Pengendalian Infeksi Dan Pasien Safety
Pengendalian Infeksi Dan Pasien Safety
Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Keperawatan Dasar
(IKD)
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Ida Ayu Wayan Putri Sri Wahyuni NPM : 017.01.3440
2. Indriani NPM : 017.01.3441
3. I Made Sumaharianta Radin NPM : 017.01.3438
4. Irma Safitri NPM : 017.01.3442
5. Meilani Ratna Mayasari NPM : 017.01.3460
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-
Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan
bagi mahasiswa/i Keperawatan maupun para pembaca untuk bidang Ilmu
Pengetahuan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Keperawatan Dasar dengan judul “Prinsip dan Prosedur Pengendalian Infeksi
Nosokomial dan Pasien Safety”. Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha
menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan
membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Amin.
Penulis,
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia,
termasuk di Indonesia. Infeksi yang terjadi di rumah sakit sekarang lebih
dikenal dengan Healthcare-associated infections (HAIs) dengan pengertian
yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya. Untuk dapat melakukan pencegahan dan pengendalian
infeksi khususnya infeksi rumah sakit, perlu memiliki pengetahuan mengenai
konsep dasar penyakit infeksi. Kemampuan untuk mencegah transmisi infeksi
di Rumah Sakit dan upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam
pemberian pelayanan yang bermutu. Dalam pemberian pelayanan yang
bermutu, seorang petugas kesehatan harus memiliki kemampuan untuk
mencegah infeksi dimana hal ini memiliki keterkaitan yang tinggi dengan
pekerjaan karena mencakup setiap aspek penanganan pasien.
Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah
sepatutnya memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien.
Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki standar tertentu dalam memberikan
pelayanan kepada pasien. Standar tersebut diatur dalam sebuah system yang
disebut Pasien Safety. Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu
system yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem
ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep infeksi nosokomial?
2. Bagaimana konsep pasien safety?
3. Bagaimana Standar Operasional Prosedur pengendalian Infeksi
Nosokolmial dan Manajemen Pasien Safety?
4. Bagaimana analisa jurnal terkait dengan prinsip pengendalian infeksi
nosocomial dan Pasien Safety?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep Infeksi Nosokomial
2. Untuk mengetahui konsep Pasien Safety
3. Dapat menjelaskan dan menerapkan SOP Pengendalian Infeksi
Nosokomial dan Manajemen Pasien Safety
4. Mampu menganalisa jurnal terkait dengan prinsip pengendalian infeksi
nosocomial dan Pasien Safety
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Penyebab
Menurut (Farida, 1999) Infeksi nosokomial mudah terjadi karena
adanya beberapa keadaan tertentu, yaitu sebagai berikut:
a. Rumah sakit merupakan tempat berkumpulnya orang sakit atau pasien,
sehingga jumlah dan jenis kuman penyakit yang ada lebih banyak dari
pada ditempat lain.
b. Pasien mempunyai daya tahan tubuh rendah, sehingga mudah tertular.
c. Rumah sakit sering kali melakukan tindakan invasif mulai dari
sederhana misalnya suntikan sampai tindakan yang lebih besar, operasi.
Dalam melakukan tindakan sering kali petugas kurang memperhatikan
tindakan aseptik dan antiseptik.
d. Mikroorganisme yang ada cenderung lebih resisten terhadap antibiotik,
akibat penggunaan berbagai macam antibiotik yang sering tidak
rasional.
e. Adanya kontak langsung antara pasien atau petugas dengan pasien,
yang dapat menularkan kuman patogen.
f. Penggunaan alat-alat kedokteran yang terkontaminasi dengan kuman
A. PENGENDALIAN INFEKSI
1. Tujuan pengendalian infeksi nosokomial adalah :
a. Melindungi pasien
b. Melindungi tenaga kesehatan dan pengunjung
c. Mencapai cost effective
5) Kebersihan lingkungan
Bersihkan, Rawat dan Desinfeksi (pembasmian hama penyakit) alat
dan perlengkapan dalam ruang perawatan pasien secara rutin setiap
hari.
6) Kesehatan karyawan atau perlindungan petugas kesehatan
7) Penempatan pasien, Isolasi pasien yang memiliki penyakit menular
dalam ruangan terpisah/ khusus (isolasi)
8) Hygiene respirasi meliputi etika batuk dan bersin
9) Pengelolaan sampah medis dan non medis
b. Kewaspadaan Transmisi
Kewaspadaan transimisi adalah kewaspadaan berdasarkan sumber
infeksi : kontak, droplet, airbone.
