Anda di halaman 1dari 8

Mengenal istilah baby spa

Kata spa merupakan nama suatu kota di Belgia yang sejak abad ke-14
terkenal dengan sumber air panas yang dipakai untuk pengobatan. Spa juga
merupakan akronim dari bahasa Latin sanitas per aqua, yang berarti air untuk
kesehatan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa spa awalnya merupakan
terapi yang dilakukan dengan mandi atau berendam.

Dalam perkembangannya, aktivitas spa tidak semata-mata mencakup


perawatan mandi saja, tetapi juga mencakup perawatan lain, seperti pemijatan
tubuh. Spa kini juga tidak terbatas hanya bagi orang dewasa, mengingat bayi dan
anak pun dapat mengikuti program spa di salon spa khusus. Idealnya, seluruh
aktivitas untuk bayi dilakukan di bawah pengawasan terapis terlatih.

Di Indonesia sudah banyak fasilitas yang ditawarkan untuk perawatan diri


sekaligus bisa menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh salah satunya yaitu SPA
(Solus Per Aqua) , tetapi ternyata fasilitas SPA ini tidak hanya untuk perawatan
orang dewasa saja melainkan untuk bayi juga yang dikenal dengan Baby SPA.
Baby SPA adalah fasilitas perawatan terapi kesehatan untuk bayi yang meliputi
baby massage, yoga dan baby swim.

Perawatan terapi kesehatan pada bayi merupakan periode penting dalam


tumbuh kembang anak karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan
mempengaruhi dan menentukan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Agar anak dapat mencapai pertumbuhan yang optimal,maka diperlukan suatu
bentuk perawatan yang lebih intensif diantaranya berupasentuhan dan stimulasi
yang terus-menerus. Akan tetapi, masih banyak orang tua yang belum mengetahui
tentang Baby SPA dan kegunaannya.

Manfaat Pijat pada bayi

Pada umumnya, baby spa diawali dengan tahap pemijatan. Menurut The American
Massage Therapy Association, pijat bayi dapat dilakukan dengan memegang,
menggerakkan, dan/atau memberi tekanan pada tubuh. Berdasarkan penelitian
ilmiah yang dilakukan, pijat bayi terbukti bermanfaat dalam beberapa hal berikut
ini :

1. Pijat bayi dan peningkatan berat badan

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa stimulasi pijat berkaitan erat dengan


peningkatan berat badan anak. Dalam suatu studi oleh Field dkk, bayi prematur
yang diberi stimulasi pijat menunjukkan kenaikan berat badan per hari 47% lebih
tinggi dibandingkan bayi yang tidak diberi stimulasi. Pijat bayi diduga
berpengaruh pada peningkatan aktivitas sistem saraf vagal dan motilitas
(pergerakan) lambung yang menyebabkan penyerapan nutrisi menjadi lebih
efisien dan berat badan meningkat. Menariknya, efek pijat tersebut lebih besar
ketika menggunakan minyak, seperti minyak kelapa (coconut oil), dan minyak
bunga matahari (sunflower oil). Para ahli menduga hal ini disebabkan oleh
penyerapan minyak ke permukaan kulit.

2. Pijat bayi dan perkembangan anak

Manfaat pijat bayi, terutama yang prematur, terhadap perkembangan di kemudian


hari telah banyak dibuktikan. Bayi yang dipijat cenderung lebih matang, baik dari
segi motor, orientasi, maupun perilaku. Bayi prematur yang dipijat dengan
kekuatan sedang juga lebih jarang rewel, menangis, maupun menunjukkan
perilaku stres lainnya.

3. Pijat bayi dan perbaikan pola tidur

Bayi yang mendapat terapi pijat umumnya lebih aktif, sadar (alert) dan
menghabiskan jam tidur lebih sedikit. Suatu studi terhadap bayi prematur yang
dipijat hingga usia 8 bulan menunjukkan bahwa pijat bayi meningkatkan kualitas
tidur dan membuat bayi lebih sedikit terbangun saat jam tidur.

4. Pijat bayi dan kesehatan kulit

Manfaat pijat bagi kulit bayi didapatkan bila dilakukan menggunakan minyak.
Pemberian minyak membantu menstabilkan suhu bayi dan mencegah hilangnya
panas melalui kulit. Hal ini umumnya lebih bermanfaat bila dilakukan pada bayi
prematur yang cenderung mudah mengalami hipotermia (suhu tubuh di bawah
normal). Pemakaian minyak juga terbukti dapat memperbaiki tekstur kulit karena
dapat mengangkat sel kulit mati dan mencegah kulit menjadi kering dan pecah-
pecah.

5. Pijat bayi dan proses bonding

Dalam suatu studi yang melibatkan 52 bayi di Korea Selatan, dibuktikan bahwa
interaksi ibu-anak yang melakukan pijat bayi lebih baik dibandingkan kelompok
ibu yang tidak melakukan pijat bayi. Melalui pijat bayi, ibu diberi kesempatan
untuk mengenal bayi lebih dekat, dan membangun kelekatan (bonding). Dengan
demikian, ibu dapat mengerti dan menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan
bayi.

