Anda di halaman 1dari 10

1. Mekanisme nyeri kepala ?

Beberapa teori yang menyebabkan timbulnya nyeri kepala terus berkembang hingga
sekarang. Seperti, teori vasodilatasi kranial, aktivasi trigeminal perifer, lokalisasi dan
fisiologi second order trigemino vascular neurons, cortical spreading depression, aktivasi
rostral brainstem.
Rangsang nyeri bisa disebabkan oleh adanya tekanan, traksi, displacement maupun
proses kimiawi dan inflamasi terhadap nosiseptor-nosiseptor pada struktur peka nyeri di
kepala. Jika struktur tersebut yang terletak pada atau pun diatas tentorium serebelli
dirangsang maka rasa nyeri akan timbul terasa menjalar pada daerah didepan batas garis
vertikal yang ditarik dari kedua telinga kiri dan kanan melewati puncak kepala (daerah
frontotemporal dan parietal anterior). Rasa nyeri ini ditransmisi oleh saraf trigeminus.
Sedangkan rangsangan terhadap struktur yang peka terhadap nyeri dibawah tentorium
(pada fossa kranii posterior) radiks servikalis bagian atas dengan cabang-cabang saraf
perifernya akan menimbulkan nyeri pada daerah dibelakang garis tersebut, yaitu daerah
oksipital, suboksipital dan servikal bagian atas. Rasa nyeri ini ditransmisi oleh saraf cranial
IX, X dan saraf spinal C-1, C-2, dan C-3. Akan tetapi kadang-kadang bisa juga radiks
servikalis bagian atas dan N. oksipitalis mayor akan menjalarkan nyerinya ke frontal dan
mata pada sisi ipsilateral. Telah dibuktikan adanya hubungan erat antara inti trigeminus
dengan radiks dorsalis segmen servikal atas. Trigemino cervical reflex dapat dibuktikan
dengan cara stimulasi n.supraorbitalis dan direkam dengan cara pemasangan elektrode pada
otot sternokleidomastoideus. Input eksteroseptif dan nosiseptif dari trigemino-cervical reflex
ditransmisikan melalui polysinaptic route, termasuk spinal trigeminal nuklei dan mencapai
servikal motorneuron. Dengan adanya hubungan ini jelaslah bahwa nyeri didaerah leher
dapat dirasakan atau diteruskan kearah kepala dan sebaliknya.
Salah satu teori yang paling populer mengenai penyebab nyeri kepala ini adalah kontraksi
otot wajah, leher, dan bahu. Otot-otot yang biasanya terlibat antara lain m. splenius capitis,
m. temporalis, m. masseter, m. sternocleidomastoideus, m. trapezius, m. cervicalis posterior,
dan m. levator scapulae. Penelitian mengatakan bahwa para penderita nyeri kepala ini
mungkin mempunyai ketegangan otot wajah dan kepala yang lebih besar daripada orang lain
yang menyebabkan mereka lebih mudah terserang sakit kepala setelah adanya kontraksi otot.
Kontraksi ini dapat dipicu oleh posisi tubuh yang dipertahankan lama sehingga menyebabkan

1
ketegangan pada otot ataupun posisi tidur yang salah. Ada juga yang mengatakan bahwa
pasien dengan sakit kepala kronis bisa sangat sensitif terhadap nyeri secara umum atau
terjadi peningkatan nyeri terhadap kontraksi otot.
Sebuah teori juga mengatakan ketegangan atau stres yang menghasilkan kontraksi otot di
sekitar tulang tengkorak menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah
berkurang yang menyebabkan terhambatnya oksigen dan menumpuknya hasil metabolisme
yang akhirnya akan menyebabkan nyeri.
Para peneliti sekarang mulai percaya bahwa nyeri kepala ini bisa timbul akibat perubahan
dari zat kimia tertentu di otak – serotonin, endorphin, dan beberapa zat kimia lain – yang
membantu dalam komunikasi saraf. Ini serupa dengan perubahan biokimia yang
berhubungan dengan migren. Meskipun belum diketahui bagaimana zat-zat kimia ini
berfluktuasi, ada anggapan bahwa proses ini mengaktifkan jalur nyeri terhadap otak dan
mengganggu kemampuan otak untuk menekan nyeri. Pada satu sisi, ketegangan otot di leher
dan kulit kepala bisa menyebabkan sakit kepala pada orang dengan gangguan zat kimia.

