Anda di halaman 1dari 6

.

PENDAHULUAN

Reproduksi merupakan aspek biologis yang terkait mulai dari diferensiasi seksual hingga
dihasilkan individu baru. Pengetahuan tentang ciri reproduksi yaitu mengetahui tentang
perubahan atau tahapan-tahapan kematangan gonad untuk mengetahui perbandingan
ikan-ikan yang akan atau tidak melakukan reproduksi. Pengetahuan tentang ciri
reproduksi tidak akan sempurna apabila tidak diiringi dengan pengetahuan anatomi
reproduksi baik jantan maupun betina.

Gonad adalah organ reproduksi yang berfungsi menghasilkan sel kelamin (gamet).
Gonad ikan betina dinamakan ovari dan gonad ikan jantan dinamakan testes. Ovari dan
testes ikan dewasa biasanya terdapat pada individu yang terpisah, kecuali pada
beberapa ikan yang ditemukan gonad jantan dan betina ditemukan dalam satu individu
(ovotestes). Gonad ikan terletak didekat anus memanjang ke depan mengisi rongga
badan. Gonad memiliki tingkat kematangan yang berbeda-beda, mulai dari Tingkat
kematangan Gonad (TKG) I (belum matang) sampai Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
IV (matang). Oleh karena itu, praktikum ini perlu dilakukan agar mengetahui Tingkat
Kematangan Gonad (TKG) setiap jenis ikan.

Pengetahuan tentang ciri reproduksi tidak akan sempurna apabila tidak diiringi dengan
pengetahuan anatomi reproduksi baik jantan maupun betina. Serta proses-proses
pembentukan sel kelamin sampai terjadinya kematangan gonad yang biasanya disebut
tingkat kematangan gonad (TKG) perlu diinformasikan. Sehingga berdasarkan hal
tersebut, praktikum mengenai morfologi reproduksi dan anatomi reproduksi perlu
dilaksanakan.

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Memberikan metode standar untuk mengamati cirri-ciri dan system reproduksi ikan.
2. Memberikan pengetahuan dasar secara visual bagian-bagian tubuh ikan yang berkaitan
dengan proses reproduksi.
3. Meningkatkan kemampuan memaparkan cirri morfologi dan antomi reproduksi ikan
jantan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

a. Morfologi ikan Mas


Ikan mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum, badan ikan mas
berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (Compresed) dan mulutnya terletak
di ujung tengah (terminal), dan dapat di sembulka, di bagian mulut di hiasi dua pasang
sungut, yang kadang-kadang satu pasang di antaranya kurang sempurna dan warna
badan sangat beragam (Rochdianto, 2007).

Bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (comprossed). Mulutnya
terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Di
bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi
kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham(Khairuman
dan Amri, 2008).

Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada beberapa
varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas berukuran besar dan
digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran). Sirip punggungnya (dorsal)
memanjang dengan bagian belakang berjarikeras dan di bagian akhir (sirip ketiga dan
keempat) bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sisip perut
(ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yaitu berjari keras
dan bagian akhirnya bergerigi. garis rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolong
lengkap, berada di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai
ke ujung belakang pangkal ekor (Khairuman dan Amri, 2008).

b. Anatomi Reproduksi

Letak gonad betina ikan mas membesar mengisi dua pertiga rongga perut atau hampir
memenutupi organ-organ tubuh saat melakukan pengamatan sebelum dilakukan
pemburaian dan berwarna kuning kecoklatan. Organ-organ yang teramati yaitu
gelembung renang, hati, dan lambung. Sehingga gonad ikan mas dari pengamatan yang
dilakukan pada tingkat kematangan gonad (TKG) IV (Khairuman dan Amri, 2007).

Seperti pada gonad betina, gonad jantan ikan mas besar dan panjang, mengisi dua
pertiga rongga perut atau hamper menutupi orga-organ yang lain sebelum dilakukan
pemburaian. Gonad mengembung, memanjang ke depan dan berwarna putih jernih.
Sehingga gonad ikan mas dari pengamatan yang dilakukan pada tingkat kematangan
gonad (TKG) IV (Khairuman dan Amri, 2007).

c. Ciri-ciri matang gonad jantan dan betina


Ciri-ciri ikan mas betina yang siap pijah atau matang gonad adalah:
 Pergerakan ikan lamban
 Pada malam hari sering meloncat-loncat
 Perut membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak
 Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan
Sedangkan ciri-ciri untuk ikan mas jantan gerakan lincah dan mengeluarkan cairan berwarna
putih (sperma) dari lubang kelamin bila dipijit (Aswanto, 2012).

