Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PELAKSANAAN PENYULUHAN

KESEHATAN
“PENCEGAHAN HEPATITIS DI RS PHC SURABAYA ”

Pokok Bahasan : Pencegahan Hepatitis


Sasaran : Pengunjung RS PHC Surabaya
Hari / Tanggal : Jum’at, 15 Desember 2017
Jam : 08.00 – 08.45 wib
Waktu Pertemuan : 45 Menit
Tempat : Ruang Poliklinik RS PHC Surabaya

1. Latar belakang
Hepatitis telah menjadi masalah global, dimana dipengaruhi oleh pola makan,
kebiasaan merokok, gaya hidup tidak sehat, penggunaan obat-obatan,cbahkan
tingkat ekonomi dan pendidikan menjadi beberapa penyebab dari penyakit ini.
Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan organ hati yang
dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain infeksi virus, gangguan metabolisme,
obat-obatan, alkohol, maupun parasit. Hepatitis juga merupakan salah satu penyakit
yang mendapatkan perhatian serius di Indonesia, terlebih dengan jumlah penduduk
yang besar serta kompleksitas yang terkait. Selain itu meningkatnya kasus obesitas,
diabetes melitus, dan hiperlipidemia, membawa konsekuensi bagi komplikasi hati,
salah satunya hepatitis (Wening Sari, 2008). Hepatitis virus merupakan infeksi
sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas
(Bar, 2002). Hepatitis telah menjadi masalah global. Saat ini diperkirakan 400 juta
orang di dunia terinfeksi penyakit hepatitis B kronis, bahkan sekitar 1 juta orang
meninggal setiap tahun karena penyakit tersebut. Hepatitis menjadi masalah
penting di Indonesia yang merupakan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia
(Wening Sari, 2008). Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011 dalam
Anna (2011) menyebutkan, hingga saat ini sekitar dua miliar orang terinfeksi virus
hepatitis B di seluruh dunia dan 350 juta orang di antaranya berlanjut jadi infeksi
hepatitis B kronis. Diperkirakan, 600.000 orang meninggal dunia per tahun karena
penyakit tersebut. Angka kejadian infeksi hepatitis B kronis di Indonesia
diperkirakan mencapai 5-10 persen dari jumlah penduduk. Hepatitis B termasuk
pembunuh diam-diam karena banyak orang yang tidak tahu dirinya terinfeksi
sehingga terlambat ditangani dan terinfeksi seumur hidup. Kebanyakan kasus
infeksi hepatitis B bisa sembuh dalam waktu enam bulan, tetapi sekitar 10 persen
infeksi bisa berkembang menjadi infeksi kronis. Infeksi kronis pada hati bisa
menyebabkan terjadinya pembentukan jaringan ikat pada hati sehingga hati
berbenjol-benjol dan fungsi hati terganggu dan dalam jangka panjang penderitanya
bisa terkena sirosis serta kanker hati.

2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, keluarga yang berkunjung
ke RS PHC Surabaya mampu melakukan perawatan dirumah untuk
mencegah terjadinya hepatitis
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 45 menit diharapkan
keluarga yang berkunjung ke RS PHC Surabaya mampu:
a. Menjelaskan pengertian Hepatitis
b. Menyebutkan klasifikasi dari hepatitis.
c. Menyebutkan tanda gejala hepatitis
d. Menjelaskan penularan hepatitis
e. Menjelaskan cara pencegahan Hepatitis

3. Metode Penyampaian
Ceramah dan Tanya jawab

4. Media
1. LCD
2. Leaflet
5. Petugas
1. Moderator : Yudi Handoko
2. Pemateri : Yulia Aida W
Hilda Ajeng M
3. Fasilitator : - Ria Anggun P
4. Observer : - Sri may Utami

