Oleh :
Kelompok V
Oleh Kelompok V
Anggota :
NAMA NIM Tanda tangan
Andriyanto 15312241026
Arum Ika Pertiwi 15312241029
Farida 15312241045
Nindiasari Agung P 15312241052
Sulissetyaningsih 15312241007
Mengetahui:
Dosen Pembimbing/Asisten Praktikum
(...........................................................)
A. JUDUL : Pengenalan dan Penggunaan Alat Ukur Multimeter
B. TUJUAN :
1. Mengetahui dan mengenal Alat-alat Multimeter
2. Mengetahui cara penggunaan Multimeter dengan benar
C. DASAR TEORI
Alat-alat yang mengukur tegangan, arus listrik, dan hambatan disebut voltmeter,
amperemeter, dan ohmmeter. Umumnya ketiga alat ini sudah menyatu dalam sebuah multimeter
yang dapat dipilih kegunaannya dari satu ke lainnya. Multimeter merupakan suatu piranti
elektronik yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik. Besaran-besaran ini biasanya
berupa arus searah (IDC), tegangan searah (VDC), tegangan bolak-balik (VAC) dan hambatan (R).
Pada beberapa mulimeter tertentu dilengkapi untuk pengukuran dilengkapi untuk pengukuran arus
bolak-balik (IAC), tegangan potong diode (cut-in volage of diode, Vcut) penentuan kaki dan jenis
transistor serta nilai penguatannya (hfe).
Ada dua kategori multimeter yaitu mulimeter digital atau DMM (digital-multi meter) dan
multimeter analog. Masing-masing dapat mengukur listrik AC maupun listrik DC. Dalam
percobaan ini digunakan multimeter analog ABB MA 2H. Walaupun penampilan suatu multimeter
berbeda dengan multimeter lain, namun pengetahuan akan suatu jenis multimeter akan sangat
membantu dalam mempelajari cara penggunaan multimeter secara umum.
Multimeter mempunyai saklar pemilih fungsi, yaitu untuk :
1. Arus searah (DC mA)
2. Tegangan searah (V. DC)
3. Tegangan bolak-balik (V. AC)
4. Tahanan (Ohm)
Multimeter Analog
Multimeter Analog atau Multimeter Jarum adalah alat pengkur besaran listrik yang
menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe.
Analog tidak dii gunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen tetapi
kebanyakan hanya di gunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran atau
juga di gunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai
dengan rangkaian blok yang ada.
Fungsi Multimeter Analog
1. Mengukur nilai Hambatan.
2. Mengukur nilai Dioda.
3. Mengukur nilai Transistor.
4. Mengukur tegangan AC.
B. Prosedur Percobaan
1. Hari, Tanggal : Selasa, 11 Oktober 2016
2. Waktu : Pukul 09.20 WIB
3. Tempat : Laboratorium IPA 1
C. Langkah Percobaan
E. Analisis Data
1. Menghitung V dan V rata-rata
Rumus 𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘 𝑣1+𝑉2+𝑉3
V= x V tertunjuk V rata-rata =
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 3
a. Nanas
25
1) V1 = 250 x 10 v
=1v
25
2) V2 = 250 x 10 v
=1v
20
3) V3 = 250 x 10 v
= 0.8 v
4) V rata-rata = 1 + 1 + 0.8
= 0.93 v
b. Pepaya
20
1) V1 = 250 x 10 v
= 0.8 v
20
2) V2 = 250 x 10 v
= 0.8 v
20
3) V3 = 250 x 10 v
= 0.8 v
4) V rata-rata = (0.8 + 0.8 + 0.8) / 3
= 0.8 v
c. Jeruk
25
1) V1 = 250 x 10 v
=1v
25
2) V2 = 250 x 10 v
=1v
20
3) V3 = 250 x 10 v
= 0.8 v
4) V rata-rata = (1 + 1 + 0.8) / 3
= 0.93 v
d. Pisang
20
1) V1 = 250 x 10 v
= 0.8 v
20
2) V2 = 250 x 10 v
= 0.8 v
25
3) V3 = 250 x 10 v
=1v
4) V rata-rata = (0.8 + 0.8 + 1) / 3
= 0.87 v
e. Tomat
25
1) V1 = 250 x 10 v
=1v
25
2) V2 = 250 x 10 v
=1v
25
3) V3 = 250 x 10 v
=1v
4) V rata-rata = (1 + 1 + 1) / 3
=1v
f. Wortel
20
1) V1 = 250 x 10 v
= 0.8 v
25
2) V2 = 250 x 10 v
=1v
20
3) V3 = 250 x 10 v
= 0.8 v
4) V rata-rata = (0.8 + 1 + 0.8) / 3
= 0.87 v