III. PEMBAHASAN

Tabel 1. Morfologi Jantan dan Betina


panjang total
jenis bobot tubuh (gram) morfologi keterangan
(cm)
ikan
jantan betina jantan betina jantan betina
ikan mas 24 24 230 275  Bentuk tubuh
terlihat lebih
memanjang Bentuk tubuh
 Warna lebih terlihat lebih
terang melebar
 Pada bagian Warna
kelamin terlihat terlihat lebih
lebih menonjol gelap
dan Pada bagian
memanjang kelamin tidak
menonjol

Tabel 2. Anatomi Jantan dan Betina.


Organ Sistem Reproduksi Fungsi Organ
jantan 1. Menghasilkan sel sperma
2. saluran keluarnya sperma

betina 1. menghasilkan sel telur


2. saluran keluar sel telur

Dari data tabel diatas, dapat diketahui bahwa antara ikan mas jantan dan ikan mas betina
terdapat perbedaan secara morfologi maupun anatomi. Secara morfologi, ikan mas
jantan terlihat lebih memanjang dan berwarna lebih terang. Warna terang tersebut
merupakan salah satu daya tarik jantan terhadap ikan betina saat akan memijah. Selain
itu pada klamin ikan jantan terlihat libih panjang dan mnonjol, fungsinya yaitu sebagai alat
penyalur sperma. Pada ikan mas betina, bentuk badan lebih melebar, hal tersebut di
mungkinkan agar rongga tubuh ikan betina dapat lebih banyak menampung sel telur yang
akan dikeluarkan saat proses pemijahan.

Sedangkan secara anatomi, ikan mas jantan memiliki gonad yang halus dan berwarna
putih. Gonad tersebut memanjang dan bercabang dua. Fungsi dari gonad jantan adalah
menghasilkan sel sperma. Dan pada ikan betina terlihat seperti granula-granula bulat
yang banyak serta berwarna lebih kekuningan. Bulatan-bulatan tersebut merupakan telur
dari ikan mas betina yang siap dikelurkan saat proses pemijahan. Gonad betina yang
telah matang dan berada pada TKG IV biasanya akan terlihat dengan jelas bulatan-
bualatangnya yang terbungkus selaput dan berwarna kekuningan.

Effendie (2002) menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor utama yang mampu


mempengaruhi kematangan gonad ikan , antara lain suhu dan makanan , tetapi secara
relatif perubahannya tidak besar dan di daerah tropik gonad dapat masak lebih cepat.
Kualitas pakan yang diberikan harus mempunyai komposisi khusus yang merupakan
faktor penting dalam mendukung keberhasilan proses pematangan gonad dan
pemijahan.

Menurut Zairin (2003)di alam ikan akan mengalami pematangan gonad setelah
emndapat sinyal lingkungan yang tepat untuk pematangan Gonad. Sinyal-sinyal ini
biasanya datangnya musiman. Didalam wadah budidaya sinyal-sinyal tersebut bisa
hilang. Selain itu budidaya adalah aktivitas yang ingin terlepas dari musim. Bagi ikan-ikan
yang bersifat musiman, pematangan goad di luar musim merupakan suatu keharusan.

Kinerja reproduksi merupakan suatu proses yang berkelanjutan pada ikan akibat adanya
rangsangan dari luar ataupun dari dalam tubuh ikan itu sendiri. Rangsangan tersebut
dapat berupa rangsangan hormonal ataupun rangsangan lingkungan. Rangsangan
hormonal yang terjadi pada induk ikan betina berbeda dengan induk jantan. Pada induk
betina, rangsangan hormonal ditujukan untuk pembentukan telur dan pematangannya,
sedangkan pada ikan jantan rangsangan tersebut untuk pembentukan sperma. (
Permadi, 2009 hal 17)

Perbedaan Jenis Kelamin Berdasarkan Ciri Seksualitas Primer:


Berdasarkan pendapat dari Paberson (2011), sifat seksual primer pada ikan ditandai
dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan denga proses produksi, yaitu
ivarium dan pembuluhnya pada ikan betina dan testis dengan pembuluhnya pada ikan
jantan.
Ciri seksual primer:
1. Alat atau organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi
2. Testis dan salurannya pada ikan jantan
3. Ovarium pada salurannya pada ikan betina

Perbedaan kelamin jantan dan betina yang primer terdapat pada tubuh ikan yaitu berupa
testis dan saluran-salurannya pada ikan jantan dan ovarium serta saluran-salurannya
pada ikan betina. Untuk menyatakan hal ini harus disection (bedah) (Sutini, 1983).