6. Materi
1. Hepatitis

7. Setting Tempat

F P M F

Keterangan:
F : Fasilitator
P : Presentator
M : Moderator
A : Audience
O : Observer
8. Kegiatan Belajar Mengajar / Pendidikan Kesehatan
Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Media & alat
Sasaran Pengajaran
Pendahuluan 1. Memperkenalkan diri.
(5 menit) Menjawab
pertanyaan
Penyajian 2. Menjelaskan :
(10menit) a. Pengertian Hepatitis Memperhatikan Poster
b. Klasifikasi Hepatitis Leaflet
c. Tanda gejala Hepatitis
d. Cara penularan
Hepatitis
e. Cara pencegahan Bertanya
hepatitis mengenai hal-hal
3. Menanyakan tentang yang belum jelas
materi-materi yang belum
jelas
Evaluasi 4. Meminta peserta untuk Menjawab Poster leaflat
(10 menit) menjelaskan pengertian
hepatitis
5. Menyebutkan klasifikasi
hepatitis
6. Menyebutkan tanda gejala
hepatitis
7. Menyebutkan cara
penularan hepatitis
8. Menyebutkan cara
pencegahan hepatitis
Penutup 9. Menutup pertemuan
( 5 menit) a. Memotivasi keluarga Memperhatikan
untuk mencegah
penularan hepatitis
b. Salam pamit
meninggalkan ruangan. Menjawab
A. Hepatitis

1. Definisi

Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh virus.

Virus hepatitis termasuk virus hepatotropik yang dapat mengakibatkan hepatitis A

(HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV), deita hepatitis (HDV), hepatitis E

(HEV), hepatitis F, hepatitis G.

Hepatitis dibagi dua tahapan:

1. Hepatitis akut : infeksi virus sistemik yang berlangsung selama < 6 bulan.

2. Hepatitis kronik : gangguan – gangguan yang terjadi > 6 bulan dan

berkelanjutan dari hepatitis akut.

3. Hepatitis Fulminant adalah perkembangan mulai dari timbulnya hepatitis

hingga kegagalan hati dalam waktu kurang dari 4 minggu oleh karena itu

hanya terjadi pada bentuk akut (Yuliana elin, 2009).

2. Epidemiologi

Kita mengenal beberapa macam hepatitis viral akut, dari hepatitis A sampai

dengan hepatitis C. berhubungan dengan cepatnya perkembangan teknologi

kedokteran terutama dibidang molekuler, dapat dipastikan bahwa akibat hepatitis

akan segera bertambah. Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang

penting bukan hanya di amerika tetapi di seluruh dunia. Lebih dari 60.000 kasus

dilaporkan ke pusat pengawasan kesehatan di amerika dan setiap tahun jumlahnya

secara bertahap.

Walaupun mortilitas dari hepatitis virus relative rendah, morbiditas dan

kerugian ekonomi yang besar dihubungkan dengan penyakit ini (pince,1995) 60-
90% dari kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keadaan

kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus yang ringan dan

kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang

lebih 50% orang dewasa di amerika telah memiliki antibody terhadap virus hepatitis

A, banyak orang tidak dapat mengingat kembali episode atau kejadian sebelumnya

yang memperlihatkan gejala hepatitis (brunner,dkk, 2002)

3. Etiologi

a. Virus

Type A Type B Type C Type D Type E Type G


Penularan Fekal-oral Parenteral Parenteral, Parenteral Fekal- Tranfusi
melalui orang seksual, jarang perinatal, oral darah,
lain perinatal seksual, memerlukan jarum
orang ke koinfeksi suntik
orang, dengan type B
perinatal
Keparahan Tak ikterik Parah Menyebar Peningkatan Sama Tidak
dan asimto- luas, dapat insiden kronis dengan D menyebab
matik berkembang dan gagal hepar kan
sampai kronis akut hepatitis
fulminant
ataupun
hepatitis
kronik.
Sumber Darah, feces, Darah, saliva, Terutama Melalui darah Darah, Darah
saliva semen, melalui darah feces,
virus sekresi vagina saliva

b. Alkohol

c. Obat-obatan
4. Patofisiologi

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh reaksi

toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia serta infeksi virus melalui

cairan tubuh seperti darah, saliva, semen dan cairan vagina. Setelah virus hepatitis

sampai di tubuh melalui peredaran darah akan menyerang hati dan akan

menyebabkan peradangan atau inflamasi pada hepar sehingga menyebabkan

kerusakan hati di lobulus dan generasi sel, nekrosis parenkim hati dan

menyebabkan penurunan fungsi sel hati sehingga mempengaruhi kekebalan tubuh,

adanya reaksi antara antigen antibodi menimbulkan respon imun seperti demam

sehingga timbul hipertermi, respon imun yang timbul kemudian mendukung respon

peradangan.