a. Nanas
200
1) R1 = 500 x 100 Ω
= 40 Ω
200
2) R2 = 500 x 100 Ω
= 40 Ω
200
3) R3 = 500 x 100 Ω
= 40 Ω
4) R rata-rata = (40 + 40+ 40) / 3
= 40 Ω
b. Pepaya
50
1) R1 = 500 x 100 Ω
= 10 Ω
50
2) R2 = 500 x 100 Ω
= 10 Ω
50
3) R3 = 500 x 100 Ω
= 10 Ω
4) R rata-rata = (10 + 10+ 10) / 3
= 10 Ω
c. Jeruk
35
1) R1 = 500 x 100 Ω
=7Ω
35
2) R2 = 500 x 100 Ω
=7Ω
35
3) R3 = 500 x 100 Ω
=7Ω
4) R rata-rata = (7 + 7+ 7) / 3
=7Ω
d. Pisang
38
1) R1 = 500 x 100 Ω
= 7.57 Ω
38
2) R2 = 500 x 100 Ω
= 7.57 Ω
38
3) R3 = 500 x 100 Ω
= 7.57 Ω
4) R rata-rata = (7.57 + 7.57 + 7.57) / 3
= 7.57 Ω
e. Tomat
75
1) R1 = 500 x 100 Ω
= 15 Ω
75
2) R2 = 500 x 100 Ω
= 15 Ω
75
3) R3 = 500 x 100 Ω
= 15 Ω
4) R rata-rata = (15 + 15 + 15) / 3
= 15 Ω
f. Wortel
55
1) R1 = 500 x 100 Ω
= 11 Ω
55
2) R2 = 500 x 100 Ω
= 11 Ω
55
3) R3 = 500 x 100 Ω
= 11 Ω
4) R rata-rata = (11 + 11 + 11) / 3
= 11 Ω
3. Menghitung I
Rumus 𝑉 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
I = 𝑅 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
a. Nanas
0.93 𝑣
I = 40 𝛺 = 0.023 A
b. Pepaya
0.8 𝑣
I = 10 𝛺 = 0.08 A
c. Jeruk
0.93 𝑣
I = 7 𝛺 = 0.13 A
d. Pisang
0.87 𝑣
I = 7.67 𝛺 = 0.11 A
e. Tomat
1𝑣
I = 15 𝛺 = 0.067 A
f. Wortel
0.87 𝑣
I = 11 𝛺 = 0.079 A
F. PEMBAHASAN
Praktikum yang berjudul “Pengenalan dan penggunaan Alat Ukur Mikrometer”
dilakasanakan pada hari Selasa, tanggal 11 Oktober 2016 di Laboratorium IPA 1 FMIPA UNY.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mengenal alat ukur multimeter dan mengetahui cara
penggunaan multimeter. Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah, cawan petri,
anoda dan katoda, multimeter, dan pisau. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
pepaya, nanas, pisang, tomat, wortel, dan jeruk, masing – masing dari bahan tersebut nantinya akan
diukur tegangan, hamabatan dan kuat arus menggunakan multimeter.
Langkah percobaan yang dilakukan oleh praktikan yang pertama adalah mempersiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum, selanjutnya praktikan melakukan kalibrasi
pada multimeter untuk mengantisipasi penggunaan alat. Lalu praktikan mulai mengukur tegangan,
kuat arus dan hambatan mengunakan multimeter pada masing – masing bahan. Alat yang
digunakan untuk mengukur tegangan, arus listrik, dan hambatan disebut voltmeter, amperemeter,
dan ohmmeter. Umumnya ketiga alat ini sudah menyatu dalam sebuah multimeter yang dapat
dipilih kegunaannya dari satu ke lainnya. Multimeter merupakan suatu piranti elektronik yang
digunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik. Besaran-besaran ini biasanya berupa arus
searah (IDC), tegangan searah (VDC), tegangan bolak-balik (VAC) dan hambatan (R). Pada beberapa
mulimeter tertentu dilengkapi untuk pengukuran dilengkapi untuk pengukuran arus bolak-balik
(IAC), tegangan potong diode (cut-in volage of diode, Vcut) penentuan kaki dan jenis transistor serta
nilai penguatannya (hfe) (Joko Rahmadi,2012).
Gambar dibawah ini adalah bentuk Multimeter Analog dan Multimeter Digital beserta
bagian-bagian pentingnya.
Sumber : www.teknikelektronika.com
Sumber : www.teknikelektronika.com
Gambar 3 .Skala Alat Ukur Multimeter
Sumber : www.teknikelektronika.com
2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 6
Volt, putar saklar selector ke 12 Volt , Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang
diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk
menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada terminal
Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.
