Segala puji kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik yang berasal dari
media buku dan internet yang telah banyak membantu dari segi referensi dalam
penyusunan makalah.
Makalah ini dibuat sebagai tugas dari mata kuliah SistemReproduksi II yang
membahas kelainan-kelainan letak janin dalam rahim ibu (letak sungsang dan letak
melintang) sehingga diharapkan dapat menjadi acuan pembelajaran bagi teman-
teman.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangan dari penulisan makalah ini. Mohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun dalam upaya penyempurnaan makalah ini.
A. LATAR BELAKANG
Letak janin didalam rahim tidak selamanya sama. Yang terbanyak atau sering kita
sebut letak biasa (normal) adalah jika letak janin dalam rahim memanjang dengan
kepala sebelah bawah salam fleksi, artinya dengan ubun-ubun kecil yang paling
randah. Dalam hal ini kedudukan anak harus pula normal, yakni punggung
membungkuk sedikit, kaki terlipat pada pangkal paha dan lekuk lutut rapat ke badan ,
sedangkan kedua lengan bersilang dan merapat ke dada.
Kelainan letak janin dalam rahim ibu dapat memnyebabkan permasalahan pada
proses persalinan yang berakibat buruk bagi janin dan juga ibunya. Kelainan letak
tubuh janin terbagi menjadi dua, yaitu letak sungsang dan letak lintang.
Letak sungsang dapat diketahui melalui pemeriksaan luar apabila bagian bawah
uterus tidak teraba bagian keras dan bulat, yaitu kepala, dan kepala teraba di fundus.
Denyut jantung janin pada umunya ditemukan setinggi atau lebih tinggi dari
umbilikus ibu. Sedangkan letak lintang dapat diketahui dengan palapasi menunjukan
bahwa fundus uterri tempatnya agak rendah jika dibandingkan dengan usia
kehamilan, bagian bawah tidak teraba bagian besar, kepala janin teraba dibagian kiri
atau bagian kanan perut ibu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan kelainan letak pada janin?
2. Apa saja kelainan letak pada janin?
3. Apa saja penyebab terjadinya kelainan letak pada janin?
4. Bagaimana penanganan kelainan letak pada janin?
C. TUJUAN
1. Mengembangkan wawasan dan pengetahuan tentang macam-macam kelainan pada
ibu hamil
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
B. KELAINAN LETAK PADA JANIN
1.Letak Sungsang
1.1Etiologi
1.2diagnosa
1.3 cara kelahiran dengan letak sungsang
1.4 proses kelahiran pada letak sungsang
1.5 prognosa
1.6 sikap dalam kehamilan letak sungsang
1.7 Tehnik versi luar
1.8 persalinan letak sungsang
2. Letak lintang
2.1. Diagnosis
2.2. Prognosa letak lintang
2.3. Jalannya persalinan pada letak lintang
2.4. Sikap-sikap dalam hal letak lintang
2.5. Mekanisme persalinan
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Letak (situs) merupakan hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu
panjang ibu, situs memanjang atau membujur.
Situs memanjang adalah sumbu panjang janin sesuai dengan sumbu panjang
ibu, dapat pada letak kepala atau letak bokong, situs melintang adalah sumbu panjang
janin melintang terhadap sumbu panjang ibu, situs miring adalah sumbu panjang
janin miring terhadap sumbu panjang ibu.
Frekuensi situs memanjang 99,6% (96% letak kepala, 3,6% letak bokong) dan
0,4% letak lintang atau miring.
Kelainan letak pada janin terbagi menjadi dua yaitu, letak sungsang dan letak
melintang.
1. Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong dibagian bawah cavum uteri. Ada beberapa jenis
letak sungsang, yakni:
· Letak bokong, letak ini terjadi apabila kedua tungkai kaki terangkat ke atas dimuka
perut anak, jadi tidak terdapat kaki disamping bokong.
