Anda di halaman 1dari 18

TEORI PERMAINAN DAN PERILAKU STRATEGIS

OLEH :

I Gede Candra Adi Kusuma


I Made Agus Erika Yuda
Ni luh Hari Erika

FAKULTAS EKONOMIKA, BISNIS DAN HUMANIORA


UNIVERSITAS DHYANA PURA
2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Seperti diketahui, bahwa dalam praktek sehari-hari, setiap unit usaha

atau organisasi pada umumnya harus berhadapan dengan para pesaing. Untuk

memenangkan persaingan itulah, diperlukan analisis dan pemilihan strategi

pemasaran tepat, khususnya strategi bersaing yang paling optimal bagi unit

usaha atau organisasi yang bersangkutan.

Teori permainan bertitik tolak dari keadaan dimana seseorang mengambil

keputusan harus berhadapan dengan orang lain dengan kepentingan yang

bertentangan. Masa depan yang dilandasi keputusan yang ia pilih dipengaruhi

oleh keputusan yang dipilih orang lain. Ini mengandung arti, bahwa perolehan

dari seseorang adalah sama dengan kerugian bagi orang lain. Penyelesaian dari

pertentangan dari dua pihak yang bersaing ini adalah inti dari teori permainan.

Tujuan dari teori permainan ini adalah mengidentifikasi strategi yang

paling optimal untuk setiap perusahaan. Agar sebuah permainan atau

persaingan menjadi optimal, setiap strategi yang dipergunakan berusaha untuk

mendapatkan nilai permainan (sadle point) yang sama. Apabila belum ditemukan

saddle point yang sama,maka penyelesaian masalah permainan/persaingan

dilanjutkan dengan digunakannya strategi campuran.

I.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana perilaku strategis dan teori permainan dalam suatu

perusahaan?
2) Bagaimana strategi dominan dan keseimbangan Nash dalam suatu

perusahaan?

3) Bagaimana persaingan harga dan nonharga, kecurangan dalam karten,

dan dilema tahanan dalam suatu perusahaan?

4) Bagaimana langkah dan perilaku strategis dan daya saing internasioanal

pada suatu perusahaan?

5) Bagaimana penerapan permainan berurutan dan pohon keputusan pada

suatu perusahaan?
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Perilaku Strategis dan Teori permainan

Perilaku strategis mengacu kepada rencana kerja atau perilaku

seseorang oligopoli, setelah mempertimbangkan semua reaksi yang mungkin

dilakukan oleh para pesaing selama masih ada pesaing diantara mereka untuk

memperoleh laba dan keuntungan lainnya. Karena hanya terdapat sedikit

perusahaan dalam industri tersebut, tindakan dari perusahaan satu akan

berpengaruh terhadap lainnya, dan rekasi dari perusahaanlain harus

diperhitungkan oleh yang pertama dalam menentukan tindakan mana yang

paling baik.

Secara umum, Teori permainan merupakan ilmu yang mempelajari

bagaimana orang berprilaku dalam situasi-situasi strategis. teori permainan

berkaitan dengan strategic terbaik atau optimum dalam berbagai situasi konflik.

Teori permainan ini memperlihatkan bagaimana perusahaan oligopoly membuat

keputusan secara strategis untuk memperoleh keunggulan kompetitif atas

pesaingnya, atau bagaimana perusahaan oligopoli bisa memperkecil ancaman

potensial akibat langkah strategis pesaingnya.

Setiap model teori permainan terdiri atas pemain, strategi, dan ganjaran.

Pemain (player) adalah para pembuat keputusan yang perilakunya akan

berusaha kita jelaskan dan ramalkan. Strategi adalah pilihan untuk mengubah

harga, mengembangkan produk baru, melakukan kampanye iklan, membangun

kapasitas baru, dan tindakan serupa lainnya yang mempengaruhi penjualan dan

tingkat laba perusahaan serta pesaingnya. Ganjaran adalah hasil atau

konsekuensi dari setiap kombinasi strategi yang dilakukan kedua perusahaan.


Ganjaran biasanya dinyatakan dalam bentuk laba atau rugi perusahaan yang kita

kaji, akibat strategi perusahaan itu atau reaksi pesaingnya.

