INVERTED NIPPLE
Pembimbing :
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
Menyusui adalah proses alami manusia tetapi tidak sederhana seperti yang
Agar menyusui berhasil, setiap ibu harus percaya dapat melakukannya dengan didukung
petunjuk pengetahuan dan manajemen laktasi yang tepat dan benar. Persiapan dini sejak
masa kehamilan hingga menyusui sangat membantu kelancaran proses menyusui secara
keseluruhan.1
Keuntungan dari menyusui semakin terbukti baik untuk ibu dan bayi. Bagi ibu,
menyusui telah terbukti menurunkan perdarahan post partum dan mengurangi resiko
kanker payudara. ASI juga dapat meningkatkan kesehatan anak karena ASI memiliki
nutrisi yang tinggi disertai dengan enzim, hormon, dan senyawa imunologis yang
melindungi bayi dari agen infeksius. Selain itu pemberian ASI telah terbukti
Puting merupakan bagian anatomi yang penting baik untuk fungsi visual,
seksual maupun fungsi nutritif melalui pemberian ASI pada bayi. Banyak masalah yang
sering ditemui berkenaan dengan kelainan puting seperti puting susu terbenam atau
datar, puting susu nyeri atau puting susu lecet dan payudara bengkak. Hal ini
merupakan masalah bagi ibu yang menyusui bayinya dan mengurangi produksi ASI,
sehingga dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan air susu untuk bayinya. Agar
dapat menyusui dengan baik, bayi perlu menghisap tonjolan puting dan hampir seratus
puting. Pada inversi puting terjadi invaginasi sehingga puting tidak menonjol ke luar,
namun puting teretraksi ke dalam parenkim dan jaringan stromal payudara. Inversi
puting tidak sama dengan retraksi. Istilah retraksi diberikan apabila sebagian dari dasar
puting tertarik ke dalam, dimana inversi adalah kasus dimana keseluruhan puting
tertarik ke dalam, dan terkadang tertarik jauh ke dalam dari permukaan payudara.3,6
mempengaruhi pemberian ASI baik pada negara berkembang maupun negara maju,
jarang terdapat penelitian yang didesain untuk melihat efek dari variasi anatomi dari
payudara ibu terhadap pemberian ASI pada bayi. Alexander et al. Menganggap kelainan
puting seperti inversi puting dan puting non protaktil sebagai penyebab dari inisiasi dan
TINJAUAN PUSTAKA
Kulit dari payudara meliputi puting dan areola dan kulit yang tipis, fleksibel dan
elastis yang menutupi badan payudara. Puting merupakan elevasi konikal pada pusat
areola setinggi celah interkostal keempat, tepat di bawah garis tengah payudara. Puting
terdiri dari serabut otot polos dan kaya akan inervasi serabut sensorik dan serabut nyeri.
Struktur ini memiliki permukaan verukous dan memiliki kelenjar sebasea dan kelenjar
Areola mengelilingi puting dan juga sedikit terpigmentasi dan menjadi sangat
terpigmentasi selama kehamilan dan laktasi. Rerata diameter adalah 15 hingga 16 mm,
namun kisaran ini dapat melebihi 5cm saat kehamilan. Inervasi sensorik lebih sedikit
dibanding puting. Puting dan areola sangat elastis dan berelongasi ke papilla mammae
selama kehamilan dan laktasi dan menyerupai vesikel. Selama laktasi, struktur ini
mensekresikan materi sebasea untuk melubrikasi puting dan areola dan melindungi
jaringan ketika bayi menghisap. Kelenjar ini menjadi atropi setelah penyapihan dan
delapan merupakan duktus utama yang dikelilingi oleh jaringan fibromuskular. Duktus
ini berakhir sebagai orifisium kecil (berdiameter 0.4 hingga 0.7 mm) pada ujung puting
dimana air susu keluar. Corpus mammae merupakan konglomerasi secara teratur dari
sejumlah kelenjar independen yang dikenal sebagai lobus. Morfologi dari kelenjar
meliputi stroma, yang terdiri dari jaringan ikat, jaringan lemak, pembuluh darah, syaraf,
dan pembuluh limfatik. Massa dari jaringan payudara terdiri dari kelenjar tuboalveolar
yang menempel pada jaringan adiposa, yang memberi kelenjar kontur yang halus dan
bulat, Bantalan lemak payudara penting untuk proliferasi dan diferensiasi dari
percabangan duktal.8,9,10
yang terbuka pada puting. Ekstensi dari duktus adalah teratur dan terlindungi oleh zona
inhibisi yang mana duktus lain tidak dapat mempenetrasi. Darah disuplai ke payudara
dari cabang-cabang arteri interkostal dan cabang perforata dari arteri torakik interna.
Suplai darah utama diperoleh dari arteri payudara interna dan arteri torakik lateral.
Suplai vena paralel dengan suplai arteri. Drainase limfatik telah diteliti secara detail
oleh peneliti kanker payudara. Drainase utama adalah ke nodus aksiler dan nodus
parasternal bersama dengan arteri torakik di thoraks. Limfatik dari payudara berasal dari
kapiler limfe pada jaringan ikat mammae dan mendrainase substansi yang berada di
dalam payudara.8
Payudara diinervasi dari cabang syaraf interkostal empat, lima, dan enam.
Inervasi sensorik dari puting dan areola adalah ekstensif dan melibatkan baik syaraf
otonom dan sensorik. Inervasi korpus mammae tidak setara bila dibandingkan dan
utamanya adalah syaraf otonom. Serabut parasimpatik dan kolinergik tidak mensuplai
menyusuri dinding duktus. Ini mungkin serabut sensorik yang merasakan tekanan air
susu. Tidak ada inervasi yang diidentifikasi mensuplai sel mioepitelial. Maka,
kesimpulannya adalah aktivitas sekretorik dari epitel asini dari duktus bergantung pada
Sanuki et al. meneliti tentang morfologi dari kompleks areola-puting dari 600
menjadi 4 klasifikasi berdasarkan tinggi dan diameter puting (Gambar 1). Kompleks
puting dan areola mengandung kelenjar Montgomery, sebuah kelenjar sebaseus yang
besar atau sedang yang secara embriologi merupakan transisi antara kelenjar keringat
dan kelenjar payudara dan mampu mensekresikan ASI. Kelenjar Montgomery terbuka
diameter 1-2 mm) yang terdapat pada areola. Kompleks ini juga mengandung banyak
ujung syaraf sensorik, otot polos, dan cukup banyak sistem limfatik yang disebut
pleksus subareolar atau pleksus Sappey. Karena kulit dari puting merupakan struktur
yang berhubungan langsung dengan epitel dari duktus, maka keganasan dari duktus
60.2% dan temuan puting tipe III sebesar 3.5% setara dengan laporan frekuensi inversi
2.2.1 Laktogenesis
Laktasi merupakan tahap akhir dari siklus reproduktif. Bayi manusia adalah
yang paling immatur dan sangat bergantung dari semua mammalia kecuali
marsupialami, dan maka dari itu payudara memberikan nutrisi yang secara fisiologis
paling cocok yang dibutuhkan oleh bayi manusia setelah lahir. Selama kehamilan,
payudara berkembang dan dipersiapkan untuk mengambil alih peran pemberian nutrisi
secara total ketika plasenta dilahirkan. Payudara dipersiapkan untuk laktasi penuh
setelah 16 minggu gestasi. Adaptasi fisiologis dari kelenjar mammae terhadap perannya
Kontrol hormonal dari laktasi dapat dijelaskan dalam hubungannya dengan lima
mammogenesis atau perkembangan mammae, laktogenesis atau inisiasi sekresi air susu,
mammae yang siap untuk memproduksi susu namun belum dapat memproduksinya.
produksi air susu selama kehamilan. Kadar prolaktin pada kehamilan lebih besar dari
200 ng/mL. Tampaknya, kadar prolaktin yang terus tinggi dan penurunan progesteron
diperlukan untuk tahap kedua laktogenesis setelah parturisi. Plasenta merupakan sumber
kadar estrogen turun secara cepat. Sebagai tambahan terhadap prolaktin, insulin dan
kortikoid penting dalam sintesis air susu. Penundaan laktogenesis tampak pada wanita
yang mengalami retensio plasenta, sectio caesar, diabetes, dan stres selama persalinan.
Pada 1940an, Jackson pertama kali menyadari bahwa persalinan yang membuat stres
Signifikansi konsentrasi sodium yang tinggi pada air susu masih memerlukan
penelitian lebih lanjut. Telah diamati bahwa kadar sodium yang tinggi pada sampel air
Jika air susu tidak mulai dikeluarkan dalam 72 jam, perubahan pada komposisi
air susu berkaitan dengan laktogenesis dibalikkan dan kemungkinan keberhasilan laktasi
akan berkurang. Maka usaha klinis yang memfasilitasi hisapan awal oleh bayi yang baru
dengan pompa sebelum 72 jam postpartum penting jika bayi tidak dapat disusui secara
langsung.9
2.2.2 Let Down (Ejection) Refleks
Refleks let down merupakan kunci terhadap keberhasilan laktasi. Refleks ini,
juga dikenal sebagai refleks ejeksi, pertama kali dijelaskan pada manusia oleh Peterson
dan Ludwick pada 1942, dan setelahnya didemonstrasikan secara klinis oleh Newton
dan Newton disebabkan oleh pelepasan oksitosin oleh pituitari. Sejak saat itu, banyak
perbaruan dalam pemahaman proses yang telah dipublikasi, namun prinsip fundamental
tidak berubah.8
Ibu mungkin dapat memproduksi air susu, namun jika tidak diekskresikan,
produksi lebih lanjut kemudian akan tersupresi. Refleks ini merupakan fungsi kompleks
yang bergantung pada respon hormon, syaraf, dan glandular dan dapat diinhibisi paling
myoepitel untuk berkontraksi dan mengejeksi air susu dari sistem duktal. Duktus
dimulai dari alveoli, yang dikelilingi oleh struktur sel myoepitel yang tersusun seperti
keranjang yang juga mengelilingi duktus dari puting. Ketika bayi menstimulasi
payudara dengan menghisap, impuls dikirim ke sistem syaraf pusat dan ke pituitari
Newton mendemonstrasikan bahwa nyeri dan stres mengganggu refleks let down
dan kortisol plasma menurun pada wanita yang sedang laktasi dibandingkan dengan
Prolaktin merupakan pusat dari produksi susu dan meregulasi tingkat sintesis.
Pelepasannya bergantung pada hisapan bayi atau stimulasi puting dengan pompa
mekanis atau ekspresi manual. Prolaktin juga dilepaskan melalui refleks neuroendokrin.
Tidak seperti oksitosin, prolaktin tidak dikeluarkan sebagai akibat dari rangsang suara,
Kelainan kongenital dari payudara dan dinding dada sering ditemui di praktek
klinis. Meski deformitas ini memiliki sedikit dampak pada kapasitas fungsional,
mengalami rasa malu, isolasi sosial, dan kompleksitas selama perkembangan seksual,
Inversi puting merupakan kelainan yang tampak pada 2% dari populasi umum.
Kelainan ini pertama kali dijelaskan oleh Sir Ashley Cooper pada tahun 1840. Pada
kasus inversi puting secara kongenital, kelainan ini terjadi pada tahap perkembangan
dan penonjolan bagian ektoderm di regio dimana kelenjar akan berada nantinya pada
bawahnya, sehingga permukaan bagian mammae kemudian menjadi datar dan akhirnya
masuk lebih dalam dari epidermis di sekitarnya. Mesoderm yang berhubungan dengan
pertumbuhan ke dalam dari ektoderm menjadi terkompresi, dan bagian dari mesoderm
ini menjadi tersusun menjadi lapisan konsentris dan nantinya akan menjadi stroma dari
kelenjar. Dengan pembelahan dan percabangan, massa yang tumbuh ke dalam dari sel
ektodermal akan membentuk lobus dan lobulus dan nantinya juga membentuk alveoli.
Saat usia gestasi 16 minggu, tahap percabangan telah menghasilkan 15 hingga 25 garis
epitelial pada fetus yang nantinya akan menjadi alveoli sekretorik. Pada saat gestasi 28
minggu, hormon seksual plasental memasuki sirkulasi fetal dan menyebabkan kanalisasi
pada jaringan mammae fetal. Duktus laktiferus dan cabangnya terbentuk dari
perkembangan di lumen. Duktus ini membuka ke arah depresi dangkal dari epidermal
yang dikenal sebagai mammary pit. Cekungan ini menjadi terelevasi sebagai hasil dari
proliferasi mesenkimal yang membentuk puting dan areola. Inversi puting adalah
kelompok12:
1. Puting grade I dapat dengan mudah ditarik keluar secara manual dan menjaga
proyeksinya dengan baik tanpa traksi. Puting keluar dengan palpasi ringan di
sekitar areola. Jaringan lunak intak pada bentuk ini dan duktus laktiferus
normal.
2. Puting grade II juga dapat keluar dengan palpasi namun tidak semudah pada
3. Puting grade III merupakan bentuk yang parah dimana inversi dan retraksi
Penting untuk menegakkan bahwa inversi sudah ada sejak lahir atau tidak berubah
selama bertahun-tahun. Inversi puting akibat kongenital adalah tipe yang paling
Meski demikian, retraksi yang baru terjadi dan/atau inversi dapat merupakan
hasil dari inflamasi kronis atau proses keganasan. Maka dari itu, anamnesa yang
teliti diperlukan untuk menentukan kebutuhan investigasi lebih lanjut dari temuan
ini. Retraksi puting yang didapat beberapa contohnya adalah akibat sekunder dari
karbohidrat juga memiliki inversi puting sebagai salah satu ciri dari temuan
sindroma ini.8,11,12
Trimester I:
2. Penyuluhan tentang perawatan dan nutrisi bayi, nutrisi ibu hamil, nutrisi
ibu menyusui, perawatan kesehatan ibu hamil dan nifas, perawatan bayi
Trimester II:
Perawatan payudara (breast care); perawatan hanya pada korpus. Setelah umur
mandi, payudara dibasahi dengan air, puting susu jangan disabuni, kemudian dilap
dengan handuk. Setelah umur kehamilan 34 minggu, puting susu diurut dengan
meletakkan ibu jari dan telunjuk pada dasar puting susu. Tindakan ini akan
dapat berjemur dengan dada terbuka di ruangan terbuka hingga cahaya matahari
mengenai payudara. Pakailah BH dari bahan katun yang dapat menyangga korpus.
Pada masa menyusui, sebaiknya bagian depan BH terbuka, sehingga putting susu
Payudara dilap dengan air bersih. Bayi baru lahir dibersihkan, tali pusat
dirawat rawat, lendir dalam mulut dan saluran pernafasan diisap, mata jangan
ditetesi dulu dengan nitrate argenti, setelah tindakan ini selesai mulut bayi
Bayi dengan nilai Apgar 5 menit pertama dibawah 6, bayi prematur, bayi
dengan kelainan bawaan fistula tracheo esophageal dan obstruksi esophagus, ibu
dengan persalinan operatif, ibu yang mendapat narkose, ibu dengan komplikasi
menyusui.
2.3.4 Manajemen Inversi Puting
mekanis pada saat menyusui bayi, meski demikian banyak ibu yang masih dapat
menyusui tanpa kesulitan, kemungkinan hal ini disebabkan oleh perubahan yang
menggunakan pinch test dengan menekan bagian terluar dari areola; biasanya,
puting akan menonjol keluar. Perlekatan yang berat termanifestasi sebagai inversi
puting. Bentuk yang paling berat ini terjadi kurang dari 1% dari wanita.12
konsultasi prenatal dan tindak lanjut ketat sangat penting untuk mengidentifikasi
dan menangani transfer air susu yang buruk. Puting datar atau terinversi
terlekat ini, yaitu: menarik puting, latihan Hoffman, dan cup (shell) payudara.
Pada awal periode neonatal, pompa payudara mungkin membantu pada wanita
dengan puting datar atau terinversi. Payudara secara lembut dipompa pelan hingga
puting tertarik keluar. Bayi kemudian segera didekatkan pada puting. Prosedur
yang sama dilakukan pada sisi lainnya. Biasanya hal ini diperlukan selama
beberapa hari.8,9,11
Metode menarik puting atau dikenal juga dengan nipple rolling (tug and
roll) merupakan intervensi pertama dari inversi puting. Latihan ini dilakukan tiga
hingga empat kali setiap hari. Ibu secara lembut menarik dan menggulirkan puting
keluar dengan jari-jari dan ibujarinya hingga ia merasa terenggang. Rotasikan jari-
jari dan ibu jari di sekitar puting dan kemudian diulang kembali.8,9
Teknik Hoffman dapat dilakukan dengan meletakkan kedua ibu jari pada
dasar puting dan dengan lembut dilakukan gerakan menjauhkan kedua ibu jari
satu sama lain. Latihan menggunakan teknik Hoffman ini dilakukan tiga hingga
empat kali sehari untuk memisahkan adhesi yang mungkin menyebabkan retraksi
atau inversi dari puting. Latihan ini dilakukan dengan arah gerakan kedua ibu jari
payudara ini awalnya digunakan selama satu hingga dua jam per hari, perlahan
penggunaannya semakin lama hingga satu hari penuh. Cup (shell) payudara harus
dilepas saat tidur untuk mencegah terjadinya blokade saluran air susu. Dengan
penekanan lembut dari cup (shell) payudara, puting dan areola akan menonjol ke
bagian tengah dari shell. Pada cup (shell) payudara terdapat lubang udara yang
alternatif yang relatif murah dapat dibuat dari spuit plastik 10 atau 20 ml, ukuran
bergantung pada ukuran puting. Ujung dari spuit dimana jarum terpasang
dipotong dan pendorong dipasang terbalik. Puting diletakkan pada ujung halus
lubang pendorong dari spuit dan traksi lembut diaplikasikan hingga puting
tereversikan. Meski memompa dan suction spuit merupakan solusi praktis, tidak
Gambar 3.12 Niplette (kiri) dan alat sederhana menggunakan spuit (kanan)
pembedahan ini. Kebanyakan prosedur melibatkan insisi kecil areolar atau insisi
pada dasar puting. Jaringan ikat yang menempel akan terenggangkan namun
LAPORAN KASUS
A. ANAMNESIS
Identitas Pasien
No. MR : 004066
Umur : 31 tahun
Pekerjaan : Ibu RT
Alamat : Padang
Agama : Islam
Anamnesis
Keluhan Utama
plasenta
- Sakit kepala (-), pandangan kabur (-), nyeri ulu hati (-)
- Pasien sudah tidak haid sejak 9 bulan yang lalu, HPHT lupa, TP sulit
ditentukan
- Riwayat menarche usia 13 tahun, siklus 28 hari, lama 3-4 hari, ganti duk
- Pasien tidak ada riwayat penyakit HT,DM, paru, jantung, hati, ginjal dan alergi.
- Keluarga pasien tidak ada menderita penyakit keturunan, menular dan kejiwaan.
Riwayat Perkawinan : 1x
Riwayat Menstruasi : Menarche usia 13 tahun, siklus 28 hari, lama 3-4 hari,
Nadi : 88 x/menit
Nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,7 ºC
Edema : (-/-)
Anemis : (-/-)
Ikterik : (-/-)
STATUS GENERALISATA
Kepala : Normochepal
Dada
Paru :
Jantung:
Palpasi : Iktus kordis teraba 2 jari medial linea midclavicula sinistra RIC V
STATUS GINEKOLOGI
Abdomen
Kontraksi +
Genitalia
Regio mamae dextra : Laserasi (-), inflamasi (-), massa (-), peau d’orange (-),
Regio mamae sinistra : Laserasi (-), inflamasi (-), massa (-), peau d’orange (-),
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
DIAGNOSIS
- Inverted Nipple
TATALAKSANA
- Kontrol KU,VS
- IVFD RL `1 jalur
- inj ceftriaxson 2 gr
- pronalges supp II
- inj transamin 3 x1
- Inj vit c 3 x1
BAB 4
DISKUSI
sampai hari pemeriksaan (hari ke-1) berlangsung baik dan tidak ditemukan
mengeluhkan adanya nyeri pada mamme, nyeri perut dan perdarahan pervaginam.
Pasien buang air kecil seperti biasa dan tidak mengeluh adanya darah ataupun
nyeri saat buang air. Pada anamnesis juga tidak ditemukan adanya perdaharan
yang banyak berwarna merah segar. Keluhan lain yaitu pasien mengeluhkan ASI
puting. Setelah digali lebih dalam pasien mengaku inversi puting ini sudah
diderita pasien sejak lama tapi hanya di bagian payudara kanan, jadi pasien sering
menyusui anaknya di payudara kiri dan akan mengurangi produksi asi, padahal
ASI sangat bermanfaat untuk bayi. Inversi puting dapat menyebabkan masalah
mekanis pada saat menyusui bayi, meski demikian banyak ibu yang masih dapat
menyusui tanpa kesulitan, kemungkinan hal ini disebabkan oleh perubahan yang
diinformasikan pada pasien yaitu ASI on demand, dimana pemberian ASI tanpa
batas waktu sesuai keinginan bayi. Apabila bayi sering tidur, ibu harus
membangunkan bayi dan memberikan rangsangan ringan pada mulut dan pipi
bayi sehingga bayi mau menyusu. Hal ini dilakukan setiap 2 jam oleh ibu. Dengan
tata laksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup
memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6
bulan, bayi harus mulai diberikan makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan
sampai usia 2 tahun bahkan lebih. Selain itu pemberian ASI ekslusif ini juga bisa
pembentukan puting dari bagian ektoderm. Pada awal proses ini, ektoderm
kanalisasi pada jaringan mammae fetal. Duktus laktiferus terbentuk dan membuka
ke arah depresi dangkal yang dikenal sebagai mammary pit. Cekungan ini menjadi
terelevasi sebagai hasil dari proliferasi mesenkimal yang membentuk puting dan
menggunakan pinch test dengan menekan bagian terluar dari areola. Terdapat tiga
metode menangani puting yang terlekat ini, yaitu: menarik puting, latihan