembalimu (QS. Luqman:14)


Rosulullah

SAW

yang tidak ada pengetahuan tentang itu,

meletakkan

birrul

maka

janganlah
dan

kamu

walidain sesudah salat tepat waktu dan

keduanya

menempati urutan kedua dari amalan

didunia dengan baik.

mengikuti

pergaulilah

keduanya

yang terbaik. Rasulullah bersabda:


Diriwayatkan

dari

Abu

Abdirrahman

Abdullah ibn Masud Ra. Dia berkata Aku

2.

orang tua dengan penuh kasih sayang

bertanya kepada rosulullah :Apa yang

dan terima kasih karena tidak mungkin

disukai oleh Allah SWT? Beliau menjaw


ab:Salat

tepat

pada

bertanya

lagi:Kemudian

seorang anak dapat membalas jasa-jasa

waktunya.Aku

kedua

apa?Beliau

dengan

bertanya lagi: Seterusnya apa?Beliau


Fi

sabilillah.

kita

panggilan

yang

menunjukkan

kasar (terlebih apabila mereka sudah


Allah

dan

berusia

rasulNya

menempatkan orang tua pada posisi yang


sangat istimewa, sehingga berbuat baik

lanjut)

dan

pamit

ketika

meninggalkan rumah
3.

Membantu ibu bapak secara fisik dan


materiil. Cara membantu orang tua secara

kepada orang tua menempati posisi yang

fisik

mulia, dan durhaka kepada orang tua

misalnya mengerjakan pekerjaan

rumah, sedangkan secara materiil adalah

menempati posisi yang sangat hina.

apabila

Bentuk-bentuk birrul walidain

kita

sudah

mempunyai

penghasilan kita member ikan sebagian


penghasilan kepada kedua orang tua.

Cara anak agar dapat mewujudkan birrul


walidain antara lain:
1.

Cara

dan tidak mengucapkan kata-kata yang

Dari QS. Al baqarah : 83 dan


diatas

tuanya.

hormat, berbicara dengan lemah lembut

(HR.

Mutafaqun alaih)

Hadits

orang

menghormati orang tua adalah memanggil

menjawab:Birrul walidain .Kemudian aku


menjawab:Jihad

Menghormati dan memuliakan kedua

4.

dan lain-lain

kehidupan

baik masalah pendidikan , pekerjaan ,

agar

diampuni dosa-dosanya, diberikan rizki

Mengikuti keinginan dan saran orang


tua dalam berbagai aspek

Mendoakan kedua orang tua

5.

Birrul

walidain

dapat

diteruskan

jodoh maupun masalah lain asal tidak

meskipun orang tua telah meninggal.

bertentangan dengan agama . Sesuai

Diantaranya : menyelenggarakan jenazah

dengan firman Allah dalam QS. Luqman :

dengan sebaik- baiknya, melunasi utang-

15

utangnya,

Yayasan bekti sumber jaya

melaksanakan

wasiatnya,

meneruskan silaturrahim yang dibinanya


dimasa

hidup

mereka,

sahabat-

memuliakan

sahabatnya

dan

mendoakannya.
B.

Akhlak

Kepada

Guru

Barangsiapa

Menurut

mudahkan

Guru adalah orang tua kedua, yaitu


orang

yang

mendidik

diridhoi

murid-muridnya

Alloh azza

wa

orang

tua,

maka

wajib

jalla.

tersebut

tidak

dengannya

jalan

Di antara akhlaq kepada guru adalah


datang

ke

penampilan

pula

tempat
yang

belajar

rapi,

dengan

sebagaimana

sabda Rosululloh saw :

mematuhi perintah para guru selama


perintah

baginya

Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )

Sebagaimana wajib hukumnya mematuhi


kedua

dalam

menuju syurga. ( HR. Ahmad, Muslim,

untuk menjadi lebih baik sebagaimana


yang

jalan

rangka menuntut ilmu padanya, Alloh

Agama

menempuh

bertentangan

dengan syariat agama.

Di antara akhlaq kepada guru adalah


memuliakan,

tidak

menghina

Sesungguhnya Alloh itu indah dan suka

atau

kepada keindahan.( HR. Ahmad, Muslim

mencaci-maki guru, sebagaimana sabda

dan Al-Hakim )

Rosululloh saw :

Di antara akhlaq kepada guru yaitu


diam memperhatikan ketika guru sedang

menjelaskan, sebagaimana hadits Abu


Said Al-Khudri ra :

Tidak termasuk golongan kami orang


yang tidak memuliakan orang yang lebih
tua dan tidak menyayangi orang yang

Orang-orang pun diam seakan-akan ada

lebih muda. ( HSR. Ahmad dan At-

burung di atas kepala mereka. ( HR. Al-

Tirmidzi )

Bukhori )

Di antara akhlaq kepada guru adalah


mendatangi tempat belajar dengan ikhlas
dan

penuh

semangat,

sabda Rosululloh saw :

sebagaimana

Imam

Sufyan

Ats-

Tsauri rohimahulloh berkata : Bila kamu


melihat ada anak muda yang bercakapcakap

padahal

menyampaikan

sang
ilmu,

guru
maka

asalah dari kebaikannya,

Yayasan bekti sumber jaya

sedang
berputus-

karena dia

sedikit rasa malunya.( AR. Al-Baihaqi

Sesungguhnya orang muslim yang paling

dalam Al-Madkhol ilas-Sunan )

besar

adalah

orang

yang

bertanya tentang sesuatu yang tidak

Di antara akhlaq kepada guru adalah

diharamkan, lantas menjadi diharamkan

bertanya kepada guru bila ada sesuatu

lantaran pertanyaannya itu. ( HR. Ahmad,

yang belum dia mengerti dengan cara

Al-Bukhori dan Muslim )

baik. Alloh berfirman :



dosanya

Ketika bertanya mestinya dilakukan


dengan cara dan bahasa yang bagus.
Berkata Imam Maimun bin Mihron :