Referensi :Goetz GC. 2003. Headache and Facial Pain.In : Texbook of Clinical Neurology.
Second edition.Elsevier Science. USA: 1187-94

2. Mekanisme nyeri?
Setelah impuls nyeri dicetuskan oleh nosiseptor, ia disalurkan ke ganglion radiks
posterior medula spinalis yang juga terkenal sebagai ganglion spinale. Melalui serabut-
serabut radiks posterior yang menyusun bagian lateralnya, impuls tersebut sebagian tiba di
nukleus proprius setingkat dengan radiks posterior dan sebagian pada tingkat satu atau dua
segmen lebih tinggi atau bawah. Nukleus proprius merupakan sekelompok neuron yang
menghubungkan medula spinalis dengan nukleus ventro-postero-lateralis dan ventro-postero-
medialis talami sisi kontralateral. Serabut-serabut nukleus proprius itu dinamakan traktus
spino-talamikus. Dari kornu posterius mereka menyilang garis tengah melalui daerah di
bawah substansia grisea sentralis. Serabut - serabut nukleus proprius kedua sisi yang
melintasi daerah itu dikenal sebagai komisura alba. Selanjutnya serabut-serabut tersebut
berjalan di funikulus anterolateralis kontralateral dan secara berangsur-angsur menuju ke
rostral, sehingga pada tingkat 3 atau 4 segmen di atas tingkat mereka menyilang garis tengah,

2
mereka terkumpul di dekat bagian tepi funikulus antero-lateralis. Daerah inilah yang terkenal
sebagai jaras spino-talamik. Pada tingkat servikal serabut-serabut talamik yang berasal dari
tungkai menduduki bagian lateral. Yang berasal dari tingkat terkumpul dalam daerah tengah
dan yang terkumpul dalam bagian medial merupakan serabut spinotalamik yang berasal dari
bagian brakio-servikal.
Pada tingkat medula oblongata jaras spinotalamik terletak di sebelah dorso lateral dari
oliva inferior. Di pons ia berada di daerah antara lemniskus medialis dan brakium
konyungtivum dan di mesensefalon di atas ujung dorsal lemniskus medialis, dekat bagian
kolikulus superior.
Lebih ke rostral serabut-serabut spinotalamik tidak terkumpul lagi sebagai suatu berkas,
karena secara bertahap-tahap mereka meng- akhiri perjalanannya di sepanjang nukleus
ventro-postero-lateralis dan ventro-postero-medialis di diensefalon.
Impuls yang berasal dari kulit wajah dan mukosa mulut dan hidung disalurkan oleh
nervus trigeminus. Neuron kedua yang memba wakan impuls tersebut menyusun jaras bung
pada traktus spinotalamikus pada tingkat mesensefalon.
Oleh inti-inti talamus tersebut di atas impuls nyeri dipancarkan ke girus post-sentralis
(daerah somatosensorik primer) dan juga ke daerah yang terletak di bawah girus pre dan
post-sentralis (daerah somatosen- sorik sekunder) untuk penyadaran dan pengenalan
sepenuhnya akan perasaan nyeri.
Proyeksi pada daerah somatosensorik primer diatur secara somato- topik. Impuls nyeri
yang berasal dari suatu titik tertentu pada kulit disampaikan kepada sebuah sel tertentu pada
daerah somatosensorik. Dan penataannya sedemikian rupa sehingga impuls dari kulit tungkai
disampaikan kepada sel di bagian superior daerah somatosensorik primer dan impuls nyeri
yang datang dari lengan diterima oleh sel di bagian tengah, sedangkan yang berasal dari kulit
kepala tiba di bagian inferior daerah somatosensorik primer.

Referensi :Marjono, M., 2012, Neurologi Klinis Dasar, cetakan ke-15, Penerbit Dian Rakyat,
Jakarta

3
3. Anamnesis PadaNyerikepala

Nyeri kepala atau headache, dimana orang awam menyebutnya dengan istilah sakit
kepala, adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakan di seluruh daerah kepala dengan batas
bawah dari dagu sampai ke belakang kepala. Berdasarkan kausanya digolongkan nyeri kepala
primer dan sekunder. Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak jelas terdapat
kelainan anatomi, struktur atau sejenisnya. Nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala yang
jelas terdapat kelainan anatomi atau kelainan struktur atau sejenisnya.Nyerikepala primer
kemudiandibagimenjadiempatkategoriyaitumigrain, nyerikepalatipetegang (tension
headache), nyerikepalacluster, dan nyeri kepala primer
lainnya.Sedangkannyerikepalasekunderdapatberupanyeri kepala pascatrauma, nyeri kepala
organik sebagai bagian penyakit lesi desak ruang (tumor otak, abses, hematoma subdural,
dll), perdarahan subaraknoid, neuralgia trigeminus/pascaherpetik, penyakit sistemik (anemia,
polisitemia, hipertensi, dll), infeksi intrakranial/sistemik, penyakit hidung dan sinus
paranasal, akibat bahan toksik dan penyakit mata.

