LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM LINGKUNGAN
PERCOBAAN II
ASIDI-ALKALINITAS
2009
Teknik Lingkungan
Universitas Lambung Mangkurat
Mahfuz Idafi
LAPORAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN II
ASIDI - ALKALINITAS
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini antara lain mengukur asiditas alkalinitas sampel air
gambut.
Teknik Lingkungan
Universitas Lambung Mangkurat
Mahfuz Idafi
Teknik Lingkungan
Universitas Lambung Mangkurat
Mahfuz Idafi
dan sulfit. Alkalinitas juga sebagai parameter pengontrol untuk anaerobic digestes
dan instalasi Lumpur aktif (Hidayat, 2009).
Asiditas dan alkalinitas sangat bergantung pada pH air. Pengawasan
keabsahan data dapat dilakukan ketentuan, yaitu:
1. asiditas sebagai H+ hanya ada dalam air pada pH <4,5;
2. asiditas sebagai CO2 hanya ada dalam air pada pH antara 4,5 – 8,3;
3. alkalinitas sebagai HCO3-, hanya ada dalam air pada pH 4,5 – 8,3;
4. alkalinitas sebagai CO32-, hanya ada dalam air pada pH >8,3;
5. alkalinitas sebagai hidroksida hanya ada dalam air pada pH lebih besar
dari 10,5 (Hidayat, 2009).
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa
menurunhan pH larutan . Alkalinitas terdiri dari ion-ion bikarbonat (HCO 3-),
karbonat (CO3-) dan hidroksida (OH-) yang merupakan buffer terhadap pengaruh
pengasaman . Alkalinitas diperlukan untuk mencegah terjadinya fluktuasi pH yang
besar, selain itu juga merupakan sumber CO 2 untuk proses fotosintesis
fitoplankton. Nilai alkalinitas akan menurun jika aktifitas fotosintesis naik,
sedangkan ketersediaan CO2 yang dibutuhkan untuk fotosintesis tidak memadai.
Sumber alkalinitas air tambak berasal dari proses difusi CO2 di udara ke dalam air,
proses dekomposisi atau perombakan bahan organik oleh bakteri yang
menghasilkan CO2, juga secara kimiawi dapat dilakukan dengan pengapuran
secara merata di seluruh dasar tambak atau permukaan air .Jenis kapur yang biasa
digunakan adalah CaCO3 (kalsium karbonat), CaMg(CO3)2 (dolomit), CaO
(kalsium oksida), atau Ca(OH)2 (kalsium hidroksida). Pada budidaya perairan
alkalinitas dinyatakan dalam mg CaCO3/liter air (ppm). Kisaran optimum
alkalinitas bagi pertumbuhan udang adalah 75-200 mg CaCO3/liter (Fendi, 2007).
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang
mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering
disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion
bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air.
Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga
menurunkan kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan
dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan
Teknik Lingkungan
Universitas Lambung Mangkurat
Mahfuz Idafi
kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air
dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat
alkalinitas sedang. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan
adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm (Dewi, 2007).
Alum sulfat dan ferri sulfat berinteraksi dengan zat kimia pembentuk
alkalinitas dalam air, membentuk senyawa aluminium atau ferri hidroksida,
memulai proses koagulasi. Alkalinitas yang rendah membatasi reaksi ini dan
menghasilkan koagulasi yang kurang baik, pada kasus demikian, mungkin
memerlukan penambahan alkalinitas ke dalam air, melalui penambahan bahan
kimia alkali/basa ( kapur atau soda abu) (Yani, 2006).
Alkalinitas adalah ukuran kemampuan air untuk menetralisir asam kuat. Di
perairan alam, kemampuan ini dicirikan dengan adanya bikarbonat, karbonat, dan
hidroksida, sama seperti silikat, borat, ammonia, fosfat, dan basa organik. Basa-
basa ini, terutama bikarbonat dan karbonat, akan membentuk karbondioksida di
dalam uap yang akan menjadi penyebab utama proses pengkaratan Pada air
limbah, nilai alkalinitas berkaitan dengan kemampuan buffer. Limbah dengan nilai
alkalinitas rendah memiliki kemampuan rendah untuk memperta hankan pH
sehingga mempengaruhi kemampuan proses dekomposisi (Afrianto, 2008).
Teknik Lingkungan
Universitas Lambung Mangkurat
Mahfuz Idafi
Alkalinitas Total
1. Memasukkan 50 ml contoh air ke dalam labu erlenmeyer
2. Metambahkan 3 tetes indicator metal orange
3. Metitrasi dengan larutan HCl sampai berwarna orange
4. Mencatat volume NaOH yang digunakan
c. Pengukuran asidi-alkalinitas
Teknik Lingkungan
Universitas Lambung Mangkurat
Mahfuz Idafi
Teknik Lingkungan
Universitas Lambung Mangkurat
Mahfuz Idafi
N NaOH = 25 x 0,1
26,6 ml
= 0,09 N
1. 35,5 ml
Kuning menjadi orange
2. 34,8 ml
N HCl = 25 x 0,1
35,15 ml
= 0,07 N
4. Asiditas Total
No. Jenis Sampel Volume Titrasi Perubahan Warna
1. Air gambut 1,6 ml Kuning muda menjadi
Teknik Lingkungan
Universitas Lambung Mangkurat
Mahfuz Idafi
Asiditas total
= (1000/50) x 1,6 x 0,09 x (50/2)
(mg/l CaCO3)
= 20 x 1,6 x 0,09 x 25
= 72 mg/l CaCO3
5. Alkalinitas Phenolphtalein
No. Jenis Sampel Volume Titrasi Perubahan Warna
Kuning muda menjadi
1. Air gambut 31 ml
bening
Alkalinitas phenolphtalein
= (1000/50) x 31 x 0,07 x (50/2)
(mg/l CaCO3)
= 20 x 31 x 0,07 x 25
= 1085 mg/l CaCO3
6. Alkalinitas Total
No. Jenis Sampel Volume Titrasi Perubahan Warna
1. Air gambut 2,8 ml Kuning menjadi orange tua
Alkalinitas total
= (1000/50) x 2,8 x 0,07 x (50/2)
(mg/l CaCO3)
= 20 x 2,8 x 0,07 x 25
= 98 mg/l CaCO3
7. Asiditas
No. Jenis Sampel Volume Titrasi Perubahan Warna
0,8 ml (p) Kuning muda menjadi pink
1. Air gambut
6,4 ml (m) Orange menjadi orange tua
B. PEMBAHASAN
Teknik Lingkungan
Universitas Lambung Mangkurat
Mahfuz Idafi
Teknik Lingkungan
Universitas Lambung Mangkurat
Mahfuz Idafi
Teknik Lingkungan
Universitas Lambung Mangkurat
Mahfuz Idafi
VI. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan:
1. Air gambut mempunyai sifat asiditas atau mampu untuk menetralkan
larutan basa.
2. Air gambut mengandung CO2 sebesar 63,36 mg/l
3. Air gambut HCO3- sebesar 458,72 mg/l.
Teknik Lingkungan
Universitas Lambung Mangkurat
Mahfuz Idafi
DAFTAR PUSTAKA
Teknik Lingkungan
Universitas Lambung Mangkurat