Manfaat SPA pada Bayi

Bayi yang diberikan baby spa tentu akan berbeda tumbuh kembangnya dengan
tumbuh kembang bayi yang tidak diberi baby spa. Hal ini dikarenakan rangkaian
baby spa bertujuan merangsang saraf sensoris dan motoris bayi lebih dini dengan
stimulus-stimulus tertentu sehingga bayi dapat tumbuh aktif serta lebih optimal
baik secara fisik maupun mentalnya.

1. Menghindarkan ketakutan akan air sejak dini apalagi jika orang tuanya
memiliki fobia air, maka disarankan mengajak bayi ke Baby Spa.

2. Melatih otot-ototsekaligus membantu peningkatan keseimbangan serta


koordinasi.

3. Berenang di air hangat dengan rileks dan teratur dapat meningkatkan nafsu
makan serta peningkatan pola tidur dan makan.

4. Membantu perkembangan motorik/ gerak serta kecerdasan. Selain itu, dapat


memperkuat pernapasan atau paru-paru dan jantung serta meningkatkan
perkembangan otak.
5. Membantu untuk belajar merespon berbagai perintah sekaligus
meningkatkan pemahaman.

Usia Untuk Baby SPA

Usia 3-6 bulan adalah saat tepat bagi bayi untuk mulai melakukan baby
spa. Setelah usia 3 bulan neck control sudah baik sehingga kepala bayi dapat
tegak. Bayi juga memiliki sepasang refleks yang dapat membuat mereka berenang
dengan baik yaitu refleks menyelam (dive reflek) dan refleks berenang (swim
reflek). Refleks menyelam, yang disebut juga respon bradycardic, menyebabkan
bayi untuk menahan nafas mereka dan membuka mata mereka ketika terendam.
Refleks renang bayi ada sampai bayi berumur sekitar 6 bulan, bayi yang
ditempatkan di air akan menggerakkan lengan dan kaki dalam gerakan renang.
Ketika refleks berenang dan refleks menyelam keduanya terlibat, bayi bisa terlihat
seperti perenang yang alami.

Terapi air: sedikit bukti ilmiah

Terapi air atau water therapy dikenal dengan berbagai istilah, antara lain
hydrotherapy, water flotation, atau aquatic physical therapy. Dalam terapi air, bayi
diajak untuk berendam dalam bak kecil dengan tubuh, terutama bagian leher
disangga pelampung. Bayi kemudian bebas menggerakkan lengan dan
tungkainyanya, menyerupai keadaan di dalam kandungan. Para ahli menduga
bahwa saat menendang-nendang dalam air, gelombang air akan menstimulasi bayi
untuk melatih keseimbangan dan kemampuan koordinasi. Hal ini lalu
dihubungkan dengan perkembangan kemampuan untuk merangkak, berjalan dan
berenang di kemudian hari.

Sayangnya, bukti ilmiah terapi air masih sedikit dan umumnya merupakan
penelitian pendahuluan dengan jumlah subyek yang minim. Studi pendahuluan
pada 12 bayi prematur yang mendapat terapi air (aquatic physical therapy) selama
10 menit memperlihatkan bahwa bayi memperoleh kualitas tidur yang lebih baik,
cenderung lebih rileks dan lebih dapat mentolerir nyeri. Penelitian pendahuluan
lain pada bayi usia 7-9 bulan di Brasil tahun 2013 dengan jumlah sampel 12
subyek, 6 kontrol dan 6 intervensi, menunjukkan bahwa perkembangan motorik
bayi yang dilatih berenang 40 menit sekali seminggu selama 4 bulan lebih baik
dibandingkan yang tidak distimulasi. Namun, karena jumlah sampel kecil (12
bayi), hasil tidak bermakna secara statistik. Penelitian lebih lanjut diperlukan
untuk memastikan mekanisme dan manfaat berenang terhadap tumbuh kembang
anak.

Apakah terapi air sama dengan berenang? Terapi air meliputi gerakan/latihan saat
berada di dalam air yang suhu lebih hangat daripada suhu air di kolam renang
biasa yaitu antara 350 C-360 C. Berenang adalah upaya mencegah tenggelam saat
berada dalam air.

Terkait hal di atas, American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan


pernyataan bahwa pada bayi di bawah 1 tahun, tujuan berendam adalah sebatas
memberikan kesenangan dan meningkatkan ikatan antara bayi dan orangtua.
Belajar berenang tidak direkomendasikan untuk anak di bawah 1 tahun. Pada
tahun 2000, AAP juga mengeluarkan rekomendasi bahwa program renang pada
anak sebaiknya dimulai setelah usia 4 tahun. Tanpa pelatihan khusus, bayi
umumnya memperlihatkan gerakan renang rudimenter, seperti dog paddle saat
berada dalam air. Namun, kemampuan berenang yang kompleks baru dapat
dicapai ketika perkembangan motor anak mencapai tahap usia 4-5 tahun. Apabila
diajari berenang lebih dini, waktu yang diperlukan untuk menguasai gerakan
ternyata lebih lama dibandingkan dengan anak yang dilatih berenang di atas usia 4
tahun.

