Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada makalah ini kita akan membahas salah satu aplikasi dalam bidang ekonomi mikro,
yaitu teori permainan atau game theory. Teori ini awalnya dikembangkan para metematikawan,
namun memiliki banyak aplikasi dalam bidang ekonomi. Aplikasi game theory tidak hanya
ditemukan dalam ekonomi, tetapi juga manajemen, psikologi, bahkan interaksi dalam sosial
manusia sehari – hari. Teori permainan (game theory) adalah suatu pendekatan matematis
untuk merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan. Teori ini
dikembangkan untuk menganalisa proses pengambilan keputusan dari situasi-situasi
persaingan yang berbeda- beda dan melibatkan dua atau lebih kepentingan. Kepentingan -
kepentingan yang bersaing dalam permainan disebut para pemain (players). Dalam sebuah
permainan, para pemain secara umum menginginkan kemenangan, dengan berusaha
memikirkan cara terbaik dan mengambil keputusan dengan sebaik mungkin.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana perilaku strategis dan teori permainan itu?
1.2.2 Apakah yang dimaksud dengan strategi dominan dan keseimbangan Nash?
1.2.3 Apakah yang dimaksud dengan dilema narapidana?
1.2.4 Apa itu persaingan harga dan non-harga, kecurangan dalam kartel, dan dillema
narapidana?
1.2.5 Apa itu pohon keputusan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat menjelaskan perilaku strategis dan teori permainan
1.3.2 Dapat menjelaskan maksud dari strategi dominan dan keseimbangan Nash
1.3.3 Dapat menjelaskan pengertian dari dilema narapidana
1.3.4 Dapat menjelaskan persaingan harga dan non-harga, kecurangan dalam kartel dan
dilema narapidana.
1.3.5 Dapat menjelaskan pohon keputusan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perilaku Strategis dan Teori Permainan

Perilaku Strategis mengacu pada rencana kerja atau perilaku seseorang oligopolis,
setelah mempertimbangkan semua reaksi yang mungkin dilakukan oleh para pesaingnya
selama adanya persaingan di antara mereka untuk memperoleh laba dan keuntungan lainnya.
Karena hanya terdapat sedikit perusahaan dalam industri tersebut, tindakan dari perusahaan
satu akan pengaruh terhadap yang lainnya. Jadi setiap oligopoli merubah harga produk, atau
kuantitas produk yang dijualnya, atau tingkat pemasangan iklan dan sebagainya, dengan tujuan
memaksimumkan labanya

Teori permainan dipelopori oleh ahli matematika John Von Neumann dan ekonom
Oskar Morgenstern pada tahun 1944 dan tidak lama kemudian teori ini diakui sebagai
terobosan baru dalam penelitian tentang oligopoli. Secara umum teori permainan berkaitan
dengan strategi terbaik atau optimum dalam berbagai situasi konflik. Misalnya teori permainan
bisa membantu sebuah perusahaan ketika menurunkan harga tidak akan terjadi perang harga
yang mematikan atau menentukan apakah perusahaan harus menambah kapasitas untuk
mencegah pemain baru masuk dalam industri meskipun hal ini mengurangi laba jangka pendek
perusahaan, dan mengapa kecurangan dalam kartel akan menyebabkan keruntuhan perusahaan.
Singkatnya, teori permainan memperlihatkan bagaimana perusahaan oligopolistik membuat
keputusan strategi untuk memperoleh keunggulan kompetetif atas pesaingnya, atau bagaimana
perusahaan oligopolistik bisa memperkecil ancaman potensial akibat langkah strategis
persaingannya.

Aplikasi kasus : Dalam bisnis, sebagaimana dalam perang, organisasi perlu mempunyai
tujuan yang jelas dan menjelaskan tujuan tersebut ke seluruh pekerjanya. Kesuksesan
McDonald’s secara jelas membuktikan manfaat dari strategi pemasaran yang sederhana yang
bisa dipahami seluruh karyawan. Baik bisnis maupun perang keduanya membutuhkan
pengembangan strategi untuk penyerangan.Menjadi agresif adalah penting karena hampir tidak
ada pesaing yang menang dengan pasif. Lebih lanjut, baik bisnis maupun peperangan
membutuhkan kesatuan komando untuk menunjukan tanggung jawab yang tepat. Bahkan
dalam perusahaan terdesentralisasi dengan garis komando informal, selalu ada orang kunci

2
yang harus membuat keputusan penting. Akhirnya dalam bisnis sebagaimana dalam perang,
elemen yang mengagetkan dan keamanan(menjaga kerahasiaan strategis) adalah sangat
penting.

