1
Pustaka:
G. M. Barrow, Physical Chemistry, 4th ed., McGraw-Hill, Tokyo 1979.
M. Alonso, and E. J. Finn, University Physics Vol. III, Quantum and Statistical
Physics, Addison-Wesley, Tokyo 1979.
2
1. PENDAHULUAN
Termostatistik:
1. Klasik: Statistik Boltzmann
2. Kuantum: Statistik Fermi-Dirac dan Statistik Bose-Einstein
3
Isi kuliah:
• Entropy dan hukum termodinamika kedua, entropy dan panas, proses dalam
kaitannya dengan entropy.
• Sifat-sifat termal gas: persamaan keadaan gas ideal dan gas ril, kapasitas
panas gas ideal monoatom dan poliatom, prinsip ekipartisi energi.
4
2. STATISTIK BOLTZMANN
Dapat diasumsikan adanya suatu partisi yang lebih baik daripada partisi-
partisi lain.
Secara fisis pada suatu sistem yang memiliki sejumlah partikel dengan total
energi tertentu, terdapat suatu partisi paling mungkin (most probable
partition).
Jika partisi itu tercapai, sistem itu disebut setimbang secara statistik.
Masalah:
Bagaimana menemukan partisi paling mungkin dari suatu sistem yang
terisolasi.
Atau, bagaimana ditemukan hukum distribusi?
Jika itu diperoleh, tugas selanjutnya adalah menentukan metoda untuk
menurunkan sifat-sifat sistem yang dapat diamati secara makroskopik.
6
2.2 Hukum Partisi Boltzmann
Tinjau suatu sistem dari sejumlah partikel yang identik (sama struktur dan
komposisi) tapi dapat dibedakan satu sama (diketahui perbedaan satu sama
lain).
Asumsi 2: Peluang suatu partisi sebanding dengan jumlah cara yang berbeda
dengan mana partikel-partikel bisa didistribusikan di antara tingkat-
tingka energi yang ada untuk menghasilkan partisi itu.
E5 n5=4
E4 n4=1
E3 n3=2
E2 n2=0
E1 n1=3
7
Misalkan jumlah seluruh partikel N.
Dalam pengisian tingkat energi E1, jumlah cara untuk memasukkan 3 dari N
buah partikel adalah
N!
N ( N − 1)( N − 2) =
( N − 3)!
Jika tanda pada ketiga partikel: a, b, c maka ada 3!=6 urutan pengisian
yang berbeda yakni abc, bac, cab, bca, acb, cba.
Tapi keenam urutan itu isinya sama; jadi ada 3! partisi yang sama.
Oleh sebab itu, jumlah cara berbeda untuk memasukkan 3 dari N buah
partikel ke E1 adalah:
N!
3!( N − 3)!
Dengan cara yang sama, jumlah cara berbeda memasukkan n3 dari (N-n1-n2)
buah partikel ke E3 adalah
( N − n1 − n2 )!
n3 !( N − n1 − n2 − n3 )!
Jika g2 peluang suatu partikel untuk menempati E2, maka peluang n2 buah
partikel menempati E2 adalah: g n2
2
N ! g 1n1 g 2n 2 g 3n 3 ......
P =
n 1 ! n 2 ! n 3 !.....
Inilah peluang suatu distribusi (partisi) dalam statistik Maxwell-Boltzmann
untuk sistem partikel yang identik tapi dapat dibedakan.
Jika partikel-partikel itu identik dan tak dapat dibedakan, maka persamaan
∑Ei
i dn i = 0
12
Untuk memenuhi ketiga persamaan di atas, diperkenalkan tetapan α dan β
sedemikian hingga berlaku
⎡ ⎛ ni ⎞ ⎤
∑i ⎢ln ⎜⎜ g ⎟⎟ dni + α dni + β Ei dni ⎥ = 0
⎣ ⎝ i ⎠ ⎦
∑ [ln( n
i
i / g i ) + α + β E i ]dn i = 0
ln( n i / g i ) + α + β E i = 0
Dengan demikian maka partisi paling berpeluang adalah:
ni = g i e −α −βEi
N = ∑ n i = ∑ g i e − α − βE i = e − α ∑ g i e − βEi
i i i
= e −α Z
Z = ∑ g i e − βEi Z disebut fungsi partisi.
i 13
Jadi, partisi dengan peluang maksimum adalah
N
ni = g i e − βE i
Z
Inilah yang disebut hukum partisi (distribusi) Maxwell-Boltzmann.
Defenisi harga rata-rata besaran fisis yang bergantung energi, misalnya F(E),
adalah:
1
Fave = ∑
N i
ni F ( Ei )
N
Pada keadaan setimbang (partisi paling berpeluang): ni = g i e − βE i
Z
1
Fave = ∑
Z i
g i F ( Ei )e − βEi
14
Contoh 1:
Jika partikel-partikel dalam suatu sistem hanya bisa berenergi E1=-ε dan
E2= ε, dengan peluang penempatan g1=g2=1 yang sama, tentukanlah
energi rata-rata satu partikel.
Fungsi partisi:
1
energi rata-rata satu partikel: E ave = ∑ g i Ei e − βEi
Z i
Eave =
1
Z
(
g1 E1e − βE1 + g 2 E2 e − βE2 )
βε − βε
−ε e +ε e − 2ε sinh βε
= = = −ε tanh βε
2 cosh βε 2 cosh βε
15
Contoh 2:
Suatu sistem dari 4000 partikel memiliki tiga tingkat energi E1=0, E2=ε dan
E3=2ε dengan peluang penempatan yang sama g1=g2=g3.
(a) Bandingkanlah peluang-peluang relatif dari partisi di mana 2000 partikel
menempati tingkat energi E1, 1700 pada tingkat energi E2 dan yang 300
pada tingkat energi E3, dengan partisi yang dihasilkan oleh perpindahan
satu partikel dari tingkat energi E2 ke tingkat E1 dan satu partikel ketingkat
E3.
(b) Tentukanlah partisi paling berpeluang (keadaan setimbang).
g 4000 g 4000
PA = ; PB= ;
2000 !1700 ! 300 ! 2001 !1698 ! 301 !
PB 2000 ! 1700 ! 300 ! 1700 x 1699
= = = 4 ,8
PA 2001 ! 1698 ! 301 ! 2001 x 301
16
g 4000 g 4000
PA = ; PB= ;
2000 !1700 ! 300 ! 2001 !1698 ! 301 !
