Tumor Phylloides Maligna
Tumor Phylloides Maligna
Penyebutan
Tumor phyllodes adalah neoplasma fibroepitelial yang jarang merupakan tumor payudara yang khas dan langka.
1
Di zaman modern ini, istilah yang diterima secara
2
mencapai m. Serratus anterior, m. Obliquus externus abdominis dan
ISI
Bentuk mammae tidak spheris, tetapi lebih menyerupai
II.1. Mammae teardrop, dengan ekstensi jaringan mammae ke arah axila yang
II.1.1. Anatomi Mammae dikenal dengan sebutan the tail of Spence. Hal ini merupakan
atau VII serta kartilago costae VI. Batas medial berupa margin
lateral dari os sternum dan batas lateral terletak pada linea mid-
3
rata 400 ml. Volum tersebut berfluktuatif dipengaruhi siklus
dapat berbeda pula antara mammae kiri dan kanan pada individu.
yang lebih besar 10% pada salah satu mammaenya, dan lebih dari
Gambar 1. Anatomi mammae dan Tail of Spence 6 caudal pertengahan mammae. Pada tempat tersebut terdapat muara
4
tidak halus cenderung kasar dan meluas mencapai ukuran diameter itu areola juga memiliki folikel rambut, kelenjar sebasea dan
Kompleks nipple-areolar secara tipikal berlokasi di atas Mammae terdiri dari 3 struktur utama, yaitu kulit, jaringan
ruang intercostal IV (pada tipe mammae non-pendolous). Baik subkutan, dan jaringan mammae fibroglandular. Kulit yang melapisi
nipple maupun areola terdiri dari sel epitel squamous berlapis mammae biasanya tipis dan mengandung folikel rambut, kelenjar
berkeratin dengan deposit melanin pada lapisan basalnya. Di dalam sebasea, dan kelenjar keringat ekrin.6
5
fascia superfisial, dengan lapisan anterior di antara kulit dan kelenjar
8
dengan retromammary space atau retromammary bursa.6
Gambar 2. Garis Langer pada mammae perempuan dewasa
6
segmen terdiri dari lobus yang tersusun oleh 20 sampai 40 lobulus,
Gambar 3. Sistem duktal mammae yang konvergen tersusun secara aktif dari mammae.6
radial 6
7
II.1.1.1. Vaskularisasi Mammae
mammae.8,9,10
8
II.1.1.2. Persarafan Mammae dan Dinding Thoraks
9
Nervus Pektoralis Medial menginervasi bagian lateral
salah satu saraf ini terpotong atau cedera, maka otot yang
dari Nervus Cervicalis V, VI, dan VII, berjalan bersama arteri dan
melekat pada fascia Serratus Anterior. Jika nervus ini cedera, pasien
Gambar 6. Topografi persarafan mammae, axila, dan dinding
akan mengalami ketidakmampuan untuk mengangkat lengan lebih
6
thoraks
tinggi dari bahunya dan winged scapula.6
10
Nervus Thoracodorsalis menginervasi muskulus Latisimus di Fossa Glenoid dan membantu pergerakan flexi, extensi, abduksi,
Dorsi. Nervus ini berasal dari cord posterior plexus Brakialis, dan adduksi lengan akan terganggu, sehingga dapat menyebabkan
berjalan dibalik atau dibelakang vena Axilaris sepanjang dinding morbiditas yang signifikan.6
Salah satu nervus yang penting untuk dipreservasi saat ruang intercostal II, berjalan ke anterior menuju ke arah Nervus
pembedahan adalah nervus yang mempersarafi muskulus Thoracicus Longus dan Thoracodorsalis. Nervus ini sering
Subscapularis. Nervus ini berjalan di antara Fossa Subscapular dan bercabang lebih awal, sehingga terlihat seperti 2 nervus yang
Tuberkulum Minor Humerus. Nervus ini terlihat pada dinding terpisah. Nervus ini selalu terekspos saat diseksi axila dan biasanya
posterior Axilla, dibawah Vena Axilaris serta terletak pada ahli bedah cenderung memotong nervus ini, tetapi bukanlah hal yang
permukaan superoanterior otot dan dapat cedera saat diseksi fascia mustahil untuk mempreservasi nervus ini. Nervus ini menginervasi
dari otot sebelah inferior ke arah vena Axilaris. Cedera dari nervus lengan atas, tetapi dapat meluas setinggi siku, sehingga cedera
ini menyebabkan kelemahan pergerakan rotasi medial dari lengan, nervus ini dapat menyebabkan rasa kesemutan atau parestesi pada