Pemimpin bisnis saat ini harus mempelajari bagaimana menampung ide dan energi
pekerja, mengelola perubahan yang cepat berskala besar,mengantisipasi kondisi bisnis 5 atau
10 tahun kedepan. Diatas semua itu, perusahaan harus berpikir dan bertindak secara strategis
dalam dunia di mana persaingan global semakin meningkat. Teori permainan dalam hal ini
tentu bermanfaat dan memberikan wawasan yang penting dalam menganalisis ketergantungan
oligopolistik. Tentu saja, semakin banyak perusahaan yang menggunakan simulasi permainan
perang dalam pembuatan keputusan.

Setiap model teori permainan terdiri atas pemain, strategi dan ganjaran. Pemain adalah
para pembuat keputusan yang perilakunya akan berusaha kita jelaskan dan ramalkan. Strategi
adalah pilihan untuk mengubah harga, mengembangkan produk baru, melakukan kampanye
iklan,membangun kapasitas baru, dan tindakan serupa lainnya yang mempengaruhi penjualan
dan tingkat laba perusahaan seta pesaingnya.Ganjaran adalah hasil atau konsekuensi dari setiap
pilihan strategi. Untuk setiap strategi yang diterapkan oleh sebuah perusahaan, biasanya
terdapat strategi – strategi yang bisa dilakukan oleh pesaing. Ganjaran adalah hasil atau
konsekuensi dari setiap kombinasi strategi yang dilakukan kedua perusahaan. Ganjaran
biasanya dinyatakan dalam bentuk laba atau rugi. Table yang mencantumkan ganjaran dari
semua strategi yang mungkin dilakukan suatu perusahaan dan reaksi yang mungkin diberikan
pesaingnya disebut matriks ganjaran.

Permainan berjumlah nol adalah permainan dimana keuntungan salah satu pemain
merupakan akibat dari pengeluaran dan keuntungan ini secara persis seimbang dengan kerugian
pemain lainnya. Sebagai contoh, perusahaan A meningkatkan pangsa pasarnya sebesar biaya
yang dikeluarkan perusahaan B dengan meningkatkan pengeluaran iklannya. Pada satu sisi,
jika perusahaan B juga meningkatkan pengeluaran iklannya, perusahaan A mungkin tidak akan
memperoleh pangsa pasar sama sekali.Disisi lain, jika perusahaan A meningkatkan harganya
dan perusahaan B tidak melakukannya, perusahaan A mungkin akan kehilangan pasarnya yang
beralih ke perusahaan B.Permainan dalam sifat ini,dimana keuntungan satu pemain sama
dengan kerugian pemain lainnya disebut permainan jumlah nol.

Namun jika keuntungan aau kerugian salah satu perusahaan tidak diakibatkan oleh
biaya atau memberikan keuntungan dalam jumlah yang sama pada perusahaan lain, kita

3
melakukan permainan tidak berjumlah nol. Misalkan kemungkinan itu muncul jika
peningkatan iklan diarahkan untuk meningkatkan laba kedua perusahaan dan kita
menggunakan laba, bukan pangsa pasar sebagai ganjaran. Dalam kasus ini, kita melakukan
permainan berjumlah positif. Namun demikian, jika meningkatnya iklan memunculkan biaya
lebih besar daripada pendapatan dan laba kedua perusahaan menurun,kita menghadapi kasus
permainan berjumlah negatif.

2.2 Strategi Dominan dan Keseimbangan Nash

2.2.1 Strategi Dominan

Terdapat dua perusahaan(duopoli) yaitu perusahaan A dan perusahaan B. Masing – maing


perusahaan mempunyai dua pilihan strategi, yaitu memasang iklan atau tidak memasang iklan.
Perusahaan A, tentu saja mengharapkan laba yang lebih tinggi jika dia memasang iklan
dibaning jika dia tidak melakukannya. Tetapi tingkat laba perusahaan A yang sebenanya, juga
tergantung dari apakah perusahaan B memasang iklan atau tidak. Dengan begitu, setiap strategi
yang dilakukan oleh perusahaan A bisa dihubungkan dengan setiap strategi perusahaan B.