PB 2000 ! 1700 ! 300 ! 1700 x 1699
= = = 4 ,8
PA 2001 ! 1698 ! 301 ! 2001 x 301
17
(b) Partisi paling berpeluang n i = g i e − α − βEi
n1 + n1 e − βε + n1 e −2 βε = 4000
n1 (1 + e − βε + e − 2 βε ) = 4000
n1e − βε ε + n1 e −2 βε 2ε = 2300 ε
n1 (e − βε + 2e − 2 βε ) = 2300 n1 ( x + 2 x 2 ) = 2300
18
n1 (1 + x + x 2 ) 4000
= → 2300(1 + x + x 2
) = 4000( x + 2 x 2
)
n1 ( x + 2 x ) 2300
2
57 x 2 + 17 x − 23 = 0 → x = 0,5034
2300
n1 = = 2277; n = n x = 1146; n = n x 2
= 577
x + 2x 2 2 1 3 1
g 4000 g 4000
PA = ; PB= ;
2277!1146!577! 2278!1144!578!
PB 1146x1145
= = 0,9966 Hampir tidak ada perubahan peluang
PA 2278x 578
Artinya, keadaan setimbang statistik
atau partisinya paling berpeluang.
19
2.3 Temperatur (suhu)
N
Hukum partisi (distribusi) Maxwell-Boltzmann: ni = g i e − βE i
Z
dengan fungsi partisi: Z = ∑ g i e − βE i
i
Energi total:
U = ∑ ni E i =
i
N
Z
∑
i
g i E i e − β Ei Ei e − βEi
=−
dβ
e (
d − βEi
)
N d ⎛ ⎞ N dZ 1 dZ d
U =− ⎜ ∑ g i e − βEi ⎟ = − = (ln Z )
Z dβ ⎝ i ⎠ Z dβ Z dβ dβ
d
U = −N (ln Z )
dβ
Inilah hubungan antara energi total dan fungsi partisi suatu sistem
dalam kesetimbangan statistik.
20
Energi rata-rata satu partikel:
U d
E ave = =− (ln Z )
N dβ
Z = ∑ g i e − Ei / kT
i
Partisi paling berpeluang (hukum distribusi Maxwell-Boltzmann) :
N
ni = g i e − E i / kT
Z 21
d
Energi total: U = −N (ln Z )
dβ
1 dβ 1
β= → =− 2
kT dT kT
d d dT d
= = − kT 2
dβ dT dβ dT
d
U = kNT 2
(ln Z )
dT
Energi rata-rata satu partikel:
U d
E ave = = kT 2 (ln Z )
N dT
Secara umum, harga rata-rata suat besaran partikel F(E)
1 1
Fave = ∑ i i
Z i
g F ( E ) e − βEi
→ Fave = ∑ i i
Z i
g F ( E ) e − Ei / kT
22
Contoh 3:
Tentukan ratio antara dua bilangan okupasi pada pada suhu-suhu 100K, 300K dan
1000K, jika beda energinya
(a) ΔE=10-4 eV (setara dengan energi rotasi molekul),
(b)ΔE=5x10-2 eV (setara dengan energi vibrasi molekul), dan
(c)ΔE=3 eV (setara dengan energi eksitasi elektron dalam atom). Andaikan g=1.
N
Distribusi Boltzmann: ni = g i e − E i / kT
Z
n2 n2 E2
= e − ( E 2 − E1 ) / kT = e − Δ E / kT ΔE
n1
n1 E1
k=1,3805x10-23 J/K;
100 K→kT=1,3805 x 10-23J/K x 100 K=1,3805 x 10-21J=0,863 x 10-2 eV
300 K →kT=3x0,863 x 10-2 eV=2,589 x 10-2 eV
1000K →kT=10x0,863 x 10-2 eV=8,63 x 10-2 eV
23
ΔE=10-4 eV (setara dengan energi rotasi molekul), pada suhu 100K, 300K dan
1000K.
n2 −4 −2
= e −10 /( 0 ,863 x10 ) = 0,9885
n1
ΔE n2/n1
(eV)
100K 300K 1000K
Contoh4:
Suatu sistem molekul polar di tempatkan dalam medan listrik uniform, tetapi
terisolasi dari gangguan luar. Turunkanlah polarisasi sistem sebagai fungsi
suhu.
24
r
Misalkan momen dipol listrik setiap molekul: p o
r r θ E
E (θ ) = − p o . E = − p o E cos θ
po cosθ
Z = ∑ g i e − Ei / kT Z = ∫ e − E (θ ) / kT d Ω
i
π
kT ⎛ p E⎞
Z = ∫ e po E cosθ / kT 2π sinθ dθ = 4π sinh⎜ o ⎟
0
po E ⎝ kT ⎠
25
Dipol rata-rata:
1
Fave =
Z
∑ i i
g
i
F ( E ) e − Ei / kT
π
p ave =
1
(
∫ op cos θ )e p o E cos θ/kT
2π sin θ d θ
Z 0
⎛ poE kT poE ⎞
(4π kT / E ) ⎜ cosh
⎜ − sinh ⎟⎟
⎝ kT poE kT ⎠
=
kT ⎛ po E ⎞
4π sinh ⎜ ⎟
po E ⎝ kT ⎠
⎛ poE kT ⎞
⎜
= p o ⎜ coth − ⎟⎟ Ini disebut rumus Langevin.
⎝ kT poE ⎠
26
⎛ po E kT ⎞
pave = po ⎜⎜ coth − ⎟⎟
⎝ kT po E ⎠
Untuk E besar sekali atau T rendah sekali→ poE>>kT, maka coth poE/kT≈1 dan
kT/poE ≈ 0. Maka
pave = po
artinya, semua molekul terorientasi //E .
Untuk E kecil sekali atau T besar sekali →poE<<kT maka berlaku pendekatan
coth x=1/x+x/3+….. Jadi,
⎛ kT po E kT ⎞ po2 E
pave = po ⎜⎜ + − ⎟⎟ =
⎝ po E 3kT po E ⎠ 3kT
Polarisasi listrik adalah P=npave, n=jumlah molekul per satuan volume
⎛ npo2 ⎞
P = ⎜⎜ ⎟⎟E
⎝ 3kT ⎠ 27
2.4 Kesetimbangan suhu
g1n1 g 2n2 g 3n3 ..... g '1n '1 g ' n2 '2 g '3n '3 .....
P= x
n1!n2 !n3 !..... n'1 !n' 2 !n'3 !.....