Anamnesis khusus dengan keluhan utama nyeri kepala meliputi :

1. Jenis nyeri.
 Apa yang di maksudpasiendengannyerikepala?
 Bagaimana rasa nyerikepalatersebut? (Berat, denyut, tarik, ikat, pindah-pindah,
tegang, seperti ditusuk-tusuk)

2. Kapan nyeri (keadaan khusus yang menyebabkan nyeri)


 Bagaimanaawalnyerinya?
 Apakahtimbulmendadakataubertahap?
 Apa yang memicunya?
Cluster headache (nyeri sewaktu tidur atau baru bangun tidur), tension headache
(lebih sering siang dan sorehari, rangsangan emosi), migren (cahaya, cuaca, alkohol),
neuralgia trigeminal (tercetus waktu menelan, bicara, sikat gigi), penyakit sinus
(ISPA, pergantianmusim, alergi)

4
3. Awitan (onset)
 Sudahberapa lama nyeriberlangsung?
Kronis (tension headace, post trauma, neurosis, sinusitis)
Akut (perdarahan non trauma, meningitis, glaucoma, stroke)

4. Frekuensi (periodesitas)
 Apakahnyerinyaberlangsungterusmenerusatauhilangtimbul?
Terus menerus (tension headache), episode (migren)
 Berapa lama nyerikepalatersebutberlangsung?
Migren (dalam jam), tension headache (hari-bulan), neuralgia trigeminal (menyengat,
detik-menit)

5. Lokasi nyeri
 Di kepalabagianmanaletaknyeritersebut?
Seluruh kepala, tengkuk (tension Headache) , sekitar mata (Cluster), separuh kepala
(migren), menetappadasatulokasi (tumor)

6. Kualitas dan intensitas


 Bagaimanakualitasdanintensitasdarisakitkepala yang andarasakan?
Migren (denyut hebat, susah bekerja), cluster headache (denyut seperti bor), tension
headache (seperti memakai topi baja berat)
 Apakahkualitasdanintensitasnyabertambah?
 Progresif (tumor)

7. Gejala penyerta
 Apakah ada gejala lain yang menyertai nyeri kepala tersebut?
Migren (muntah, vertigo, diplopia), Cluster (ptosis ipsi lateral, miosis, konjungtiva
merah), tension headache (fotofobia), muntah, dan deficit neurologi.

Riwayat penyakit dahulu

1. Apakah anda pernah menderita sakit kepala seperti ini sebelumnya?

5
2. Apakah anda memiliki riwayat hipertensi (darahtinggi)?

3. Jika menderita hipertensi, apakah anda meminum obat secara teratur?

Riwayat penyakit keluarga

1. Apakah ada anggota keluarga lain yang sering sakit kepala seperti anda?

2. Apakah ada anggota keluarga yang pernah menderita stroke, hipertensi?

Tanyakan pula tentang faktor presipitasi, pola tidur, faktor emosional/ stress,
riwayat keluarga,r i w a y a t t r a u m a k e p a l a , riwayat operasi,riwayat alergi, prahaid
(pada wanita), riwayat pemakaian obat (analgetik, narkotik, penenang, vasodilator, dll)

Keluhan yang sebaiknya diperhatikan lebih lanjut ialah yangbersifat :


 Nyeri kepala yang pertama atau terberat dirasakan selamaini, apalagi bila bersifat akut
dan disertai gangguan neurologik.
 Nyeri kepala subakut yang memberat secara progresif dalambeberapa hari/minggu.
 Nyeri kepala yang disertai demam, mual dan muntah yangtidak berkaitan dengan
penyakit sistemik.
 Nyerikepala disertai gangguan neurologik fokal, papil-edema, gangguan/perubahan
kesadaran dan/atau kaku kuduk.

Tabel jenis-jenis Nyeri Kepala

Nyeri Sifat Lama


Lokasi Frekuensi Gejala Ikutan
Kepala Nyeri Nyeri

Migren Berdenyut Unilateral 6-48 jam Sporadik Mual, muntah, malaise,


umum atau Bilateral Beberapa kali fotobia
sebulan
Migren Berdenyut Unilateral 3-12 jam Sporadik Prodromal visual, mual,
klasik atau bilateral Beberapa kali muntah, malaise, fotobia
sebulan
Klaster Menjemu- Unilateral, 15-20 Serangan Lakrimasi ipsilateral, wajah
kan, tajam orbita menit berkelompok merah, hidung tersumbat
dengan remisi

6
lama

Tipe tegang Tumpul, Difus, Terus Konstan Depresi, ansietas


ditekan Bilateral menerus

Neuralgia Ditusuk- Dermaton Singkat, Beberapa kali Zona pemicu nyeri


trigeminus tusuk saraf V 15-60 sehari
detik

Atipikal Tumpul Unilateral Terus Konstan Depresi, kadang-kadang


atau Bilateral menerus psikosis

Sinus Tumpul/ Di atas sinus Bervariasi Sporadik atau Rinore


tajam konstan

Lesi desak bervariasi Unilateral Bervarias, Bervariasi, Papiledema,defisit


ruang (awal), progresif semakin sering neurologik fokal, gangguan
Bilateral mental atau perilaku,
(lanjut) kejang, dll

Referensi : Lumbantobing S.M. Neurologi Klinik pemeriksaan fisik dan mental. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI. 2012.

4. Klasifikasi nyeri
1. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronis.
Klasifikasi ini berdasarkan pada waktu atau durasi terjadinya nyeri.
a. Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam kurun waktu yang singkat, biasanya kurang
dari 6 bulan. Nyeri akut yang tidak diatasi secara adekuat mempunyai efek yang
membahayakan di luar ketidaknyamanan yang disebabkannya karena dapat
mempengaruhi sistem pulmonary, kardiovaskuler, gastrointestinal, endokrin, dan
imonulogik.
b. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung selama lebih dari 6 bulan. Nyeri kronik
berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan, karena biasanya nyeri ini
tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya.
Jadi nyeri ini biasanya dikaitkan dengan kerusakan jaringan. Nyeri kronik

7
mengakibatkan supresi pada fungsi sistem imun yang dapat meningkatkan
pertumbuhan tumor, depresi, dan ketidakmampuan.

2. Berdasarkan sumbernya, nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri nosiseptif dan neuropatik.
a. Nyeri nosiseptif
Nosiseptif berasal dari kata “noxsious/harmful nature” dan dalam hal ini ujung saraf
nosiseptif, menerima informasi tentang stimulus yang mampu merusak jaringan.
Nyeri nosiseptif berdifat tajam, dan berdenyut
b. Nyeri neuropatik
Nyeri neuropatik mengarah pada disfungsi di luar sel saraf. Nyeri neuropatik terasa
seperti terbakar kesemutan dan hipersensitif terhadap sentuhan atau dingin. Nyeri
spesifik terdiri atas beberapa macam, antara lain nyeri somatik, nyeri yang umumnya
bersumber dari kulit dan jaringan di bawah kulit (superficial) pada otot dan tulang.
Macam lainnya adalah nyeri menjalar (referred pain) yaitu nyeri yang dirasakan di
bagian tubuh yang jauh letaknya dari jaringan yang menyebabkan rasa nyeri, biasanya
dari cidera organ visceral. Sedangkan nyeri visceral adalah nyeri yang berasal dari
bermacam-macam organ viscera dalam abdomen dan dada (Guyton & Hall, 2008).
adekuat mempunyai efek yang membahayakan di luar ketidaknyamanan yang
disebabkannya karena dapat mempengaruhi sistem pulmonary, kardiovaskuler,
gastrointestinal, endokrin, dan imonulogik

SUMBER :

A,Basjiruddin,Amir,D. 2012. Buku Ajar Ilmu Penyakit Saraf.Edisi I. Bagian Ilmu


Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Univeristas Andalas

5. Diagnosis Banding Tension Headache

1. Cluster headache
Cluster headache/nyeri kepala cluster adalah suatu sindrom nyeri kepala neurovascular
yang khas dan dapat disembuhkan, walaupun insidensinya jauh lebih jarang daripada
migren. Tipe episodik adalah tipe tersering dan ditandai dengan satu sampai tiga serangan
singkat nyeri periorbita per hari selama periode 4 sampai 8 minggu (clusters) diikuti oleh
interval bebas-nyeri yang lamanya rata-rata 1 tahun.Pola sakit kepala ini terjadi terutama
pada pria dewasa muda (kisaran 20 sampai 50 tahun, laki-laki untuk -perempuan rasio 5:1
dan ditandai oleh lokalisasi orbital yang konsisten unilateral.

8
Berikut ini dapat memicu serangan cluster:(10)
 Alkohol dan merokok
 Tinggi ketinggian (trekking, perjalanan udara)
 Terang cahaya (termasuk sinar matahari)
 Pengerahan tenaga
 Panas (cuaca panas, mandi air panas)
 Tinggi nitrit makanan (seperti bacon dan daging diawetkan)
 Obat-obat tertentu
 Kokain

Manifestasi klinis cluster headache, dapat diilustrasikan pada gambar berikut ini.
 Sakit kepala serangan selalu terjadi pada sisi kepala yang sama. Rasa
sakit initerutama dirasakan pada mata, dahi dan pelipis.
 Rasa sakit mencapai maksimum dalam 10-20 menit. Setiap serangan berlangsung
dari setengah jam sampai dua jam, serangandapat terjadi "pada jadwal" pada waktu
yang sama dari hari setiap hari (selama cluster), terutama pada malam hari.
 Sejumlah serangan dapat terjadi "dalam seri" dalam periode 24-jam.
 Rasa sakit ini sangat intens, sering berdenyut dan berdenyut-denyut.

2. Migren
Migren adalah gangguan periodik yang ditandai oleh nyeri kepala unilateral dan kadang-
kadang bilateral yang dapat disertai muntah dan gangguan visual. Nyeri kepala berulang
dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Sifat Nyeri, ialah berdenyut,
intensitas nyerinya sedang sampai berat, semakin terasa berat dengan adanya aktivitas.
Secara umum migrain dapat dibagi dalam:
1. Migren tanpa aura (Migren Umum), pada migren yang jenis ini tidak ditemukan aura,
tetapi dapat ditemukan gejala prodormal seperti mengantuk, perubahan mood, dan
rasa lapar.
2. Migren dengan aura (migren klasik), pada migren jenis ini nyeri kepala didahului
oleh adanya gejala neurologi fokal yang berlangsung sementara atau disebut juga
aura. Gejala visual meliputi pandangan gelap yang berupa kilasan gelap yang cepat.

9
Aura umumnya membaik setelah 15 hingga 20 menit, dimana setelah itu timbul nyeri
kepala. Nyeri terasa seperti ditusuk- tusuk dan lebih berat jika batuk, mengejan atau
membungkuk. Nyeri kepala terjadi selama beberapa jam, umumnya antara 4 hingga
72 jam. Pasien lebih suka berbaring di ruangan yang gelap dan tidur. Gejala yang
menyertai adalah fotofobia, mual, muntah, pucat dan dieresis.

Faktor-faktor pencetus yang dapat menimbulkan migrain adalah:


1. Perubahan hormon. Estrogen dan progesteron merupakan hormon utama yang
berkaitan dengan serangan migren. Penurunan konsentrasi estrogen dan progesteron
pada fase Luteal siklus menstruasi merupakan saat terjadinya serangan migren. Nyeri
kepala migrain dipicu oleh turunnya kadar 17-b estradiol plasma saat akan haid.
2. Makanan. Makanan yang sering menyebabkan nyeri kepala pada beberapa orang
antara lain: Makanan yang bersifat vasodilator (histamin, contoh anggur merah,
natrium nitrat), vasokonstriktor (tiramin, contoh; keju; feniletilamanin, contoh; coklat,
kafein), dan zat tambahan pada makanan (natrium nitrit, mososodium glutamat/MSG
dan aspartam).
3. Stress
4. Rangsangan sensoris misalanya bau menyegat seperti tinner dan asap rokok.

Migrain dan nyeri kepala tipe tegang memiliki beberapa karakteristik yang mirip, tetapi
terdapat beberapa perbedaan penting: (13)
 Sifat nyeri pada migrain biasanya berdenyut, sementara pada nyeri kepala tipe tegang
biasanya stabil
 Nyeri pada migrain sering hanya mempengaruhi satu sisi kepala, sedangkan
pada tension headache,biasanya mempengaruhi kedua sisi kepala
 Keluhan nyeri kepala disertai mual atau muntah, kepekaan terhadap cahaya dan suara,
atau aura ditemukan hanya pada nyeri kepala Migren.

Referensi: usu.tinjauan pustaka nyeri kepala. Viewed 5 oktober


2017.from(http://respiratory. Usu.ac.id)

10

Anda mungkin juga menyukai