Prinsip AAS adalah penyerapan sinar dari sumbernya oleh atom-atom yang dibebaskan
oleh nyala pada panjang gelombang tertentu. Pada AAS ini, terdapat 5 komponen penting, yaitu :
sumber cahaya, sistem atomisasi, sistem optik dan monokromator, detektor dan pembacaan.
1. Larutan sampel direaksikan dengan zat pereduksi setelah ditambahkan asam untuk
menghasilkan uap hidrida dari analit.
2. Hidrida dikeluarkan dari bejana generasi dengan menggunakan arus atau gas inert (
biasanya argon dan nitrogen) ke dalam tabung atomisasi atau sumber eksitasi.
3. Hidrida di ubah menjadi gas atom logam yang kemudian di analisa dengan SSA
Untuk unsur Arsen (As), biasanya terdapat dalam tingkat oksidasi +3 dan +5. Kepekaan
As3+ lebih tinggi daripada As5+ jika menggunakan metode hidrida. Oleh karena itu sebelum
analisis, As5+ harus direduksi terlebih dahulu menjadi As3+ menggunakan reduktor NaBH4.
Berikut ini reaksi penentuan Arsen dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom :
As5+ + BH4– As3+
BH4- + 3H2O + H+ → H3BO3 + 8H
Pemanasan dapat menggunakan nyala atau lebih baik lagi dengan listrik karena suhunya
bisa dikontrol (800-10000C).
Khusus untuk atomisasi merkuri (Hg), karena sifatnya yang mudah menguap, atom – atom
Hg yang ada di dalam sampel sebagai ion positif, direduksi menjadi netral dan akan menguap
sebagai atom-atom bebas pada suhu normal. Sebagai reduktor dapat digunakan SnCl2 atau
NaHB4. Kemudian uap (gas) atom – atom Hg bersama – sama gas inert (N2 atau Ar) dialirkan
melalui tabung kuarsa, dan absorbs dapat terjadi tanpa pemanasan.
Adapun reaksinya sebagai berikut :
Perlu diperhatikan untuk penetapan Hg gas pembuang harus dimasukkan kedalam air karena uap
Hg sangat beracun. Reaksi pembentukan hidrida yang mudah menguap dapat menghilangkan
gangguan yang berasal dari sampel (matrix effect). Dan cara hidrida mempunyai limit deteksi
yang lebih baik daripada cara nyala maupun grafit.
PREPARASI SAMPEL
Cara kerja :
1. Sampel (yang sudah siap dianalisis) ditimbang sebanyak 1 g, lalu dimasukkan kedalam
piala gelas 100 ml.
2. Dimasukkan kedalam ruang asam, ditambahkan campuran asam HNO3 : HCIO4 : H2SO4
(1:1:5).
3. Dilakukan digest pada suhu 3000C (suhu bertahap), sampai larutan jernih dan volume ±5
ml.
4. Dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml
5. Ditambahkan HCl 0,1 N, lalu himpitkan.
6. Sampel bisa dibaca absorbansinya di AAS untuk mengetahui jumlah kadar Hg dan As
nya.
Catatan :
1. Perlakuan sampel untuk As dan Hg sama, perbedaan berada pada saat di sistem kerja alat,
As memerlukan pemanasan, sedangkan Hg tidak.
2. Sebenarnya sampel yang bagus adalah kering namun tidak gosong. Volume ±5 ml adalah
untuk menghindari sampel gosong pada proses digest.
3. Penambahan campuran asam dilakukan secara bertahap dan dalam suhu yang bertahap
pula. Hal ini untuk menghindari sampel yang meletup keluar (kesalahan negatif). Hal ini
bisa terjadi karena perbedaan titik didih antar larutan asam.
1. System logam asam. Metoda ini dilakukan dengan mereaksikan logam Zn dengan HCl,
dan kemudian analit akan direduksi menjadi hidrida.
Zn(s) + 2HCl > ZnCl2 (aq) + 2H+ + Mn+> EHn (g) + H2
Mn+ adalah analit
EHn adalah hidrida analit
2. Pengembangan dari metode diatas digunakannnya pereaksi baru untuk membentuk hidrida
yaitu Natriumborohidrid( NaBH4) dan HCl untuk menggantikan logam Zn. Metoda ini
ditemukan oleh Fernandes (1983) ,Purce dan Brown (1989).
NaBH4 + H2O + HCl > H3BO3 + NaCl + 8 H+ + Em+ > EHn (g) + H2
Em+ adalah analit.
Unsure yang dapat dianalisis As, Bi,Ge,Pb, Sb, Se, Te, dan Sn.