Bertanyalah kepada ahli dzikr ( yakni

Pertanyaan yang bagus menunjukkan

para ulama ) bila kamu tidak tahu.( Qs.

separuh dari kefahaman. ( AR. Al-Khothib

An-Nahl : 43 dan Al-Anbiya : 7 )

Al-Baghdadi dalam Al-Jami )

Rosululloh saw bersabda :



dengan

cara

yang

penuh

hormat,

sebagaimana sabda Rosululloh :

tidak

: ,

tahu

Bukankah

obat

dari

Abu Dawud )
Dan

menghindari

Agama adalah nasihat. Kami ( Shahabat

pertanyaan-

) bertanya : Untuk siapa ? Beliau

pertanyaan yang tidak ada faedahnya,


sekedar

mengolok-olok

atau

menjawab

yang

yang

bila

dijawab

Kitab-Nya,

Alloh,

mengikuti

HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, AtTirmidzi dll )

beriman,

janganlah kalian menanyakan sesuatu


yang

mentaati

muslimin dan untuk orang-orang umum. (



orang-orang

Untuk

Rosul-Nya untuk para pemimpin kaum

karena itu Alloh berfirman :

Wahai

melaksanakan

dilatarbelakangi oleh niat yang buruk, oleh

niscaya

akan

menyusahkan kalian. ( Qs. Al-Maidah :


101 )

menegur guru bila melakukan kesalahan

Mengapa mereka tidak bertanya ketika


ketidaktahuan adalah bertanya ? ( HSR.

Di antara akhlaq kepada guru adalah

Akhlak

terhadap

orang

tua

menurut etika :
Orang tua adalah oran yang telah
merawat kita, menjaga, memelihara, dan

Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam

mendidik kita sejak kecil hingga kita


menjadi dewasa. Mereka melakukannya

bersabda :

secara sunguh-sungguh dan penuh kasih


sayang demi mengharapkan kehidupan

Yayasan bekti sumber jaya

kita yang lebih baik. Bahkan orang tua

pula menggunakan kata-kata yang kasar

dengan susah payah bekerja mencari

kepada keduanya.

nafkah untuk membahagiakan kita.

4.

Sedemikian besar peran orang tua


dalam

hidup

kita,

sehingga

dan

sudah

sepantasnya kita sebagai orang yang


berpengetahuan haruslah menjaga etika

5.

Selalu

taat

keduanya

Selalu bersikap baik dan sopan santun


baik dalam perbuatan maupun perkataan.

dan

menjalankan segala perintahnya, asalkan

Membantu pekerjaan orang tua dengan


sudah berusaha lanjut.

6.
kepada

memotong

sekuat tenaga, terutama jika orang tua

bentuk perbuatan kita yang sesuai dengan

1.

janganlah

pembicaraannya.

kita terhadap orang tua. Diantara bentuketika adalah :

Perhatikan nasihat-nasihat orang tua

7.

Selalu menyambung silaturahim kepada

perintah itu tidak bertentangan dengan

keduanya

ajaran agama dan tidak melanggar hukum

perantauan ataupun kita sudah memiliki

yang berlaku di suatu tempat. Meskipun

keluarga sendiri, selalu menepati janji kita,

orang tua kita berbuat aniaya kepada kita,

dan menghormati sahabat-sahabat orang

tetaplah kita tidak boleh menyinggung

tua dengan baik.

perasaan

mereka

ataupun

membalas

perbuatan yang mereka terhadap kita.


Baik

bagaimanapun

mereka

8.

Selalu

meskipun

mendoakan

kita

orang

dalam

tua

agar

diampuni dosa-dosanya oleh Allah swt.

tetaplah

orang tua kita yang telah merawat kita

Sementara itu menurut imam al-

semenjak kita kecil.

Ghazali, etika anak terhadap orang tuanya


adalah sebagai berikut:

Menurut ukuran umum, orang tua tidak


akan berbuat aniaya kepada anaknya

1.

Mendengarkan pembicaraannya.

2.

Melaksanakan perintahnya.

3.

Tidak berjalan di depannya.

4.

Tidak

sendiri. Jikalau terjadi aniaya, biasanya


disebabkan oleh perbuatan si anak yang
berbuat keterlaluan kepada orang tua.
2.

Jika hendak pergi hendaklah meminta


izin

kepada

keduanya.

Apabila

tidak

3.

Berbicaralah

dengan

bermuka

manis,

Janganlah

meninggikan

lemah

dan

lembut,

5.

Menjawab panggilannya.

6.

Berkemauan

ketika

berbicara kepada orang tua dan jangan

keras

ketika

menyenangkan

hatinya.

berseri-seri.
suara

suara

berbicara kepadanya.

diizinkan kita harus menerimanya dengan


lapang dada.

mengeraskan

7.

Menundukkan badannya.

Yayasan bekti sumber jaya

8.

Tidak

mengungkit

kebaikan

kita

diberikan gurunya dan tidak melupakan

terhadap mereka.
9.

jasanya.

Tidak memandang dengan mata melotot

5.

