esin tidak dapat lepas dari kehidupan manusia karena dapat dijadikan alat
bantu kerja bagi manusia yang dapat mempermudah suatu pekerjaan dan
dapat menyingkat waktu kerja. Di dalam suatu produksi, mesin sangat berguna
bagi peningkatkan produk dan efisiensi waktu serta biaya. Dalam dunia
pemesinan terdapat mesin yang digunakan untuk membuat bagian mesin lain
salah satunya adalah mesin bubut. Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin
perkakas. Di mana prinsip kerjanya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan
permukaan luar benda silindris atau bubut rata dengan benda kerja yang berputar,
dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool),
dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu
sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja (Widarto, 2008 : 148). Di
sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan
dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi
sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
Pada prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck
(pencekam) yang terpasang pada spindle mesin, kemudian spindle dan benda kerja
diputar dengan kecepatan sesuai perhitungan (Sumbodo, 2008 : 273). Alat potong
yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan pada benda kerja
yang berputar. Umumnya pahat bubut dalam keadaan diam, pada
perkembangannya ada jenis mesin bubut yang berputar alat potongnya, sedangkan
benda kerjanya diam. Dalam kecepatan putar sesuai perhitungan, alat potong akan
mudah memotong benda kerja sehingga benda kerja mudah dibentuk sesuai yang
diinginkan.
Mesin bubut ada yang konvensional ada pula yang menggunakan sistem
komputerisasi. Dikatakan konvensional karena untuk membedakan dengan mesin-
mesin yang dikontrol dengan komputer (Computer Numerically Controlled)
ataupun kontrol numerik (Numerical Control) dan karena jenis mesin
konvensional mutlak diperlukan keterampilan manual dari operatornya. Pada
kelompok mesin bubut konvensional juga terdapat bagian-bagian otomatis dalam
pergerakannya bahkan juga ada yang dilengkapi dengan layanan sistem otomatis,
baik yang dilayani dengan sistem hidraulik, pneumatik, ataupun elektrik. Ukuran
mesinnya pun tidak semata-mata kecil karena tidak sedikit mesin bubut
1
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
2
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
3
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
4
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
5
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
6
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
7
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
8
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
9
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
Gambar 3.2 :
Pengaturan Backlash dalam Rangkaian Roda Gigi Pengganti
10
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
11
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
12
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
Eretan Atas
Tuas Penghubung
13
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
a. Eretan Atas
Eretan atas berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang
sekaligus berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada
proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer (pingul), dan lain-lain
yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm. Eretan ini tidak dapat
dijalankan secara otomatis, melainkan hanya dengan cara manual.
Kedudukannya dapat diatur dengan memutarnya sampai posisi 360°,
biasanya digunakan untuk membubut tirus dan pembubutan ulir
dengan pemakanan menggunakan eretan atas.
Untuk perawatan eretan atas, perlu dilakukan pengecekan secara
rutin atau sebelum melakukan pembubutan, jika pada setiap eretan
timbul gesekan berarti perlu dilakukan pelumasan. Jika pada tutup
eretan pecah maka harus mengganti tutup eratan yang baru. Jika eretan
atas juga menggunakan gib tirus maka hal yang kita lakukan untuk
menyetelnya, sama menyetel gib pada eretan melintang, namun jika
menggunakan gib lurus maka kita harus menyetel baut-baut pengunci
di sebelahnya.
14
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
15
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
lagi lengan pengikat yang satu (C) dihubungkan dengan alas yang dipasang
mur, di mana fungsinya untuk mengikat kepala lepas terhadap alas mesin
agar tidak terjadi pergerakan kepala lepas dari kedudukannya. Sedangkan
yang satunya (D) dipasang pada sisi tabung luncur/rumah senter putar, bila
dikencangkan berfungsi agar tidak terjadi pergerakan longitudinal sewaktu
membubut.
Gambar 3.11 :
Posisi Tuas Pengunci Penjepit Bed pada Tailstock
16
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
Gambar 3.12 :
Penyesuaian Baut Pengunci Tailstock
Tuas ini disesuaikan dengan baut mengunci yang terletak di bagian
bawah plat tailstock yang menjepitnya dengan bed. Putar baut searah jarum
jam untuk meningkatkan kekuatan penjepit. Bubut juga dapat dilengkapi
dengan baut tambahan pada tailstock tersebut. Baut ini digunakan untuk
memberikan tindakan penjepit tambahan bila diperlukan, misalnya bila
menggunakan tailstock untuk proses masal dengan ukuran yang sama,
sehingga tidak perlu mengencangkan tuas berulang kali, karena posisinya
telah dimatikan oleh baut ini untuk sementara.