selain itu fungsi dari otot Subscapularis sebagai stabilisator humerus area tersebut.6
11
II.1.1.3. Sistem Limfatik Pleksus pembuluh limfatik subepithelial terhubung ke
pleksus subareolar.6
12
Mammaria Interna di ruang intercostal pada perbatasan sternal, di
Limfatik Axilaris.6
ahli bedah. Axila dapat di analogikan sebagai pyramid dengan empat Gambar 8. Analogi piramid axila 6
13
Hampir semua struktur yang menuju ke extremitas superior Axila terbungkus di dalam fascia. Fascia yang paling
melewati kanalis ini. Dinding anteriornya merupakan muskulus signifikan adalah fascia Clavipektoralis. Fascia ini berasal dari
Pektoralis Mayor dan Minor, Dinding posteriornya muskulus clavicula dan meluas menuju dasar dari axila (axillary fascia) yang
Subscapularis (dan sebagian muskulus Teres Major dan Latisimus melindungi muskulus Subclavius dan muskulus Pektoralis Minor.
Dorsi beserta tendonnya). Dinding medial berupa muskulus Serratus Bagian atas dari fascia Clavipektoralis dikenal dengan membran
Anterior, dan dinding lateralnya merupakan bagian humerus di Costocorakoid. Bagian bawah fascia ini biasa disebut dengan
antara insersi muskulus-muskulus di dinding anterior dan posterior.6 ligamentum suspensorium axila atau fascia Corakoaxilaris.
bercabang. Arteri dan vena axilaris berhubungan erat dengan plexus Di dalam piramid, selain terdapat pembuluh-pembuluh darah
brakhialis (medial, lateral, dan posterior).6 besar dan nervus, terdapat pula nodus limfatik axilaris. Pembagian
14
Pektoralis Minor. Nodus limfatik level I terletak lateral dari Grup posterior atau skapular, terdiri dari 6 atau 7 nodus yang
muskulus Pektoralis Minor, nodus level II terletak di bawah terletak sepanjang dinding posterior axila pada batas lateral skapula.
muskulus Pektoralis Minor, dan Nodus level III terletak medial dari Nodus ini mayoritas menerima aliran limfatik dari leher bagian
terdiri dari 4 sampai 6 nodus yang terletak medial atau posterior dari
extremitas superior.6
15
Subclavicular atau apikal, terdiri dari 6 sampai 12 nodus termasuk dalam Nodus limfatik level III, yang berada medial dari
limfatik yang berada pada apex dari axila, superior dari muskulus pektoralis minor.6
pektoralis dan sepanjang sisi medial dari vena Axilaris. Nodus ini
Lokasi grup nodus limfatik axilaris dan arah alirannya sangat
6
menerima aliran limfatik dari seluruh grup limfatik lainnya.
penting dalam penyebaran metastasis dari carcinoma mammae.
Nodus interpektoral atau nodus Rotter, terdiri dari 1 sampai Secara tipikal, drainage limfatik bersifat unidirectional/aliran satu
4 nodus di antara muskulus Pektoralis Mayor dan minor serta arah menuju nodus limfatik regional, ketika sistem limfatik
mengalirkan aliran limfatiknya ke grip nodus sentral dan tersumbat/terobstruksi oleh neoplasma, alirannya dapat kembali
16
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai siklus menstruasi.
Mammae mengalami tiga macam perubahan yang besar. Ketika menstruasi terjadi, semua proses tersebut berkurang
17
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu kelenjar acini, dan proliferasi stroma interduktal. Hasil dari proses
(trigger) terjadinya laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, tersebut membentuk suatu breast bud.8
tubuh, yang dikenal dengan sebutan milk-line atau garis susu. Pada
18
Hanya duktus payudara mayor saja yang terbentuk saat lahir,
pubertas.8
19
menjadi alveoli, dan stroma/ proporsi glandular pada payudara
keseluruhan mengecil.8
20
menopause. Oleh karena itu, tampilan morfologi dari payudara pada mengindikasikan bahwa sekitar 80-95% tumor phyllodes adalah
perempuan post-menopause berbeda dengan perempuan pre- jinak dan itu sekitar 10-15% adalah ganas.