Seorang

murid

hendaklah

bersikap

sabar jika menghadapi seorang guru yang

dan tidak menatap matanya.

memiliki perangai kasar dan keras.


Itulah sebagian kecil bentuk akhlak anak
terhadap orang tua menurut etika
D.

Akhlak

Kepada

Guru

6.

dengan
Menurut

belajar

dan

menuntut

ilmu

hadapan

duduk
gurunya,

memperhatikan,

dan

gurunya.

seorang guru. Demi untuk keberkahan

Jangan duduk sambil menengok kanan

dan

kiri kecuali untuk suatu kepentingan.

kemudahan

dalam

meraih

dan

yang telah diperoleh dari seorang guru,

7.

Beberapa contoh etika murid terhadap


guru

(Muallim),

diantaranya

8.

murid

hendaklah

hormat

Seorang

murid

hendaklah

jangan

membicarakan

hal-hal

yang

tidak

9.

Seorang

murid

hendaklah

jangan

bertanya dengan tujuan untuk mengujinya


dan menampakkan kepandaian kepada

murid

hendaklah

memberi

salam terlebih dahulu kepada guru apabila


menghadap atau berjumpa dengan beliau.
Seorang murid hendaklah memandang
gurunya dengan keagungan dan meyakini
gurunya

kesempurnaan,

itu

memiliki

sebab

hal

itu

derajat
lebih

memudahkan untuk mengambil manfaat


dari beliau.
Seorang murid hendaklah mengetahui
dan

keadaan

berguna.

petunjuknya.

bahwa

dalam

ketika

banyak bicara di depan guru ataupun

adalah

kepada guru, mengikuti pendapat dan

Seorang

gurunya

hendaklah

yang bersih.

sebagai berikut :
Seorang

murid

sempurna dengan badan dan pakaian

akhlak atau etika yang benar terhadap


gurunya.

Seorang
mengadap

maka seorang murid haruslah memiliki

4.

di

hendaklah

menerima apa yang disampaikan oleh

kepada

mengamalkan ilmu atau pengetahuan

3.

sopan

mendengarkan,
Murid adalah orang yang sedang

2.

murid

tenang, merendahkan diri, hormat sambil

Etika

1.

Seorang

memahami

hak-hak yang

guru.
10. Seorang

murid

hendaklah

jangan

bersenda gurau di hadapan guru


11. Seorang

murid

hendaklah

jangan

menanyakan masalah kepada orang lain


ditengah majlis guru.
12. Seorang murid hendaknya tidak banyak
bertanya, apalagi jika pertanyaan itu tidak
berguna

harus

Yayasan bekti sumber jaya

13. Jika

guru

hendaklah

berdiri,

Seorang

ikut

berdiri

murid

ke rumah guru di waktu-waktu tertentu,

sebagai

sebagai bentuk rasa saying kita terhadap

penghormatan kepada beliau.

beliau.

14. Seorang murid hendaklah tidak bertanya


suatu

persoalan

kepada

guru

ketika

sedang di tengah jalan.


15. Seorang

murid

22. Meskipun sudah tidak dibimbing lagi oleh


beliau

hendaklah

tidak

16. Seorang murid hendaklah tidak berburuk


sangka terhadap apa yang dilakukan oleh
guru ( guru lebih mengetahui tentang apa
yang dikerjakannya).

mendahului

hendaklah

jalannya

ketika

tidak
sedang

berjalan bersama.
18. Ketika guru sedang memberi penjelasan/
berbicara

hendaklah

memotong

pembicaraannya.

murid

tidak

Kalaupun

ingin menyanggah pendapat beliau maka


sebaiknya

menunggu

hingga

beliau

selesai berbicara dan hendaknya setiap


memberikan sanggahan atau tanggapan
disampaikan dengan sopan dan dalam
bahasa yang baik.
19. Apabila ingin menghadap atau bertemu
untuk sesuatu hal maka sebaiknya murid
memberi

konfirmasi

terlebih

dahulu

kepada guru dengan menelphon atau


mengirim

pesan,

sudah

lulus)

murid

dan tetap terus mendoakan kebaikan


kebaikan atas mereka.

jalan untuk hal-hal yang tidak berguna.

murid

karena

hendaklah tetap selalu mengingat jasanya

menghentikan langkah guru di tengah

17. Seorang

untuk

memastikan

kesanggupannya dan agar guru tidak

Bagaimanapun

juga

guru

merupakan orang tua kedua kita setelah


orang tua kita yang di rumah. Mereka
adalah orang tua kita saat kita berada di
luar

rumah.

Jadi

sebagaiman

kita

menghormati orang tua kandung kita,


maka kitapun juga harus menghormati
guru kita.
Sebagaimana disyiratkan dalam sabda
Rasulullah SAW :
Tidak termasuk umatku orang yang tidak
menghormati orang yang lebih tua dari
kami, tidak mengasihi orang yang lebih
kecil dari kami dan tidak mengetahui hak
orang

alim

dari

kami.

(HR.Ahmad,

Thabrani, dan Hakim dari Ubadah bin


Shamit Ra.)
Pelajarilah oleh kalian ilmu, pelajarilah
oleh

kalian

ilmu(yang

dapat

menumbuhkan) ketenangan, kehormatan,


dan rendahkanlah dirimu terhadap orang
yang kalian menuntut ilmu darinya. (HR.
Thabrani dari Abu Hurairah. Ra)

merasa terganggu.
20. Murid haruslah berkata jujur apabila guru
menanyakan suatu hal kepadanya.
21. Seorang

murid

A.

