Anda di halaman 1dari 9

PRE PLANNING

IMPLEMENTASI LOKAKARYA
SIKLUS MANAJEMEN KEPERAWATAN

OLEH:

KELOMPOK V’17

RIRY AYUZA PUTRI, S. Kep


GINA RAHMAWATI, S. Kep
AFRIYANTI, S.Kep
RAHMI RAHAYU PUTRI, S.Kep
PUTRI DAHLIA, S.Kep
MUTILA ANGGUN WARDANA, S.Kep
EGA SILVIA ROZA, S.Kep
RICCA TAMI FEBRIYANTI, S.Kep
DWI KURNIA PIARDANI, S.Kep
TINI SUMANTI, S.Kep
MUHAMMAD RIDWAN, S.Kep
FARADINA HANIARAHMAH, S.Ke
p
PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
201
8

PRE PLANNING
IMPLEMENTASI
DI RUANG BEDAH ANAK (CAA)
RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi merupakan bagian dari masyarakat, ini
akan terus berubah seiring dengan berubahnya masyarakat yang terus-menerus
berkembang dan mengalami perubahan, demikian pula dengan keperawatan.
Dengan terjadinya perubahan atau pergeseran dari berbagai faktor yang
memengaruhi keperawatan, maka akan berdampak pada perubahan dalam
pelayanan/asuhan keperawatan, perkembangan iptek keperawatan, maupun
perubahan dalam masyarakat keperawatan, baik sebagai masyarakat ilmuwan
maupun sebagai masyarakat profesional.
Masalah keperawatan sebagai bagian masalah kesehatan yang dihadapi
masyarakat juga terus-menerus berubah, karena berbagai faktor-faktor yang
mendasarinya juga terus mengalami perubahan. Dengan berkembangnya
masyarakat dan berbagai bentuk pelayanan profesional serta kemungkinan
adanya perubahan kebijakan dalam bidang kesehatan yang juga mencakup
keperawatan, maka mungkin saja akan terjadi pergeseran peran keperawatan
dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat.(Nursalam,
2011)
Perubahan yang terjadi akan mencakup seluruh aspek keperawatan yakni:
(1) penataan pendidikan tinggi keperawatan; (2) pelayanan dan asuhan
keperawatan; (3) pembinaan dan kehidupan keprofesian; dan (4) penataan
lingkungan untuk perkembangan keperawatan. Pengembangan dalam berbagai
aspek keperawatan ini bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling
memengaruhi, dan saling berkepentingan. Inovasi dalam keempat aspek di atas
merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses profesionalisasi
serta mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam menghadapi tantangan
keperawatan di masa depan. Sehingga mahasiswa juga memiliki peranan penting
dalam memberikan inovasi dalam profesinya sebagai perawat disebabkan salah
satu fungsi mahasiswa adalah agen perubahan. (Nursalam, 2011)
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat
darurat (Permenkes No. 147 Tahun 2010). Salah satu pelayanan kesehatan yang
diberikan di rumah sakit adalah tenaga keperawatan, perawat memiliki tanggung
jawab dan kewenangan untuk mengambil langkah – langkah keperawatan dalam
kesembuhan pasien.
Pelayanan keperawatan dirumah sakit sebagai salah satu faktor penentu
peningkatan pelayanan kesehatan. Dalam Gillies (1994) dikutip Sugiharto, A.S.,
Budi, A.K., Tutik, S.H (2012) Keperawatan sebagai salah satu pemberi layanan
kesehatan dirumah sakit wajib memberikan layanan perawatan yang prima,
efisien, efektif, dan produktif kepada masyarakat. Salah satu upaya dalam
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan adalah pengelolaan dalam
manajemen keperawatan.
Manajemen keperawatan diperlukan adanya manajer atau kepemimpinan
yang merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan bagi individu,
keluarga dan masyarakat. Dalam keperawatan, manajemen berhubungan dengan
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengaturan staff
(staffing), pengarahan (directing) dan pengendalian (controlling). Seorang
perawat manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen ini untuk memberikan
asuhan perawatan kesehatan kepada pasien (Swanburg, 2000).
Berdasarkan hasil observsi di ruang bedah anak didapatkan masih banyak
fungsi manajemen yang belum maksimal. Salah satunya adalah fungsi
pengarahan. Bersama dengan keluarga, perawat berperan penting untuk
melindungi dan menjaga lingkungan sekitar pasien. Tetapi saat dilapangan
ditemukan bahwa masih banyaknya keluarga pasien yang menjadi resiko
penyebar infeksi. Hal ini dapat dilihat dari ketidakpatuhan keluarga pasien dalam
tata tertib ruangan, dimana didapatkan keluarga masih diingatkan oleh perawat
tentang tata tertib ruangan seperti barang-barang yang masih tertumpuk dimeja
pasien, keluarga pasien yang tidur dilantai tanpa alas, dan keluarga pasien yang
tidur di bad pasien, ditemukan banyak pasien yang bermain di lantai, barang-
barang yang menumpuk dapat menjadi sumber penyakit yang dapat
meningkatkan resiko infeksi pada pasien, dan masih banyaknya keluarga yang
tidak melakukan hand wash saat kontak dengan pasien. Perawat harus
mengingatkan dahulu sebelum keluarga membereskannya. Hal ini disebabkan
oleh penerapan LOI yang kurang. Pada saat survey di temukannya 11 dari 17
pasien yang tidak mematuhi tata tertib ruangan.
Selain itu, masalah juga ditemukan pada komunikasi SBAR.
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan belum maksimalnya penggunaan
komunikasi efektif dengan teknik SBAR pada kegiatan overan sesuai
dengan SOP. Dimana pada bagian situation, perawat jarang menyebutkan
tanggal masuk, hari rawatan, serta diagnosa keperawatan. Dalam
assesment, perawat jarang merekomendasikan discharge planning dan
edukasi pasien dan keluarga.
Berdasarkan segi ruang rawat yang merupakan ruang rawat anak,
tidak tersedianya fasilitas penunjang untuk pasien anak. Dimana
seharusnya pada ruang rawatan anak memiliki tempat bermain sehingga
pasien dapat menghilangkan trauma hospitalisasi. Untuk permasalahan
tersebut mahasiswa merasa perlu mengadakan pertemuan dalam bentuk
lokakarya mini dengan mengundang kepala ruang bedah anak RSUP Dr
M.Djamil Padang, pembimbing klinik dan pembimbing akademik.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan permasalahan (problem solving) yang berkaitan
dengan mutu pelayanan keperawatan di Ruangan Bedah Anak RSUP Dr.
M. Djamil Padang.