3.5. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa
Tuas pengatur kecepatan (A), digunakan untuk mengatur kecepatan
poros transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan yaitu
kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk
pengerjaan benda-benda berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian,
sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan pengasaran, ulir,
alur, mengkartel, dan pemotongan (cut off).
Gambar 3.13 :
Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa
17
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
18
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
Sumbu transporter
Sumbu pembawa
19
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
20
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
Lubang tangkai
pemutar cekam
Rahang penjepit
21
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
Pada kunci chuck adalah bagian alat yang sangat penting, karena alat
yang sering digunakan untuk membuka dan mengencangkan pencekam,
perawatan yang harus dilakukan adalah :
1. Periksa bagian pengencang/ mulut pengunci terlihat aus atau tidak,
jika terjadi aus maka pengencangangan terjadi slip.
2. Jika terjadi aus, perlu penambahan daging, dengan cara pengelasan
listrik.
3. Setelah dilas kemudian, fraislah pengunci hingga terbentuk persegi
(segi empat).
4. Setelah terbentuk, rapihkanlah bagian yang tajam agar tidak
melukai pekerja.
22
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
23
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
24
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
4.6. Senter
Senter terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk
mendukung benda kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis senter yaitu
senter mati (tetap) dan senter putar. Pada umumnya senter putar
pemasangannya pada ujung kepala lepas dan senter tetap pemasangan-nya
pada sumbu utama mesin (main spindle).
Bagian senter yang mendukung benda kerja mempunyai sudut 60°,
dan dinamakan senter putar karena pada saat benda kerjanya berputar
senternya pun ikut berputar. Berlainan dengan senter mati (tetap) untuk
penggunaan pembubutan di antara dua senter, benda tersebut hanya ikut
berputar bersama mesin namun ujungnya tidak terjadi gesekan dengan ujung
benda kerja yang sudah diberi lubang senter. Walaupun tidak terjadi
gesekan sebaiknya sebelum digunakan, ujung senter dan lubang senter pada
benda kerja diberi greace/gemuk atau pelumas sejenis lainnya.
25
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
26
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
Yang dimaksud dengan alat potong adalah alat/pisau yang digunakan untuk
menyayat produk/benda kerja. Dalam pekerjaan pembubutan alat potong yang
digunakan adalah :
a. Pahat bubut rata kanan.
Memiliki sudut baji 80º dan sudut-sudut bebas lainnya. Pada umumnya
digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakanannya
dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi cekam.
b. Pahat bubut rata kiri
Memiliki sudut baji 55º dan sudut-sudut bebas lainnya. Pada umumnya
digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakaiannya
dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi kepala lepas,
c. Pahat bubut muka
Memiliki sudut baji 55° dan sudut-sudut bebas lainnya. Pada umumnya
digunakan untuk pembubutan rata permukaan benda kerja (facing) yang
pemakanannya dapat dimulai dari luar benda kerja ke arah mendekati
titik senter dan juga dapat dimulai dari titik senter ke arah luar benda
kerja tergantung arah putaran mesinnya.
d. Pahat bubut luar
Prosesnya adalah benda kerja yang akan dibubut bergerak berputar
sedangkan pahatnya bergerak memanjang, melintang, atau menyudut
tergantung pada hasil pembubutan yang diinginkan.
e. Pahat bubut dalam
Digunakan untuk membubut bagian dalam atau memperbesar lubang
yang sebelumnya telah dikerjakan dengan mata bor.
f. Pahat potong
Menggunakan tangkai digunakan untuk memotong benda kerja.
g. Pahat bentuk
Digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja dan bentuknya
sangat banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang dikehendaki
operatornya.
h. Pahat keras
27
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
Pahat yang terbuat dari logam keras yang mengandung bahan karbon
tinggi yang dipadu dengan bahan-bahan lainnya, seperti cemented
carbid, tungsten, wide, dan lain-lain. Pahat jenis ini tahan terhadap suhu
kerja sampai dengan kurang lebih 1.000° c, sehingga tahan aus/gesekan
tetapi getas/rapuh dan dalam pengoperasiannya tidak harus
menggunakan pendingin, sehingga cocok untuk mengerjakan baja, besi
tuang, dan jenis baja lainnya dengan pemakanan yang tebal namun tidak
boleh mendapat tekanan yang besar. Di pasaran pahat jenis ini ada yang
berbentuk segi tiga, segi empat, dan lain-lain yang pengikatan dalam
tangkainya dengan cara dipateri keras (brassing) atau dijepit
menggunakan tangkai dan baut khusus. Jenis bahan pahat bubut yang
banyak digunakan di industri-industri dan bengkel-bengkel antara lain
baja karbon, hss, karbida, diamond, dan keramik.
28
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
Selain pahat, yang termasuk ke dalam alat potong pada mesin bubut adalah
bor senter yang digunakan untuk membuat lubang senter di ujung benda kerja
sebagai tempat kedudukan senter putar atau tetap yang kedalamannya disesuaikan
dengan kebutuhan yaitu sekitar dari panjang bagian yang tirus pada bor
senter tersebut. Selain bor, ada juga kartel. Kartel adalah suatu alat yang
digunakan untuk membuat alur-alur kecil pada permukaan benda kerja, agar tidak
licin yang biasanya terdapat pada batang-batang penarik atau pemutar yang
dipegang dengan tangan. Hasil pengkartelan ada yang belah ketupat dan ada yang
lurus tergantung gigi kartelnya.
Karena alat potong sangat penting pada proses pembubutan maka perlu
pengecekan dan pengasahan alat potong sesuai bentuk mata potongnya.
29
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
30
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
31
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
mesin dan akibat dari semua itu akan menimbukan proses pengkaratan dari
peralatan terutama pada bagian- bagian yang langsung berhubungan dengan udara
luar. Dengan adanya pelumas atau gemuk maka bagian- bagian mesin atau
permukaan logam tersebut terlindungi dari pengaruh proses pengkaratan tersebut.
Oleh karena itu semua minyak pelumas harus memiliki sifat-sifat yang dapat
menetralkan pengotor atau harus dapat menjaga kestabilan pengaruh buruk yang
berasal dari pengotor. Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh minyak pelumas antara
lain : sifat kebasaan (alkalinity), sifat deterjensi (daya mencuci yang dapat
menurunkan tegangan permukaan) dan dispersi atau penyebaran yang baik dan
sifat yang tahan terhadap oksidasi atau menghambat proses pengkaratan. Sifat
kebasaan untuk menetralisir asam-asam yang terbentuk karena pengaruh dari luar
(gas buang) maupun asam- asam yang terjadi akibat terjadinya korosi. Sifat
deterjensi untuk membersihkan saluran-saluran atau bagian-bagian mesin yang
dilalui minyak pelumas sehingga tidak akan terjadi penyumbatan. Sifat dispersi
untuk menjadikan kotoran yang dibawa oleh minyak pelumas tadi tidak jadi
mengendap di dalam carter yang lama kelamaan akan menjadi endapan
berbentuk lumpur atau kotoran. Dengan sifat dispersi maka kotoran-kotoran tadi
akan dipecah menjadi partikel-partikel yang lebih halus dan dapat mengambang di
dalam minyak pelumas, sehingga saat minyak pelumas melalui sistem
penyaringan maka semua kotoran akan tersaring dan tertahan di dalam filter,
selanjutnya kotoran dapat dibuang pada saat pembersihan dan penggantian elemen
filter. Sifat tahan terhadap oksidasi bertujuan untuk mencegah beroksidasi dengan
uap air di dalam karter saat suhu mesin dingin, akan berubah menjadi embun dan
bercampur dengan minyak pelumas. Oksidasi ini akan berakibat minyak pelumas
menjadi lebih kental, karena adanya air dan belerang dari sisa pembakaran yang
bereaksi menjadi asam sulfat yang sangat korosif.
6.1. Meja Mesin (Bed)
Permukaannya halus dan rata, sehingga gerakan kepala lepas dan lain-lain di
atasnya lancar. Bila alas ini kotor atau rusak akan mengakibatkan jalannya eretan
tidak lancar sehingga akan diperoleh hasil pembubutan yang tidak baik atau
kurang presisi. Untuk menjaga agar jalannya eretan tetap rata, maka diperlukan
pelumasan secara berkala pada permukaan meja mesin. Untuk proses
32
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
33
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
tekan, yang cara pelumasannya oli dimasukkan dan ditekan pada baut penyetel
maju mundur, yang berada pada samping tuas pengunci.
34
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
35
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
36
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
37
Perawatan Mesin Bubut Konvensional
DAFTAR RUJUKAN
38