Kedudukan Guru
Bapak Guru lebih mulia dari

hendaklah

bapak kandung . Sebab, Ibu Bapak itu

menyempatkan diri untuk bersilaturahim

mendewasakan dari segi jasmani yang

Yayasan bekti sumber jaya

bersifat material, sedangkan Bapak/Ibu


Guru mendewasakan dari segi rohani
yang bersifat spiritual dan universal.

Ulil Amri itu adalah kepala pimpinan


urusan,

Para Guru, Ustadz, Ustadzah, atau

termasuk

Guru,

suami,

Pemerintah.

Mualim, Mursyid, selain mengantarkan


kita menjadi orang yang beramal sholih,
mereka

termasuk

pewaris

Nabi-Nabi,

justru merekalah penyalur pusaka dalam


menjalankansyariat, akhlak, aqidah, dan
mereka pula contoh yang terdekat dengan
kita. Berkaitan dengan hal tersebut, Nabi
bersabda :

Guru termasuk ulil amri karena


mereka adalah pengganti ibu bapak yang
mengasuh kita dalam pengajaran dan
pendidikan

yang

sangat

menentukan

garis-garis kehidupan kita yang akan


datang.

Nabi

SAW.

bersabda,

yang

artinya:

Ulama adalah penerima pusaka NabiNabi. (HR. al-Tirmizi dan Abu Daud).

barangsiapa menghormati guru berarti ia


menghormati Tuhannya. (HR. Abu alHasan al-Mawardi)
Sebab, Tuhan menyampaikan ilmu

Sehubungan

dengan

hadist

kepada manusia lewat Nabi dan Rasul

tersebut, maka kita diperintahkan untuk

yang kemudian digantikan oleh ulama;

menghormati para Ulama, meski bukan

dan guru. Dalam kitab Talim al-Mutaalim

Guru kita. Begitupula dengan para DaI

disebutkan sebagai berikut: para pelajar

dan Muballigh selaku penyalur risalah

tidak

kenabian, yang kini disebut Dawah atau

bermanfaat, bila tidak menghormati ilmu

Kulyah Agama. Adapun Ulama yang

dan memuliakan gurunya.

sebenarnya adalah yang berilmu, dan


beramal dengan ilmunya itu, serta ilmudan
amalanya tersebut sesuai dengan AlQuran dan Hadist.

akan

C.

mendapat

ilmu

yang

Hak Murid dan Guru


Dalam agama kita bukan hanya

murid saja yang diperintahkan untuk


menghormati Gurunya, tetapi guru juga
diharuskan menghargai sang murid, baik

B.

Kedudukan Murid

Sabda Nabi Muhammad SAW :


Perhatikanlah perkataan orang yang wajib
ditaati antara Ulil Amri kamu dan taatilah

itu

pendapatnya

maupun

pribadinya,

karena Nabi SAW bersabda yang artinya :


Hargailah orang-orang yang kamu ajar.
(HR. Abul Hasan al-Mawardi)

perintah mereka meski yang menjadi Ulil

Maksud hadist ini adalah agar

Amri itu seorang budak sahaya asal

sang murid memperoleh perlakuan yang

Habsyi. (HR. Bukhori)

baik, wajar dari guru/ ustadz secara adil

Yayasan bekti sumber jaya

dan

mengandung

pendidikan

tanpa

yang membekali dan menuntun kita saat

pandang bulu, atau memendang siapa

kita masih buta dengan ilmu pengetahuan,

orang tuanya, anak siapa dia, golongan

mereka orang pertama yang mengajari

apa orang tuanya, ada hubungan apa

kita

dengannya suku atau bangsa mana dia.

berpakaian dan lain-lain. Oleh karena itu,

Guru adalah teladan bagi muridmuridnya,

sehingga apabila sekalipun

bersifat acuh tak acuh, bersikap angkuh,


dan sinis atau cengis, sungguh itu akan

dalam

mengatur

cara

berfikir,

celakahlah orang yang tidak menginsyafi


budi baik gurunya dan lupa pada jasa-jasa
mereka dari kecil hingga kita dewasa.
Bahkan dari dunia hingga keakirat kelak.

melahirkan sifat dendam dan kebencian


yang terpendam dijiwa murid-muridnya.
Syarat pertama kesuksesan guru
mendidik

anak

menanamkan
cinta

muridnya

kepercayaan

Akhlak

rasa

serta simpatiknya, maka sekali-

kalijangan mengharap remeh terhadap


murid.

Orang

Tua

Menurut Budaya

ialah

dan

Kepada

Akhlak kepada orang tua menurut


budaya berarti sikap dan perilaku seorang
anak kepada orang tuanya menurut suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Akhlak seorang anak kepada

D.

orang tuanya tidak lepas dari peran orang

Murka Terhadap Guru

Dalam sebuah hadist riwayat al-Baihaqi


Nabi SAW bersabda :

tua

itu

memberikan

sejak sang anak masih kecil.

ditimpakan Allah kepada-Nya tiga bala : 1.


Sempit rezekinya; 2. Hilang manfaat
ilmunya; 3. Keluar dari dunia ini tanpa
iman (wafat).

