Anda di halaman 1dari 18

Library Manager

Date Signature

BAGIAN KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL REFERAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
April 2015
UNIVERSITAS HASANUDDIN
RESUME MEDIS

OLEH :

Imiey Eleena Hanum Suhaimi (C 111 10 872)

dr. Lisa Marina (ADP. LN)

PEMBIMBING :

dr. Tjiang Sari Lestari

KONSULEN :

dr. Denny Mathius, M. Kes, Sp.F

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

0
DAFTAR ISI

Pendahuluan............................................................................................................. 2
Definisi.................................................................................................................... 3
Tujuan dan Manfaat................................................................................................. 4
Tanggungjawab Terhadap Resume Medis...............................................................5
Kelengkapan Pengisian Resume Medis................................................................... 7
Format Resume Medis............................................................................................. 8
Indikasi Penulisan Resume Medis........................................................................... 9
Faktor Yang Behubungan Dengan Kepatuhan Dokter Dalam Mengisi Resume
Medis......................................................................................................................10
Aspek Hukum, Disiplin, Etik dan Kerahasiaan Rekam Medis..............................13
Resume Medis dan Visum et Repertum................................................................ 15
Alur Resume Medis............................................................................................... 16
Kesimpulan............................................................................................................ 16
Daftar Pustaka....................................................................................................... 17

1
RESUME MEDIS

A. Pendahuluan
Berdasarkan Permenkes 269 Bab 1, Pasal 1 tahun 2008, rekam medis
merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien. Oleh karena itu, resume medis merupakan catatan yang mencerminkan
segala informasi penting yang menyangkut pasien, dijadikan sebagai dasar untuk
menentukan tindakan yang lebih lanjut dalam upaya pelayanan medis.1
Resume medis haruslah lengkap dan dibuat dengan singkat disertai nama
dan tanda tangan dokter yang merawat pasien serta dapat menjelaskan informasi
penting mengenai pasien terutama penyakit, pemeriksaan yang dilakukan dan
pengobatan yang didapat terhadap pasien. Dokter sebagai pemberi pelayanan
kesehatan bertanggungjawab untuk mengisi dokumen rekam medis, terutama
resume medis secara lengkap. Resume medis yang lengkap dapat mencerminkan
mutu rekam medis serta layanan yang diberikan oleh rumah sakit (Depkes 1991).1
Pemulangan pasien dari rumah sakit bisa menjadi suatu proses yang sulit
untuk anggota profesional kesehatan, pasien, dan anggota keluarga. Kira-kira 80
persen dari pasien yang keluar dari rumah sakit kembali ke rumah tanpa komplikasi
atau butuh perawatan lanjut, manakala beberapa pasien memerlukan perwatan
kesehatan yang berbeda dari profesional, seperti pekerja sosial, terapis dan dokter
umum.2

2
B. Definisi
Menurut Permenkes 269/MenKes/Per/III/2008 pada pasal 4 menyebutkan
bahwa ringkasan pulang harus dibuat oleh dokter dan dokter gigi yang melakukan
perawatan pasien. Isi ringkasan pulang atau resume medis sekurang-kurangnya
memuat:3
a. Identitas pasien
b. Diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat
c. Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir,
pengobatan dan tindak lanjut.
d. Nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan
kesehatan.

Tidak hanya Permenkes yang menyebutkan dan menjelaskan tentang


resume medis, menurut Juknis Dep.Kes RI (1997) pengertian resume medis yaitu
resume harus berisi ringkasan tentang penemuan-penemuan, dan kejadian penting
selama pasien dirawat, keadaan waktu pulang, saran dan rencana pengobatan
selanjutnya. Terkait dengan sifat kerahasiaan rekam medis, resume pasien cukup
digunakan sebagai penjelasan informasi yang diinginkan, kecuali bila telah
ditentukan lebih daripada itu.1

3
C. Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan pedoman penyelenggaran rekam medis di rumah sakit, rekam
medis ditulis paling lambat 2x24jam setelah pasien masuk ke rumah sakit. Tujuan
dan kegunaan dibuat resume medis adalah:1
a. Untuk menjaga kelangsungan mutu pelayanan medis, dikarenakan data
medis ini sangat berharga bagi dokter, terutama untuk kasus-kasus pasien
yang dirawat kembali.
b. Untuk memberi bahan pembicaraan bagi komite rekam medis bila terdapat
kasus-kasus sulit.
c. Untuk memberikan jawaban bagi kantor asuransi pasien, dokter pengirim,
konsulen, tentang perjalanan penyakit pasien, pengobatan dan perwatannya.
d. Agar dokter/asisten ahli dapat mengumpulkan dan menyimpan kasus-kasus
yang menarik atau kasus bedah di mana yang bersangkutan ikut
membentuknya.
e. Resume medis berisi keterangan yang penting tentang penyakit pasien dan
pengobatannya.

Resume medis merupakan lembar yang digunakan sebagai pembuatan surat


keterangan medis untuk keperluan pihak ketiga misalnya klaim asuransi, apabila
berkas rekam medis sudah waktunya untuk dimusnahkan maka
lembar resume medis masih disimpan dan dipertahakan. Lembar resume medis ini
merupakan lembar yang dapat dicopy oleh pasien, menurut permenkes no. 269
tahun 2008 bab IV pasal 12 ayat 4 dijelaskan “ringkasan rekam medis sebagaimana
dimaksudkan pada ayat 3 dapat diberikan, dicatat oleh pasien atau orang yang diberi
kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk
itu”.4

4
D. Tanggungjawab Terhadap Resume Medis
Jika dilihat dari aspek hukum, yang bertanggungjawab terhadap
kelengkapan rekam medis dan resume medis adalah:1,5
1. Tanggungjawab dokter yang merawat
Tanggungjawab utama dalam kelengkapan resume medis yaitu
dokter yang merawat pasien hingga pasien pulang. Walaupun untuk
melengkapi rekam medis khususnya resume medis dapat didelegasikan ke
staffnya, namun tetap tanggungjawab utama dari isi rekam medis khususnya
resume medis adalah dokter yang merawat. Dokter mengemban
tanggungjawab terakhir akan kelengkapan dan kebenaran isi rekam medis
dan khususnya resume medis.
Di samping itu, untuk mencatat beberapa keterangan medis seperti
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penyakit dan ringkasan
pulang (resume) yang kemudian bisa didelegasikan kepada coasisten,
asisten ahli dan dokter lainnya. Data tersebut harus dipelajari kembali dan
dikoreksi kemudian diberi tandatangan oleh dokter yang merawat.
2. Tanggungjawab petugas rekam medis
Petugas rekam medis yaitu membantu dokter yang merawat dalam
membelajari kembali rekam medis. Analisa dari kelengkapan isi dilakukan
untuk mencari hal-hal yang kurang, dan masih diragukan dan menjamin
bahwa rekam medis telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan
peraturan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
3. Tanggungjawab pimpinan rumah sakit
Pimpinan rumah sakit bertanggungjawab menyediakan fasilitas unit
rekam medis yang meliputi: ruangan rekam medis, peralatan dan tenaga
yang memadai. Sehingga tenaga rekam medis dapat bekerja secara efektif
dan efisien dengan memeriksa kembali, membuat indeks, penyimpanan dari
semua sistem medis dalam waktu singkat.
4. Tanggungjawab staf medik
Staf medik terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga kesehatan
profesional lainnya. Mempunyai peranan penting di rumah sakit dan

5
pengorganisasian staf rekam medis tersebut secara langsung menentukan
kualitas pelayanan kepada pasien.
5. Tanggungjawab komite rekam medis
Komite rekam medis bertanggungjawab untuk meninjau ulang
rekam medis dalam hal penyelesaian tepat waktu, ketepatan klinis,
ketepatan dan kecukupan pelayanan pasien, pengajaran, evaluasi, penilitian
dan berdiskusi secara legal, serta menentukan format kelengkapan rekam
medis, formulir yang digunakan dan setiap masalah yang berhubungan
dengan penyimpanan dan pengembalian.
Kegiatan dari komite rekam medis juga adalah memberi perhatian
atas kelengkapan rekam medis dan peningkatan dokumentasi pelayanan
pasien, dan memonitor kualitas rekam medis, meninjau kembali formulir
rekam medis sehingga bisa mengurangi duplikasi informasi yang tidak
penting dan mencapai keseragaman isi, bentuk dan ukuran.