Perangsangan komponen dan lisis sel serta serangan antibody langsung

terhadap antigen-antigen virus menyebabkan degenerasi sel-sel yang terinfeksi

sehingga hati menjadi edematosa (hepatomegali). Terjadinya hepatomegali

menimbulkan keluhan seperti nyeri abdomen pada kuadran kanan atas, nyeri pada

epigastrium, nyeri di hulu hati sehingga menimbulkan perubahan kenyamanan dan

perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan, pemenuhan nutrisi yang tidak

adekuat dan disertai dengan hipermetabolik sehingga akan menimbulkan keletihan.

Akibat lain dari hepatomegali yaitu muncul blokir drainase hepar yang

menyebabkan stasis empedu dan empedu tetap menkonjugasikan bilirubin, tetapi

bilirubin tidak dapat mencapai usus halus sehingga mengakibatkan terjadinya

penurunan ekskresi urobilinogen di tinja sehingga tinja berwarna gelap. Bilirubin

terkonjugasi tersebut akan masuk kealiran darah sehingga terjadi kelebihan


bilirubin dalam darah yang akan menyebabkan terjadinya ikterus pada sclera mata,

kulit dan membran mukosa lainnya sehingga menimbulkan kerusakan integritas

jaringan. Pada kulit biasanya menyebabkan terjadinya pruritus yang akan

menyebabkan terjadinya kerusakan integritas kulit sebagian besar dari bilirubin

terkonjugasi tersebut akan diekresikan melalui ginjal sehingga warna urin menjadi

berwarna sangat gelap.

5. Klasifikasi

Adapun 6 jenis hepatitis viral yaitu (Sylvia A. Price.2006.Patofisiologi konsep

klinis proses-proses penyakit. Page 485) :

1. Hepatitis A

Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan

gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu,

rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya

nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang

yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut.

Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke

hepatitis kronik.

Masa inkubasi 30 hari. Penularan melalui makanan atau minuman yang

terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang

tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum

dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.

Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4


minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang

diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan

hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi

tertular hepatitis A.

2. Hepatitis B

Gejala mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual,

muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan

dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi

darah dan gigitan manusia. Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan

lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap

hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan.

Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa

tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah

pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.

Mengenai hepatitis C akan kita bahas pada kesempatan lain.

3. Hepatitis C

Hepatitis C mencakup sekitar 20% dari semua kasus hepatitis viral dan

paling sering ditularkan melalui yang ditransfusi dari donor

asimtomatik, berbagi jarum dengan pengguna obat intra vena dan cairan

tubuh atau didapat dari tato.

4. Hepatitis D

Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang

tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus


hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan

transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul

sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.

5. Hepatitis E

Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan

dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ),

kecuali bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat

mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.

6. Hepatitis F

Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum

sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.

7. Hepatitis G

Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis

B atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis

kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum. Hepatitis B , dapat

terjadi tanpa gejala. Namun dapat juga terjadi artalgia dan ruam pada

kulit.

6. Tanda dan gejala

a. Gejala Hepatitis A

Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit

seperti kuning, keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-

muntah, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat. Demam yang
terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang

lainnya yaitu pada demam berdarah, TBC, thypus, dll.

b. Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut

adalah demam, sakit perut dan kuning (terutama pada area mata yang

putih/sklera). Namun bagi penderita hepatitis B kronik akan cenderung

tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang

lain menjadi lebih beresiko.

c. Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C

tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-

tahun lamanya. Namun beberapa gejala yang sama diantaranya adalah

Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi gelap. Pada

beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada

pemeriksaan urine, namun demikian pada penderita Hepatitis C justru

terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan normal.

7. Pemeriksaaan Fisik

Difokuskan pada bagian yang terganggu :

a. Mata

inspeksi : lihat perubahan sclera ikterus

b. Kulit

Inspeksi : lihat perubahan kulit ikterus

c. Abdomen

Inspeksi : apakah ada perubahan warna kulit dan luka


Perkusi : apakah ada massa

Palpasi : apakah ada pembesaran hepar dan nyeri tekan

Auskultasi : untuk mengetahui peristaltik usus.

8. Pemeriksaan penunjang/diagnostik

Pemeriksaan diagnostic yang dilakukan menurut Marilynn E.