2. Tujuan Khusus
a. Menyamakan persepsi tentang terapi bermain, penerapan LOI dan
penerapan komunikasi SBAR.
b. Melakukan kegiatan role play terapi bermain, penerapan LOI dan
penerapan komunikasi SBAR.
c. Melakukan intervensi kolaborasi bersama perawat ruangan dalam
melakukan terapi bermain, penerapan LOI dan penerapan komunikasi
SBAR.
d. Mengobservasi intervensi mandiri oleh perawat ruangan dalam
melakukan terapi bermain, penerapan LOI dan penerapan komunikasi
SBAR.
e. Mengevaluasi hasil intrvensi terapi bermain, penerapan LOI dan
penerapan komunikasi.

C. Metode
1. Persamaan persepsi.
2. Role play.
3. Intervensi kolaborasi.
4. Observasi intervensi mandiri.
5. Evaluasi.

D. Media dan Alat


1. Lembar balik LOI.
2. Inform Consent penerimaan LOI.
3. Format SBAR.
4. Modul terapi bermain.
5. Permainan anak-anak.

E. Waktu dan Tempat


1. Hari/Tanggal : Rabu - Senin/ 7 - 12 Februari 2018
2. Waktu : Menyesuaikan
3. Tempat: Ruang bedah anak

F. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab Akademik : Dr. Yulastri Arif, M. Kep
Ns. Zifriyanti Minanda Putri, M.Kep
Ns. Dewi Murni, M. Kep
Ns. Estika Ariany Maisa, S. Kep, M. Kep
2. Penanggung jawab klinik : Ns. Yuhelmi, S. Kep
Ns. Elli Firdamila, S. Kep
Ns. Deliana, S.Kep
3. Ketua Manajemen : Putri Dahlia, S. Kep
4. Anggota : Ega Silvia Roza, S.Kep
Faradina Haniahrahmah, S.Kep
Rahmi Rahayu Putri, S. Kep
Gina Rahmawati, S. Kep
Riry Ayuza Putri, S. Kep
Afriyanti, S. Kep
Dwi Kurnia Piardani, S.Kep
Mutila Anggun Wardabi, S.Kep
Ricca tami Febriyanti, S.Kep
Muhammad Ridwan, S.Kep
Tini Sumanti, S.Kep
KEGIATAN