Dalam hal ini, kami mengambil


contoh dari budaya Jawa karena begitu
erat kaitannya dengan agama Islam. Islam
adalah
toleransi.

damai,

penuh

Lakum

dinukum

waliyadin,

agamaku,

bagimu

agamamu.

guru,

apalagi

Begitu menurut Islam. Jawa adalah juga

menghina, mencela atau menyakiti, baik

suku yang suka damai, luwes, dan kenyal

secara langsung maupun secara tidak

terbuka terhadap pengaruh luar. Sewu

langsung.

sekarang

sobat isih kurang, musuh siji wis kakehan.

berputar jadi murid kita, sebab walau

Seribu sahabat masih kurang, seorang

bagaimanapun Alimnya atau pandainya

musuh

kita sekarang, yang namun Guru adalah

Islam mengajarkan Addinu husnul khuluk.

juga sebagai ayah dari sebagaian Ilmu

Artinya, agama itu sesungguhnya adalah

kita. Sebab, gurulah pada waktu silam

akhlak mulia. Seperti petuah Jawa Sing

Walaupun

guru

bagiku

yang

dilarang

ringankan

ini,

agama

kita

meringan

hadist

dalam

bimbingan serta memperkenalkan budaya

Siapa yang merendahkan gurunya, akan

Dari

sendiri

sudah

Yayasan bekti sumber jaya

terlalu

banyak.

sujud karo Pangeran, sing bekti karo

Bahasa Indonesia : Saya mau pergi.

wong tuwa, sing rukun karo sedulur, sing

Kromo

asih

Ngoko

karo

sapepada.

Kita semua mesti tunduk dan pasrah


kepada Allah SWT, berbakti pada orang
tua, rukun dengan saudara, dan cinta
kasih pada sesama makhluk. Itu semua
kan

cerminan

akhlak

mulia.

Serupa

dengan yang diamanahkan agama Islam:


Khairukum, khairukum ti alihi. Artinya,
sebaik-baik manusia adalah orang yang
baik terhadap keluarganya, istri, dan
anak-cucunya.
Seorang

anak

akan

terbiasa

menghormat orang tua atau orang yang


lebih

tua,

misalnya

jalan

sedikit

membungkuk jika berjalan didepan orang


tua dan dengan sopan mengucap : nuwun
sewu (

permisi), nderek

langkung (

perkenankan

lewat

sini).

Selain berperilaku halus dan sopan, juga


berbahasa yang baik untuk menghormati
sesama,

apakah

itu

( kromo)

atau ngoko (

bahasa
bahasa

halus
biasa).

Bahasa Jawa yang bertingkat bukanlah


hal yang rumit, karena unggah ungguh
basa (

penggunaan

bahasa

menurut

tingkatnya) adalah sopan santun untuk


menghormat

orang

lain).

Pada dasarnya ada dua tingkatan dalam


bahasa Jawa,yaitu : Kromo, bahasa halus
dan ngoko,

bahasa

biasa.

Bahasa kromo dipakai untuk menghormat


orang tua atau orang yang perlu dihormat,

: Kulo bade kesah.


: Aku arep lunga.

Dalam percakapan sehari-hari, orang tua


kepada anak memakai ngoko, sedang
anaknya

menggunakan kromo.

Dalam

pergaulan dipakai pula bahasa campuran


yang memakai kata-kata dari kromo dan
ngoko dan ini lebih mudah dipelajari
dalam praktek dan sulit dipelajari secara
teori.
Sebagai catatan penutup perlu
ditegaskan bahwa Islam tidak sama sekali
menolak budaya yang berkembang di
tengah-tengah

masyarakat.

Dalam

penetapan hukum Islam dikenal salah


satu

cara

melakukan ijtihad yang

disebut urf, yakni

penetapan

hukum

dengan mendasarkan pada budaya yang


berkembang dalam masyarakat. Dengan
cara ini berarti budaya dapat dijadikan
dasar penetapan hukum Islam dengan
syarat tidak bertentangan dengan ajaran
Islam yang tertuang dalam al-Quran dan
hadis Nabi Saw, maka budaya seperti itu
dapat

dilakukan

dan

dikembangkan.

Sebaliknya, jika bertentangan dengan


ajaran Islam, maka budaya itu harus
ditinggalkan

dan

tidak

boleh

Guru

Menurut

dikembangkan.
Akhlak

Kepada

Budaya
1. Meneladani sikap dan sifat guru

sedangkan ngoko biasanya dipakai antar

yang

teman.

ilmunya dan patut dicontoh.

Semua kata yang dipakai dalam dua


tingkat bahasa tersebut berbeda, contoh :

baik

akhlaknya,

tinggi

2. Mematuhi dan mengikuti guru.

Yayasan bekti sumber jaya

3. Tidak boleh meremehkan guru,


harus

senantiasa

mengagungkannya dan meyakini


ilmu yang dimilikinya.
4. Selalu menghormati dan santun
kepada

guru

walaupun

tidak

sedang berasa pada lingkungan


sekolah.
5. Bersikap sabar ketika guru sedang
melakukan kesalahan atau tidak

akan kita ulas tentang bagaimana hukum


durhaka kepada kedua orang tua, dalildalil yang berkaitan dengan pembahasan
ini, pendapat para ulama serta jenis atau
bentuk dari durhaka itu sendiri.
Haramnya Durhaka kepada Orang Tua
Kita
Berkaitan dengan hal ini, Imam Bukhari
meriwayatkan dalam kitabul adab dari
jalan Abi Bakrah Radhiyallahu anhu, telah
bersabda RAsulullah Shalallohualaihi wa
sallam:

sesuai dengan apa yang kita tahu.


6. Berterimakasih kepada guru atas
segalailmu yang telah diberikan
kepada kita.
7. Berperilaku sopan kepada guru
dimanapun

kita

berada

dan

kapanpun kita berjumpa.


8. Berperilaku

yang

sopan

serta

lemah lembut kepada guru.


