Methylphenidate adalah stimulan sistem saraf pusat. Obat ini mempengaruhi zat
kimia dalam otak dan saraf yang berkontribusi terhadap impuls hiperaktif dan impuls
kontrol.Methylphenidate digunakan untuk mengobati gangguan kekurangan fokus, attention
deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan narkolepsi. Nama umum dari metilfenidat ialah
Ritalin. Methylphenidate juga dapat digunakan untuk tujuan yang tidak tercantum dalam
panduan pengobatan. Mengkonsumsi metilfenidat dalam dosis tinggi dapat menyebabkan
peningkatan suhu tubuh yang berbahaya, denyut jantung tidak teratur, resiko terjadinya gagal
jantung, gangguan sirkulasi darah, atau kejang hebat. Metilfenidat berbentuk pil kecil,
sebesar ukuran tablet aspirin, dengan nama yang terukir pada obat tersebut kata “ciba” (nama
pembuat). Tablet 5 mg berwarna kuning pucat, Tablet 10 mg berwarna hijau pucat, dan tablet
20 mg berwarna putih dan kuning pucat.
MANFAAT METILFENIDAT
Manfaat dari metil fenidat ialah digunakan untuk mengobati gangguan kekurangan fokus,
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), Narkolepsi dan menangani masalah
perilaku seseorang.
Efek yang ditimbulkan dari penggunaan metilfenidat ialah sebagai berikut, Efek pada
jangka pendek dari metilfenidat ialah :
Kerusakan permanen pada pembuluh darah di jantung dan di otak, tekanan darah
tinggi yang berakibat serangan jantung, stroke dan kematian
Kerusakan pada lever (hati), ginjal dan paru-paru
Kerusakan jaringan dalam hidung bila dihirup
Masalah pernapasan bila dihisap seperti rokok, penyakit-penyakit menular dan
peradangan (bila disuntikkan)
Kekurangan gizi, kehilangan berat badan
Disorientasi, apatis, kebingungan dan kelelahan
Ketergantungan psikologis yang besar
Depresi
Kerusakan pada otak mirip dengan penyakit stroke dan epilepsi
Pelepasan monoamin dari ujung saraf di otak. Noradrenalin & dopamin adalah
mediator penting, tetapi pelepasan serotonin juga penting. Mereka meningkatkan konsentrasi
dopamin intrasinaptik dengan memblok pembawa dopamin dan menggantikan monoamin
dari gelembung sinaptik. Respon perilaku utama pada anak hiperaktif membuktikan
kemampuannya untuk menghambat dan mempertahankan fungsi motorik dan kognitif, tetapi
mekanisme farmakologi yang mendasari masih belum jelas (Saragih, 2009). Obat diserap
secara cepat melalui oral, memperlihatkan ikatan protein plasma yang rendah dan dieliminasi
dari tubuh dalam 24 jam mengikuti metabolisme hepatik. Satu studi menyatakan respon
perilaku menetap bahkan setelah obat dihentikan tetapi secara umum efeknya berkurang
ketika obat dihentikan. Obat berbeda mempunyai sedikit perbedan waktu paruh, hal ini
penting pada prakteknya. Kerja metilfenidat paling cepat (1-3 jam) & waktu paruh paling
pendek (2-3 jam), efeknya menghilang dalam 4-6 jam. Sediaan lepas lambat digunakan pada
anak dengan rebound hyperactivity, atau yang tidak dapat diberikan obat berulang-ulang.
Zat seperti amfetamina ini menyebabkan jenis dampak yang sama pada tubuh seperti
bentuk lain dari kehilangan nafsu makan, insomnia meningkatkan tekanan jantung.
Penyalahgunaan obat ini dalam dosis yang lebih besar-khususnya melalui suntikan atau
hisapan menyebabkan gangguan yang lebih besar pada tubuh. Tekanan pada jantung bisa
menyebabkan hal yang fatal. Seperti kasus pada anak belasan tahun, Dampak masa panjang
bagi pengguna Ritalin yang jatuh ketika bermain papan luncur di suatu waktu. Meninggal
karena serangan jantung. Suntikan Ritalin memiliki dampak tambahan yang mengerikan pada
tubuh. Ketika zat-zat kimianya bercampur, methylphenidate, tidak larut dalam air, tablet juga
mengandung partikel dari bahan pengisi yang tak larut. Bahan-bahan yang telah menyatu ini
menutup peredaran darah kecil ketika disuntikkan ke jaringan darah, menyebabkan kerusakan
yang serius pada paruparu dan mata. Disamping dampak fisik, ada pula kondisi emosi yang
mengerikan muncul sebagai dampak jangka pendek dari penggunaan obat ini. Perilaku
berhalusinasi dan penyakit kejiwaan tidaklah asing. Peneliti di Texas, AS menemukan bahwa
penggunaan Metilfenidat (Ritalin) bisa berkaitan dengan resiko kanker yang tinggi. Penelitian
ini menemukan bahwa setelah hanya tiga bulan, satu dari dua belas anak yang dirawat dengan
Ritalin memiliki genetika yang tidak normal dan dapat meningkatkan resiko kanker.
DAFTAR PUSTAKA
Emergency Department Visits Involving ADHD Stimulant Medications, Substance Abuse and
Mental Health Administration 2006 United Nations Office on Drugs and Crime