6
E. Kelengkapan Pengisian Resume Medis
Menurut Wirawan 1997, untuk meningkatkan mutu rekam medis
memerlukan 3 unsur diantaranya:1,5
a. Kelengkapan isian rekam medis
b. Validitas atau kesahihan dari isi rekam medis karena isi rekam medis harus
jelas, singkat dan tepat waktu
c. Adanya sanksi untuk dokter yang alpa
Kelengkapan rekam medis merupakan sangat penting nilainya demi
kepentingan pasien maupun bagi pihak rumah sakit.1,5
Mengingat resume medis adalah salah satu formulir rekam medis dasar
rawat inap, maka kelengkapan resume medis menjadi tanggungjawab semua pihak
yang terlibat dalam pengisian resume medis tersebut. Resume medis yang lengkap
adalah cermin mutu rekam medis serta layanan yang diberikan oleh rumah sakit
(Depkes, 1991).1,5
Audit dan analisis terhadap resume medis dilakukan agar kelengkapan dan
ketepatan pengisian rekam medis dapat dipertanggungjawabkan. Audit dan analisis
kelengkapan resume medis dilakukan dengan cara meneliti rekam medis yang
dihasilkan oleh dokter dan tenaga paramedis perawatan atau perawatan medis non
keperawatan yang ikut memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada
pasien, sehingga ketepatan dan kebenaran diagnosis serta kelengkapan pengisian
rekam medis dapat dipertanggungjawabkan (Depkes, 1997). 1,5
Resume medis harus lengkap dan dibuat dengan singkat disertai bukti
autentik seperti nama dan tanda tangan dokter yang merawat pasien serta dapat
menjelaskan informasi penting mengenai penyakit pasien, pemeriksaan yang
dilakukan dan pengobatan pasien (Depkes, 1991). Di rumah sakit, kelengkapan
resume medis sangat penting karena resume medis yang lengkap selain untuk
menjaga mutu rekam medis rumah sakit juga sering digunakan untuk administrasi
klaim asuransi.1,5

7
F. Format Resume Medis
Menurut Permenkes 269/MenKes/Per/III/2008 pada pasal 4 menyebutkan:3,9
(1) Ringkasan pulang sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (2) harus dibuat
oleh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien.
(2) Isi ringkasan
Isi ringkasan pulang atau resume medis sekurang-kurangnya memuat:3
a. Identitas pasien
b. Diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat
c. Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir,
pengobatan dan tindak lanjut.
d. Nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan
kesehatan.

Contoh format resume medis dari World Health Organisation (WHO):5,6


Nama pasien: Riwayat Penyakit:
Nomor Rekam Medis: Laboratorium/Data: (hasil
Tanggal Masuk: yang bermakna)
Tanggal Keluar: Perawatan di Rumah Sakit:
Dokter Pemeriksa: Obat Pulang:
Dokter Penanggungjawab: Instruksi Pulang: (diet,
aktivitas, pulang ke
Dokter Primer: rumah/fasilitas lain, dll)
Dokter Dirujuk: Tanggal kontrol:
Dokter Dikonsul: Kode Status:
Kondisi Saat Pulang:
Tanda tangan Dokter
Diagnosis Akhir: Penanggungjawab:
Prosedur: (tanggal rawatan,
komplikasi)

8
G. Indikasi Penulisan Resume Medis
Penulisan resume medis dilakuakan pada 3 kondisi, yaitu:7
a. Pasien pulang
Di sini haruslah dijelaskan sebab pasien dipulangkan seperti kondisi
pasien sudah baik, membaik atau pulang atas permintaan sendiri.
b. Pasien pindah rumah sakit
Sekiranya pasien perlu pindah ke rumah sakit lain atas sebab
tertentu, rekam medis pasien tidak bisa dibawa bersama, namun disertakan
dengan resume medis yang merupakan rumusan dari rekam medis dan
pemeriksaan dokter sebagai rujukan buat dokter di rumah sakit lain.
c. Pasien meninggal
Resume medis diperlukan sebagai bukti rawatan yang diberikan oleh
dokter dan rumah sakit selama pasien dirawat serta dijelaskan informasi
seperti tanggal, waktu dan sebab kematian pasien.

9
H. Faktor Yang Behubungan Dengan Kepatuhan Dokter Dalam Mengisi
Resume Medis
Berdasarkan teori Lawrence Green, teori Ghibson, teori Snehandu B.Kar
digabungkan dengan penilitian-penilitian lain yang pernah dilakukan sebelumnya
mengenai perilaku kepatuhan, maka faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan
kepatuhan dokter dalam pengisian resume medis adalah sebagai berikut:1,4
1. Faktor internal
a. Pengetahuan
Pengetahuan dapat diklasifikasikan menjadi enam tingkatan
yaitu pengetahuan, penerapan, analisa, sintesa dan evaluasi (Blum,
1975) dalam Azwar (1966). Pengetahuan merupakan hasil tahu,
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Pengindraan melalui panca indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan di sini adalah menilai segala sesuatu yang
diketahui oleh informan mengenai pengisian resume medis, manfaat
resume medis, yang berhak mengisi resume medis, pedoman dan
instruksi dalam pengisian resume medis.
b. Masa kerja/Senioritas
Masa kerja merupakan mutu dan kemampuan kerja
seserorang yang tumbuh dan berkembang menjadi dua jalur utama
yaitu pengalaman dalam bekerja, pelatihan dan pendidikan yang
pernah ditempuh. Semakin lama seseorang berkarya dalam sesuatu
organisasi, semakin tinggi pula produktifitasnya karena semakin
berpengalaman dengan demikian semakin tinggi pula
keterampilannya untuk menyelesaikan tugas yang dipercayakan
kepadanya (Siagian, 1995).
c. Status dokter
Status menurut Vecchio (1995) sangat kuat mempengeruhi
perilaku seseorang dalam organisasi. Status dokter di rumah sakit
yang dimaksud adalah dokter tetap atau dokter tamu. Hal ini menjadi

10
penting karena seorang dokter tamu bekerja secara bebas dan
mandiri. Berbeda dengan seorang karyawan rumah sakit yang harus
datang pada jam kerja dan menjalankan tugasnya (Guwandi, 1991)
d. Persepsi mengenai beban kerja
Menurut Sastrowinoto (1985), beban kerja merupakan
volume pekerjaan yang dibebankan kepada seorang pekerja dan
merupakan tanggungjawab pekerja tersebut. Beban kerja harus
sesuai dengan individu agar tidak terjadi hambatan atau kegagalan
dalam pelaksanaan tugas, sehingga para praktisi membagi pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuannya sehingga menghasilkan mutu
yang lebih baik.
e. Persepsi mengenai format resume medis
Format resume medis di rumah sakit berbeda-beda, pada
resume medis yang ada di RSWS tercantum. Format resume medis
sebaiknya dibuat sederhana dan semudah mungkin dalam
pengisiannya. Sehingga mengurangi kejenuhan dokter dalam
mengisi resume medis.
f. Persepsi mengenai pelaksanaan SOP
SOP adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan
oleh pertugas untuk melaksanakan tugasnya (Balai Pustaka, 1998).
Standar menurut Azwar (1996) adalah keterangan tentang suatu
mutu yang diharapkan. Standar pelayanan adalah setiap langkah
yang harus dilakukan oleh petugas secara berurutan dalam
memberikan suatu jenis pelayanan. Standar dibuat menunjuk pada
tingkat ideal yang diinginkan.

11
2. Faktor Eksternal1,4
a. Insentif
Menurut Notoatmojo (2003), dalam kehidupan organisasi
diyakini bahwa setiap orang atau sumber daya manusia dalam
organisasi ingin mendapatkan penghargaan dan perlakuan yang adil
dari pimpinan organisasi yang bersangkutan. Insentif yang
dimaksud dalam penilitian ini yaitu insentif yang berhubungan
dengan ekonomi, yaitu berapa uang tambahan yang diterima dokter
dalam pengisian resume medis secara lengkap dan tepat waktu
sehingga dengan pemberian insentif tersebut, kepatuhan dokter
dalam mengisi resume medis semakin meningkat dan mengurangi
angka ketidaklengkapan dalam pengisian resume medis.
b. Motivasi dari pimpinan
Motivasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri
seseorang guna mencapai suatu tujuan, Notoatmojo (2003).
Motivasi yang dilakukan dalam penilitian ini yaitu dorongan atau
dukungan dari pihak rumah sakit kepada dokter dalam hal kepatuhan
dalam mengisi dan melengkapi resume medis.
c. Sanksi
Pada pasal 79 UU Praktek Kedokteran berbunyi bahwa setiap
dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam
medis dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah).

12
I. Aspek Hukum, Disiplin, Etik dan Kerahasiaan Rekam Medis
Rekam medis dapat digunakan sebagai salah satu alat bukti tertulis di
pengadilan. Maka setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran wajib menyimpan kerahasiaan yang menyangkut riwayat penyakit
pasien yang tetuang dalam rekam medis. Rahasia kedokteran tersebut dapat dibuka
hanya untuk kepentingan pasien untuk memenuhi permintaan aparat penegak
hukum (hakim-majelis), permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.1,7
Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, rahasia
kedokteran (isi rekam medis) baru dapat dibuka bila diminta oleh hakim majelis di
hadapan sidang majelis. Dokter dan dokter gigi bertanggungjawab atas kerahasiaan
rekam medis sedangkan kepala sarana pelayanan kesehatan bertanggungjawab
menyimpan rekam medis.1

1) Sanksi Hukum
Pada Pasal 79 UU Praktek Kedokteran berbunyi bahwa setiap
dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam
medis dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah).1
Selain tanggungjawab pidana, dokter dan dokter gigi yang
tidak membuat rekam medis juga dapat dikenakan sanksi secara
perdata, karena dokter dan dokter gigi tidak melakukan yang
seharusnya dilakukan (ingkar janji/wanprestasi) dalam hubungan
dokter dengan pasien.1
2) Sanksi Disiplin dan Etik
Dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis
selain mendapat sanksi hukum juga dapat dikenakan sanksi disiplin
dan etik sesuai dengan UU Praktik Kedokteran, Peraturan KKI,
Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Kode Etik
Kedokteran Gigi Indonesia (KODEKGI). Dalam Peraturan Konsil

13
Kedokteran Indonesia Nomor 16/KKI/PER/VIII/2006 tentang Tata
Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin MKDKI dan
MKDKIP, ada tiga alternatif sanksi disiplin yaitu :1
i. Pemberian peringatan tertulis.
ii. Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau
surat izin praktik.
iii. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di
institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi.

Selain sanksi disiplin, dokter dan dokter gigi tidak membuat


rekam medis dapat dikenakan sanksi etik oleh organisasi profesi
yaitu Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dan Majelis
Kehormatan Etik Kedokteran Gigi (MKEKG).1

14
J. Resume Medis dan Visum et Repertum
Catatan medis adalah catatan tentang seluruh hasil pemeriksaan medis
beserta tindakan pengobatan atau perawatan yang dilakukan oleh dokter. Catatan
medis disimpan oleh dokter atau institusi dan bersifat rahasia, tidak boleh dibuka
kecuali dengan izin dari pasien atau atas kesepakatan sebelumnya misalnya untuk
keperluan asuransi. Catatan medis ini berkaitan dengan rahasia kedokteran dengan
sanksi hukum seperti yang terdapat dalam pasal 322 KUHP.3
Sedangkan Visum et Repertum dibuat berdasarkan Undang-Undang yaitu
pasal 120, 179 dan 133 KUHAP dan dokter dilindungi dari ancaman membuka
rahasia jabatan meskipun Visum et Repertum dibuat dan dibuka tanpa izin pasien,
asalkan ada permintaan dari penyidik dan digunakan untuk kepentingan peradilan.3
Kedua hal ini dimulai dengan admisi pasien ke rumah sakit. Setelah pasien
masuk ke rumah sakit, dilakukan pengisian rekam medis yaitu, pasien didaftar di
admisi dan kemudiannya diperiksa oleh dokter bertugas. Kemudiannya pasien
mendapat rawatan dan tindakan di rumah sakit. Sekiranya tidak ada surat
permintaan visum dan pasien bisa dipulangkan, dokter tersebut hanya perlu mengisi
resume medis pasien yang kemudiannya diberikan kepada pasien. Namun,
sekiranya ada surat permintaan visum, dokter yang diminta untuk melakukan
pemeriksaan, haruslah memeriksa pasien dan dilakukan visum et repertum atau
VeR yang kemudiannya dilampirkan bersama resume pasien dan dibawa ke
pengadilan.4

15
K. Alur Resume Medis

L. Kesimpulan
Rekam medis dan resume medis merupakan alat bukti bahwa dokter atau
rumah sakit telah mengupayakan semaksimal mungkin melalui tahapan proses
upaya pelayanan kesehatan sampai kepada satu pilihan terapi yang paling tepat
yang berupa tindakan medis tertentu. Bagi pasien, rekam medis merupakan alat
bukti yang dapat digunakan sebagai dasar apakah tindakan medis tertentu yang
dilakukan oleh dokter atau rumah sakit terhadapnya itu sudah sesuai dengan standar
profesi. Oleh karena itu semakin lengkap rekam medis semakin kuat fungsinya
sebagai alat bukti yang memberikan perlindungan hukum bagi dokter atau rumah
sakit.8
Rekam medis mempunyai fungsi ganda sebagi alat bukti, yaitu : Sebagai
alat bukti keterangan ahli (Pasal 186 dan 187 KUHAP), dan sebagai alat bukti surat
(Pasal 187 KUHAP). Rekam medis adalah suatu kekuatan untuk dokter atau rumah
sakit untuk membuktikan bahwa telah dilakukan upaya yang maksimal untuk
menyembuhkan pasien sesuai dengan standar profesi kedokteran.8

16
DAFTAR PUSTAKA
1. Pratiwi, Y. D. (2009). "Analisis Kelengkapan Pengisian Resume Medis.
Pasien Rawat Inap Rsia Budi Kemuliaan." 12-27.
2. Porter, M. (2014). "Hospital Discharge: The Patiet, Carer, Doctor
Respective." 1-19.
3. Suwarto (2011). "Tinjauan Kelengkapan Pengisian Resume Medis Rawat
Inap Di Bagian Rekam Medis Rumah Sakit Hospital Cinere, Jakarta ".
4. Muthmainah, A. (2013). "Penyebab Ketidakterisian Diagnosis Pada
Lembar Resume Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Khusus Bedah
Islam Cawas Klaten."
5. Pocklington, C. (2011). "A Comparison of Methods of Producing Discharge
Summary: handwritten vs electronic documentation." 4(3): 1-5.
6. Reddy, R. (2011). "A Study to Assess The Need for Proper Maintenance of
Medical Discharge Summaries." 1-11.
7. Thomas, J. (2009). "Medical Records and Issues in Negligence."
8. Novita, F. (2013). "Analisis Yuridis Rekam Medis Sebagai Alat Bukti
Surat." 10(3): 1-8.
9. Permenkes 269 Pasal 1 Tahun 2008. Rekam Medis.

17

Anda mungkin juga menyukai