9. Meminta izin kepada guru apabila
ingin berbicara atau berpendapat
atau bertanya kepada guru apabila
guru sedang menjelaskan.
Haramnya Durhaka Kepada Orang Tua

Sukakah saya bertahukan kepadamu


sebesar-besar dosa yang paling besar,
tiga kali (beliau ulangi). Sahabat berkata,
Baiklah, ya Rasulullah, bersabda Nabi.
Menyekutukan Allah dan durhaka kepada
kedua orang tua, serta camkanlah, dan
saksi palsu dan perkataan bohong. Maka
Nabi selalu mengulangi, dan persaksian
palsu, sehingga kami berkata, semoga
Nabi diam (HR. Bukhari)
Dari hadits di atas dapat kita ketahui
bahwa yang termasuk dosa yang paling
besar
setelah syirik adalah
uququl
walidain atau durhaka kepada orang
tua kita. Dalam riwayat yang lain Nabi
Sholallohualahi
wa
sallam
pernah
bersabda bahwa diantara dosa-dosa
besar yaitu menyekutukan Alloh, durhaka
kepada kedua orang tua, membunuh diri
dan sumpah palsu.
Hadist larangan Durhaka Kepada Orang
Tua

kisah anak durhakakepada orang tua


Artikel cara berbakti kepada orang
tua Apa hukum durhaka kepada orang
tua dalam Islam? Pada postingan kali ini

Dari
Mughiroh
bin
Syubah
Radhhiyallohuanhu
bahwa
Nabi
Sholallohualaihi wa Sallam bersabda:
Sesungguhnya Alloh mengharamkan atas
kamu, durhaka kepada ibu dan menolak
kewajiban, dan minta yag bukan haknya,
dan membunuh anak hidup-hidup, dan
Alloh membenci padamu banyak bicara,

Yayasan bekti sumber jaya

dan banyak bertanya demikian pula


memboroskan harta (menghamburkan
kekayaan) (HR. Bukhari)
Hadist ini adalah salah satu hadist yang
melarang seorang anak berbuat durhaka
kepada kedua orang tuanya. Seorang
anak yang durhaka berarti dia tidak masuk
surga dengan sebab durhaka yang ia
lakukan,
sebagaimana
nabi
Sholallohualaihi wa sallam bersabda:
Dari Abu Darda bahwasanya Nabi
Sholallohualaihi wa sallam bersabda,
Tidak masuk surga anak yang durhaka,
peminum khamr (minuman keras) dan
orang yang menduskatak qadar.
#Jenis Durhaka Kepada Orang Tua
Diantara bentuk durhaka (uquq) adalah:
1.

2.
3.
4.

5.

6.

menimbulkan gangguan terhadap


orang tua baik berupa perkataan
(ucapan) ataupun perbuatan yang
membuat orang tua sedih dan sakit
hati.
Berkata ah dan tidak memenuhi
panggilan orang tua.
membentak
atau
menghardik
orang tua.
Bakhil, tidak mengurusi orang
tuanya bahkan lebih mementingkan
yang lain dari pada mengurusi orang
tuanya padahal orang tuanya sangat
membutuhkan. Seandainya memberi
nafkah pun, dilakukan dengan penuh
perhitungan.
Berbuka masam dan cemberut
dihadapan orang tua, merendahkan
orang tua, mengatakan bodoh, kolot
dan lain sebagainya.
Menyuruh orang tua, misalnya
menyapu, mencuci atau menyiapkan
makanan
untuk
kita.
Pekerjaan
tersebut sangat tidak pantas dilakukan
oleh orang tua kita, terutama jika
mereka sudah tua atau lemah. Tetapi
jika orang tua kita melakukan
pekerjaan
tersebut
dengan

kemauannya sendiri maka tidak


mengapa dan karena itu anak harus
berterima kasih.
7.
Menyebut kejelekan atau aib orang
tua dihadapan orang banyak atau
mencemarkan nama baik orang tua.
8.
Memasukkan
kemungkaran
kedalam rumah misalnya alat musik,
mengisap rokok, dll.
9.
Mendahulukan taat kepada istri
dari pada orang tua. Bahkan ada
sebagian orang dengan tetanya
menguris ibunya demi menuruti
kemauan istrinya. Naudzubillah.
10.
Malu mengakui orang tua sendiri.
Sebagian orang merasa malu dengan
keberadaan orang tua dan tempat
tinggalnya ketika status sosialnya
meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap
semacam ini adalah sikap yang amat
tercela, bahkan termasuk kedurhakaan
yang keji dan nista.
Semua
itu
merupakan
bentukbentuk durhaka kepada orang tua yang
seharusnya diperhatikan oleh para anak
dimanapun berada. Oleh karena itu kita
harus berhati-hati dan membedakan
dalam berkata dan berbuat kepada kedua
orang tua dengan keapda orang lain.
Akibat Durhaka Keapada Orang Tua
Akibat dari durhaka kepada kedua orang
tua tidak hanya akan kita dapatkan di
akhirat akan tetapi juga akan dirasakan di
dunia. Dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad,
Abu Daud dan Tirmidzi dari sahabat Abi
Bakrah dikatakan.
Dari Abi Akrah
Radhiyallohuanhu
mengatakan bahwa Nabi Shalallohualaihi
wa Sallam berkata, Tidak ada dosa yang
Alloh
cepatkan
adzabnya
kepada
pelakunya didunia ini dan Alloh juga akan
mengadzabnya di akhirat yang pertama
adalah
berlaku
zhalim,
kedua
memutuskan silaturahmi. (HR Bukhari
dan yang lalinnya)