A. Terapi Bermain

Penanggung
No Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu
Jawab
1 Persamaan Menyamakan pendapat dan 7 Feb 2018 Riry Ayuza
persepsi tindakan yang akan diberikan (10.00 WIB) Putri
kepada pasien
a. Menyampaikan hasil
lokakarya 1
b. Membahas isi modul
yang disediakan untuk
panduan dalam
pemberian terapi
bermain.
c. Memilih kegiatan terapi
bermain
2 Role play Menerapkan terapi bermain - 8 Feb Gina
yang dipilih sebelumnya 2018 Rahmawati
- (11.00
-12.00 WIB)
3 Intervensi Melakukan terapi bermain - 9 Feb Ega Silvia
Kolaborasi bersama perawat ruangan 2018 Roza
- (11.00
-12.00 WIB)
4 Intervensi Mengobservasi terapi - 10 Mutila
Mandiri bermain yang dilakukan Feb 2018 Anggun
perawat ruangan - (11.00 Wardana
-12.00 WIB)
5 Evaluasi Melihat kemampuan dan - 10 Riry Ayuza
motivasi perawat dalam Feb 2018 Putri
menerapkan terapi bermain - (11.00
-12.00 WIB) Gina
- 12 Rahmawati
Feb 2018
- (11.00
-12.00 WIB)
Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kegiatan telah dikerjakan sesuai dengan perencanaan
b. 60% perawat mampu melakukan terapi bermain
c. Tempat dan media serta alat sesuai dengan rencana
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b. Waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan
c. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan terapi bermain
3. Evaluasi Hasil
a. Perawat ruangan memahami prosedur terapi bermain dalam
berbagai usia yang diterapkan di ruang bedah anak
b. Perawat ruangan mampu melakukan terapi bermain dengan pasien
secara mandiri.
c. Adanya komitmen untuk melakukan hasil pencapaian agar lebih
baik di ruang bedah anak RSUP Dr. M.Djamil Padang

B. Penerapan LOI

No Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu Penanggung


Jawab
1 Persamaan Menyamakan pendapat tentang 7 Feb 2018 Tini Sumanti
persepsi pemberian LOI pada pasien (10.00
baru WIB)
a. Menyampaikan hasil
lokakarya 1
b. Membahas cara
pemberian LOI yang
efektif pada pasien baru
2 Role play Menerapkan pemberian LOI - 7 Tini Sumanti
oleh mahasiswa Feb 2018
a. Memberikan LOI pada
pasien baru
b. Mencontohkan cuci
tangan yang benar
3 Intervensi Melakukan pemberian LOI - 8 M. Ridwan
Mandiri oleh perawat ruangan Feb 2018
a. Memberikan LOI pada - Faradhina
pasien baru - 9 Haniarahma
b. Mencontohkan cuci Feb 2018
tangan yang benar
4 Evaluasi Melihat kemampuan dan - 10 M. Ridwan
motivasi perawat dalam Feb 2018
pemberian LOI. - Riry Ayuza
- 12 Putri
Feb 2018

Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kegiatan telah dikerjakan sesuai dengan perencanaan
b. 100% perawat mampu memberikan LOI pada pasien baru
c. Tempat dan media serta alat sesuai dengan rencana
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b. Waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan
c. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan terapi bermain
3. Evaluasi Hasil
a. Perawat ruangan mampu memberi LOI pada seluruh pasien baru.
b. Adanya komitmen untuk melakukan hasil pencapaian agar lebih
baik di ruang bedah anak RSUP Dr. M.Djamil Padang

C. Penerapan Komunikasi SBAR

No Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu Pukul


1 Persamaan Menyamakan pendapat 7 Feb 2018 Mutila Anggun
persepsi tentang komunikasi SBAR 10.00 WIB Wardana
a. Menyampaikan hasil
lokakarya 1
b. Membahas cara
komunikasi SBAR
yang efektif saat overan
dan dalam laporan
2 Role play Menerapkan komunikasi - 7 Mutila Anggun
SBAR dalam setiap Feb 2018 Wardana
pertukaran sift
Ega Silvia Roza
- 8
Feb 2018
-
3 Intervensi Melakukan komunikasi - 9 Ricca Tami
Mandiri SBAR oleh perawat ruangan Feb 2018 Febriyanti
4 Evaluasi Melihat kemampuan dan - 10 Gina Rahmawati
motivasi perawat dalam Feb 2018
menerapkan komunikasi - Dwi Kurnia
SBAR - 12 Piardani
Feb 2018

Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kegiatan telah dikerjakan sesuai dengan perencanaan
b. 100% perawat mampu menerapkan komunikasi SBAR saat overan
c. Tempat dan media serta alat sesuai dengan rencana
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b. Waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan
c. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan terapi bermain
3. Evaluasi Hasil
a. Perawat ruangan mampu melakukan komunikasi SBAR yang
efektif
b. Adanya komitmen untuk melakukan hasil pencapaian agar lebih
baik di ruang bedah anak RSUP Dr. M.Djamil Padang

Anda mungkin juga menyukai