Unsur-unsur Teori Permainan (Game Theory)

Ada beberapa unsur atau konsep dasar yang sangat penting dalam

penyelesa ian setiap kasus dengan teori permainan. Berikut penjelasan

selengkapnya:

1) Jumlah Pemain Permainan diklasifikasikan menurut jumlah kepentingan

atau tujuan yang ada dalam permainan tersebut. Dalam hal ini perlu

dipahami, bahwa pengertian “jumlah pemain” tidak selalu sama artinya

dengan “jumlah Orang” yang terlibat dalam permainan. jumlah pemain

disini berarti jumlah kelompok pemain berdasarkan masing-masing

kepentingan atau tujuannya.

2) Ganjaran/Pay-off Ganjaran/ pay-off adalah hasil akhir yang terjadi pada

akhir permainan berkenaan dengan ganjaran ini

3) Strategi Permainan dalam teori permainan adalah suatu siasat atau

rencana tertentu dari seorang pemain, sebagai reaksi atas aksi yang

mungkin dilakukan oleh pemain yang menjadi saingannya.

4) Matriks Permainan Setiap permainan yang dianalisis dengan teori

permainan selalu dapat disajikan dalam bentuk sebuah matriks

permainan. matriks permainan disebut juga matriks ganjaran yaitu sebuah

matriks yang semua unsur berupa ganjaran dari para pemain yang terlibat

dalam permainan tersebut.

5) Titik Pelana (Saddle Poin) Titik pelana adalah suatu unsur didalam

matriks permainan yang sekaligus sebagai maksimin baris dan minimaks


kolom. permainan dikatakan bersaing ketat (Strictly determined) jika

matriksnya memiliki titik pelana.

II.2 Strategi Dominan dan Keseimbangan Nash

Strategi Dominan (dominant strategy) merupakan pilihan yang optimum

bagi seorang pemain, apa pun reaksi yang akan dilakukan oleh lawannya.

Pertama, kita belajar cara membaca apa yang disebut sebagai matriks imbalan

(pay-off matrix). Di dalam matriks ini, pemain A dapat memilih “atas” atau

“bawah”, dan imbalan yang didapatkannya tergantung dari pilihan pemain B yang

bisa memilih “kiri”atau “kanan”. Jika A memilih “atas” saat B memilih “kanan”,

imbalan yang mereka dapatkan adalah 0 untuk A dan 1 untuk B (sel kuning).

Dalam strategi dominan, masing-masing pemain memiliki 1 pilihan optimal yang

tidak tergantung pada pilihan pemain lain. Dalam hal ini, A akan selalu memilih

“bawah”karena imbalan 2 (“bawah”-“kiri”) atau 1 (“bawah”-“kanan”) tidak pernah

lebih burukdaripada 1 (“atas”-“kiri”) atau 0 (“atas”-“kanan”). Demikian pula, bagi

B, memilih “kiri”tidak akan pernah lebih buruk daripada memilih “kanan”, apapun

pilihan A. Dengan demikian, “bawah” dan “kiri” adalah strategi dominan bagi

masing-masing pemain Adan B.

Keseimbangan Nash (Nash Equilibrium)

Nash Equilibrium adalah keadaan dalam game theory dimana

keuntungan yang didapat oleh masing-masing pemain tidak akan bertambah

dengan mengubah strategi. Fenomena ini diformulasikan pada tahun 1951 oleh
John Nash. Menurut Nash, strategi dominan tidak selalu ada,bahkan cenderung

jarang terjadi. Jika kita perhatikan matriks imbalan di bawah ini,tidak ada strategi

dominan dari masingmasing pemain.

Saat strategi dominan tidak terjadi, keseimbangan masih dapat dicapai

apabila masing-masing pemain bisa memilih dengan optimal berdasarkan

harapan terhadap tindakan yang diambil oleh pemain lain. Pada situasi di atas,

jika pemain A memilih “atas”, pilihan optimal bagi B adalah “kiri”. Sebaliknya jika

B memilih “kiri”, pilihanoptimal A adalah “atas”. Dengan demikian, “atas”-“kiri” (sel

kuning) juga merupakan posisi keseimbangan, yang disebut sebagai

keseimbangan Nash (Nash equilibrium). Jadi, keseimbangan Nash adalah

sepasang strategi ketika pilihan yang diambil Aadalah pilihan optimal terhadap

kondisi pilihan yang diambil B, dan sebaliknya. Masalahnya, jika asumsinya

dibalik dari B memilih “kanan” terlebih dahulu, ternyata bisa timbul posisi

keseimbangan Nash yang lainnya, yaitu “bawah”-“kanan” (sel hijau).