Perusahaan B
Pasang iklan Tidak Pasang Iklan
Perusahaan A Pasang Iklan ( 4,3) (5,1)
Tidak Pasang Iklan (2,5) (3,2)

Empat hasil yang mungkin didapatkan dari permainan sederhana ini digambarkan dalam
matriks ganjaran dalam tabel. Nomor pertama setip elemen dalam tabel mengacu pada ganjaran
bagi perusahaan A, sementara nomor kedua adalah ganjaran(laba) bagi perusahaan B. Dari
tabel kita melihat bahwa jika kedua perusahaan memasang iklan, perusahaan A akan
memperoleh laba sebesar 4,dan perusahaan B akan memperoleh laba sebesar 3.
Sebaliknya,elemen kiri bawah dalam matriks ganjaran menunjukan bahwa jika perusahaan A
tidak memasang iklan dan perusahaan B memasang iklan, perusahaan A akan memperoleh laba
sebesar 2, dan perusahaan B akan memperoleh laba sebesar 5.Strategi manakah yang harus
dipilih oleh setiap perusahaan? Pertama – tama mari kita pertimbangkan perusahaan A. Jika
perusahaan B memasang iklan, kita lihat bahwa perusahaan A akan memperoleh laba sebesar
4 jika dia memasang iklan dan hanya 2 jika dia tidak memasang iklan. Dengan demikan
perusahaan A harus memasang iklan jika perusahaan B memasangnya. Jika perusahaan B tidak

4
memasang iklan , perusahaan A akan memperoleh laba 5 jika dia memasang iklan, dan 3 jika
tidak memasang iklan. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa memasang iklan adalah
strategi yang dominan bagi perusahaan A. Stratei dominan adalah pilihan yang optimum bagi
seorang pemain, apa pun reaksi yang akan dilakukan oleh lawannya.

Hal yang sama juga berlaku untuk perusahaan B. Apapun yang dilakukan oleh perusahaan A,
akan lebih menguntungkan bagi perusahaan B untuk memasang iklan. Tepatnya jika
perusahaan A memasang iklan , laba perusahaan B menjadi 5 jika memasang iklan dan 2 jika
tidak. Dengan demikian, strategi yang dominan bagi perusahaan B adalah juga memasang
iklan. Dalam kasus ini, kedua perusahaan A dan B memiliki strategi yang dominan memasang
iklan, dan oleh karena itu, akan menjadi keseimbangan akhir. Kedua perusahaan A dan B akan
memasang iklan tampa perlu mempertimbangkan apa yang akan dilakukan oleh perusahaan
lain dan akan memperoleh laba berturut- turut sebesar 4 dan 3.

2.2.2 Keseimbangan Nash

Tidak semua permainan menyediakan strategi dominan bagi setiap pemain. Bahkan dalam
dunia sesungguhnya, sangat mungkin bahwa satu atau kedua pemain tidak memiliki strategi
dominan. Contohnya adalah yang ditunjukan dalam matriks ganjaran pada tabel 10-2.Ini adalah
matriks ganjaran yang sama dengan yang ada dalam Tabel 10-1, kecuali angka pertama dalam
elemen kanan bawah diubah dari 3 menjadi 6. Sekarang perusahaan B mempunyai strategi
yang dominan, tetapi perusahaan A tidak. Strategi dominan bagi perusahaan B adalah
memasang iklan, tidak peduli apakah perusahaan A memasang iklan atau tidak, yaitu sama
persis dengan kasus sebelumnya,karena ganjaran bagi perusahaan B sama dengan yang ada
dalam tabel 10-1. Nmaun, perusahaan A sekarang tidak memiliki strategi yang dominan.
Alasannya adalah bahwa jika perusahaan B memasang iklan, perusahaan A akan memperoleh
laba 4 jika memasang iklan dan 2 jika tidak. Jadi jika perusahaan B memasang iklan,
perusahaan A juga harus beriklan. Disisi lain, jika perusahaan B tidak beriklan, laba perusahaan
A adalah 5 jika memasang iklan dan 6 jika tidak. Jadi, perusahaan A harus memasang iklan
jika perusahaan B memasang iklan dan tidak memasangnya jika perusahaan B tidak.
Perusahaan A tidak lagi memiliki strategi yang dominan.Apa yang harus dilakukan oleh
perusahaan A tergantung dari apa yang dilakukan oleh perusahaan B.

