Anda di halaman 1dari 29

MACAM MACAM BENTUK NAPKIN

MATA KULIAH : DASAR TATA HIDANG

Rifky Razaky
5573165035

PROGRAM STUDI D3 TATA BOGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
NAPKIN
Napkin, serbet atau handuk wajah merupakan kain berbentuk persegi panjang yang ada di
atas meja dan berguna untuk menyeka mulut dan jari ketika makan. Serbet berukuran kecil dan
diletakkan di meja dalam posisi terlipat. Bentuk lipatannya bermacam-macam, mulai dari yang
sederhana hingga lipatan yang rumit.
Kata napkin berasal dari bahasa Inggris Tengah dan sebenarnya merupakan pinjaman dari
bahasa Perancis “Nappe” yang artinya untuk meja. “Nappe” kemudian ditambahkan dengan
akhiran “-kin” untuk menunjukkan bahwa ukurannya kecil.

Kata “Serbet” atau dalam bahasa aslinya “Serviette” masih digunakan di beberapa negara
seperti Inggris, Irlandia, dan beberapa daerah di Kadana, Australia, Selandia Baru dan Afrika
Selatan.

Di Australia dan Selandia Baru, kata “Serbet” atau “Serviette” biasanya bukan mengacu
kepada kain melainkan kertas. Jadi jika menyebut “Serviette” di kedua negara tersebut, maka yang
dimaksud adalah kertas pembersih atau dapat disebut juga dengan tisu. Untuk meminta atau
menunjukkan kain pembersih barulah dipakai kata “Napkin”. Hal yang sama juga terjadi di
Kanada sekitar awal tahun 1980an, namun hingga sekarang kata “Serbet” atau “Serviette” sudah
jarang digunakan.

Sejarah Napkin
Secara konvensional, serbet sering dilipat dan diletakkan di bagian kiri dari table setting dan di
posisikan setelah garpu paling luar. Di restoran atau di tempat makan yang bonafit, lipatannya
seringkali dibuat dengan lebih rumit dan peletakannya berada di atas piring yang masih kosong.
Untuk melipat napkin, dapat digunakan teknik origami seperti ketika melipat kertas, sehingga
dapat dibentuk menjadi tiga dimensi. Napkin juga dapat disatukan dengan sendok garpu yang
dengan menggunakan cincin khusus. Penggunaan serbet dalam sejarah sudah ada sejak zaman
romawi kuno. Salah satu sumber tertua mengenai penggunaan ini sudah ada sejak tahun 1384-
1395.
Dalam sejarahnya napkin pertama sebenarnya bukanlah berbahan kain, melainkan adonan roti
yang disebut dengan ‘apomagdalie’. Adonan ini dipotong-poting menjadi kecil kemudian
ditipiskan dengan cara digulung dan diletakkan di atas meja. Hal ini merupakan awal mula
kebiasaan menyeka tangan dengan menggunakan irisan atau remah-remah roti.
Pada zaman Romawi, serbet dikenal dengan sebutan “Sudaria” dan “Mappae”. Sudaria merupakan
sejenis sapu tangan yang berukuran kecil dan dapat dimasukkan di saku. Sementara itu, Mappae
berukuran lebih besar dan biasanya diletakkan di tepi kursi. Salah satu fungsi Mapape adalah untuk
menyeka bibir ketika makan.
Pada awal Abad Pertengahan, serbet tidak digunakan lagi. Tangan dan mulut diseka dengan
apapun yang ada di atas meja atau bahkan hanya menggunakan tangan saja. Kemudian, beberapa
amenities kembali digunakan seperti kain untuk menutupi keseluruhan meja. Sekitar tahun 1415-
1475, napkin kembali digunakan.
Pada abad ketujuh belas, ukuran standar serbet adalah dengan panjang 35 inchi dan lebar 45 inchi.
Sebenarnya ukuran ini merupakan sepertiga luas dari taplak meja. Tidak lama kemudian, ukuran
serbet kembali mengalami perubahan hingga menjadi panjang 36 inchi dan lebar 30 inchi.
Namun, sekarang ini ukuran napkin bermacam-macam dan disesuaikan dengan kebutuhan. Napkin
berukuran besar biasanya dipakai untuk jenis menu yang bevariasi dan biasanya digunakan ketika
acara formal, ukuran napkin sedang digunakan untuk menu yang lebih simpel dan napkin dengan
ukuran kecil untuk acara minum the atau koktail.

Sedikit tips dalam hal lipatan napkin ini. Setrika napkin dengan menggunakan sedikit kanji. Hal
ini ditujukan untuk membuat napkin mudah dilipat dengan jari dan mudah ditegakkan.

Dalam hal penyimpanan. Ketika selesai dibersihkan, napkin kain sebaiknya disimpan dalam
keadaan tidak terlipat atau dengan sedikit lipatan saja, misalnya lipatan miring untuk menghemat
ruang penyimpanan. Dengan penyimpanan yang seperti ini, napkin akan lebih mudah untuk
dilipat dengan berbagai macam bentuk ketika akan digunakan lagi.

Tips-tips
 Ketika hendak berkreasi dalam melipat napkin, usahakan untuk selalu melakukanya di
tempat yang kering dan bersih agar lipatan napkin yang dihasilkan tidak kotor dan
berantakan.
 Gunakanlah napkin dengan ukuran yang sama masing-masing sisinya atau bisa disebut
dengan bujur sangakar. Kebanyakan bentuk lipatan napkin menggunakan jenis napkin
dengan ukuran bujur sangkar ini.
 Perhatikan mana sisi luar dan sisi dalam dari napkin. Cara melihatnya mudah, sisi napkin
yang memiliki jahitan merupakan bagian dalam dari napkin. Hal ini sangat penting untuk
diperhatikan agar lipatan napkin yang dihasilkan rapi dan sesuai dengan standar.
 Napkin yang berbahan dasar kain katun asli atau linen sebaiknya dilipat dengan jenis
lipatan yang lebih lembut agar lebih mudah dalam membentuknya.

(sumber : https://studipariwisata.com/referensi/napkin-pengertian-dan-sejarahnya/)
Macam-macam lipatan napkin dan cara membuatnya

Lipatan pocket atau saku

Lipatan Kipas atau Accordion


Lipatan Tulip
Lipatan Klasik
Lipatan Peacock atau Merak
Lipatan Snowflake atau Salju
Lipatan Ring
Lipatan Cock Com / Bird of Paradise atau Burung dari Surga
Bunga Teratai
Half Star
Topi Minangkabau
Kantung

\
Lilin
Kipas
Crown
Topi Kardinal

Rapikan dan tegakkan


Topi Norwegia
Cara melipat Napkin / Serbet berbentuk Kemeja
Serbet 3 kantong
Serbet berbentuk Kelinci
Candle
Atriumlily
Diamond
Chrismast Tree
Prisma
Pinwheel

Anda mungkin juga menyukai