28
Kesetimbangan sistem
N
ni = g i e − βEi
Z
N' − βE '
n' j = g' j e j
Z'
β sama bagi kedua partisi→ dua sistem partikel yang berbeda dan berinteraksi
dalam kesetimbangan statistik harus memiliki suhu yang sama
N
ni = g i e − Ei / kT
Z
N' − E ' / kT
n' j = g' j e j
Z'
29
2.5 Aplikasi pada Gas Ideal
Energi kinetik:
p2 h2
E = = κ 2
; κ 2 = m 12 + m 22 + m 32
2 m 8 ma 2
Jelas bahwa untuk kubus yang besar, tingkat-tingkat energi sangat dekat
yang secara praktis membentuk spektrum energi kontinu. 30
Fungsi partisnya diungkapkan dalam bentuk integral
∞
Z = ∫ e − E / kT g ( E )dE
0
g(E)dE menyatakan jumlah keadaan molekul dalam daerah energi E dan E+dE.
Tinjaulah sebuah bola dengan jari-jari κ. Jumlah keadaan dengan energi antara
0 dan E untuk suatu oktan (m1, m2, m3 selalu positif) adalah:
3/ 2
π ⎛ 8mE ⎞ 8πV
N ( E ) = 18 ( 4 3 πκ 3 ) = V ⎜ 2 ⎟ = ( 2 m 3 1/ 2
) E 3/ 2
; V = a 3
6 ⎝ h ⎠ 3h 3
dN ( E ) 4πV (2m 3 )1 / 2 1 / 2
g (E) = → g ( E )dE = dN ( E ) = E dE
dE h 3
∞
4πV ( 2 m 3 ) 1 / 2
Fungsi partisi :
∫ e dE
1 / 2 − E / kT
Z = E
h3 0
31
Misalkan x=E1/2
∞ ∞
∫E dE = 2 ∫ x e
1 / 2 − E / kT 2 − x 2 / kT
e dx = 1
2 π ( kT ) 3
0 0
Fungsi partisi :
V ( 2 π mkT ) 3 / 2
Z =
h3
Inilah fungsi partisi gas ideal monoatom sebagai fungsi suhu dan volume gas.
−1 −1
R = kN A = 8 ,314 J mole K
−1 −1
= 1,986 kalori mole K
−1 −1
= 5 ,1894 x10 19 eV mole K
33
Ingat hukum partisi (distribusi) Maxwell-Boltmann:
N
ni = g i e − Ei / kT
Z
4πV (2m3 )1 / 2 1 / 2
g ( E)dE = E dE
h 3
dengan V ( 2 π mkT ) 3 / 2
Z =
h3
34
5000
dn/dE 4500
dn 2πN 1 / 2 − E / kT
4000
= E e 3500 100K
dE (πkT )3/ 2 3000
2500
2000
300K
1500
gas ideal. 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
E (10-2 eV)
5000
3500 100K
dn dn dE dn 3000
= = mv 2500
dv dE dv dE 2000 800 K
2πN 2
1 mv 2 e − mv / 2 kT
1500
= mv
(πkT )3 / 2 2
1000
500
0
3/ 2
⎛ m ⎞
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
− mv 2 / 2 kT
= 4πN ⎜ ⎟ v 2e
⎝ 2πkT ⎠ v
35
Contoh 5:
Tentukan harga maksimum dn/dE pada suatu suhu tertentu. Demikian juga
harga maksimum dn/dv.
⎛ dn ⎞ d ⎛ dn ⎞ ⎛ −1 / 2 1 ⎞ − E / kT
⎜ ⎟ jika ⎜ ⎟ = 0 → ⎜ 12 E − E1/ 2 ⎟e =0
⎝ dE ⎠ maks dE ⎝ dE ⎠ ⎝ kT ⎠
⎛ dn ⎞ πN 3 / 2 −1 / 2
e N
Em = 1 2 kT → ⎜ ⎟ =
2
( 1 kT )1 / 2
e −1 / 2
=
2
⎝ dE ⎠ maks (πkT ) π 1 / 2 kT
3/ 2 2
⎛ dn ⎞ d ⎛ dn ⎞ ⎛ 2 mv ⎞ − mv 2 / 2 kT
⎜ ⎟ jika ⎜ ⎟ = 0 → ⎜ 2v − v ⎟e =0
⎝ dv ⎠ maks dv ⎝ dv ⎠ ⎝ kT ⎠
3/ 2
2kT ⎛ dn ⎞ ⎛ m ⎞ 2kT −1 m
vm = →⎜ ⎟ = πN ⎜ ⎟ e = e −1 N
m dv
⎝ ⎠ maks ⎝ 2πkT ⎠ m 2πkT
36
Contoh 6:
Tentukalah harga rata-rata kecepatan vave dan kecepatan rms vrms.
∞
1 1 dn
vave = ∫ v dn = ∫ v dv
N N 0 dv
3/ 2 ∞
⎛ m ⎞
∫ e
2 / 2 kT
= 4π ⎜ ⎟ v 3 − mv
dv ; u = v 2 → du = 2v dv
⎝ 2πkT ⎠ 0
3/ 2 ∞ ∞
⎛ m ⎞ 1
= 2π ⎜ ∫ ∫
− mu / 2 kT − au
⎟ u e du; u e du =
⎝ 2πkT ⎠ 0 0
a2
3/ 2 2
⎛ m ⎞ ⎛ 2kT ⎞ 8kT
= 2π ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ =
⎝ 2πkT ⎠ ⎝ m ⎠ πm
vrms = (v )2
ave
(v )
2
ave =
2
m
2 ⎛ 3 ⎞ 3kT
Eave = ⎜ kT ⎟ =
m⎝2 ⎠ m
→ vrms =
3kT
m
37
3. ENTROPI
S = k ln P
Entropi suatu sistem berbanding lurus dengan logaritma peluang P dari partisi
yang berkaitan dengan keadaan sistem itu. 38
Jika sistem terisolasi mencapai keadaan setimbang statistik, P maksimum,
maka S maksimum.
Proses-proses yang bisa terjadi adalah proses-proses dengan dS=0. Proses-
proses ini jelas merupakan proses-proses reversibel, karena sistem terisolasi
itu dalam keadaan setimbang.
Jika suatu sistem terisolasi tidak dalam kesetimbangan, maka secara alami
sistem itu akan berkembang dalam arah di mana entropinya meningkat, karena
sistem itu harus menuju keadaan setimbang statistik (P maksimum): dS>0.