Yayasan bekti sumber jaya

Dalam hadist yang lain dikatakan:


Dua perbuatan dosa yang Alloh cepatkan
adzabnya di dunia yaitu berbuat zhalim
dan aluquq (durhaka kepada orang tua)
(HR Bukhari dan yang lainnya)
Keridlaan orang tua harus kita dahulukan
dari pada keridlaan istri dan anak. Karena
Nabi
Shalallohualaihi
wa
sallam
mengatakan anak yang durhaka akan
diadzab di dunia dan di akhirat serta tidak
akan masuk surga dan Alloh tidak akan
melihatnya pada hari kiamat.
Sedangkan dalam lafadz yang lain
diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, Hakim,
Ahmad dan juga yang liannya, dikatakan:
Dari
Abdullah
bin
Umar
Radhiyallohuanhu berkata, Telah berkata
Rasululloh Sholallohualaihi wa sallam,
Ada tidak golongan yang tidak akan
masuk surga dan Alloh tidak akan melihat
mereka pada hari kiamat yakni anak yang
durhaka kepada kedua orang tuanya,
prempuan yang menyerupai laki-laki dan
kepala rumah tangga yang membiarkan
adanya kejelekan (zina) dalam rumah
tangganya (HR. Hakim, Baihaqi, Ahmad)
Jadi salah satu yang menyebabkan
seroang tidak masuk kedalam surga
adalah durhaka keapda kedua orang
tuanya.
Dapa kita lihat bahwa orang yang durhaka
keapda orang tuanya hidupnya tidak
berkah dan selalu mengalami berbagai
madam
kesulitan.
Kalaupun
orang
tersebut kaya maka kekayaannya tidak
akan menjadikannya bahagia. Seandainya
ada seorang anak yang durhaka kepada
kedua orang tuanya kemudian kedua
orang tuanya tersebut mendoakan
kejelekan, maka doa kedu orang tua
tersebut bisa dikabulkan oleh Alloh
Subhanahuwataala. Sebab dalam hadist

yang shahhih Nabi Sholallohualaihi wa


sallam bersabda.
Dari Abu Hurairah Radhiyallohu anhu,
Tealh berkata Rasululloh sholallohualaihi
wa sallam, Ada tidak doa yang
dikabulkan oleh Alloh Subhanahuwataala
yang tidak diragukan tentang doa ini,
yang pertama yaitu doa kedua orang tua
terhadap anaknya yang kedua doa orang
musafir yang sedang dalam perjalanan
yang ktiga doa orang yang dizhalimi.
Banyak sekali riwayat yang shahih yang
menjelaskan tentang akibat buruk dari
durhaka kepada orang tua di dunia
maupun diakhirat. Ada juga kisah-kisah
nyata tentang adzab (siksa) dari anak
yang durhaka, dari kisah tersebut ada
yang shahih ada juga yang dlaif (lemah).
Diantara kisah yang dlaif yang sering
dibawakan oleh para khatib (penceramah)
yaitu kisah Al Qamah yang durhaka
kepada ibunya sampai mau dibakar oleh
Nabi Sholallohualaihi wa sallam hingga
ibunya memaafkannya. Akan tetapi kisah
ini dlaif dan dilemahkan oleh para ulama
ahli hadits.
Demikian penjelasan tentang larangan
atau haramnya durhaka kepada orang tua
ini. Semoga kita semua termasuk anakanak yang senantiasa dapat menjaga diri
kita dari perbuatan ini dan sebaliknya
menjadi
anak
yang berbakti kepada
mereka.
Kata Kunci Pencarian:

durhaka kepada orang tua (182)

kisah anak durhaka kepada orang


tua (170)
hukum durhaka kepada orang tua
(78)
hadist anak durhaka (53)

akibat durhaka kepada orang tua


(46)

hadist tentang anak durhaka (44)

Yayasan bekti sumber jaya

larangan durhaka kepada orang


tua (37)
dalil anak durhaka (36)

hadits durhaka kepada orang tua


(36)

Durhaka kata yang sering kali kita


dengar di buku-buku cerita. Kata ini
pasatinya identik dengan perbuatan yang
dicela dan tidak banyak orang sukai.
Pantas saja, ...

hukum anak durhaka (35)

Artikel Lain Terkait Haramnya Durhaka


Kepada Orang Tua

Beberapa Hal yang tidak Termasuk


Perbuatan Durhaka
Ancaman Bagi Anak Durhaka
erbuatan durhaka kepada orang tua
merupakan perbuatan yang sangat
dilaknat dalam Islam. Siapapun orangnya
tentu saja tidak akan menginginkan
memiliki anak yang membangkang anak
durhaka ...

Perbuatan durhaka kepada orang tua


merupakan salah satu dosa yang amat
besar, bahkan besarnya Dosa Durhaka
samapi disandingkan dengan dosa yang
paling besar dalam Islam ...

Kumpulan Kisah Nyata Anak Durhaka

Durhaka Adalah
Paling Besar

Salah

Satu

Dosa

Durhaka kepada kedua orang tua


merupakan salah satu perbuatan yang
harus dihindari oleh setiap Muslim.
Perbuatan durhaka kepada kedua orang
tua termasuk salah satu dosa ...

engingat masalah ini (Pelajaran dari kisah


anak durhaka), merupakan salah satu
cara berbakti kepada orang tua kita.
Sebelum kita masuk pada bembahasan
utama kita tentang ...