Agar perusahaan A bisa menentukan memasang iklan atau tidak, pertama – tama perusahaan
A harus menemukan apa yang dilakukan oleh perusahaan B, dan memasang iklan jika
perusahaan B memasangnya dan tidak memasang iklan jika perusahaan B tidak. Karena

5
perusahaan A mengetahui isi matriks ganjaran, maka perusahaan A mengetahui bahwa strategi
dominan perusahan B adalah memasang iklan. Karena itu strategi yang optimum bagi
perusahaan A adalah juga memasang iklan. Inilah keseimbangan Nash, yang namanya diambil
dari Jhon Nash, ahli matematika dari Universitas Princeton dan pemegang hadiah Nobel tahun
1994 yang meresmikan konsep tersebut pada tahun 1951.

Keseimbangan Nash adalah sebuah situasi ketika setiap pemain memiliki strategi optimumnya
untuk menghadapi strategi yang telah dilakukan oleh pemain lainnya. Dalam contoh diatas,
strategi pemasangan iklan yang gencar untuk perusahaan A dan perusahaan B adalah
keseimbangan Nash, anggaplah bahwa perusahaan B memilih beriklan sebagai strategi
dominannya, strategi optimum untuk perusahaan A adalah juga memasang iklan.

Perusahaan B
Pasang iklan Tidak pasang iklan
Perusahaan A Pasang iklan (4,3) (5,1)
Tidak pasang iklan (2,5) (6,2)

Perhatikan bahwa ketika kedua perusahaan memiliki strategi yang dominan,masing – masing
perusahaan dapat memilih strategi optimumnya tampa memedulikan strategi yang dipilih oleh
pesaingnya. Disini, hanya perusahaan B yang memiliki strategi dominan . Perusahaan A tidak
memilikinya. Sebagai akibatnya, perusahaan A tidak bisa memilih strategi optimumnya tampa
terlepas dari perusahaan B.Hanya ketika setiap pemain telah memilih strategi optimumnya
berdasarkan strategi yang telah dipilih oleh pemain lainnya, maka kita akan berada pada
keseimbangan Nash. Singkatnya, keseimbangan strategi dominan adalah selalu merupakan
keseimbangan Nash, tetapi keseimbangan nash tidak memerlukan keseimbangan strategi
dominan.

Aplikasi kasus : Dell computer sebuah perusahaan yang didirikan pada tahun 1984 di texas
oleh seorang pemuda bernama Michael Dell, yang menjadkannya perusahaan komputer ketiga
terbesar di negara tersebut.. Dengan menawarkan jaminan uang kembali selama 30 hari,
perbaikan gratis di tempat oleh kontraktor independen, nomer telepon bebas pulsa yang tidak
terbatas untuk dukungan teknis, Dell mambangun reputasi yang kuat sebagai perusahaan yang
dapat diandalkan, serta menghilangkan rasa takut dan ketidakpastian dari sistem pembelian
komputer yang dipesan melalui pos.Ketika menerima pesanan, teknisi Dell hanya mengambil
beberapa komponen dari rak- rak penyimpaanuntuk merakit PC yang dipesan. Cara ini

6
sederhana, cepat, dan tidak mahal. Dengan demikian Dell telah mengembangkan strategi yang
dominan- sebuah strategi yang optimum tidak peduli apa pun yang dilakukan oleh para
pesaingnya. Menghadapi strategi Dell yang dominan dan menguntungkan, compaq, IBM,
Hewlett-packard, dan Apple dengan cepat mengikutinya dan membentuk departemen
penjualan melalui pos dan nomor telepon bebas pulsa. Strategi dominan mereka untuk menjual
secara ekslufsif melalui toko- toko pengecer dikalahkan oleh straegi pasar Dell yang baru,
sehingga sekarang kita bisa mengatakan bahwa industri komputer dalam keseimbangan Nash.
Menghadapi strategi dominan Dell, perusahaan komputer lainnya memutuskan untuk
mengganti strategi mereka dan juga menjual melalui pos.