21
fibroadenoma. Tumor phyllodes jarang terjadi pada remaja, tetapi menyusui, kehamilan dan peningkatan aktivitas hormon estrogen
tetap dapat mengenai semua usia. Tumor phyllodes biasanya bersifat merupakan faktor stimulus terjadinya tumor. Faktor dasar dari tumor
jinak, namun rekurensi lokal dapat terjadi dan terkadang dapat phyllodes sendiri masih belum jelas, tetapi dikatakan bahwa
menyebar secara sistemik. Tumor phyllodes juga jarang bersifat endotelin (ET-1) merupakan stimulus pertumbuhan fibroblast
Sebuah studi berbasis populasi dari California mencatat memiliki banyak fungsi lainnya. Ia menyebabkan stimulasi
resiko yang lebih tinggi pada wanita Latin dibandingkan dengan sederhana DNA fibroblas payudara, namun dapat digabungkan
wanita kulit putih atau Asia. Secara umum, risiko tumor phyllodes dengan insulin-like growth factor 1 (IGF-1) untuk menciptakan
ganas dalam penelitian tersebut adalah 2,1 kasus per 1 juta wanita.9 stimulasi kuat. ET-1 tidak terdapat pada sel epitel payudara normal,
dalam sel-sel epitel tapi bukan sel-sel stroma, memberi kesan bahwa
Hingga saat ini, etiologi pasti tumor phyllodes dan
ET-1 disintesis oleh sel epitel tumor filodes. Dengan demikian hal
hubungannya dengan fibroadenoma masih belum jelas. Trauma,
22
tersebut menyediakan kemungkinan mekanisme parakrin pada jelas. Ukuran bervariasi dari 1-40 cm. Sebagian besar tumor
stimulasi pertumbuhan stroma cepat yang selalu terlihat bersama berwarna abu-abu-putih dan menonjol dari jaringan payudara
tumor phyllodes. sekitar. Pada tumor berukuran besar dapat terjadi nekrosis dengan
II.2.3. PATOGENESIS kurang dari 5 cm, oleh karena itu diagnosis tidak dapat ditegakkan
payudara. Tumor phyllodes juga dapat mengandung sel yang berasal Gambaran Makroskopik
II.2.4. KARAKTERISTIK TUMOR memiliki batas yang jelas, walaupun tidak berkapsul karena tumor
23
payudara disekitar tumor tersebut menjadi terdesak. Sebagian besar pada stroma jaringan ikat dengan epitel tersebut sering meluas ke
tumor phyllodes berupa massa yang berbentuk bulat sampai oval, daerah-daerah kistik.
Muller menjelaskan tampilan lesi yang berwarna putih keabu- dengan ukuran kurang dari 5 cm. Oleh karena itu diagnosa tumor
abuan dan menyerupai kembang kol. Proyeksi permukaannya nyaris phyllodes tidak dapat hanya dibuat berdasarkan ukurannya saja. Jika
tidak terlihat sehingga eksisi dengan margin yang sempit cukup sulit tumor besar, pada penampang tampak celah-celah yang memanjang
dilakukan. Permukaan tumor tampak berlendir dan cenderung (leaf-like appearance) yang merupakan tanda khas pada tumor
menonjol keluar. Pada area fibrosa, terjadi perubahan menjadi area phyllodes dan kadang-kadang tampak daerah nekrotik, perdarahan
yang lebih lunak ( soft fleshy) yang kadang disertai dengan kista dan degenerasi kistik. 5
24
membesar. Sel epitel tersebut bersifat hiperplasia dengan berbagai
tingkat atipikal, baik pada yang jinak maupun yang ganas. Sel
meskipun jarang.
Gambaran Mikroskopik phyllodes jinak dari fibroadenoma. Secara umum, stroma tumor
campuran dari stroma dan epitel.4 Epitelnya berbentuk kuboid, Norris dan Taylor mengemukakan kriteria histopatologi yang
menyerupai epitel duktus jaringan payudara disekitarnya. Pada berguna untuk memprediksi tumor yang berkemungkinan menjadi
daerah epitel, sel epitel dapat mengalami perubahan bentuk yang jenis maligna. Meliputi pertumbuhan stroma yang berlebihan,
cukup pesat. Hal ini kemungkinan akibat tekanan dari stroma yang
25
nuclear pleomorpism, kecepatan mitosis yang tinggi, dan infiltrasi
26
adanya infiltrasi, dan overgrowth dari stroma. Oleh banyak Tumor Phyllodes adalah tumor bifasik, secara karakteristik
penelitian overgrowth stroma telah dihubungkan dengan aktivitas histologi seperti selembar daun ( Leaflike ) yang dihasilkan dari
metastasis, yang tidak terdapat pada tipe benign dan borderline. 3,6 perubahan pola pertumbuhan intrakanalikuli, celah diantara epitel
Bagaimanapun, tidak ada kriteria yang pasti atau batas yang jelas dan hiperseluler stroma.
tantangan kedepannya. Mayoritas tumor phyllodes adalah jinak Tumor Phyllodes merupakan termasuk jenis tumor payudara
dengan resiko rekurensi lokal 17% dan rekurensi lokal pada jenis yang jarang, 0,3%-0,5% dari total tumor payudara. Sebuah
yang ganas adalah 27%, dan resiko metastasis sebanyak 22%. penelitian pada 8.567 pasien tumor payudara pada tahun 1969
Grading histologis juga berhubungan dengan prognosis dan sampai 1993, hanya ditemukan 31 kasus tumor Phyllodes (0,37%).
beberapa biomarker juga dilaporkan berhubungan dengan grading Secara keseluruhan 2,1 kasus per satu juta wanita. Tumor Phyllodes
histologi dan menunjukkan nilai prognostik. Bagaimanapun, saat ini sangat jarang pada laki-laki, namun pernah terdapat
tidak ada satupun nilai klinis yang dapat diterapkan pada praktek laporan tumor Phyllodes pada laki-laki. Sebagian besar
sehari-hari. Kebanyakan teori patogenesis tumor phyllodes adalah kasus tumor Phyllodes terjadi pada dekade ke-4.
interaksi epitel stromal. Kebanyakan studi genom telah diidentifikasi Namun tumor Phyllodes dapat terjadi pada semua umur. Namun
mutasi dari aromatik MDM12 pada fibroadenoma.23 jarang terjadi pada remaja. Tumor biasanya jinak namun dapat
27
terjadi rekurensi local dan terkadang dapat menyebar secara mirip dengan fibroadenoma, namun dengan ukuran yang besar (>2-3
II.2.6. Manifestasi Klinis permukaan kulit. Pada kasus-kasus yang tidak tertangani dengan
baik, dapat terjadi luka borok pada kulit akibat dari iskemia jaringan.
Manifestasi klinis tumor Phyllodes umumnya unilateral,
Walaupun perubahan kulit seperti ini layaknya pada tumor payudara
tunggal, tidak disertai nyeri, dengan benjolan yang dapat teraba.
selalu menunjukkan tanda-tanda keganasan (lesi T4), namun tidak
Pasien biasa menyampaikan tumor yang tiba-tiba muncul dan terus
pada tumor Phyllodes. Karena adanya borok pada kulit dapat terjadi
menerus mengalami pembesaran. Atau berupa benjolan yang
pada jenis lesi yang jinak, borderline ataupun ganas. Adanya retraksi
awalanya menetap dan tiba-tiba tumbuh bertambah besar dalam
pada putting tidak umum terjadi. Adanya ulserasi mengindikasikan
beberapa bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik
nekrosis jaringan akibat penekanan tumor yang besar. 3,4
payudara, tumor Phyllodes berupa benjolan yang lunak dan bulat,
28
Kebanyakan pasien biasanya tidak didapatkan adanya Taylor dari 94 pasien, 16 pasien mengalami pembesaran limfonodi,
pembesaran getah bening axilla karena tumor phyllodes maligna namun hanya 1 kasus yang terbukti secara histologi mengalami
utamanya menyebar secara hematogen. Metastasis dapat muncul metastase. Reinfus menemukan 11 kasus pembesaran limfonodi dari
secara bersamaan saat pasien datang atau paling tidak hingga 12 55 kasus, namun hanya 1 kasus yang yang menunjukkan metastase.
tahun ke depan. Metastasis dapat menyebar secara hematogen, Minkowitz juga melaporkan satu kasus dengan dengan metastase
menyebar ke paru-paru (66%), tulang (28%), otak (9%) dan pada kelenjar axilla. 1,3
kasus yang lebih jarang pada hati dan jantung. (8) Dapat disertai
Di zaman modern ini, tingginya skrining mammografi dapat
1
pembesaran limfonodi regional, walaupun tanpa sel tumor.
membantu diagnosis tumor phyllodes dengan ukuran lebih kecil.
Berbeda dengan kanker payudara, ciri penting tumor Pada mammografi, tumor phyllodes terlihat seperti gambaran
phyllodes adalah tidak ada kelenjar getah bening aksila yang fibroadenoma, bentuk berlobus, batas tegas,meskipun kemungkinan
mencurigakan, walaupun ukuran tumor besar. Pembesaran kelenjar terdapat beberapa batas tidak tegas yang menunjukkan invasi lokal.
getah bening aksila yang terjadi (20 % kasus dalam sebuah studi) Mamografi pada 75% kasus menunjukkan hasil abnormal, dan
kemungkinan disebabkan oleh keberadaan jaringan neurotik atau sering menyerupai gambaran fibroadenoma.21
29
bentuk yang teratur. Dari ultrasonografi menunjukkan massa adekuat. Banyak penelitian yang meganjurkan bahwa batas eksisi 1
homogen yang solid dan disertai dengan internal echo, dan cm dapat dianggap sebagai reseksi yang baik. Mangi dkk
berdinding tipis. 6 Oleh karena itu, tumor phyllodes harus menyebutkan bahwa terjadinya rekurensi berkaitan dengan margin
dipertimbangkan apabila terdapat kista dengan lesi solid. eksisi dan tidak berkaitan dengan grade dan ukuran tumor. Eksisi
Peningkatan ekspresi protein p53 dan antigen Ki-67 telah perlu dipertimbangkan jika telah terjadi infiltrasi. 4
II.2.7. Penatalaksanaan Taylor menganjurkan mastektomi dengan diseksi KGB axilla bagian
30
terindikasi keterlibatan KGB secara klinis atau pemeriksaan
31
(Diagram Tatalaksana Phyllodes Tumor) jika resiko rekurensi lokal pada pasien tersebut diperkirakan tinggi
contoh dengan kasus margin yang positif, batas margin < 0.5 cm
Peran radioterapi adjuvan sampai saat ini masih kontroversial,
atau batas margin yang tidak jelas, tumor ukuran >10 cm, atau
dan radioterapi adjuvan pada pasien dengan tumor phyllodes
adanya rekurensi. 14,15
maligna masih sangat jarang dievaluasi. Hal ini dikarenakan
jarangnya kasus tumor phyllodes maligna dan sedikit pasien yang Terapi radiasi dilakukan 4 bulan setelah operasi dan biasanya
dilakukan radioterapi (kurang dari 10%). Namun, analisis dari digunakan untuk melakukan kontrol lokoregional dan dapat
SEER ( Surveillance, Epidemiology and End Result Program) dipertimbangkan pada pasien dengan tumor phyllodes yang beresiko
menunjukkan bahwa radioterapi adjuvan mempunyai angka ganas, seperti ukuran >5 cm, stromal overgrowth, positif margin,
survival rate yang tinggi dibandingkan dengan pembedahan saja dan mitosis >10.
Pezner dkk mengklaim bahwa radioterapi harus dipertimbangkan tumor phyllodes maligna yang sudah dioperasi dengan BCS atau
pada pasien dengan operasi lumpektomi dengan ukuran tumor >2 mastektomi total dengan batas bebas tumor < 1 cm, merupakan
cm, atau operasi mastektomi dengan ukuran tumor >10 cm. Chaney indikasi untuk dilakukannya radioterapi adjuvan. 17,18
32
Rekurensi lokal dapat terjadi pada 28-50% kasus. Faktor yang PENUTUP
paling berperan dalam terjadinya rekurensi adalah batas bebas
Tumor phyllodes adalah neoplasma fibroepitelial yang jarang
reseksi tumor yang kurang dari 1-2 cm, namun saat ini luas batas
ditemukan. Insidennya hanya sekitar 0,3-0,9% dari seluruh tumor
bebas tumor masih dalam perdebatan. Umur pasien, tipe
payudara, sedangkan frekuensi lesi maligna bervariasi sekitar 5-
pembedahan, peningkatan aktivitas mitosis dan aktivitas jaringan
30%. Hingga saat ini, etiologi pasti tumor phyllodes dan
stroma yang berlebihan juga dianggap sebagai faktor-faktor yang
hubungannya dengan fibroadenoma masih belum jelas. Trauma,
mempengaruhi terjadinya rekurensi lokal. Dalam penelitian lain juga
menyusui, kehamilan dan peningkatan aktivitas hormon estrogen
disebutkan bahwa ukuran tumor, pertumbuhan jaringan stroma yang
merupakan faktor stimulus terjadinya tumor. Faktor dasar dari tumor
berlebihan dan batas bebas tumor yang < 1cm sebagai faktor risiko
phyllodes sendiri masih belum jelas, tetapi dikatakan bahwa
terjadinya rekurensi lokal. 7 Penelitian Ramakant dkk menyatakan
endotelin (ET-1) merupakan stimulus pertumbuhan fibroblast
bahwa tumor phyllodes dengan ukuran >10cm mempunyai tingkat
payudara.21
keganasan sebanyak 42,5% dan angka rekurensi 41% dibandingkan
dengan tumor phyllodes yang kecil, sehingga tatalaksana yang Operasi masih merupakan modalitas utama dalam
agresif dan reseksi dengan batas bebas tumor yang adekuat penanganan tumor phyllodes maligna dan dapat diikuti dengan
dibutuhkan pada pasien ini. terapi adjuvan yang sesuai, merupakan pilihan penanganan khusus
33
Namun, untuk adjuvan kemoterapi dan radioterapi masih sedikit 2. Sabiston, Mammae. Sabiston Buku Ajar Bedah. Bagian 1.
data yang didapat, dikarenakan kasus dan publikasi yang kurang.20 Jakarta: EGC: 1995. hal 365-95.
2006;3: 44-46.
34
9. Flynn LW, Borgen PI. Phyllodes tumor: about this rare cancer. 15. Chaney AW, Pollack A, McNeese MD, Zagars GK.Adjuvant
CommunityOncology. 2006;3:46-48. radiotheraphy for phyllodes tumor of the breast. Radiat Oncol
10. Calhoun KE et al. Phyllodes tumors. In: Harris JR, Lippman Investig 1998;6:264-7.
ME, Morrow M, Osborne CK. Diseases of the breast, 4th ed. 16. MacDonald OK, Lee CM,Tward JD, Chappel CD. Malignant
Lipincott Williams & Wilkins. 2009: 781-792 phyllodes tumor of the female breast : association of primary
11. Juanita, Sungowati NK. Malignant phyllodes tumour of the theraphy with cause-specific survival from
breast. The Indonesian Journal of Medical Science. 2008;1:101- Surveillance,Epidemiology,and End Result (SEER) Program.
Cancer
104. 2006, 107:2127-33.
12. Akin M et al. Phyllodes tumor of the breast; a case series. Bratisl 17. Barth RJ, Wells WA, Mitchell SE. A prospective, multi-
Lek Listy. 2010;111: 271-274. institutional study of adjuvant radiotherapy after resection of
13. Bal A, Gunggor B, Polat AK, Simsek T. Recurrent phyllodes malignant phyllodes tumors, Ann Surg Oncol 2009 ; 13:305-12.
tumor of the breast with malignant transformation during 18. Reinfuss M, Mitus J, Duda K. The treatment and prognosis of
pregnancy. The Journal of Breast health. 2012;8: 45-47. patient with Phyllodes tumor of the breast : an analysis of 117
14. Pezner RD, Schultheiss TE, Paz IB. Malignant plyllodes tumor cases. Cancer 2008; 77:910-6.
of the breast: local control rates with surgical alone. Int J Radiat 19. Mishra SP,Satyendra KT, Mishra M. Phyllodes tumor of breast:
Oncol Biol Phys 2008; 71:710-3. a review article. ISRN Surg. 2013;2013:361469.
35
20. Shabahang M, Franceschi D, Sundaram M, et al. Surgical
Pathol 2008;214:533e44.
36