Sifat seksualitas primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung
berhubungan dengan proses reproduksi. Yakni ovarium dan pembuluhnya pada ikan
jantan. Tanpa melihat tanda-tanda lain pada ikan akan sukar mengetahui organ seksual
primernya (Asep, 2009).

Perbedaan Jenis Kelamin Berdasarkan Ciri Seksualitas Sekunder


Menurut pendapat Paberson (2011), sifat seksual sekunder adalah tanda-tanda luar yang
dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina. Satu spesies ikan yang
mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina
dengan jelas, maka spesies itu bersifat seksual dimorfisme. Namun apabila spesies ikan
dibedakan jantan dan betinanya berdasarkan perbedaan warna, maka ikan itu bersifat
seksual dikromatisme. Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna lebih cerah dan
lebih menarik dari pada ikan betina.
Ciri seksual sekunder:
1. Tidak berhubungan dengan kegiatan reproduksi
2. Alat bantu pemijahan
Pada macam hewan yang kita kenal, setiap individu mempunyai ovarium saja tidak ada
keduanya. Jika hewan mempunyai ovarium, maka hewan itu betina. Sebaliknya, jika
hewan mempunyai testis, hewan tadi adalah jantan. Perbedaan dari gonad inilah kerap
kali kita dapat dilihat perbedaan ciri-ciri lainnya, yaitu ciri-ciri seks sekunder. Ciri-ciri seks
sekunder ini mungkin terlihat dari perbedaan wujud atau dari perbedaan tingkah laku.
Sebaliknya, pada beberapa hewan perbedaan seks hanya terletak dalam gonadnya
(Soemarto, 1980).

Tanda-tanda kelamin sekunder ada dua macam, yang pertama tidak ada hubungan
dengan alat kelamin primer, sedang yang kedua alat kelamin tersebut merupakan
sambungan (Accessora) sebagai alat perkembangbiakan. Nampak adanya pada jenis
ikan cucut pari (Flasmobranchi). Ikan cucut jantan mengalami perubahan pada sirip
lambungnya (pevictim). Jari-jari pertama pada sirip tersebut tumbuh membesar dan
molekul membentuk pipa yang disebut (Myxopterygium), sebagai sarana menjamin
terjadi pembuahan secara internal. Alat sekunder yang lain nampak jenis ikan Ganbusia
affinis atau ikan minnow yang beranak mengalami modifikasi untuk adaptasi dengan cara
perkawinannya ialah terjadi pembesaran pada jenis-jenisketiga dari sirip dubur (anal
fin) berkembang menjadi gonadium yaitu alat-alat genital juga memasukkan sperma ke
dalam oviduk ikan laut. Tanda-tanda jenis kelamin yang sekunder pada beberapa jenis
ikan laut yang hidup menetap misalnya pada ikan susu (Kurtusindirus) yang
menampakkan perubahan pada masa dewasa. Pada ikan jantan pada jidatnya tumbuh
kait tempat menempelkan telur ikan betina (Sutini et al, 1983).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Adapun kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:


1. Ikan mas memiliki perbedaan secara morfologi antara jantan dan betina.
2. Perbedaan itu berupa perbedaan bentuk tubuh dan juga warna ikan yang terlihat lebih
cerah pada ikan jantan.
3. Sedangkan secara anatomi reproduksinya, ikan mas jantan memiliki gonad yang halus
dan berwarna putih sedangkan pada ikan betina terlihat seperti granula-granula bulat
yang banyak serta berwarna lebih kekuningan.
4. Gonad ikan jantan memiliki fungsi yaitu menhasilkan sel sperma, sedangkan gonad ikan
betina berfungsi menghasilkan sel telur.

Adapun saran yang dapat saya berikan yaitu sebaiknya lebih optimal lagi dan lebih
efisien dalam menjalankan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Asep, 2009. Wacana buku teks (online). Tersedia:http://asdin-jembar-cianjur.blog spot.com.


Diakses pada April 2013.
Aswanto, edi. 2012. Ikan Mas: http://ediaswanto.wordpress.com. Diakses pada April 2013.
Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan.Yayasan Pustaka Nusantara.Yogyakarta.
Khairul Amri, S.Pi, M.Si dan Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008
Khairuman dan Amri. 2007. Budidaya Lele Lokal Secara Intensif. Agro Media : Jakarta.
Rochdianto, A. 2007. Kiat Budidaya Ikan Mas di Lahan Kritis. Penebar Swadaya. Jakarta. 72-
80 hal
Zairin, M. Jr. 2003. Endokrinologi dan perannya bagi masa depan perikanan Indonesia. Orasi
Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Tetap Ilmu Fisiologi Reproduksi dan Endokrinologi
Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. 70 hal.

Anda mungkin juga menyukai