Doenges.2000. Rencana Asuhan Keperawatan.page 535-536 :

a. Laboratorium

1) Tes fungsi hati seperti :

a) AST (SGOT)/ ALT (SGPT) : awalnya meningkat dapat meningkat

1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.

b) Alkali Fospatase : agak meningkat (kecuali ada kolestasis berat )

c) Bilirubin serum : di atas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml

prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan

nekrosis seluler).

b. Darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup

SDM (gangguan enzim hati).

c. Leukemia : trombositopenia mungkin ada (splenomegali).

d. Feses : warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati).

e. Albumin serum menurun.

f. Anti-HAVIgM : positif pada tipe A.

g. HbsAG : dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A).

h. Urinalisa : peninggian kadar bilirubin, protein/hematuria dapat terjadi.


i. Tes ekskresi BSP : kadar darah meningkat

j. Radiologi

1) Foto polos abdomen : menunjukkan densitas kalsifikasi pada

kandung empedu, pankreas, hati juga dapat menimbulkan

splenomegali.

2) Skan hati : membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan

parenkim.

k. Pemeriksaan Tambahan

Biopsi hati : menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis

9. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Keperawatan

1) Istirahat sesuai kebutuhan

2) Pendidikan mengenai menghindari pemakaian alkohol/obat lain

3) Pendidikan mengenai cara penularan kepada mitra sehubungan dan

anggota keluarga

b. Penatalaksanaan Medis

1) Memberikan Gamma Globulin murni yang spesifik terhadap

HAV/HBV pada keluarga pasien hepatitis yang dapat memberikan

imunitas pasif terhadap infeksi, imunitas ini bersifat sementara.

2) Tersedia vaksin untuk HBV, karena sifat virus yang sangat menular

dan berpotensi menyebabkan kematian, maka sangat dianjurkan

bahwa semua individu yang termasuk kelompok berisiko tinggi,


termasuk pekerja kesehatan atau orang-orang yang terpajan ke

produk darah, divaksinasi. Yang juga dianjurkan untuk divaksinasi

adalah orang-orang yang beresiko terinfeksi virus termasuk

homosek atau heterosek yang aktif secara seksual, pecandu obat bius

dan bayi.

3) Medikametosa

a) Kortikosteroid tidak diberikan bila mempercepat penurunan

bilirubin darah, kortikosreroid dapat digunakan pada kolestasis.

b) Yang berkepanjangan, dimana transaminase serum sudah

kembali normal tetapi bilirubin masih tinggi.

c) Berikan obat-obat yang bersifat melindungi hati.

d) Antibiotik jika diperlukan.

e) Antiemetik jika diperlukan.

4) Vitamin K diberikan pada kasus dengan kecenderungan pendarahan.

10.Komplikasi

a. Edema serebral, gagal ginjal, gangguan elektrolit, gangguan pernafasan,

hipoglikemi, hipotensi dan sepsis

b. Sindroma Guilain Baire

c. Hepatitis kronik persisten

d. Hepatitis agresif

e. Perkembangan karsinoma hepato seluler


Daftar Pustaka

Alimul, Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Buku 1. Jakarta :

Salemba Medika.

Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Volume 2.


(edisi Delapan). Jakarta : EGC.

Carpenito, L.J. (1999). Rencana Asuhan& Dokumentasi Keperawatan. (Edisi dua).


Jakarta : EGC.

Dienstag, J. L., 2008. Acute Viral Hepatitis. Dalam: Harrison’s Principles of


Internal Medicine Volume II 17th Edition. The Mc Graw Hill
Company,1932-1948.

Doenges, Marlynn E, Mary Frances Moorhouse., dan Alice C. Geissler. 1999.


Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Mansjoer, A. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI

NANDA. 2010. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2009 - 2011.


Jakarta : EGC

NANDA. 2012. Diagnose keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta :EGC

Tambayong, Jan.(2000). Patifisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC


SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ PENCEGAHAN HEPATITIS DI
RS PHC SURABAYA”

Disusun Oleh :

1. Hilda Ajeng M 1730040


2. Ria Anggun P 1730068
3. Sri May Utami 1730081
4. Yudi Handoko 17300
5. Yulia Aida W 1730090

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2017

Anda mungkin juga menyukai