Bagi anak di bawah 3 tahun, World Aquatic Babies and Children Network
merekomendasikan bahwa pada saat berenang, orangtua harus ikut, dan
menciptakan suasana yang gembira bersama anak. Latihan berenang juga perlu
didukung oleh pelatih yang penyayang, terlatih secara khusus dan berpengalaman.
Pelatih harus menguasai perkembangan anak, prosedur keamanan dalam air dan
pertolongan pertama pada kecelakaan. Satu guru mengajari satu anak. Orangtua
harus melaporkan terlebih dahulu bila anaknya memiliki kondisi kesehatan
khusus, agar mendapat perhatian dan penanganan khusus bila diijinkan
bergabung. Suhu air yang dianjurkan adalah 31-340C. Lama latihan bagi pemula
maksimal 30 menit. Dalam latihan menahan napas, kepala anak hanya boleh
berada di bawah permukaan air selama 1-3 detik, dan kurang dari 6 kali setiap
latihan.

Jadi, secara umum, baby spa bermanfaat dalam menciptakan rasa senang dan
meningkatkan ikatan bayi dan orangtua. Pijat bayi berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan bayi serta hubungan ibu-anak. Bukti
pendahuluan menunjukkan terapi air atau berenang bermanfaat dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Selain memperhatikan aspek rekreasi bagi si
kecil, aspek keamanan saat terapi air juga perlu diutamakan. Terapi air harus
dilakukan di bawah pengawasan orangtua dan pelatih berpengalaman. Namun,
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui manfaat terapi air/berenang
pada bayi, apakah memang diperlukan di samping pijat bayi, ataukah pijat bayi
saja sudah cukup untuk menggantikan seluruh manfaat terapi air/berenang. Kita
tunggu perkembangan selanjutnya.

Langkah-langkah Melakukan Baby Spa

A. Persiapan Baby Spa

a). Bak mandi

Ukuran bak mandi tidak terlalu sempit sehingga anak dapat leluasa
menggerakkan tangan dan kakinya.

b). Pelampung leher (neck ring)

Neck ring yang dipergunakan adalah neck ring yag berkualitas yaitu
aman dan nyaman digunakan.

c). Handuk

d). Baby oil


e). Mainan anak untuk di kolam

Mainan yang digunakan adalah mainan mengapung di air dan tentu saja
aman untuk anak.

h). Bayi makan setengah atau satu jam sebelum melakukan baby spa

i). Siapkan susu atau makanan untuk diberikan setelah baby spa

j). Bawalah handuk sendiri untuk mengeringkan badan bayi

B. Pelaksanan Baby Spa

1. Pemanasan

Sebelum memulai aktifitas berenang, bayi sebelumnya harus melakukan


pemanasan sebentar seperti menekuk kaki, tangan, didampingi oleh terapis.
Pemanasan penting karena bertujuan untuk menyiapkan otot dan sendi
tubuh. Dengan pemanasan suhu tubuh akan meningkat kurang lebih satu
derajat celcius. Kenaikan suhu ini akan diikuti dengan meningkatnya denyut
jantung yang akan menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh menjadi
lebih cepat sehingga pasokan oksigen ke dalam otot menjadi lebih banyak.
Setelah pemanasan ini, diharapkan bayi akan mampu menggerakan anggota
tubuh dengan cepat, kuat, sudut gerak yang luas, dan rasa nyaman.

2. Siapkan air hangat dalam kolam dengan suhu sekitar 350 C-360 C.

3. Masukkan bayi yang telah dibuka bajunya dan telah menggunakan popok
serta neck ring ke dalam bak mandi

4. Biarkan bayi berenang di dalam bak mandi selama 10-15 menit

5. Angkat bayi dari bak mandi, keringkan dengan handuk

6. Berikan massage pada tubuh setelah diberikan baby oil terlebih dahulu.
Saat posisi terlentang massage dimulai dari kaki, perut, dada, tangan dan
wajah. Saat tengkurap berikan massage pada punggung bayi.
7. Spa bayi selesai bayi dapat diberi minum dan berganti pakaian.

Sumber

1.http://www.idai.or.id/artikel/baby-spa-sekedar-tren-atau-terbukti-bermanfaat
(diakses pada 11 Maret 2017)

2. http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article

3. Arora J, Kumar A, Ramji S. 2005. Effect of oil massage on growth and


neurobehavior in very low birth weight preterm neonates. Indian Pediat.

Anda mungkin juga menyukai