· Letak bokong kaki, apabila letak kaki disamping bokong. Terbagi dalam 2 macam:
a) Kedua kaki terdapat di samping bokong; letak bokong kaki sempurna (letak
sungsang lipat kajang)
b) Hanya satu kaki yang terdapat disamping bokong; kaki yang lain ke atas (letak
bokong naik tak sempurna atau setengah sungsang)
· Letak kaki, kondisi letak ini terjadi jika posisi letak tungkai tidak seperti biasa
terlipat dimuka perut, akan tetapi jauh dari badan anak hingga melewati bokong dan
terletak paling rendah. Hal in juga ada 2 macam :
a) Kedua kaki terletak dibawah: letak kaki sempurna
b) Hanya satu kaki yang terletak di bawah: letak kaki tidak sempurna
· Letak lutut,njika tungkai bertekuk di lutut dan lutut tersebut terletak paling rendah;
ini juga ada 2 macam:
a) Kedua lutut terletak paling rendah (letak lutut sempurna)
b) Hanya satu lutut yang terletak paling rendah (letak lutut tak sempurna).
1.1 Etiologi
Letak sungsang lebih banyak terdapat pada hamil sulung atau hamil ulang yang sudah
melahirkan banyak anak . sebab-sebab yang menjadikan letak sungsang di antaranya
addalah:
· Jika tidak ada tahanan (fixatie) kepala anak oleh pintu atas panggul, jadi
perbandingan antara besar kepala anak dan luasnya pintu atas panggul tidak seperti
biasa, misalnya pada panggul sempit, hydrochephalus atau anencephalus atau
plasenta previa.
· Apabila ruangan dalam rahim membiarkan janin bergerak dengan lebih leluasa,
misal pada kelainan hydramnion, multipara dengan dinding rahim yang sudah kendor
(hingga ini tidak berpengaruh lagi), atau pada hamil muda.
· Pada hamil kembar berhubungan dengan pembagian tempat dalam rongga rahim,
mungkin satu atau kedua anak lebih sempurna letaknya dalam letak sungsang.
· Apabila karna bentuk uterus berlainan dari biasanya dan dalam ruang rahim yang
ada anak yang lebih sempurna dalam letak sungsang, misalnya pada uterus bicornis
(ruang rahim terbagi menjadi dua) atau uterus myomatus.
· Jika pergerkan anak kurang atau tidak ada sama sekali, misalnya pada anak mati.
1.2 diagnosa
a. Periksa luar
Palpasi tidak menyatakan sesuatu benda yang berupa kepala di atas pintu
panggul , akan tetapi disini teraba bokong tidak begitu bundar dan keras, lagipula
tidak menujukan tanda ballotemen. Kepala anak dapat teraba sebelah atas di fundus
uteri.
Auskultasi , bunyi jantung anak dalam letak sungsang umunya terdengar lebih
tinggi pada perut ibu daripada dalam letak kepala.
b. Periksa dalam
Untuk mengetahui bokong dengan pasti, haruslah kita dapat meraba suatu benda
yang keras, yaitu tulang kelangkang (os sacrum), bentuknya segitiga dan ditengah-
tengah terasa bnjolan dari crista sacralis media. Bagian tulang yang kers juga adalah
kedua benjolan tuber ossis ischii (bagian bawah dari os ischii).
Lebih jelas lagi jika kita dapat meraba didepan sacrum liang dubur. Didekat ini
terdapat alat kelamin luar anak akan tetapi bagian cendaum seringkali berubah dan
dalam hal ini tidak jelas diraba dan sulit membedakan dengan muka anak.
Anus: lubang keciltidak dapat dimasuki ujung jari kedalamnya, oleh jari terkadang
terbawa meconium.
Mulut: dapat dimasuki ujung jari kedalamnya dan terasa pinggir rahhang atas dan
bawah, terkadang akan terasa lidah anak dan anak mengisap ujung jari tersebut, jari
yang dimasukan kedalam mulut terlihat bersih.
Kaki: teraba tumit sebagai bagian yang runcing, kaki bersudut kurang lebih 90 derajat
dengan tungkai bawah, jari-jari kaki letaknya sejajar dan lebih pendek dari jari
tangan.
Tangan: jari-jari tangan ada lebih panjang dari jari kaki, dibandingkan telapak kaki.
1.3 cara kelahiran dengan letak sungsang
Bokong turun melalui pintu atas panggul ialah dengan garis pangkal paha dalam
ukuran melintang atau miring terhadap pintu atas panggul; kadang juga dalam
ukuran memanjang (ukuran muka belakang). Jika bokong anak sudah sampai atau
hampir sampai dasar panggul, maka atas pengaruh dasar panggul ini disertai oleh
pengaruh paksi panggul, bokong anak jadi berputar , hingga garis pangkal paha
terletak dalam ukuran muka belakang.hingga lahirlah seluruh bokong anak, mulai
dari dasar panggul sampai lahirnya pantat dan seterusnya yang terlihat adal;ah tulang
belakang pinggang anak membengkok kearah luar (laterofleksi).
Setelah seluruh pantat lahir gerakan laterofleksi berlangsung terus tetapi lambat
laun punggung anak berputar ke atas hingga badan anak tersebut menjadi mengedik
(terjadi lordose ) terlebih lagi jia kaki sudah lahir. Lebih banyak bagian badan anak
yang lahir, gerakan itu menjadi lebih bebas dan tulang belakang anak lebih suka
mengadakan lordose.
Pada letak sungsang lahirnya lengan anak bersamaan dengan dada dan bahu.
Setelah itu kepala anak turun kedalam rongga panggul dengan sutura sagittalis dalam
ukuran melintang. Sesampainya dalam rongga panggul, kepala anak akan menekur
tersebut (dalam fleksi) berputar hingga dagu berada dibelakang. Bagian belakang
kepala anak (subbociput) lahir dibawah simpisis dan dengan bagian ini lahirlah
hyphomochilion lahirlah berturut –turut dagu , muka dan kening melewati perineum.
1.4 proses kelahiran pada letak sungsang
Pada umumnya persalinan dalam letak sungsang berlangsung lebih lama hal
ini dikarenakan his sringkali tidak terlalu kuat akibat tekanan pantat atau bokong
tidak terlalu kuat seperti tekanan kepala. Sehingga tekanannya pada bagian bawah
rahim pun berkurang , dimana terdapat pusat ganglion yang mempengaruhi his.
Terlebih saat ketuban pecah pembukaan canalis servikalis oleh pantat tidak begitu
cepat seperti pada letak kepala.
Selain itu , yang menimbulkan bahaya bagi anak dalam persalinan letak
sungsang adalah setelah pantat lahir , maka ruangan dalam rahim mengecil dan hal
tersebut dapat menimbulkan gangguan dalam peredaran darah uri. Akan tetapi bahaya
lebih besar ialah jika anak sudah lahir sampai keperut , tali pusat menjadi tertekan
oleh kepala anak (yang sudah turun dirongga panggul ) dan tulang panggul, sehingga
peredaran darah dalam tali pusat tersebut tertahan.
1.5 prognosa
Terhadap ibu umumnya prognosa persalinan letak sungsang kurang baik dari
letak kepala , karena biasanya ketuban pecah terlebih dahulu, ;partus belangsung
lebih lama dan kemungkinan infeksi lebih besar.
Terhadap anak prognosa lebih buruk lagi karena sering lahir tidak genap
bulannya , dalam hal letak sungsang juga ada kemungkinan besar timbulnya
prolapsus foeniculli. Ini disebabkan pusat letaknya lebih dekat pada ostium internum
uteri dan antara tungkai dan badan anak terdapat ruangan yang agak luas.
1.9 Komplikasi
Komplikasi persalinan letak sungsang terdiri atas:
1) Komplikasi pada ibu
a) Perdarahan
b) Robekan jalan lahir
c) Infeksi
2) Komplikasi pada bayi
a) Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh :Kemacetan persalinan kepala (aspirasi air
ketuban-lendir), Perdarahan atau edema jaringan otak,Kerusakan medula oblongata,
Kerusakan persendian tulang leher, kematian bayi karena asfiksia berat.
b) Trauma persalinan dikarenakan dislokasi-fraktur persendian dan tulang
ekstremitas, Kerusakan alat vital( limpa, hati, paru-paru atau jantung), Dislokasi
fraktur persendian tulang leher (fraktur tulang dasar
kepala ; fraktur tulang kepala ; kerusakan pada mata, hidung atau
telinga ; kerusakan pada jaringan otak).
c) Infeksi, dapat terjadi karena :
(1) Persalinan berlangsung lama
(2) Ketuban pecah pada pembukaan kecil
(3) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam
2. Letak lintang
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang didalam perut ibu
dengan kepala pada sisi yang satu dan bokong pada sisi yang lain. Pada letak lintang
bahu menjadi bagian terendah, maka juga disebut presentasi bahu atau presentasi
acromion. Punggung janin berada didepan (darso anterior) dibelakang (darso
posterior), diatas (darso superior) , atau dibawah (darso inferior).
Jenis letak lintang :
1) Kepala anak bisa terletak disebelah kiri (letak lintang I )
2) Kepala anak bisa terletak disebelah kanan (letak lintang II )
Letak lintang adalah bila dalam kehamilan atau dalam persalinan sumbu
panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu.
2.1 etiologi
presentase ini terjadi karena pintu tidak menutup sempurna oleh kepala atau
bokong, misalnya pada seorang multipara dengan perut gantung, kesempitan panggul
dan janin kecil.
2.2 Diagnosis
Pada pemeriksaan abdomen, uterus tampak lebih melebar dan fundus uterus
lebih rendah tidak sesuai dengan umur kehamilan. Pada palpasi sumbu panjang janin
melintang, tidak teraba bagian besar ( kepala atau bokong ) pada sympisis pubis.
Kepala biasanya teraba didaerah punggung.
2.3 Prognosa letak lintang
Hal ini tergantung pada kondisi dan cara si ibu mendapatkan pertolongan.Apabila
partus dibiarkan berlangsung dengan sendirinya,maka hampir dapat dipastikan bahwa
si ibu akan mengalami kesulitan yang berat,hingga mengakibatkan kematian.
2.4 Jalannya persalinan pada letak lintang
Waktu persalinan karena datangnya his,mungkin uterus mencoba mengambil
bentuk awalnya yaitu memanjang dari atas kebawah,dan dengan demikian memutar
anak dari letak lintang menjadi letak bujur(letak kepala atau letak sungsang),akan
tetapi hal ini jarang terjadi;kebanyakan anak tetap tinggal dalam letak lintang.Pada
awal persalinan dalam letak lintang,pintu atas panggul tidaklah tertutup oleh bagian
bawah anak seperti pada letak kepala.Oleh karena itu sering kali ketuban pecah
terlebih dahulu sebelum pembukaan lengkap atau hampir lengkap.Setelah ketuban
pecah maka his juga tidak begitu kuat,karena tidak ada tekanan bagian bawah anak
pada cervik uteri;dengan demikian persalinan berlangsung lebih lama.
2.5 Sikap-sikap dalam hal letak lintang
a. Waktu hamil
Jika anak berada dalam letak lintang maka dapat dikatakan tidak ada
persalinan dapat berlangsung dengan sendirinya (spontan).Berhubungan dengan itu
maka sebelum partus dimulai sebaiknta kita dapat merubah letak anak tersebut
menjadi letak kepala yaitu dengan melakukan putaran versi luar.
b. Waktu persalinan
Apabila perawat menentukan diagnosa letak lintang pada seorang perempuan
yang sedang bersalin,maka ia haruslah berusaha supaya si ibu segera dibawah ke
rumah sakit,dimana persalinan dapat diawasi dengan sebaik-baiknya.
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam waktu persalinan yaitu:
a. Dalam hal ketuban belum pecah
Jika pembukaan masi kecil (kurang dari 5 cm) maka dicoba memutar letak
anak(versi luar) hingga menjadi letak kepala atau letak sungsang.Pada pembukaan
lebih dari 5 cm janganlah dicoba untuk melakukan versi luar karena berhubungan
dengan pecahnya ketuban.Oleh karena itu sebaiknya si ibu disuruh berbaring miring
dan dilarang mengejan.
b. Apabila ketuban sudah pecah
Untuk pembukaan belum lengkap;maka sebaiknya menunggu sampai
pembukaan telah lengkap dan setelah itu dilaukan versi dan ekstraksi.Untuk
mengetahui pembukaan tersebut belum lengkap adalah dengan memasukan tinju
melalui lingkaran pembukaan.
Dalam hal pembukaan sudah lengkap;maka harus ditentukan terlebih dahulu
apakah letak lintang ini belum kasip atau sudah kasip.Jadi apakah masi dapat kita
melakukan versi dan ekstraksi atau tidak.