II.3 Persaingan Harga dan Nonharga, Kecurangan dalam Kartel,


dan Dilema Tahanan
1) Persaingan Harga dan Dilema Tahanan

Persaingan harga yaitu menggunakan harga sebagai faktor utama

dalam persaingan. Agar bisa bersaing, maka perusahaan harus mampu

memproduksi pada tingkat harga terendah. Perusahaan sering kali harus

mau dan dapat merubah harga, oleh karena itu dibutuhkan respon yang

cepat dan agresif. Konsep dilema tahanan dapat digunakan untuk


menganalisis persaingan harga dan nonharga dalam pasar oligopolistik,

selain juga dalam hal kecenderungan untuk berbuat curang yaitu

dengann secara diam-diam mengurangi harga tau menjual lebih banyak

dari kuota didalam sebuah kartel. Persaingan harga oligopolistik yang

terjadi bersamaan dengan situasi dilema tahanan, dapat dikaji dengan

menggunakan matriks ganjaran.

Matriks ganjaran dalam tabel 10-4 menunjukkan bahwa jika

perusahaan B menentukan harga rendah (misalnya $6), perusahaan A

akan memperoleh laba sebesar 2 jika dia juga menentukan harga rendah

($6) dan memperoleh laba 1 jika menentukan harga tinggi (misalnya $8).

Demikian pila, jika perusahaan B menentukan harga tinggi ($8),

perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 5 jika dia menentukan

harga rendah dan sebesar 3 jika dia menentukan harga tinggi. Jadi,

perusahaan A harus melaksanakan strategi domainnya untuk

menentukan harga rendah. Unutk perusahaan B , jika perusahaan A

menentukan harga rendah, perusahaan B akan memperoleh laba sebesar

2 jika dia menentukan harga rendah dan sebesar 1 jika dia menentukan

harga tinggi. Demikian pula, jika perusahaan A menentukan harga tinggi,

perusahaan B akan memperoleh laba sebesar 5 jika dia menentukan

harga rendah dan sebesar 3 jika dia menentukan harga tinggi. Jaadi

perusahaan B juga harus melaksanakan strategi domainnya untuk


menentukan harga rendah. Meskipun begitu, kedua perusahaan bisa

melakukan hal yang lebih baik artinya memperoleh laba yang tinggi yaitu

sebesar 3 jika mereka bekerja sama dan keduanya menentukan harga

tinggi.

Dengan demikian, kedua perusahaan mengalami dilema tahanan.

Setiap perusahaan akanmenentukan harga rendah dan meperoleh laba

yang lebih kecil karena jika di a menenutkan harga tinggi, perusahaan

tersebut tidak bisa mempercayai bahwa pesaingnya juga akan

menentukan harga yang tinggi. Secara khusus, katakan bahwa

perusahaan A menentukan harga tinggi dengan harapan bahwa

perusahaan B juga akan menentukan harga tinggi sehingga setiap

perusahaan akan memperoleh laba sebesar 3. Tetapi, jika perusahaan A

sudah menenutkan harga tinggi, perusahaan B memiliki kecenderungan

untuk menentukan harga rendah, karena dengan demikian dia akan

meningkatkan labanya menjadi 5. Hal yang sama juga berlaku jika

perusahaan B yang mulai menentukan harga rendah dan memperoleh

labanya hanya sebesar 2. Hanya jika kedua perusahaan belajar bekerja

sama dan menentukan harga tinggi maka mereka berdua akan

memperoleh laba lebih besar yaitu 3.