4. Jepit ujung probe dengan penjepit buaya yang telah disambungan dengan katoda
5. Tancapkan katoda pada bahan yang akan di uji
6. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
7. Jika sudah didapatkan hasil pada sekala, maka bagi hasil dengan skala terbesar pada
multimeter kemudian dikaliakan dengan skala perkiraan tegangan
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke tanda
“X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter Analog)
3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog Multimeter,
diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2)
Perhitungan Tegangan dan hambatan ini dilakukan sebanyak tiga kali yang selanjutnya
diperoleh nilai rata – rata dari pengukuran, pengukuran yang diulang sebanyak tiga kali ini untuk
mengatisiapasi kekurang telitian praktikan dalam menggunakan alat. Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan oleh praktikan besarnya tegangan rata-rata pada masing-masing uji yaitu pada uji
buah nanas diperoleh rata-rata tegangan 0,93 volt, pada buah pepaya 0,8 volt, pada buah jeruk 0,83
volt, buah pisang 0,87 volt, tomat 1 volt, dan pada buah wortel 0,87 volt. Sedangkan untuk
hambatan rata-rata dari masing-masing buah nanas yaitu 40 ohm, pada buah papaya 10 ohm, pada
buah jeruk 7 ohm, pada buah pisang 7,67 ohm, pada buah tomat 15 ohm, dan pada buah wortel 11
ohm. Setelah diketahui besarnya tegangan dan hambatan pada masing-masing buah yang diuji,
selanjutnya dapat dicari besarnya kuat arus dari masing-masing buah tersebut. Kuat arus
merupakan jumlah muatan listrik yang mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan waktu. Arah
arus listrik berlawanan arah dengan arah gerak electron. Kuat arus disimbolkan dengan (I). Besar
𝑉 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
kuat arus dapat dicari dengan rumus I = sehingga berdasarkan percobaan yang telah
𝑅 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
dilakukan diperoleh besarnya kuat arus dri masing-masing buah yaitu buah nanas 0,023 A, pada
buah papaya 0,08 A, pada buah jeruk 0,13 A, pada buah pisang 0,11 A, pada buah tomat 0,067 A,
dan pada buah wortel 0,079 A.
Praktikum yang dilakukan ini berhubungan dengan hukum ohm. Hukum Ohm adalah
hukum yang mengatakan bahwa apabila arus listrik mengalir ke dalam sebuah penghantar,
intensitas arusnya sama dengan tegangan yang mendorongnya dibagi dengan tahanan penghantar.
Hukum Ohm digunakan untuk melihat besarnya arus (I), tegangan (V) dan hambatan (R).
Persamaan : ∆V = I R
Keterangan : V = Tegangan (V)
I = Kuat arus listrik (A)
R = Hambatan (Ohm)
Hukum Ohm semulanya terdiri atas dua bagian. Bagian pertama tidak lain adalah definisi
hambatan, yakni V = I R. Sering hubungan ini dinamai Hukum Ohm. Akan tetapi, Ohm juga
menyatakan, bahwa R adalah suatu konstanta yang tidak bergantung pada V maupun I. bagian
kedua hukum ini tidak seluruhnya benar. Hubungan V = I R dapat diterapkan pada resistor apa saja,
di mana V adalah beda potensial antara kedua ujung hambatan, dan I adalah arus yang mengalir di
dalamnya, sedangkan R adalah hambatan (atau resistansi) resistor tersebut. (Bueche, 1989).
Berdasarkan data hasil praktikum yang telah dilakuakan dengan teori yang ada sesuai
karena teganagan (V) Berbanding lurus dengan Hambatan (R) dikali dengan kuat arus (I).
Sedangak hambatan (R) berbading terbalik dengan kuat arus (I).
G. KESIMPULAN
Berdasarkan Percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulakn sebagai berikut :
1. Multimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur voltage ( tegangan), Ampere ( arus
listrik),dan Ohm ( Hambatan/resistansi ) dalam satu unit.
2. Cara Menggunakan Multimeter untuk Mengukur hambatan dan tegangan
A. Cara mengukur tegangan menggunakan multimeter adalah sebagai berikut :
1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV
2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin
mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt , Jika tidak mengetahui tingginya
tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih
tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada terminal
Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai
terbalik.
4. Jepit ujung probe dengan penjepit buaya yang telah disambungan dengan katoda
5. Tancapkan katoda pada bahan yang akan di uji
6. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
7. Jika sudah didapatkan hasil pada sekala, maka bagi hasil dengan skala terbesar pada
multimeter kemudian dikaliakan dengan skala perkiraan tegangan
Cara untuk mengukur hambatan menggunakan multimeter analog adalah sebagai
berikut :
Sumber gambar:
http://infokejepang.blogspot.co.id/2013/01/cara-menggunakan-multimeter-analog.html
diakses pada tanggal 16 Oktober 2016 pukul 15.25 WIB.
http://jrahmadi.blogspot.co.id/2012/02/multimeter-fungsi-dan-kegunaan.html diakses pada
tanggal 16 Oktober 2016 pukul 15.25 WIB.
www.teknikelektronika.com diakses pada tanggal 17 Oktober 2016 pukul 23.30 WIB
I. LAMPIRAN