Membahagiakan
Masih Ada

Durhaka Kepada Orang Tua adalah


Dosa Besar

Orang

Tua

Selagi

Bagaimana cara membahagiakan orang


tua kita terutama pada saat mereka masih
ada di sisi kita? Seorang anak memiliki
kewajiban yang besar untuk dapat
membahagiakan kedua ...

Yayasan bekti sumber jaya

Berbakti Pada
Bertauhid

Orang

Tua

Setelah

ebagaimana kita ketahui bahwa perintah


bertauhid merupakan perintah yang paling
utama
dalam
Islam.
Setelah
mentauhidkan Alloh Subhanahuwata'ala,
seorang muslim masih mempunyai
kewajiban yang tak kalah ...

KEUNTUNGAN SIKAP HORMAT DAN


PATUH
KEPADA
GURU
Keuntungan Sikap Hormat dan Patuh
kepada Guru Hormat dan patuh kepada
guru sangatlah ditekankan dalam agama
Islam.
Guru
adalah
orang
yang
mengajarkan kita dengan berbagai
macam ilmu pengetahuan dan mendidik
kita sehingga menjadi orang yang
mengerti
dan
dewasa.
Walau
bagaimanapun tingginya pangkat atau
kedudukan seseorang, dia adalah bekas
seorang pelajar yang tetap berhutang budi
kepada gurunya yang pernah mendidik
pada masa dahulu. Guru adalah orang
yang mengetahui ilmu (alim/ulama), guru
(alim/ulama) adalah orang yang takut
kepada Allah Swt. Firman Allah swt. dalam
Al-Qur'an yang artinya: Dan demikian
(pula) di antara manusia, makhluk
bergerak yang bernyawa dan hewanhewan ternak ada yang bermacammacam warnanya (dan jenisnya). Di
antara hamba-hamba Allah yang takut
kepada-Nya, hanyalah para ulama.
Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha
Pengampun. (Q.S. Fathir/35: 28) Guru
adalah pewaris para nabi. Karena lewat
seorang guru, wahyu atau ilmu para nabi
diteruskan kepada umat manusia. Imam
Al-Gazali mengkhususkan seorang guru

dengan sifat-sifat kesucian, kehormatan,


dan penempatan guru langsung sesudah
kedudukan para nabi. Beliau juga
menegaskan bahwa: Seorang yang
berilmu dan kemudian bekerja dengan
ilmunya itu, maka dialah yang dinamakan
besar di bawah kolong langit ini, dia ibarat
matahari yang menyinari orang lain dan
mencahayai dirinya sendiri, ibarat minyak
kesturi yang baunya dinikmati orang lain
dan dia sendiri pun harum. Siapa yang
berkerja di bidang pendidikan, maka
sesungguhnya
dia
telah
memilih
pekerjaan yang terhormat dan yang
sangat penting, maka hendaknya dia
memelihara adab dan sopan satun dalam
tugasnya ini. Penyair Syauki juga
mengakui nilainya seorang guru dengan
kata-kata sebagai berikut: Berdiri dan
hormatilah guru dan berilah penghargaan,
seorang guru itu hampir saja merupakan
seorang rasul. Guru merupakan bapak
rohani bagi seorang murid, gurulahlah
yang memberikan santapan jiwa dengan
ilmu, pendidikan akhlak, dan membimbing
para muridnya. Maka, menghormati guru
berarti penghargaan terhadap anak-anak
kita, dengan guru itulah, mereka hidup
dan
berkembang.
Sesuai
dengan
ketinggian derajat dan martabat seorang
guru, tidak heran kalau para ulama sangat
menghormati guru-guru mereka. Cara
mereka memperlihatkan penghormatan
terhadap gurunya antara lain sebagai
berikut. Mereka selalu rendah hati
terhadap gurunya, meskipun ilmu sudah
lebih banyak ketimbang gurunya. Mereka
menaati setiap arahan serta bimbingan
guru, seperti seorang pasien yang tidak
tahu apa-apa tentang penyakitnya dan
hanya mengikut arahan seorang dokter
pakar yang mahir. Mereka juga senantiasa
berkhidmat kepada guru-guru mereka
dengan mengharapkan balasan pahala
serta kemuliaan di sisi Allah Swt. Mereka
memandang guru dengan perasaan
penuh hormat dan tazim (memuliakan)
serta memercayai kesempurnaan ilmunya.

Yayasan bekti sumber jaya

Hal ini akan lebih membantu pelajar untuk


memperoleh manfaat dari apa yang
disampaikan oleh guru mereka. Beberapa
Keuntungan Sikap Hormat dan Patuh
kepada Guru Berdasarkan uraian di atas,
betapa pentingnya sikap hormat dan
patuh kepada guru. Dengan menghormati
seorang guru, kita akan mendapatkan
berbagai macam keuntungan, antara lain
sebagai berikut. Ilmu yang diperoleh akan
menjadi berkah dalam kehidupan kita.
Akan lebih mudah menerima pelajaran
yang disampaikan. Ilmu yang diperoleh
dari guru akan menjadi bermanfaat bagi

orang lain. Akan selalu didoakan oleh


guru.
Akan
membawa
berkah,
memudahkan urusan, serta dianugerahi
nikmat yang lebih dari Allah Swt. Seorang
guru tidak selalu berada di atas muridnya.
Ilmu dan kelebihan itu merupakan
anugerah
dan
Allah
Swt.
akan
memberikan anugerah-Nya kepada orangorang
yang
dikehendaki-Nya.

Yayasan bekti sumber jaya

Anda mungkin juga menyukai