2) Persaingan Non Harga


Persaingan Non Harga atau non price competition yaitu usaha

penjual untuk mempengaruhi pembeli tanpa potongan harga (diskon),

tetapi dengan cara lain, misalnya promosi, perbaikan pelayanan dan

peningkatan mutu atau kualitas. Dengan melihat tabel diatas dapat dilihat

bahwa setiap perusahaan melakukan strategi dominan untuk memasang

iklan dan akan memperoleh laba sebesar 2. Namun, kedua perusahaan

akan lebih diuntuungkan jika mereka tidak memasang iklan karena

mereka akan memperoleh laba yang lebih tinggi saebesar 3. Kedua

perusahaan tersebut dengan demikian menghadapi situasi dilema

tahanan. Hanya dengan bekreja sama tidak memasang iklan, keduanya

akan memperoleh laba sebesar 3. Misalnya ketika iklan rokok di televisi

dilarang pada tahun 1971, semua perusahaan diuntungkan karena

pengeluaran iklannya berkurang dan memperoleh laba yang lebih tinggi.

Dampak yang diharapkan dari aturan tersebut bukanlah merangsang

orang untuk merokok, tetapi aturan tersebut juga memiliki dampak yang

itdak diharapkan yaitu memecah dilema tahanan yang dihadapi oleh

produsen-produsen rokok.

3) Kecurangan dalam Kartel, dan Dilema Tahanan

Melihat tabel diatas setiap perusahaan menerapkan strategi

domainnya untuk curang dan mendapatkan keuntungan 2. Namun,

dengan tidak melakukan kecurangan, setiap anggota kartel akan


mendapatkan keuntungan sebesar 3. Annggota kartel kemudian akan

menghadapi dilema tahanan, hanya jika para anggota kartel tidak

melakukan kecurangan setiap anggota akan mendapat laba kartel

sebesar 3. Kartel dapat mencegah atau mengurangi probabilitas

terjadinya kecurangan dengan mengawasi penjualan setiap anggota dan

menghukum anggota yang curang. Namun demikian, semakin besar

jumlah anggota kartel dan semakin banyak produk yang berbeda,

semakin sulit bagi kartel untuk melakukan pengawasan dan mencegah

terjadinya kecurangan.

II.4 Permainan yang Berulang – Ulang dan Strategi TIT-FOR-TAT

Dalam permainan yang berulang-ulang atau repeated games yaitu

permainan yang melibatkan banyak gerakan dan juga gerakan berbalasan dari

setiap pemain, strategi terbaik bagi setiap pemain adalah tit-for-tat. Perilaku satu-

dibalas-satu (tit- for-tat) dapat diringkas sebagai berikut. Lakukan apa yang

dilakukan oleh lawan Anda. Artinya, Anda memulai dengan bekerja sama dan

akan terus bekerja sama selama lawan Anda juga bekerja sama. Jika dia

berkhianat, selanjutnya Anda juga kembali berkhianat kepadanya. Jika kemudian

dia bekerja sama, selanjutnya Anda juga bekerja sama. Strategi ini cukup bersifat

saling membalas sehingga dapat mencegah perilaku nonkooperatif, tetapi cukup

pemaaf sehingga memungkinkan berkembangnya pola kerja samayang

bermanfaat. Dalam simulasi komputer dan juga dalam eksperimen aktual,

perilaku tit-for at ditemukan secara konsisten sebagai strategi yang terbaik

(artinya, strategi yang menghasilkan manfaat terbesar) bagi setiap pemain

sejalan dengan berlalunya waktu.


Namun demikian, agar strategi tit-for-tat dapat berfungsi dengan baik

beberapa kondisi harus dipenuhi.

1) Pertama, diperlukan sekumpulan pemain yang stabil. Jika pemainnya

sering berganti-ganti, kecil kemungkinan berkembangnya perilaku

kooperatif.

2) Kedua, jumlah pemain harus sedikit (jika tidak, sangat sulit untuk

memantau apa yang dilakukan oleh setiap pemain).

3) Ketiga, diasumsikan bahwa setiap perusahaan dapat dengan cepat

mendeteksi (dan mau serta mampu membalas der.gan cepat)

kecurangan yang bisa berlangsung tanpa terdeteksi dalam waktu yang

lama memupuk kecurangan.

4) Keempat, kondisi permintaan dan biaya harus relatif stabil (karena kalau

mereka berubah dengan cepat, sangatlah sulit mendefinisikan mana

perilaku yang kooperatif dan mana yang bukan).

5) Kelima, kita harus mengasumsikan hahwa permainan tesebut terus

berulang-ulang tanpa batas, atau dalam jumlah pengulangan yang sangat

besar dan tidak pasti.