2.3 Dilema Tahanan

Perusahaan oligopoli sering mengadapi masalah yang disebut dilema tahanan. Istilah ini
mengacu pada sebuah situasi dimana setiap perusahaan melaksanakan strategi dominanya,
tetapi maising- maisng bisa bertindak lebih baik dengan melakukan kerja sama. Untuk
memahami hal ini, perhatikan situasi berikut. Dua orang tersangka ditangkap atas tuduhan
perampokan bersenjata, dan jika terbukti bersalah, masing – masing harus menerima hukuman
maksimum 10 tahun penjara. Namun demikian, jika kedua tahanan tersebut tidak mengakui,
mereka hanya akan dituntut satu tahun penjara atas tuduhan menyimpan barang -barang curian.
Setiap tersangka diinterogasi secara terpisah, dan keduanya tidak diizinkan
berkomunkasi.Jaksa wilayah berjanji kepada masing -masing tersangka jika mereka
mengaku,tersangka tersebut akan dibebaskan sementara temannya akan menerima hukuman
10 tahun penjara. Jika kedua tersangka mengaku, masing- masing akan memperoleh hukuman
yang lebih ringan 5 tahun penjara.Matriks ganjaran(negatif) dalam hal msa hukuman yang
harus dijalani,disajikan dalam tabel 10-3

Individu B
Mengaku Tidak mengaku
Individu A Mengaku (5,5) (0,10)
Tidak mengaku (10,0) (1,1)

Dari tabel 10-3 kita melihat bahwa mengaku adalah strategi dominan atau terbaik bagi
tersangka A, apa pun yang dilakukan oleh tersangka B. Alasannya adalah, jika tersangka B
mengaku, maka tersangka A menerima hukuman 5 tahun penjara jika mengaku dan 10 tahun
jika tidak.

7
Demikian pula jika tersangka B tidak mengaku, tersangka A bebas jika dia mengaku dan
menerima hukumam 1 tahun jika tidak. Jadi, strategi dominan bagi tersangka Adalah mengaku
.Mengaku juga merupakan strategi dominan atau terbaik bagi tersangka B. Alasannya adalah
bahwa jika tersangka A mengaku,tersangka B menerima hukumam 5 tahun jika mengaku dan
10 tahun jika tidak.Demikian pula, jika tersangka A tidak mengaku, tersangka B bebas jika dia
mengaku dan menerima hukuman 1 tahun jika tidak.Jadi, strategi dominan bagi tersangka B
adalah juga mengaku.

Jika setiap tersangka melakukan strategi dominannya dengan mengaku, masing- masing akan
menerima 5 tahun hukuman penjara. Tetapi, jika masing – masing tersangka tidak mengaku,
masing- maisng hanya akan diganjar 1 tahun hukuman. Tetapi maisng- masing tersangka
merasa takut, seandainya dia tidak mengaku, temannya akan mengaku sehingga dia harus
menerima hukuman 10 tahun penjara. Hanya jika setiap tersangka merasa yakin bahwa
temannya tidak akan mengaku dan dia sendiripun tidak mengaku,maka keduanya akan
memperoleh hukuman 1 tahun penjara.Karena tidak mungkin melakukan kesepakatan untuk
tidak mengaku,kedua tersangka akan melakukan strategi dominannya untuk mengaku dan
memperoleh tuntutan hukuman 5 tahun penjara. Perhatikan bahwa meskipun berhasil dicapai
kesepakatan untuk tidak mengaku, kesepakatan tersebut tidak bisa dipastikan untuk berlaku.
Karena itu, setiap tersangka akhirnya akan mengaku dan menerima hukuman 5 tahun penjara.

2.4 Persaingan harga dan nonharga, kecurangan dalam kartel, dan dilema tahanan.

Kita sekarang menggunakan konsep dilema tahanan untuk membahas persaingan harga dan
honharga, dan juga kecurangan kartel dalam pasar oligopolistik

2.4.1 Persaingan Harga dan Dilema Tahanan


Konsep dilema tahanan dapat digunakan untuk menganalisis persaingan harga dan
nonharga dalam pasar oligopolistik, selain juga dalam hal kecenderungan untuk berbuat
curang di dalam sebuah kartel.Persaingan harga oligopolistik yang terjadi bersamaan
dengan situasi dilema tahanan,dapat dikaji dengan menggunakan matriks ganjaran
dalam tabel 10-4.
Matriks ganjaran dalam tabel 10-4 menunjukan bahwa jika perusahaan B menentukan
harga rendah( misalnya 6$), perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 2 jika dia
juga menentukan harga rendah (6$) dan memperoleh laba 1 jika menentukan harga
tinggi( misalnya $8). Demikian pula, jika peruahaan B menentukan harga tinggi ($8),

8
perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 5 jika dia menentukan harga rendah dan
sebesar 3 jika dia menentukan harga tinggi. Jadi, perusahaan A harus melaksanakan
strategi dominannya untuk menentukan harga rendah. Untuk perusahaan B, jika
perusahaan A menentukan harga rendah , perusahaan B akan memperoleh laba sebesar
2 jika dia menentukan harga rendah dan sebesar 1 jika dia menentuka harga tinggi.
Demikian pula jika perusahaan A menentukan harga tinggi, perusahaan B akan
memperoleh laba sebesar 5 jika dia menentukan harga rendah dan sebesar 3 jika dia
menentukan harga tinggi. Jadi perusahaan B juga harus melaksanakan strategi
dominannya untuk menentukan harga rendah. Meskipun begitu kedua perusahaan bisa
melakukan hal yang lebih baik jika mereka bekerja sama dan keduanya menentukan
harga tinggi.
Dengan demikian kedua perusahaan mengalami dilema tahanan: Setiap
perusahaan akan menentukan harga rendah dan memperoleh laba yang lebih kecil
karena jika dia menentukan harga tinggi, perusahaan tersebut tidak bisa mempercayai
bahwa pesaingnya juga akan menentukan harga yang mahal. Secara khusus katakan
bahwa perusahaan A menentukan harga tinggi dengan harapan perusahaan B juga akan
menentukan harga tinggi. Tetapi jika perusahaan A sudah menentukan harga tinggi,
perusahaan B kini memiliki kecenderungan untuk menentukan harga rendah, karena
dengan demikian dia akan meningkatkan labanya menjadi 5 . Hal ini yang sama juga
berlaku jika perusahaan B yang mulai menentukan harga rendah dan memperoleh
labanya hanya sebesar 2.. Hanya jika perusahaan belajar bekerja sama dan menentukan
harga tinggi maka mereka berdua akan memperoleh laba lebih besar yaitu 3. Aplikasi
kasus 10-3 menunjukan perang harga dalam industri penerbangan sebagi contoh dilema
tahanan.
Perusahaan B
Harga rendah Harga Tinggi
Perusahaan A Harga rendah (2.2) (5,1)
Harga Tinggi (1,5) (3,3)

Aplikasi kasus:
Pada tahun 1992, American Airline yang pada waktu itu merupakan perusahaan
penerbangan terbesar Amerika dengan pangsa pasar domestik sebesar 20 persen,
memperkenalkan struktur biaya yang sederhana. Tarif kelas ekonomi dikurangi rata-

9
rata 38% dan tarif kelas satu dikurangi 20 hingga 50 persen. Perusahaan penerbangan
domestik lainnya segera mengumumkan hal yang serupa. American airline dan
perusahaan lain berharap bahwa peningkatan jumlah penumpang udara akibat
penurunan harga dapat menghasilkan pendapatan yang melebihi pemotongan harga
dan akhirnya merubah kerugian menjadi laba. Meskipun besarnya pengurangan harga
berhasil meningkatkan perjalanan musim panas dengan pesat, seluruh perusahaan
penerbangan mengalami kerugian. Tiga kali usaha untuk menaikan tarif penerbangan
sebesar 30 persen di atas harga prapenjualan pada musim gugur tahun 1992 gagal
karena satu atau lebih perusahaan penerbangan enggan berpartisipasi.Singkatnya
perusahaan penerbangan Amerika Serikat tampaknya terperangkap pada dilema
tahanan dan karena tidak bisa bekerja sama, menghadapi kerugian berat. Hanya dengan
perbaikan jumlah penerbangan pada tahun 1955, maka perusahaan penerbangan
mampu menahan diri dari terjadinya perang harga yang lebih parah dan demikian
memperoleh laba.
Tetapi ketenangan dan laba tidak bertahan lama. Dengan biaya marginal yang sangat
rendah atas penambahan penumpang pada penerbangan setelah hal itu dijadwalkan,ada
insentif yang besar untuk seluruh penerbangan dengan memangkas haga tiket agar terisi
seluruh tempat duduk pada saat terbang. Lagi pula resesi ekonomi pada semester kedua
tahun 2001 dan serangan teroris terhadap WorldTrade Center pada bulan september
pada tahun tersebut sehingga berakibat pada anjloknya perjalanan udara, mendesak
kongres AS untuk memberikan $10 miliar jaminan pinjaman kepada industi
penerbangan nasional untuk mencegah kebangkrutan. Tetapi tekanan dari rendahnya
biaya alat angkutan di Southwest dan munculnya potongan pengangkutan seperti
dilakukan Amerika West, JetBlue dan Airtran, perang harga yang diperbarui pada tahun
2001 dan 2002, mengakibatkan kerugian yang besar dalam industri. Hal ini dapat
mengarah ke kegagalan dan konsolidasi lebih lanjut.

2.4.2 Persaingan Nonharga, Kecurangan dalam Kartel, dan Dilema Tahanan

Meskipun matriks ganjaran dalam tabel 10-4 digunakan untuk mengkaji persaingan
harga oligopolistik dalam menghadapi dilema tahanan, dengan hanya mengganti judul
masing – masing kolom dan baris matriks itu, kita dapat menggunakan matriks yang
sama untuk membahas persaingan nonharga dan kecurangan dalam kartel.Misalnya
jika kita mengganti judul “harga rendah” dengan “memasang iklan” dan mengganti
judul “harga tinggi” dengan “tidak memasang iklan” pada matriks ganjaran dalam tabel

10
10-4 kita dapat menggunakan matriks dalam tabel 10-4 tersebut ntuk menganalisis
sebuah bentuk persaingan nonharga dalam menghadapi dilema tahanan. Kita kemudian
akan melihat bahwa setiap perusahaan melaksanakan strategi dominan untuk
memasang iklan dan akan memperoleh laba sebesar 2. Namun, kedua perusahaan akan
diuntungkan jika mereka tidak memasang iklan karena mereka memperoleh laba yang
lebih tinggi sebesar 3. Kedua perusahaan tersebut dengan demikian menghadapi situasi
dilema tahanan. Hanya dengan bekerja sama untuk tidak memasang iklan, keduanya
akan memperoleh laba yang lebih tinggi sebesar 3. Misalnya ketika iklan rokok di
televisi dilarang pada tahun 1971, semua perusahaan tembakau diuntungkan karena
pengeluaran iklannya berkurang dan memperoleh laba yang lebih tinggi. Dampak yang
diharapkan dari aturan tersebut bukanlah merangsang orang untuk merokok, tetapi
aturan tersebut juga memiliki dampak yang tidak diharapkan yaitu memecah dilema
tahanan yang dihadapi oleh produsen- produsen rokok.
Serupa dengan itu, jika kita mengganti judul “harga rendah” atau “beriklan” dengan
“curang” dan judul dari “harga tinggi” atau “tidak beriklan” dengan “jangan curang” di
dalam kolom dan baris dari matriks ganjaran di tabel 10-4, kita dapat menggunakan
ganjaran yang sama di tabel 10-4 untuk menganalisis insentif bagi para anggota kartel
untuk melakukan kecurangan dalam dilema tahanan. Dalam kasus ini, setiap
perusahaan menerapkan strategi dominannya untuk curang dan mendapatkan
keuntungan 2. Namun dengan tidak melakukan kecurangan, setiap anggota kartel akan
mendapatkan keuntungan sebesar 3.Anggota kartel kemudian akan menghadapi dilema
tahanan , hanya jika para anggota kartel tidak melakukan kecurangan setiap anggota
akan mendapatkan laba kartel sebesar 3.Kartel dapat mencegah atau mengurangi
profitabilitas terjadinya kecurangan dengan mengawasi penjualan setiap anggota dan
menghukum anggota yang curang.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai