Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

“Vegetatif Konvensional ”

Nama Kelompok:

1. Fadhly Zawa’id Mutawally (165040201111035)


2. Prattidina Hapsari (165040201111045)
3. Burhan Akhmad (165040201111066)
4. Wahyu Setiawan (165040201111073)

Kelas: O

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah,
kesabaran serta kesehatan yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah teknologi produksi benih yang berjudul “Vegetatif
Konvensional” dengan baik dan lancar. Segala puji kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan hikmat dalam menjalani dan menyikapi kehidupan di
dunia ini.

Penulis membahas mengenai teknologi produksi benih dari tanaman yang


berkembang biak secara vegetatif konvensional. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu
penulis dengan besar hati menerima kritik dan saran yang membangun guna
memberikan hasil yang terbaik untuk penulisan makalah ini. Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan lancar, kepada :

1. Para dosen pengampu mata kuliah Teknologi Produksi Benih yang telah
membimbing kami selama perkuliahan berlangsung,
2. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian
penulisan makalah ini dengan baik.

Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas Teknologi Produksi


Benih yang diberikan oleh dosen pengampuh. Dalam proses pendalaman materi
Teknologi Produksi Benih, semoga penulisan makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua, terutama untuk penulisan makalah selanjutnya.

ii
1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................1
1. PENDAHULUAN......................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.................................................................................................2
1.2 Tujuan.....................................................................................................................3
1.3 Manfaat..................................................................................................................3
2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4
2.1 Perbanyakan Vegetatif.........................................................................................4
2.1.1 Pengertian Perbanyakan Vegetatif Alami...................................................4
2.1.2 Macam Perbanyakan Vegetatif Alami.........................................................4
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Perbanyakan Vegetatif Alami......................6
2.2 Perbanyakan Vegetatif Buatan............................................................................7
2.2.1 Pegertian Perbanyakan Vegetatif Buatan..................................................7
2.2.2 Macam Perbanyakan Vegetatif Buatan......................................................7
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perbanyakan Vegetatif Buatan...................9
3. PEMBAHASAN.........................................................................................................11
3.1. Pembibitan Tanaman Apel................................................................................11
3.2. Pembibitan Tanaman Adenium....................................................................13
4. PENUTUP..............................................................................................................19
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................20
2

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbanyakan secara vegetatif dilakukan menggunakan bagian
tanaman seperti cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar.Prinsipnya
adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar
berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang dan
daun sekaligus.Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara
mencangkok, okulasi, stek dan kultur jaringan. Pembiakan vegetatif tanaman
dapat terjadi secara alamiah atau dibuat oleh manusia. Secara alamiah,
perkembangan terjadi melalui pembelahan sel,spora, tunas, rhizome, dan
geragih. Pembiakan vegetatif buatan dimanfaatkan melalui cara stek,
cangkok, okulasi dan sambung. Para petani memanfaatkan pembiakan
vegetatif buatan untuk menghasilkan tanaman baru yang cepat berproduksi
dengan sifat dan kualitasyang sama dengan induknya.Namun perbanyakan
vegetatif buatan yang dikenal oleh para petani hanya mampu menghasilan
tanaman dalam jumlah yang terbatas. Keuntungan pembiakan vegetatif
antara lain adalah bahan-bahan heterozigot dapat dilestarikan tanpa
pengubahan dan pembiakan vegetatif lebih baik dibandingkan pembiakan
secara generatif. Pada pembiakan vegetatif satu tumbuhan induk dapat
menghasilkan beberapa individu baru dalam waktu yang cukup singkat.
Okulasi sering juga disebut dengan menempel, Budding . Cara
memperbanyak tanaman dengan okulasi mempunyai kelebihan jika
dibandingkan setek dan cangkok. Kelebihannya adlah hasil okulasi
mempunyai mutu lebih baik daripada induknya. Bisa dikatakan demikian
karena okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai perakaran yang
baik dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan dengan
tanaman yang mempunyai rasa buah yang lezat, tetapi mempunyai
perakaran kurang baik. Tanaman yang mempunyai perakaran baik digunakan
sebagai batang bawah. Sedang tanaman yang mempunyai buah lezat
diambil mata tunasnya untuk ditempelkan pada batang bawah yang dikenal
dengan sebutan entres atau batang atas
Apel merupakan tanaman spesifik subtripis yang bernilai ekonomis cukup
tinggi untuk meningkatkan pendapatan petani, devisa negara, dan kebutuhan
agribisnis. Pertanaman apel yang ada saat ini umumnya berasal dari benih
yang kualitasnya sangat beragam. Penyediaan bibit varietas unggul sangat
3

diperlukan untuk menunjang perluasan pertanaman apel sehingga produksi


apel Indonesia bisa bersaing dengan apel dari luar negeri.
Penyediaan bibit yang berkualitas merupakansalah satu faktor yang
menentukan keberhasilan budidaya apel. Perbanyakan tanaman secara
vegetatif merupakan alternatif untuk mendapatkan bibit berkualitas.
Perbanyakan secara generatif pada umumnya memerlukan waktu yang
cukup lama, namun kelebihan perbanyakan dari benih adalah secara umum
batang pohon hasil benih lebih kokoh, sehat dan berumur panjang .
Salah satu cara yang digunakan dalam perbanyakan vegetatif adalah
dengan grafting yaitu menggabungkan batang bawah dan batang atas dari
tanaman yang berbeda sehingga tercapai kombinasidan persenyawaan yang
akan tumbuh menjadi tanaman baru .

1.2 Tujuan
Untuk memahami konsep pertumbuhan tanaman secara vegetatif
konvensional pada komoditas buah apel dan bunga adenium

1.3 Manfaat
Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan ilmu tentang
pembudidayaan tanaman dengan sistem vegetatif.
4

2. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam budidaya terdapat dua cara yaitu perkembangbiakan vegetative dan
perkembangbiakan generatif berikut merupakan penjelasannya
2.1 Perbanyakan Vegetatif
Dalam perkembang biakan secara vegetative terdapat dua macam
yaitu secara alami dan modern. Adapun pengertian vegetatif alami adalah
sebagai berikut :
2.1.1 Pengertian Perbanyakan Vegetatif Alami
Perbanyakan vegetatif alami adalah perbanyakan tanaman tanpa
melalui proses perkawinan yang dilakukan dengan mengambil bagian dari
tanaman, misalnya batang, daun, umbi, spora, dan lain-lain. (Rukmana,
2002). Sedangkan menurut Handoyo, (2014) Perbanyakan vegetatif ialah
dimana mengambil bahan tanam dari organ tubuh tanaman induk yang
merupakan hasil pertumbuhan tanaman (bagian generatif) dan sifat dari
keturunannya pasti sama dengan induknya.
2.1.2 Macam Perbanyakan Vegetatif Alami
Menurut Handoyo, (2014) macam-macam perbanyakan vegetatif
secara alami dibagi menjadi 4.
1. Sulur atau stolon atau geragih
Batang yang menebal dan tumbuh di bawah permukaan tanah
secara horizontal pada waktu tertentu akan memunculkan tunas pada
permukaan tanah. Contoh: strawberry, lili paris, arbei.

2. Umbi
Peran umbi selain sebagai tempat cadangan makanan juga
merupakan alat perkembangbiakan. Berdasarkan cirinya, umbi dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu:
a) Corm (Umbi Batang)
5

Umbi batang memiliki ciri terdapat mata tunas, sehingga pada


mata tunas tersebut individu baru akan tumbuh. Contoh: kentang, ubi
jalar.

b) Bulb (Umbi Lapis)


Umbi yang tersusun secara berlapis-lapis, bagian yang
membungkus lapisan tersebut disebut cakram. Individu baru akan
tumbuh di bagian cakram tersebut. Contoh tanaman : Bawang, Tulip

c) Umbi Akar
Umbi akar tidak memiliki mata tunas, melaikan individu baru atau
tunas bau akan tumbuh pada pangkal umbi (tempat melekatnya
batang). Contoh : Lobak, Bengkoang.
6

3. Rhizome
Rizhoma merupakan modifikasi dari batang yang tumbuh di bawah
permukaan tanah, dengan ciri terdapat ruas ang dapat di tumbuhi oleh
individu baru. Contoh tumbuhan : jahe, kunyit, sanseveira.

4. Tunas
a) Tunas Batang : Pisang, Agloenema
b) Tunas Akar : Cemara, Kesemek
c) Tunas Daun: Cocor Bebek

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Perbanyakan Vegetatif Alami


Perbanyakan vegetatif alami juga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
menurut Rochiman (2002) faktor yang mempengaruhi perbanyakan vegetatif
alami ada empat :
1. Suhu / Temperatur Lingkungan
Faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga
kelangsungan hidup dari tanaman salah satunya ialah tinggi
rendahnya suatu suhu. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara
22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Pertumbuhan
tanaman yang lambat atau berhenti bisa disebabkan oleh temperatur
yang lebih atau kurang dari batas normal.
2. Kelembaban / Kelembapan Udara
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta
perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi
tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah
serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada
pembentukan sel yang lebih cepat.
7

3. Cahaya Matahari
Tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya
tumbuhan hijau) sangat membutuhkan sinar matahari. Jika suatu
tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak
pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada
kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses
pertumbuhan.
4. Hormon
Dalam proses perkembangan dan pertumbuhan, hormon
memegang peranan penting seperti hormon auksin untuk membantu
perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan
pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel
dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang.
2.2 Perbanyakan Vegetatif Buatan
Berikut merupakan penjelasan tentang vegetative buatan :

2.2.1 Pegertian Perbanyakan Vegetatif Buatan


Perbanyakan vegetatif buatan merupakan perbanyakan tanaman yang
dilakukan tanpa proses perkawinan akan tetapi dengan dengan bantuan
campur tangan manusia guna mendapatkan individu-individu baru. Tanaman
yang bisa diperbanyak dengan cara vegetatif buatan adalah tanaman yang
bekambium (Rochiman, 2002). Sedangkan menurut Gunawan (2004)
Sekumpulan teknik untuk menghasilkan individu-individu baru tanpa
melalui perkawinan melainkan dengan bantuan manusia.
2.2.2 Macam Perbanyakan Vegetatif Buatan
Perbanyakan vegetatif buatan, menurut Gunawan (2004) ada 2
macam, yaitu :
1) Perbanyakan vegetatif buatan dengan perbaikan sifat.
a) Okulasi atau Tempel
Okulasi merupakan cara perbanyakkan yang dilakukan
dengan menempelkan tunas dari satu tumbuhan ke batang
tumbuhan lain. Setiap tumbuhan itu mempunyai sifat yang
berbeda. Batang dan tunas yang diokulasi berasal dari dua
tumbuhan. Batang yang ditempel merupakan tumbuhan yang
mempunyai akar dan batang yang kuat.
b) Grafting atau enten atau Sambung
8

Grafting merupakan penyatuan pucuk dengan batang


bawah. Pucuk dan batang bawah yang disambung itu berasal
dua tumbuhan. Sambung pucuk dapat menghasilkan tanaman
yang lebih baik mutunya. Bila dibandingkan dengan okulasi,
sambung pucuk lebih cepat menghasilkan.
Cara sambung pucuk dapat dilakukan terhadap tanaman
hias, buah-buahan, dan perkebunan. Sambung pucuk
dilakukan secara sederhana. Batang bawah diperoleh dari
semaian biji. Pucuk diambil dari cabang tumbuhan yang
mempunyai sifat- sifat baik seperti berbunga indah dan berbuah
manis, atau lainnya. Pucuk kemudian disambung dengan
batang bawah . Penyambungan dilakukan dengan
menggunakan tali plastik.
2) Perbanyakan vegetatif tanpa perbaikan sifat.
a) Cangkok
Jenis tumbuhan yang biasa dicangkok pohon buahbuahan
misalnya mangga, jeruk, dan lainlain. Umumnya jenis
tumbuhan berkayu mudah dicangkok walaupun tidak
seluruhnya, misalnya cemara. Mencangkok tanaman dilakukan
dengan cara mengupas kulit batang kemudian dikuliti, bagian
yang dikuliti tersebut dilapisi dengan tanah yang subur
kemudian dibungkus dengan sabut kelapa, ijuk atau plastik.

b) Stek
1. Stek Daun
Perkembangbiakan dengan setek daun umumnya
diterapkan pada tanaman hias misalnya begunia. Daun
yang disetek ini harus cukup tua, dan tanah yang digunakn
sebagai media tumbuh harus gembur dan lembab.
Perkembangbiakan dengan setek daun ini dilakukan
dengan meletakkan daun yang sudah dipilih tadi diatas
permukaan tanah. Beberapa hari kemudian tumbuh tunas
baru yang kemudian dapat dipindahkan ketempat lain.
9

2. Stek Batang
Potongan batang tumbuhan yang hendak di setek harus
mempunyai sebuah mata sebagai bakal tunas. Potongan
batang ini umumnya merupakan batang yang sudah cukup
tua. Penanaman batang potongan batang ini dilakukan
pada tanahyang subur dan gembur

3. Stek Akar
c) Merunduk
Merunduk merupakan perbanyakan tanaman dengan cara
merundukkan batang ke dalam tanah agar tumbuh akar.

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perbanyakan Vegetatif Buatan


a) Faktor Intern :
1. Dormansi bahan tanam (dapat dipecahkan dengan pemberian
kelembaban tinggi)
2. ZPT (dapat memacu pertumbuhan akar dan tunas)
b) Faktor Ekstern:
1. Suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi)
2. Kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan kelembaban yang
tinggi)
3. Cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan
cahaya yang tidak banyak, maka perlu diberi naungan)
10

4. Jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang


lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan terhadap
serangan jamur dan bakteri sehingga menyebabkan kebusukan)
11

3. PEMBAHASAN
3.1. Pembibitan Tanaman Apel
Perbanyakan tanaman apel dilakukan secara vegetatif dan generatif.
Perbanyakan yang baik dan umum dilakukan adalah perbanyakan vegetatif,
sebab perbanyakan generatif memakan waktu lama dan sering menghasilkan
bibit yang menyimpang dari induknya.
Teknik perbanyakan generatif dilakukan dengan biji, sedangkan
perbanyakan vegetatif dilakukan dengan okulasi atau penempelan (budding),
sambungan (grafting) dan stek.
1) Persyaratan Benih
Syarat batang bawah: merupakan apel liar, perakaran luas dan
kuat, bentuk pohon kokoh, mempunyai daya adaptasi tinggi.
Sedangkan syarat mata tunas adalah berasal dari batang tanaman
apel yang sehat dan memilki sifat-sifat unggul.
2) Penyiapan Benih
Penyiapan benih dilakukan dengan cara perbanyakan batang
bawah dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Anakan / siwilan
1. Ciri anakan yang diambil adalah tinggi 30 cm, diameter 0,5
cm dan kulit batang kecoklatan.
2. Anakan diambil dari pangkal batang bawah tanaman
produktif dengan cara menggali tanah disekitar pohon, lalu
anakan dicabut beserta akarnya secara berlahan-lahan dan
hati-hati.
3. Setelah anakan dicabut, anakan dirompes dan cabang-
cabang dipotong, lalu ditanam pada bedengan selebar 60
cm dengan kedalaman parit 40 cm.
b) Rundukan (layering)
1. Bibit hasil rundukan dapat diperoleh dua cara yaitu:
- Anakan pohon induk apel liar:
anakan yang agak panjang direbahkan melekat tanah,
kemudian cabang dijepit kayu dan ditimbun tanah;
penimbunan dilakukan tiap 2 mata; bila sudah cukup kuat,
tunas dapat dipisahkan dengan cara memotong cabangnya.
12

- Perundukan tempelan batang bawah:


dilakukan pada waktu tempelan dibuka (2 minggu) yaitu
dengan memotong 2/3 bagian penampang batang bawah,
sekitar 2 cm diatas tempelan; bagian atas keratan
dibenamkan dalam tanah kemudian ditekuk lagi keatas.
Pada tekukan diberi penjepit kayu atau bambu.
2. Setelah rundukan berumur sekitar 4 bulan, dilakukan
pemisahan bakal bibit dengan cara memotong miring batang
tersebut dibawah keratan atau tekukan. Bekas luka diolesi
defolatan.
c) Stek
Stek apel liar berukuran panjang 15-20 cm ( diameter seragam
dan lurus), sebelum ditanam bagian bawah stek dicelupkan ke
larutan Roton F untuk merangsang pertumbuhan akar. Jarak
penanaman 30 x 25 cm, tiap bedengan ditanami dua baris.
Stek siap diokulasi pada umur 5 bulan, diameter batang ± 1 cm
dan perakaran cukup cukup kuat.
3) Pemeliharaan pembibitan
Pemeliharaan batang bawah meliputi
a) Pemupukan: dilakukan 1-2 bulan sekali dengan urea dan TSP
masing-masing 5 gram per tanaman ditugalkan (disebar
mengelilingi) di sekitar tanaman.
b) Penyiangan: waktu penyiangan tergantung pada pertumbuhan
gulma.
c) Pengairan: satu minggu sekali (bila tidak ada hujan)
d) Pemberantasan hama dan penyakit: disemprotkan pestisida 2
kali tiap bulan dengan memperhatikan gejala serangan.
Fungisida yang digunakan adalah Antracol atau Dithane,
sedangkan insektisida adalah Supracide atau Decis. Bersama
dengan ini dapat pula diberikan pupuk daun, ditambah perekat
Agristic.
4) Pemindahan Bibit
Bibit okulasi grafting (penempelan dan sambungan) dapat dipindahkan
ke lapang pada umur minimal 6 bulan setelah okulasi, dipotong hingga
tingginya 80-100 cm dan daunnya dirompes.
13

3.2. Pembibitan Tanaman Adenium


Menurut hasi Tugas Akhir Marta (2009), perbanyakan adenium selain
dilakukan dengan cara generatif juga dilakukan dengan cara vegetatif.
Perbanyakan vegetatif dilakukan dengan tujuan mempertahankan
keunggulan suatu tanaman. Di CV Indmira Citra Tani Nusantara ini
perbanyakan secara vegetatif dilakukan dengan dua cara yaitu secara stek
dan grafting/sambung.

a. Stek
Stek diartikan sebagai suatu perlakuan pemisahan atau
pemotongan beberapa bagian tanaman, agar bagian-bagian tersebut
membentuk akar atau tanaman baru. Perbanyakan dengan stek ini
diperoleh tanaman baru yang memiliki sifat seperti induknya. Adenium
termasuk tanaman yang mudah diperbanyak dengan stek, oleh karena itu
stek dipilih sebagai salah satu cara perbanyakan vegetatif.
Cara stek banyak dipilih orang karena sangat sederhana dan tidak
memerlukan teknik yang rumit, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja.
Langkah pertama dalam menyetek adenium adalah memilih barang yang
akan distek. Batang yang akan distek dipilih yang cukup besar, sehat dan
tua. Batang yang terlalu muda proses penguapannya sangat cepat,
sehingga stek menjadi lemah dan akhirnya mati. Setelah menentukan
batang yang akan distek langkah selanjutnya adalah batang tersebut
dipotong dengan menggunakan pisau yang steril dan tajam, sehingga
bagian yang terpotong tidak terinfeksi dan dihasilkan permukaan
potongan yang halus, sedangkan kalus sangat berguna untuk menutupi
luka. Potongan hanya dilakukan sekali dengan arang menyerong atau
miring, sehingga menghasilkan potongan dengan permukaan lebih luas
bila dibandingkan dengan pemotongan stek yang lebih baik yaitu pada
saat kelembaban udara tinggi dan tanaman sedang tidak mengalami
pertumbuhan.
Batang atau cabang tanaman adenium yang telah dipotong tadi,
diletakkan di tempat yang teduh dan didiamkan 2-3 hari sampai
mengering. Di CV Indmira Citra Tani Nusantara ini semua tanaman
menggunakan zat perangsang tanaman, supaya pertumbuhan tanaman
dapat tumbuh secara maksimal. Permukaan bekas potongan yang akan
distek tadi diolesi dengan fungisida untuk menghindari timbulnya jamur.
14

Langkah selanjutnya adalah menyediakan media tanam dan pot media


tanam yang digunakan berupa campuran arang sekam dan pasir malang
dengan perbandingan 1:2. pemilihan pot disesuaikan dengan besar
kecilnya batang yang akan di stek. Pot yang digunakan harus mempunyai
lubang drainase yang baik. Karena hal ini juga mempengaruhi
keberhasilan penyetekan. Setelah bagian potongan mengering dan
potongan yang berisi media tanam tersebut. Kemudian menyiramnya
dengan larutan fungisida dan diletakkan di tempat yang teduh. Media stek
harus selalu dijaga
Kelembabannya dengan cara menyirami tanaman adenium tersebut
setiap hari. Hasilnya akan terlihat setelah ± 2 minggu yang ditandai
dengan muncul tunas. Tunas ini merupakan petunjuk bahwa stek telah
berhasil. Akan tetapi jika tidak muncul tunas cabang mengecil dan
membusuk berarti penyetekan gagal. Tanaman dari hasil penyetekan
tidak untuk dijual tetapi biasanya digunakan untuk bahan penyambungan,
karena jika dipaksakan untuk dijual maka harga jualnya rendah.

b. Grafting (sambung)
Selain dengan cara stek, perbanyakan vegetatif tanaman adenium
CV Indmira Citra Tani Nusantara juga dilakukan dengan cara grafting atau
sambung. Perbanyakan dengan cara sambung atau grafting merupakan
perbanyakan yang dilakukan dengan menggabungkan batang bawah
dengan batang atas dari tanaman yang berbeda, sehingga tercapai
persenyawaan dan kombinasi. Persemayaan dan kombinasi ini akan
tumbuh terus menjadi tanaman baru. Untuk batang bawah dipilih yang
memiliki perakaran kuat dengan bentuk bonggol yang bagus, sedangkan
untuk batang atas dipilih batang sehat. Diameter batang bawah harus
lebih besar dibanding dengan diameter batang atas. Panjang cabang
untuk batang atas antara 5-8 cm. kedua batang yang akan disambung
juga dipilih yang sehat dan lurus.
Cabang batang bawah selanjutnya dipotong dengan bentuk
potongan seperti V, sedangkan cabang untuk batang atas dipotong
dengan bentuk potongan seperti huruf V terbalik langkah berikutnya
adalah cabang batang atas dimasukkan ke cabang batang bawah,
sehingga keduanya menyatu. Sambungan tersebut kemudian diikat
15

dengan tali plastik yang dilebarkan. Harus diusahakan ikatan ini menutup
sambungan secara sempurna, sehingga air tidak dapat menembusnya.

Menghindari penguapan berlebihan yang bisa menyebabkan


kematian cabang batang atas, daun-daun cabang tersebut dipotong
setengahnya atau dipangkas habis, kira-kira 2 minggu kemudian, jika
sambungan berhasil akan tumbuh tunas daun, bahkan cabang batang
atas membusuk dan mengering, berarti sambungan gagal dan harus
dicoba lagi.
Hasil dari sambungan tersebut bila berhasil maka tali pembalut
dilepas. Hasil sambungan adenium yang berhasil mempunyai nilai jual
tinggi, karena bentuknya yang unik dan menarik serta mempunyai warna
bunga yang beraneka ragam dalam satu pohonnya. Di CV Indmira Citra
Nusantara penyambungan dilakukan untuk menambah koleksi adenium di
perusahaan tersebut. Supaya adenium yang dimiliki perusahaan semakin
beragam macamnya dengan silangan antara spesies satu dengan
spesies lainnya.

1. Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan menanam dan merawat adenium sebenarnya merupakan
sama seperti kegiatan menanam dan merawat tanaman lainnya. Adenium
sebenarnya merupakan tanaman yang mudah beradaptasi dan sangat mud
tumbuh, sehingga tidak memerlukan perawatan khusus Pemeliharaan
tanaman adenium meliputi :Penyiraman, pemupukan, pemangkasan,
penggantian media dan pot dan pengendalian
a. Penyiraman
Penyiraman tanaman adenium di CV. Indmira Citra Tani Nusantara
dilakukan sesuai kebutuhan tanaman. Jika pada musim kemarau
penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore. Jika musim
hujan penyiraman dilakukan menurut kondisi tanaman adenium. Adenium
tidak tahan hidup ditanah basah dan lembab. Karena tanah yang basah
dan lembab justru mengganggu pertumbuhannya. Dan jika tanaman
adenium kelebihan air maka akan menyebabkan penyakit busuk akar.
Bila musim penghujan penyiram bisa dilakukan 4-5 hari sekali,
karena dengan mempunyai tandon air berupa bonggol, adenium hanya
membutuhkan sedikit air untuk pertumbuhannya sebelum dilakukan
16

penyiraman seharusnya dicek dulu keadaan media tanam atau tanah.


Jika tanah atau media tanam masih lembab dan basah maka tidak perlu
disiram. Namun, jika tanah atau media tanam sudah kering, saat itulah
adenium perlu disiram.
Jumlah air siraman untuk adenium tidak boleh terlalu banyak. Jika
ditanam ditanah, penyiraman dianggap cukup saat air sudah lama
meresap ke dalam tanah. Jika ditanam dipot, penyiraman dianggap cukup
saat air siraman sudah keluar dari lubang didasar pot. Penyiraman ini
dibantu dengan selang atau gembor. Sebaiknya penyiraman ditanah atau
media tanam, penyemprotan daun-daun dan ranting menggunakan
sprayer halus agar tanaman terlihat bersih dan segar.
b. Pemupukan
Pemupukan perlu dilakukan karena jumlah unsur hara yang
terdapat di dalam tanah atau media tanam terbatas. Ada tanaman yang
sangat rakus terhadap unsur hara dan sebaliknya ada yang hanya
menyerap unsur hara dalam jumlah sedikit. Dengan demikian, ada
tanaman yang membutuhkan pupuk dalam jumlah besar dan ada yang
memerlukan pupuk dalam porsi sedikit.
Adenium termasuk tanaman yang tidak rakus dalam menyerap
unsur hara, sehingga kebutuhan pupuknya relatif sedikit. Hal ini
disebabkan dihabitat aslinya, tanaman ini hanya hidup dilapisan tanah
tandus berpasir yang sangat tipis dan miskin unsur hara. Karenanya,
secara umum adenium tergolong tanaman yang pertumbuhannya lambat,
terutama jika dibandingkan dengan tanaman dari hutan tropis.
Adenium adalah tanaman yang peka terhadap kelebihan pupuk
karena dasarnya tanaman ini tidak banyak membutuhkan pupuk.
Pemberian pupuk yang berlebihan akan mengakibatkan daun-daunnya
menguning dan akhirnya bisa mati. Di CV. Indimira Citra Tani Nusantara
pemupukan tanaman adenium dilakukan sebulan sekali dengan
menggunakan pupuk. SNN Cristal dengan dosis 1 sendok teh/liter untuk
pemupukan media. Dan untuk pemupukan daun dilakukan seminggu
sekali dengan menggunakan POC SNN dengan dosis 2 cc / liter air.
SNN (Super natural nutrition) merupakan pupuk yang diproduksi
oleh CV. Indmira Citra Tani Nusantara sebagai pengganti pupuk
dipasaran. Karena CV. Indmira Citra Tani Nusantara sendiri bergerak
17

dalam bidang pembuatan pupuk dan konsultasi pertanian. Kandungan


yang terdapat dalam SNN antara lain, unsur makro : nitrogen 25%, fosfat
25%, kalium 25%, magnesium, belerang, dan kalsium. Unsur mikro yang
terdapat dalam pupuk SNN antarnya : besi, natrium, seng, tembaga,
mangan, klor, dllPemupukan
c. Pemangkasan
Dalam budidaya adenium, pemangkasan adalah suatu keharusan
karena tanpa pemangkasan tanaman akan tumbuh tidak beraturan.
Adenium yang dibiarkan tumbuh tanpa pemangkasan akan menjadi
tanaman dengan sosok yang berantakan, sehingga tidak ada unsur
keindahannya sama sekali. Tujuan pemangkasan ini adalah untuk
membentuk tajuk atau sosok tanaman seperti yang diharapkan. Biasanya
hobiis menginginkan adeniumnya bersosok rendah dan kompak. Karena
itu, dalam pemangkasan, bagian yang harus dipotong adalah batangnya
setinggi yang diinginkan. Dari batang yang terpotong itu biasanya akan
muncul cabang-cabang.
Beberapa cabang terbaik dipelihara dan lainnya dipotong.
Sebaiknya dipelihara cabang-cabang yang arah pertumbuhannya kelak
membentuk sebuah tajuk yang kompak. Cabang-cabang tersebut bisa
dipotong lagi untuk membentuk ranting-ranting,sehingga kelak sosok
adenium pendek, kompak, dan rimbun.
Hal penting yang seringkali diabaikan saat memangkas tanaman
adalah soal kebersihan alat pemotong. Gunting atau pisau kotor yang
digunakan untuk memotong tanaman bisa menyebabkan bekas
irisannya membusuk dan merembet ke bagian lain. Jika demikian yang
terjadi, bukan sosok kompak yang diperoleh, tetapi justru kematian
tanaman.
Pemotongan sebaiknya dilakukan pada pagi hari agar bekas
potongannya cepat kering. Pemotongan pada musim hujan tidak
dianjurkan karena luka bekas irisan yang terkena air hujan bisa
membusuk. Untuk menghindari infeksi jamur, luka bekas potongan
sebaiknya diolesi dengan fungisida. Fungisida yang bisa digunakan
diantaranya score, deas curacon. Caranya, fungisida tersebut dilarutkan
dalam air bersih dengan dosis 2 cc/liter, kemudian dioleskan merata ke
permukaan potongan.
18
19

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tanaman buah apel dapat dibudidayakan secara
vegetative dengan cara stek batang dan pada tanaman bunga Adenium untuk
pembudidayaan secara vegetative dengan cara stek batang
4.2 Saran
Dalam pengambilan sitasi atau data perlu untuk diperbaiki dan
dilengkapkan secara tulisan maupun isinya.
20

DAFTAR PUSTAKA

BAPPENAS. 2000. Sistem Informasi dan Manajemen Pembangunan di


Pedesaaan. Jakarta: Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Permasyarakatan Ilmu pengetahuan dan
Teknologi.
Gunawan, I. 2004. Perkembangbiakan Vegetatif. Klaten: Aviva.
Handoyo, Luisa Diana. (2014). Perkembangbiakan Vegetatif. Klaten: Aviva.
Marta Widya 2009. Budidaya Tanaman Adenium sp di CV indmira Citra Tani
Nusantara Yogyakarta
Rochiman, K. dan S.S, Harjadi. 2002. Perkembangan Vegetatif. Departemen
Agronomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Rukmana, R., & Y.O, Yuyun. 2002. Rambutan : Komoditas Unggulan dan
Prospek Agribisnis. Kanisius, Yogyakarta : 30.
https://www.academia.edu/12620878/laporan_TPB_perkembangbiakan_vegetatif

Anda mungkin juga menyukai