II.5 Langkah Strategis, Perilaku Strategis dan Daya Saing


Internasional
Dalam bagian langkah strategis ini, kita membahas permainan yang

meliputi ancaman, komitmen, kredibilitas, danhambatan masuk. Konsep ini

secara garis besar memperluas teori permainan dan memberikan elemen penting

paham realis dan relevansi.

1) Ancaman, Komitmen, dan Kredibilitas

Perusahaan oligopolistik sering menggunakan beberapa strategi

untuk mencapai keunggulan kompetitif atas pesaingnya, meskipun itu


membatasi perilaku mereka sendiri atau untuk sementara mengurangi

jumlah keuntungan mereka. Misalnya, seorang oligopolis bisa

mengancam untuk menurunkan harganya jika para pesaingnya

menurunkan harga mereka, meskipun ini berarti mengurangi laba

mereka. Ancaman bisa dipastikan memiliki kredibilitas, misalnya dengan

menulis sebuah surat komitmen kepada para pelanggan untuk menyamai

harga produk pesaing yang lebih rendah.

2) Hambatan masuk

Salah satu strategi penting yang bisa digunakan seorang

oligopolis untuk menghambat masuknya perusahaan baru ke dalam pasar

adalah mengancam akan menurunkan harganya sehingga menyebabkan

kerugian bagi pemain baru yang potensial. Meskipun demikian, ancaman

seperti hanya akan ditanggapi jika memiliki kredibilitas.

Perilaku Strategis dan Daya Saing Internasional

Teori permainan juga dapat digunakan untuk mengkaji kebijakan strategis

perdagangan dan industri, sehingga suatu negara dapat memperoleh

keunggulan kompetitif atas negara lain, terutama dalam bidang teknologi.

Perilaku strategis (strategic behavior) mengcu kepada rencana kerja atau

perilaku seorang oligopolis, setelah mempertimbangkan semua reaksi yang

mungkin dilakukan oleh para pesaingnya selama adanya persaingan di antara

mereka untuk memperoleh laba dan keuntungan lainnya.

Konsep tradisional mendasarkan daya sang internasional pada gagasan

bahwa daya saing internasional tergantu pada pasokan tenaga kerja, modal, dan

sumber daya alam yang banyak dengan harga murah. Namun, konsep ini

mendapatkan kritik yang menyatakan bahwa konsep teori ilmu ekonomi ini keliru
menghubungkan daya saing internasional sebuah negara dengan

penganugerahan faktor produksinya.

Sumber daya dianugrahkan sebagai bagian dari faktor penentu. Terdapat

banyak negara yang memiliki sumber daya tetapi memiliki perekonomian yang

lemah. Konsep lain menyatakan bahwa mengukur daya saing internasional

sebuah negara dapat dilihat dari pangsa pasar dunia. Semakin besar pangsa

pasar, maka semakin kuat daya saing internasionalnya. Suatu negara mungkin

dapat dengan mudah menurunkan harga ekspor di bawah biaya produksi, seperti

melalui subsidi pemerintah, tetapi daya saing internasionalnya tidak selalu

menguat. Daya saing internasional menghasilkan dua hal, yaitu:

1) Daya saing harga, meliputi upah nominal, tingkat kurs, dan produktivitas

tenaga kerja.

2) Daya saing bukan harga, meliputi, kualitas, pemasaran, jasa, dan

diferensiasi pasar.

Daya saing sebuah negara tergantung pada kapasitas industrinya dalam

berinovasi dan melakukan pembaharuan. Perusahaan memperoleh keunggulan

terhadap para pesaing dunia terbaik, karena tekanan dan tantangan yang

dihadapi. Manfaat yang didapatkan berasal dari:

1) Pesaing domestik yang kuat.

2) Pemasok yang berbasis daerah asal yang agresif.

3) Para pelanggan lokal.

II.6 Permainan Berurutan dan Pohon Keputusan

Permainan berurutan dapat ditunjukkan oleh pohon permainan atau

pohon keputusan. Pohon keputusan (decision tree) adalah diagram dengan

lingkaran dan cabang: lingkaran menggambarkan titik dimana keputusan dibuat


dan cabang menunjukkan hasil setiap keputusan dalam permainan berurutan.