Proses ini disebut irreversibel.
39
Contoh proses yang selalu mengambil satu arah (irreversibel) adalah
fenomena transport seperti difusi molekuler dan penghantaran kalor.
Dalam kedua kasus itu entropi sistem meningkat.
Difusi berlangsung dalam arah di mana konsentrasi cenderung disamakan
untuk menghasilkan sistem yang homogen.
Proses sebaliknya, perubahan spontan dari suatu sistem homogen menjadi
tidak-homogen yang berkaitan dengan penurunan entropi tak pernah teramati.
Contoh 1.
Turunkanlah entropi dalam keadaan setimbang statistik.
Dari
ln P = N − ∑ n i ln( n i / g i ) N = ∑ ni
i i
S = k ln P = kN − k ∑ ni ln( ni / g i )
i
N
Dalam setimbang statistik: ni = g i e − Ei / kT
Z 40
ln(ni / g i ) = ln( N / Z ) − Ei / kT
,
Jadi,
⎡ ⎤
S = k ⎢∑ ni Ei / kT ) + ∑ ni ln( Z / N ) + N ⎥
⎣ i i ⎦
= ∑ ni Ei + k [N ln( Z / N ) + N ]
1
T i
U ⎛ Z ⎞
S = + kN ⎜ ln + 1⎟
T ⎝ N ⎠
U Z N
S = + k ln
T N!
41
Contoh 2:
Tentukanlah entropi gas ideal dalam kesetimbangan statistik.
( 2πmk ) 3/ 2
S o = 5 2 kN + kN ln konstanta
h3
42
Contoh 3:
Jelaskanlah perubahan entropi suatu gas ideal selama proses ekspansi bebas.
Jika suatu tabung yang mengandung gas dihubungkan dengan tabung lain yang
kosong, gas akan mengalami ekspansi bebas. Proses ini adalah irreversibel, dan
kesetimbangan dirusak untuk sementara waktu hingga tercapai kesetimbangan
akhir.
V V V V
1 2 1 2
⎛ VT 3 / 2 ⎞
S1 = kN ln⎜⎜ ⎟⎟ + S o
⎝ N ⎠
Setelah dihubungkan, beberapa waktu kemudian tercapai kesetimbangan
dengan volume dua kali semula. Entropinya adalah:
⎛ VT 3 / 2 ⎞
S 2 = kN ln⎜⎜ 2 ⎟⎟ + S o
⎝ N ⎠
43
Suhu tidaklah berubah, karena energi kinetik rata-rata molekul-molekul gas ideal
tidak berubah; molekul-molekul hanya bergerak dalam volume yang lebih besar
saja. Perubahan entropi dalam proses itu adalah:
ΔS = S 2 − S1 = kN ln 2 > 0
U = ∑ ni Ei → dU = ∑ Ei dni + ∑ ni dEi
i i i
45
Hukum Termodinamika I:
Jika sistem terisolasi mengalami perubahan kecil, maka perubahan
energi-dalam (dU) sama dengan selisih kalor (đQ) yang memasuki
(diserap oleh) sistem dengan kerja (đW ) yang dilakukan oleh sistem
itu.
dU = dQ − dW dQ
U ⎛ Z ⎞
S= + kN ⎜ ln + 1 ⎟
T ⎝ N ⎠
dU U dZ
dS = − 2 dT + kN
T T Z
⎡ dEi Ei ⎤
Z = ∑ gi e − Ei / kT
→ dZ = −∑ ⎢ gie − Ei / kT
+ 2 g i e − Ei / kT dT ⎥
i i ⎣ kT kT ⎦
dZ 1 N 1 N
= − ∑ g i e − Ei / kT dEi + 2 ∑ g i e − Ei / kT Ei dT
kN
Z T i Z T i Z
1 1
= − ∑ ni dEi + 2 ∑ ni Ei dT
T i T i
dZ dW U
kN = + 2 dT
Z T T
dU U dW U
dS = − 2 dT + + 2 dT
T T T T
dU + d W d Q
= = 47
T T
3.3 Proses-proses dalam kaitannya dengan Entropi
2
dQ dQ
dS = → S 2 − S1 = ∫
T 1
T
48
Transformasi reversibel:
2
dQ
dS = → Q = ∫ T dS
T 1
T 1 T 2
T1 T2
2 1
T2 T1
S1 S2 S S1 S2 S
Luas yang diarsir adalah Q>0 Luas yang diarsir adalah Q<0
Sistem menyerap kalor Sistem melepaskan kalor
49
Siklus:
Q = ∫ T dS
T A T A
Q Q
B B
S S
Q>0, proses siklis menyerap kalor Q<0, proses siklis melepas kalor
50
Contoh 4:
Suatu siklis terdiri dari dua proses isotermal dan dua proses adiabatik
yang urutannya berselang-seling. Ini disebut mesin Carnot.
T
A Q1
T1 B
Q1 = T1 ( S 2 − S1 )
Q2 Q2 = T2 ( S 2 − S1 )
T2 D C
S1 S2 S
Q1 ⎫
SB − SA = ⎪
T1
⎪
SC − S B = 0 ⎪ Q1 Q 2 Q Q
⎬0 = − → 1 = 2
Q T1 T 2 T1 T2
S D − SC = − 2 ⎪
T2 ⎪
⎪ Sifat mesin Carnot
SA − SD = 0 ⎭
51
AB :0 = Q1 − W AB T
T1 A B
BC : ΔU BC = −WBC
CD : 0 = −Q2 − WCD
DA : ΔU DA = −WDA T2 D C
ΔU BC + ΔU DA = Q1 − Q2 − W ABCDA S1 S2 S
ΔU BC = −ΔU DA
Q1 − Q2 = (T1 − T2 )(S 2 − S1 ) = Q
W ABCDA = W AB + WBC + WCD + WDA = W
0 = Q −W → W = Q
dZ dW U
kN = + 2 dT Hal 47
Z T T
dW=pdV pdV U
kN d (ln Z ) = + 2 dT
dZ/Z=d(ln Z) T T
⎡ ∂(ln Z ) ⎤
Pada suhu tetap, (T tetap), dT=0: p = kNT ⎢⎣ ∂V ⎥⎦
T
Persamaan ini menghubungkan tekanaan (p) dalam sistem dengan suhunya
(T), volumenya (V), dan struktur internalnya (Z). Jadi persamaan ini bisa disebut
sebagai persamaan keadaan sistem.
53
V (2πmkT ) 3 / 2
Untuk gas ideal, fungsi partisi Z =
h3
Z = Vc
∂Z ∂Z c ∂ (ln Z ) 1
=c→ = → =
∂V Z∂V Z ∂V V
⎡ ∂(ln Z ) ⎤ kNT
p = kNT ⎢ p= → pV = kNT = nRT
⎣ ∂V ⎥⎦ T V
54
4.2 Persamaan Keadaan Gas Ril
Gas ril, gaya-gaya antar molekul dan keterbatasan ukuran molekul harus
diperhitungkan.
Gaya antar molekul terbatas pada jarak yang sangat pendek; semakin
besar volume per molekul (semakin besar jarak antar molekul), tekanan
suatu gas ril akan mendekati tekanan gas ideal.
Atas dasar pandangan ini maka tekanan suatu gas ril dapat diungkapkan
sebagai deret:
2 3
⎛n⎞ ⎛n⎞ ⎛n⎞
p = RT ⎜ ⎟ + A⎜ ⎟ + B ⎜ ⎟ + ........
⎝V ⎠ ⎝V ⎠ ⎝V ⎠
A, B,……, adalah besaran-besaran karakteristik setiap gas yang disebut
koefisien-koefisien virial.
Koefisien-koefisien itu bergantung pada suhu dan kuatnya gaya antar
molekul.
Secara eksperimen, pengukuran p pada berbagai suhu dan volume dapat
menghasilkan A(T), B(T),……
55
ZN
Dengan metoda statistik, defenisikan ς = ln (N!)=N lnN - N
N!
ς disebut fungsi partisi besar (grand partition function) dari sistem
partikel
ln ς = N ln Z − ln N != N ln Z − N ln N + N
∂ (ln ς ) = N (∂ ln Z )
⎡ ∂(ln Z ) ⎤ ⎡ ∂(ln ς ) ⎤
Maka tekanan p = kNT ⎢ p = kT ⎢
⎣ ∂V ⎥⎦ T ⎣ ∂V ⎥⎦ T
N
1 ⎡V (2πmkT ) 3/ 2
⎤
Untuk gas ideal fungsi itu adalah: ς = ⎢ ⎥
N! ⎣ h3 ⎦
56
Untuk gas ril di mana ada interaksi antar molekul
N
1 ⎡ (2πmkT ) 3 / 2 ⎤ − E p / kT
ς= ⎢
N! ⎣ h3
⎥
⎦
∫∫ ....∫ e dV1 dV2 ........dV N
∑ − E p ,ij / kT
E p = ∑ E p ,ij e
− E p / kT
=e i< j
= ∏e
− E p ,ij / kT
i< j
i< j
2
− E p , ij / kT ⎛ E p ,ij
E p ,ij ⎞
e =1− + 2 ⎜⎜ 1 ⎟⎟ − ....... = 1 + f ij
kT ⎝ kT ⎠
2
⎛ E p ,ij ⎞
E p ,ij
f ij = − + 2 ⎜⎜
1 ⎟⎟ − .......
kT ⎝ kT ⎠
57
= ∏ (1 + f ij ) = 1 + ∑ f ij + ∑f
− E p / kT
e ij f ik + .......
i< j i< j i< j <k
− E p / kT
∫∫ ....∫ e dV1dV2 ........dV N
∫∫ ∫ 1 2 = N
.... 1 dV dV dV
........ N V
58
⎡ ⎤
∫∫ f 12 dV1 dV 2 = ∫ ⎢ ∫ f 12 4πr dr ⎥dV1 = ∫ β dV1 = β V
2
1 2 1 ⎣2 ⎦ 1
∞
β = ∫ f12 4πr 2 d r r adalah jarak antara molekul ke-1 dan
molekul ke-2
0
1 4 N −4
∫∫ ∫ ∑
....
i< j
f f
ij kl dV1 dV 2 ........dV N ≈
8
N V ∫ f12 f 34 dV1dV2 dV3 dV4
k <l
≈ 18 N 4V N −2 β 2
59
N
1 ⎡ (2πmkT ) 3/ 2
⎤ − E p / kT
ς= ⎢
N! ⎣ h3
⎥
⎦
∫∫ ....∫ e dV1dV2 ........dV N
N
1 ⎡ ( 2πmkT ) ⎤
( )
3/ 2
= V N
+ 1 N 2V N −1 β + 1 N 4V N − 2 β 2 + .....
N ! ⎢⎣ ⎥ 2 8
h3 ⎦
1 ( 2πmkT ) ⎤ N ⎡ N 2 β 1 ⎛ N 2 β
3/ 2 N ⎤
2
⎡ ⎞
= ⎢ ⎥ V ⎢1 + + 2 ⎜⎜ ⎟⎟ + .....⎥
N! ⎣ h 3
⎦ ⎢⎣ 2V ⎝ 2V ⎠ ⎥⎦
N N
1 ⎡ ( 2πmkT ) 3/ 2
⎤ N ⎛ Nβ ⎞
= ⎥ V ⎜1 + 2V ⎟
N ! ⎢⎣ h3 ⎦ ⎝ ⎠
N N
1 ⎡V (2πmkT ) 3 / 2 ⎤ ⎛ Nβ ⎞
ς= ⎢ ⎥ ⎜ 1 + ⎟
N! ⎣ h 3
⎦ ⎝ 2V ⎠
60
⎛ Nβ ⎞
ln ς = N ln V + N ln⎜1 + ⎟ + F (T )
⎝ 2V ⎠
⎛ ∂ (ln ς ) ⎞
p = kT ⎜ ⎟
⎝ ∂V ⎠T
⎛ N N 2 β N 3β 2 ⎞ ⎛ 1 Nβ N 2 β 2 ⎞
= kT ⎜⎜ − + + ....⎟⎟ = NkT ⎜⎜ − 2 + + ....⎟⎟
⎝ V 2V 8V ⎝ V 2V 8V
2 3 3
⎠ ⎠
⎛ n n 2 N A β n 3 N A2 β 2 ⎞
= RT ⎜⎜ − + + ...⎟⎟
⎝V 2V 8V
2 3
⎠
nRT
Jika dibandingkan dengan p = + A( n / V ) 2 + B ( n / V ) 3 + ........
V
A(T ) = − 1 2 RTN A β NA adalah bilangan Avogadro dan
β adalah interaksi antar molekul
B (T ) = 1
8 RTN A2 β 2
∞
β = ∫ f12 4πr 2 d r
61
0
Contoh 1
Hitunglah koefisien virial kedua untuk kasus suatu gas yang mengandung molekul-
molekul berbentuk bola padat berjari-jari ro; energi potensial antara dua molekul 0
jika r>2ro dan ∞ jika r<2ro.
2
− E p , ij / kT ⎛ E p ,ij
E p ,ij ⎞
e =1− + 2 ⎜⎜ 1 ⎟⎟ − ....... = 1 + f ij
kT ⎝ kT ⎠
Potensial antar molekul Ep,12=0 untuk r>2ro, Ep,12=∞
dan Ep,12=∞ untuk r<2ro. Ini menyebabkan
f12=0 untuk r>2ro, dan f12=-1 untuk r<2ro. f12=-1 f12=0
∞ 2 ro ∞
β = ∫ f12 4πr 2 d r = ∫ ( − 1) 4π r 2
dr + ∫ ( 0 ) 4π r 2
dr Ep,12=0
0 0 2 ro
2 ro
β = ∫ − π r d r = − 32 π r 3
2
( 1) 4 3 o
0
B (T ) = 8 RTN A β = 8 RT (2b ) =
2
1 2 2 1 1
2 RTb 2
62
nRT
p = + A ( n / V ) 2 + B ( n / V ) 3 + ........
V
nRT ⎡ ⎤
2
bn 1 ⎛ bn ⎞
= ⎢1 + + 2⎜ ⎟ + .... ⎥
V ⎢⎣ V ⎝ V ⎠ ⎥⎦ Ep12
Contoh 2
Perluaslah perhitungan di atas dengan f12=-1
f12=-Ep12/kT
mengandaikan interaksi lemah untuk r>2ro.
b = N A (16 3 πro3 ); a = 1
2 N Aα
2
nRT n 2 ( RTb − a )
p= + B(T) diabaikan
V V2
Koefisien a dan b disebut konstanta van der Waals. Konstanta untuk berbagai
gas ril ditampilkan dalam tabel di bawah ini.
a b
Zat Nm4kg-2mole-2 m3kg-1mole-1
Helium 3446 0,02370
Hidrogen 24,68 0,02661
Neon 21,28 0,01709
Nitrogen 140,4 0,03913
Oksigen 137,4 0,03183
Ammonia 421,2 0,03707
Karbon dioksida 362,8 0,04267
Sulfur dioksida 678,1 0,05636
Air (H2O) 551,9 0,03049
64
4.3 Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor suatu zat pada volume tetap dan pada tekanan tetap masing-
masing didefenisikan:
1 ⎛ ∂U ⎞ 1 ⎛ ∂H ⎞
CV = ⎜ ⎟ , Cp = ⎜ ⎟
n ⎝ ∂T ⎠V n ⎝ ∂T ⎠ p
U-energi dalam
H=U+pV adalah entalpi zat tersebut.
dT dV dT dS R dV
nCV = dS − nR → = −
T V T nCV CV V
dS dV
= − (γ − 1)
nCV V
dp dV dT dp dV
pV = γ
dS
+ = → + γ konstanta.
=
p V T p V nCV
pV γ = e S / nCV × konstanta
Oleh sebab itu, dalam keadaan setimbang distribusi yang sesuai statistik
Maxwell-Boltzmann adalah:
N N
n rot = (2l + 1)e − h 2 l ( l +1) / 2 IkT
= (2l + 1)e −l ( l +1) Θ r / T
Z rot Z rot
h2
Θ= disebut suhu karakteristik rotasi.
2 Ik
67
Fungsi partisi rotasi adalah:
d (ln Z rot )
U rot = kNT 2
dT
∞
T
dengan ℓ>>1: Z rot = ∫ 2le −l 2Θ r / T
dl =
0
Θr
d (ln Z rot ) 1
ln Z rot = ln T − ln Θ r → =
dT T
d (ln Z rot )
U rot = kNT 2 Urot=kNT=nRT.
dT
Jadi total energi dalam adalah:
Fungsi partisi vibrasi adalah Zvib = ∑e−(ν +1/ 2)Θv/T = e−Θv / 2T ∑e−ν Θv/T
ν ν
1
karena exp(-Θv/T)<1, maka ∑e −ν Θv / T
=
1− e−Θv / T
ν 69
e − Θv / 2T
Z vib =
1 − e −Θv / T
d (ln Z ) ⎛ Θ Θ / T 2
⎞
U vib = kNT 2 vib 2
⎜
= kNT ⎜ 2 + Θv / T
v v
⎟
dT T e − ⎟
⎝ 2 1 ⎠
kNΘ v
= 2 kNΘ v + Θv / T
1
e −1
1
2 hω atau 1
2 kΘ v energi vibrasi keadaan dasar suatu molekul
1
2 kN Θ v energi vibrasi keadaan dasar suatu N molekul
e Θv / T − 1 = (1 + Θ v / T + .........) − 1 = Θ v / T + .........
70
⎛ Θv ⎞
U vib ≈ 2 kN Θ v + kNT = nRT ⎜ 1 +
1
⎟
⎝ 2T ⎠
Jadi, pada suhu yang cukup tinggi, Θ v / 2T << 1 Uvib ≈ nRT
Energi dalam sistem gas diatom pada suhu sangat tinggi adalah:
U = U tr + U rot + U vib
= 3
2 nRT + nRT + nRT = 7 2 nRT
CV=7/2R
72
5.1 Hukum distribusi Fermi-Dirac
Jika tingkat energi, Ei, akan diisi dengan ni buah elektron, maka dengan
degenerasi gi, jumlah cara mengisikan partikel adalah: gi(gi-1) (gi-2)……..
(gi-ni+1) atau
gi !
( g i − ni )!
73
Karena partikel-partikel tak dapat dibedakan maka jumlah cara itu harus
disempurnakan menjadi
gi !
ni !( g i − ni )!
Peluang partisi dari n1, n2, n3,……, masing-masing di tingkat energi E1, E2,
E3,….. adalah
g 1! g 2! g 3! gi!
P= ....... = ∏
n1 !( g1 − n1 )! n2 !( g 2 − n2 )! n3 !( g 3 − n3 )! i ni !( g i − ni )!
ln P = ∑ [ g i ln g i − ni ln ni − ( g i − ni ) ln( g i − ni )]
i
74
− d (ln P ) = ∑ [ln ni − ln( g i − ni )]dni = 0
i
Dengan ∑n
i
i =N ∑ dn i
i =0
∑n E i i =U ∑ E dn
i
i i =0
i
∑ [ln n
i
i − ln( g i − ni ) + α + β Ei ]dni = 0
ni
ln ni − ln( g i − ni ) + α + β Ei = 0 → ln = −(α + β Ei )
g i − ni
ni
g i − ni
[ ]
= e −(α + βEi ) → ni = ( g i − ni )e −(α + βEi ) → ni 1 + e (α + βEi ) = g i
.
gi
ni =
eα + βEi + 1
75
Maxwell-Boltzmann, β=1/kT dan misalkan EF=-αkT maka hukum distribusi
Fermi-Dirac
gi
ni =
e ( Ei − EF ) / kT + 1
dan ni 1
= ( E − E ) / kT
gi e i F + 1 disebut fungsi distribusi Fermi-Dirac
Ei
( Ei − E F ) / kT EF
jika Ei 〉 E F lim e = ∞ → ni = 0
T →0
penuh
Energi EF memberikan indikasi sebagai energi maksimum
elektron dalam sistem pada T=0.
Energi ini sama dengan energi Fermi dalam logam dan zat padat lainnya.
Pada suhu tinggi partikel-partikel mengisi keadaan-keadaan berenergi >EF,
dengan pindahnya partikel-partikel dari tingkat-tingkat energi di
bawah EF
76
5.2 Gas elektron
Logam
Ei
Distribusi Fermi-Dirac :
gi g ( E )dE
ni = dn =
e ( Ei − EF ) / kT + 1 e ( E − EF ) / kT + 1
77
Sebagaimana gas ideal
8πV (2m 3 )1 / 2 1 / 2
g ( E )dE = E dE
h 3
T rendah
T tinggi
EF E
Ini merupakan distribusi energi dari elektron bebas menurut statistik Fermi-Dirac.
78
Jumlah elektron N:
dn 8πV (2m 3 )1 / 2 1 / 2
Pada T=0 = E dn/dE T=0
dE h 3
EF
8πV (2m 3 )1 / 2
N= ∫ dE
E 1/ 2
h3 0
16πV (2m 3 )1 / 2 3 / 2
N= EF EF E
3h 3
2/3
h 2 ⎛ 3N ⎞
Energi Fermi: EF = ⎜ ⎟
8m ⎝ πV ⎠
79
Contoh 1
Dalam logam Na, setiap atom menyumbangkan satu elektron valensi.
Jumlah elektron per satuan volume, N/V, sama dengan jumlah atom Na
per volume dalam logam itu.
Jadi,
2/3
h 2 ⎛ 3N ⎞
EF = ⎜ ⎟
8m ⎝ πV ⎠
80
Contoh 2
Hitunglah energi total dari N buah fermion pada suhu rendah T=0.
dn
U = ∫ Edn = ∫ E dE
dE
dn 8πV (2m 3 )1 / 2 1 / 2
Pada T=0 = E 3
dE h 3 NE F−3 / 2
5
EF
8πV (2m 3 )1 / 2 16πV (2m 3 )1 / 2 5 / 2
U= ∫E dE = EF
3/ 2
h3 0 5h 3
Dengan h 2 ⎛ 3N ⎞
2/3
EF = ⎜ ⎟ U = 3 5 NE F
8m ⎝ πV ⎠
81
Contoh 3
Rumuskanlah kecepatan rata-rata elektron-elektron pada suhu T=0 di
dalam logam.
1 1 dn
vave = ∫ vdn = ∫ v dE
N N dE
dn 8πV (2m 3 )1 / 2 1 / 2
Pada T=0 = E
dE h 3
E
(2 / m)1 / 2 dn 1 / 2 16πVm F
vave =
N ∫ dE
E dE =
Nh 0
3 ∫ EdE
8πVm 2
= EF
Nh 3
82
5.3 Elektron dalam logam.
dn 8πV (2m 3 )1 / 2
1/ 2
⎛ 2E ⎞ =
E1/ 2
v=⎜ ⎟
⎝ m ⎠ dE h3 e ( E − EF ) / kT + 1
E F + eφ
16π me E
j=
h3 ∫
EF
e ( E − E F ) / kT
+1
dE
4πme 2 −eφ / kT
= ( kT ) e
h 3
84
5.4 Hukum distribsi Bose-Einstein
Kita sudah kenal sistem elektron (fermion) yang memenuhi prinsip eksklusi
Pauli. Untuk sistem ini, fungsi keadaan yang menggambarkan sistem partikel
bersifat anti-simetrik terhadap pertukaran elektron.
Ada sistem yang mengandung partikel-partikel yang tak memenuhi prinsip
eksklusi Pauli. Artinya, jumlah partikel pada suatu keadaan kuantum tidak
terbatas sehingga fungsi keadaan yang menggambarkan sistem partikel adalah
simetrik terhadap pertukaran partikel. Partikel-partikel ini disebut boson.
Contoh: semua partikel dengan spin bulat seperti foton (s=0) dan inti helium
(s=1).
Sama halnya dengan fermion, partikel-partikel boson itu identik dan tak dapat
dibedakan. Peluang menempati tingkat energi Ei adalah gi yakni derajat
degenerasinya.
Untuk menentukan partisinya, mula-mula harus dievaluasi jumlah susunan tak
terbedakan dari ni buah partikel dalam gi buah keadaan dengan tingkat energi
Ei, yang menghasilkan fungsi-fungsi gelombang simetrik.
85
Termpatkanlah ni buah partikel boson dalam satu baris dan didistribusikan
dalam gi buah keadaan kuantum. Susunan yang mungkin sebagai berikut:
•••
•••
ni=3, gi=2 menghasilkan 4 cara
•• •
• ••
••••
••••
••• • ni=4, gi=2 menghasilkan 5 cara
terbedakan
•• ••
• •••
86
••••
••••
••••
••• •
••• •
ni=4, gi=3 menhasilkan 15 cara
•• •• terbedakan
•• ••
•• • • Rumus umum untuk ni dan gi:
• •••
• •••
g i (ni + g i − 1)!
• •• • n! g i !
• • ••
•• ••
• •••
••• •
87
Total jumlah cara yang tak terbedakan dari pembentukan partisi n1, n2, n3, …..
masing-masing pada tingkat energi E1, E2, E3,……adalah
− ni ln ni + ni − ( g i − 1) ln( g i − 1) + ( g i − 1)]
= ∑ [(ni + g i − 1) ln(ni + g i − 1) − ni ln ni − ( g i − 1) ln( g i − 1)]
i
88
Agar maksimum, − d ln P = ∑ [− ln(ni + g i − 1) + ln ni ]dni = 0
i
∑n i =N→ ∑ dn
i
i =0
i
∑n E i
i i =U → ∑ E dn
i
i i =0
− ln( n i + g i − 1) + ln n i + α + β E i = 0
ni ni −α − βEi
ln = −α − βEi → = e
ni + g i ni + g i β=1/kT
gi
∴ ni = α + Ei / kT
hukum distribusi Bose-Einstein
e −1
Bose-Einstein tidak menyatakan secara khusus arti dari α itu.
89
Sebagai perbandingan, di bawah ini diperlihatkan ketiga fungsi distribusi.
Boltzmann-Maxwell e − Ei / kT Klasik;
Bose-Einstein
1 Kuantum; Fungsi keadaan
eα + Ei / kT − 1 simetrik thd pertukaran
partikel.
90
5.5 Gas Ideal
Kebanyakan molekul mempunya spin nol atau spin bulat sehingga dapat
dipandang sebagai kumpulan partikel yang memenuhi statistik Bose-Einstein.
ni = g i /(eα + Ei / kT − 1)
g ( E )dE
dn =
eα + Ei / kT − 1
4πV (2m 3 )1 / 2 1 / 2
g ( E )dE = 3
E dE
h
4πV (2m 3 )1 / 2 E 1 / 2 dE
dn =
h3 eα + E / kT − 1
Misalkan x=E/kT, dan mengingat fungsi partisi Z=V(2pmkT)3/2/h3, maka
∞
2Z x1 / 2
N = ∫ dn = ∫ α +x
dx
π 0e −1 91
α positif:
1
= e −α − x (1 − e −α − x ) −1 = e −α (e − x + e −α − 2 x + .......)
eα + x − 1
−α ⎛ −α 1 ⎞
N = Ze ⎜1 + 3 / 2 e + ..... ⎟
⎝ 2 ⎠
Pendekatan pertama, e −α = N
Z
Pendekatan kedua,
−1
−α N⎛ 1 −α ⎞ N⎛ 1 N ⎞
e = ⎜1 + 3 / 2 e + .... ⎟ ≈ ⎜1 − 3 / 2 + .... ⎟
Z⎝ 2 ⎠ Z⎝ 2 Z ⎠
Ini menggambarkan kebergantungan α terhadap N dan Z (atau T).
92
Energi total gas adalah
∞ ∞
2 ZkT x3/ 2 −α ⎛ 1 −α ⎞
U = ∫ Edn = ∫ α +x
dx = 3 kTZe ⎜ 1 + e + ....... ⎟
−1
2
π 0e ⎝ ⎠
5/2
0
2
⎛ 1 N ⎞
U = 2 kNT ⎜ 1 − 5 / 2
3 − ....... ⎟
⎝ 2 Z ⎠
Maxwell-Boltzmann, di mana U=3/2 kNT
kNT ⎛ 1 N ⎞
p= ⎜1 − 5 / 2 − ....... ⎟
V ⎝ 2 Z ⎠
memperlihatkan pengurangan tekanan.
Dalam zat padat, vibrasi satu atom berdampak terhadap atom tetangganya;
secara keseluruhan vibrasi berlangsung secara kolektif.
Vibrasi kolektif itu membentuk gelombang berdiri dalam zat padat;
frekuensinya membentuk spektrum diskrit dengan spasi yang sangat kecil
sehingga dapat dipandang kontinu. Karena vibrasi itu berkaitan dengan sifat
elastik bahan, maka gelombangnya menjalar dengan kecepatan bunyi,
secara transversal dan longitudinal.
Misalkan kecepatannya masing-masing vl dan vt; misalkan pula g(ν)dν
sebagai jumlah modus-modus berbagai vibrasi dalam daerah frekuensi
antara ν dan ν+dν.
8πV 2
Untuk gelombang transversal berlaku g t (ν )dν = 3 ν dν
vt
untuk gelombang longitudinal 4πV 2
g t (ν )dν = 3 ν dν
vl
94
Jumlah keseluruhan modus dalam daerah frekuensi antara ν dan ν+dν:
⎛ 1 2 ⎞
g (ν )dν = 4π V ⎜⎜ 3 + 3 ⎟⎟ν 2 dν
⎝ vl vt ⎠
Jika N adalah jumlah atom dalam zat padat, maka modus vibrasi harus
digambarkan dalam 3N buah posisi koordinat atom. Jadi, jumlah modus
vibrasi adalah 3N, sehingga
νo
⎛ 1 2 ⎞ νo 2
3 N = ∫ g (ν )dν = 4πV ⎜⎜ 3 + 3 ⎟⎟ ∫ν dν
0 ⎝ vl vt ⎠ 0
⎛ 1 2 ⎞ ν o3
3 N = 4πV ⎜⎜ 3 + 3 ⎟⎟ di mana νo disebut frekuensi cut-off.
⎝ vl vt ⎠ 3
Jadi, jumlah keseluruhan modus dalam daerah frekuensi antara ν dan ν+dν:
9N
g (ν )dν = ν 2
dν
νo3
95
Modus-modus vibrasi elastik dalam zat padat dapat dipandang sebagai gas
fonon.
Energi sebuah fonon adalag hν di mana ν adalah frekuensi vibrasi elastik.
Karena semua fonon identik, dan karena jumlahnya dengan energi sama tidak
terbatas, maka dalam keadaan setimbang suhu fonon memenuhi statistik Bose-
Einstein.
Jadi dengan α=0, jumlah fonon berenergi hν dalam daerah frekuensi antara ν
dan antara ν +dν dalam kesetimbangan suhu pada T adalah
g (ν )dν 9 N ν 2 dν
dn = hν / kT = 3 hν / kT
e −1 ν o e −1
νo
N
9 Nh ν 3 dν
U = ∫ hν dn = ∫e ν
0
ν o3 0
h / kT
−1
96
Kapasitas kalor zat padat pada volume tetap adalah
νo
1 ⎛ ∂U ⎞ 9N A h2 ν 4e hν / kT
CV = ⎜ ⎟ = 3 2
Ν ⎝ ∂T ⎠V ν o kT
∫ (e ν
0
h / kT
−1 )
2
dν
1 ⎛ ∂U ⎞ ⎛ ∂U ⎞
CV = ⎜ ⎟ →⎜ ⎟ = 3RN → U = 3NRT = 3NkT
Ν ⎝ ∂T ⎠V ⎝ ∂T ⎠V
98