1) Contact Precautions
a) Cuci tangan dengan bahan dasar alkohol atau sabun dan air
b) Gunakan jubah ketika melakukan perawatan langsung
c) Gunakan sarung tangan ketika melakukan perawatan langsung
2) Droplet Precautions
a) Cuci tangan dengan bahan dasar alkohol atau sabun dan air
b) Gunakan masker dengan jarak 2 meter dari pasien
c) Gunakan pelindung mata dengan jarak 2 meter dari pasien
3) Airbone Precautions
a) Cuci tangan dengan bahan dasar alkohol atau sabun dan air
b) Tutup pintu, buka jendela jika memungkinkan
c) Gunakan masker N95 ketika memasuki ruangan
B. PASIEN SAFETY
1. Pengertian
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien adalah pelaporan secara tertulis setiap
insiden yang menimpa pasien
Insiden keselamayan pasien terdiri dari:
a. Kejadian Sentimental
b. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
c. Kejadian Tidak Cidera (KTC)
d. Kejadian Nyaris Cidera (KNC)
e. Kondisi Potensial Cidera (KPC)
2. Tujuan
a. Melakukan sistem pelaporan dan sistem pencatatan insiden keselamatan
pasien di rumah sakit
b. Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar masalah
c. Didapatkan pembelajaran untuk perbaikan pelayanan rumah sakit agar
dapat mencegah kejadian yang terulang lagi
3. Prosedur:
a. Setiap staff rumah sakit yang pertama menemukan/mengetahui/terlibat
dalam insiden pada pasien segera membuat laporan insiden dengan
mengisi formulir laporan insiden keatasan langsung pelapor
b. Pelapor mengisi formulir laporan secara lengkap dan melaporkannya
dalam maksimal 2 x 24 jam
c. Atasan langsung bersama coordinator keselamatan pasien unit kerja akan
memeriksa laporan dan menentukan risiko terhadap insiden yang
dilaporkan apakah berwarna biru, hijau, kuning, atau merah
d. Bila pita biru atau hijau atasan langsung bersama coordinator keselamatan
pasien unit kerja melakukan investigasi sederhana dan mengirimkan
formulir laporan insiden tersebut berserta rekomendasi dan hasil
investigasu sederhana komite mutu dan keselamatan pasien
e. Insiden dengan pita risiko biru dialkukan investigasi sederhana oleh unit
kerja dan selesai dalam waktu maksimal 1 minggu sejak dibuatkannya
laporan insiden
f. Insiden dengan risiko hijau dilakukan investigasi sederhana oleh unit kerja
dan selesai dalam maksimal 2 minggu sejak dibuatnya laporan insiden
g. Bila pita risiko warna kuning, laporan insiden dikirim ke komite mutu dan
keselamatan pasien namun unit kerja segera melakukan RCA yang
diselesaikan paling lambat dalam waktu 45 hari
h. Bila pita risiko warna merah, laporan insiden segera di kirim ke komite
mutu dan keselamatan pasien dan kinerja yang dilakukan RCA oleh
komite mutu dan keselamatan pasien bersama unit kerja terkait
i. Hasil investigasi sederhana dan RCA berisi rekomendasi yang perlu di
tindak lanjuti oleh unit kerja
j. Hasil investigasi sederhana dari insiden dengan pita risiko biru dan hijau
selesai, segera dikirim ke komite mutu dan keselamtan pasien, bersama
laporan insidennya
k. Setelah hasil RCA dari insiden dengan pita risiko kuning selesai dibuat
oleh unit kerja, hasil RCA dikirim ke komite mutu dan keselamatan pasien
l. Komite mutu dan keselamtan pasien melakukan RCA untuk insiden
dengan pita risiko merah bersama unit kerja terkait
m. Seluruh laporan insiden di unit kerja di catat dalam table asesneb risiko di
unit kerja, setiap bulan, minggu pertama bulan berikutnya table asesmen
risiko unit kerja dikirim ke komite mutu dan keselamatan pasien. Unit
kerja melakukan analisis dan trend kejadian di unit kerjanya masing-
masing
n. Hasil RCA insiden dengan pita warna merah dilakukan oleh komite mutu
dan keselamtan pasien berupa rekomendasi yang dikirim kepada direktur
dan diberikan feedback kepada unit kerja terkait tindakan perbaikan
o. Pembelajaran umum yang bisa di tarik deari setiap insiden akan desbarkan
ke seluruh unit kerja agar tidak terjadi peristiwa serupa di unit kerja yang
lain
p. Beberapa insiden yang dilakukan RCA, dipilih komite mutu dan
keselamatan pasien untuk dikirim sebagai laporan insiden eksternal secara
anoname (tanpa memberikan identitas rumah sakit) kepada komite
keselamatan pasien rumah sakit PERSI (KKP-RS PERSI)
q. Seluruh insiden yang dilaporkan ke komite mutu dan keselamatan pasien
direkap dalam table asesmen risiko
r. Monitoring dan evaluasi perbaikan setiap insiden dilakukan oleh masing-
masing kerja dab komite mutu dan keselamatan pasien.
BAB IV
ANALISA JURNAL TERKAIT
A. Kesimpulan
Infeksi Nosokomial digolongkan sebagai infeksi yang berkaitan dengan
pemberian layanan kesehatan difasilitas layanan kesehatan. Infeksi nosocomial
memberi dampak tidak hanya bagi pasien namun juga bagi tenaga kesehatan.
Dampak bagi pasien salah satunya adalah bertambahnya lama perawatan dan
munculnya penyakit lain yang mungkin lebih berat dari penyakit awalnya. Hal
ini bia saja dilaporkan sebagai tindakan malpraktek oleh pasien.
Hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis
obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit
yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan
medis (medical errors). Dibutuhkan sebuah system yang mampu mengatasi hal
tersebut. Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang
membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
B. Saran
Bagi Tenaga Kesehatan dan Institusi Pelayanan Kesehatan agar selalu
berpedoman pada SOP dalam memberikan setiap tindakan medis agar terhindar
dari hal – hal yang dapat membahayakan keselamatan pasien, diri sendiri dan
mencemarkan nama baik institusi.
DAFTAR PUSTAKA