Susunan pohon keputusan dimulai dengan keputusan awal dan bergerak menuju

ke seluruh serangkaian keputusan berikutnya. Pada setiap titik keputusan harus

dibuat, dan cabang pohon mengulur sampai ke seluruh kemungkinan hasil dari

permainan yang telah digambarkan. Kemungkinan hasil dari permainan tersebut

diberi ganjaran pada kanan figur atau pohon tersebut.

Sebagai contoh, figur 10-1 menunjukkan pohon keputusan dimana

perusahaan (duopolis) A dapat menggunakan untuk menentukan apakah

menerapkan strategi harga tinggi atau harga rendah (cabang paling atas dalam

figur tersebut). Lingkaran B menggambarkan reaksi pesaing (duopolis) B atas

strategi harga perusahaan A. Perusahaan A memperkirakan bahwa jika

menerapkan harga tinggi (cabang paling atas dalam figur tersebut), hal tersebut

akan menghasilkan laba sebesar $100 jika perusahaan B bereaksi dengan

membebankan harga tinggi dan laba sebesar $130 jika perusahaan B bereaksi

dengan membebankan harga rendah (lihat kolom pertama yang berlabel

perusahaan A disebelah kanan atas figur tersebut). Ketika perusahaan A

membebankan harga tinggi, perusahaan B akan memperoleh laba sebesar $100


jika mereka juga membebankan harga tinggi dan memperoleh laba sebesar $50

jika membebankan harga rendah (lihat kolom kedua yang berlabel perusahaan B

di sebelah kanan atas figur tersebut). Jika perusahaan A menerapkan strategi

harga rendah (cabang bawah figur tersebut), perusahaan A memperkirakan

bahwa dia akan memperoleh laba sebesar $180 jika perusahaan B bereaksi

dengan membebankan harga tinggi dan memperoleh laba sebesar $150 jika

perusahaan B bereaksi dengan membebankan harga rendah. Ketika perusahaan

A membebankan harga rendah, perusahaan B akan menghasilkan laba sebesar

$80 jika membebankan harga tinggi dan laba sebesar $120 jika perusahaan

tersebut juga membebankan harga rendah.

Dengan demikian, perusahaan A pasti memilih untuk membebankan

harga rendah (yaitu, lingkaran keputusan bagian bawah) dan menerima ganjaran

sebesar $150, dan perusahaan B memunuskan untuk merespons dengan harga

rendah pada produk-produknya (cabang bagian bawah) dan menerima ganjaran

sebesar $120.
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Perilaku strategis ditunjukkan kepada pilihan strategis yang optimum

dalam kondisi konflik dan dianalisis dengan teori permainan. Setiap teori

permainan meliputi permainan, strategi dan ganjaran. Sebuah permainan dimana

keuntungan satu pemain atau perusahaan terjadi pada saat biaya secara tepat

sama dengan kerugian perusahaan lain disebut permainan berjumlah nol.

Permainan dimana keuntungan atau kerugian pada satu pemain atau

perusahaan tidak terjadi saat biaya atau keuntungan yang sama da pada pemain

atau perusahaan yang lain disebut permainan tidak berjumlah nol.

Strategi dominan adalah pilihan terbaik atau optimum untuk pemain tanpa

mempersoalkan apa yang dilakukan lawannya. Keseimbangan nash terjadi pada

saat setiap pemain telah memilih strategi optimumnya, strategi tersebut telah

dipilih oleh pemain lain. Perusahaan-perusahaan oligopolistik sering menghadapi

masalah yang disebut dilema tahanan. Istilah ini mengacu pada situasi dimana

setiap perusahaan menerapkan strategi domainya sendiri, tetapi tidak bisa

mendapatkan yang lebih baik.

Perusahaan oligopolistik sering melakukan langkah strategis. Langkah

strategis adalah strategis dimana pemain membatasi perilakunya untuk

membuaat kredibilitas ancaman sehingga mendapatkan keunggulan kompetitif

dari lawannya. Perusahaan yang membuat ancaman harus berkomitmen untuk

membawa perusahaan tersebut dari ancaman agar menjadi kredibel. Hal ini
termasuk menerima laba yang lebih rendah atau pengembangan melebihi

kapasitas.

DAFTAR PUSTAKA

Salvatore, d., 2005. Ekonomi Manajerial Dalam Perekonoomian Global. Jakarta :


Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai