TINJAUAN PUSTAKA
Definisi hotel menurut Buku Managing Front Office Operations dari AHMA (American
Hotel & Motel Association) yang ditulis oleh Charles E. Steadman dan Michael L. Kasavana
(1998: 4) “Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara komersial
dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan sebagai
berikut: pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan, pencucian
pakaian dan dapat menggunakan fasilitas perabotan dan menikmati hiasan-hiasan yang ada di
dalamnya”. (2003 : 8).
Sanitasi menurut WHO (World Health Organisation) adalah “suatu usaha untuk
mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama
pada hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan
kelangsungan hidup. Sedang hygiene adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
kesehatan. Higiene erat hubungannya dengan perorangan, makanan dan minuman karena
merupakan syarat untuk mencapai derajat kesehatan.
a) Higiene perorangan : Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan dan
pengelolaan makanan adalah higiene perorangan dalam hal ini petugas atau karyawan
yang berhubungan langsung dengan bahan-bahan makanan, baik sebelum, sedang dan
sesudah bahan makanan diolah, sehingga makanan yang dihasilkanpun adalah makanan
yang aman, bebas dari pencemaran dan bakteri atau lainnya yang mungkin bisa timbul
dari rangkaian kegiatan tersebut.
Higiene perorangan mencakup semua segi kebersihan dari pribadi karyawan
(penjamah makanan) tersebut. Menjaga higiene perorangan berarti menjaga kebiasaan
hidup bersih dan menjaga kebersihan seluruh anggota tubuh yang meliputi : Mandi
dengan teratur, bersih dan sehat sebelum memasuki ruangan dapur, mencuci tangan
sebelum dan sesudah menjamah makanan, kuku dipotong pendek dan tidak di cat (kutex),
rambut pendek dan bersih (selalu memakai karpus (topi khusus juru masak atau penutup
kepala lainnya, wajah tidak menggunakan kosmetik secara berlebihan, hidung tidak
meraba-raba hidung sambil bekerja dan tidak menyeka wajah dengan menggunakan
tangan tetapi menggunakan sapu tangan,mulut menjaga kebersihan mulut dan gigi, tidak
merokok saat mengolah makanan, jangan batuk menghadap makanan, tidak mencicipi
makanan langsung dari alat 6 memasak, kaki mempergunakan sepatu dengan ukuran yang
sesuai, kaos kaki diganti setiap hari, kuku jari harus dipotong pendek.
b) Higiene makanan : Bahan makanan yang dipergunakan dalam pengelolaan makanan
sebagian besar berupa bahan makanan nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti
sayur, buah. Sedang bahan hewani berasal dari binatang seperti daging, unggas, ikan dan
lain-lain. Bahan makanan hewani lebih mudah busuk/rusak jika dibandingkan dengan
bahan makanan nabati. Namun demikian, dengan kemajuan teknologi saat ini, banyak
ditemukan teknik pengawetan bahan makanan sehingga dapat mempertahankan dan
memperpannjang masa penyimpanan bahan makanan tersebut. Penyimpanan bahan
makanan dikelompokkan berdasarkan :
1. Bahan tahan lama (Groceries) :Bahan tahan lama; beras, gula, bumbu kering, minyak
goreng, dan makanan dalam kaleng atau botol.
2. Bahan mudah rusak (Perishables) :Bahan ini sebagian besar terdiri dari bahan
makanan segar dan mudah rusak seperti : sayuran dan buah segar, telur , susu segar,
daging dan unggas, ikan dan hasil laut lainnya.
c) Sanitasi dan higiene tempat kerja : Pakaian kerja harus dalam kondisi bersih dan rapi.
Tidak menggunakan aksesoris secara berlebihan dan menggunakan pengharum badan
yang baunya tidak terlalu tajam dan menyengat saat akan menyajikan makanan, makanan
terlebih dahulu harus 7 diperiksa, untuk menghindari adanya kotoran seperti debu atau
rambut pada makanan.
d) Sanitasi dan higiene barang dan peralatan : Sebagaimana telah dikemukakan bahwa
jika hygiene menitik beratkan pada kesehatan dan kebersihan perorangan dan makanan,
sedang sanitasi menitik beratkan pada peralatan dan lingkungan kerja. Setiap pelaksanaan
suatu kegiatan pasti masih terdapat kekurangan. Biasa masih ada karyawan yang tidak
melengkapi pakaian kerjanya atau masih tidak sesuai dengan kondisi lingkungan dapur,
dan ini biasanya terjadi pada siswa-siswa praktek /magang. Sepatu yang seharusnya
digunakan adalah sepatu karet, tapi mereka umumnya menggunakan sepatu kulit. Tapi
selalu saya tegur supaya terhindar dari kecelakaan kerja akibat lantai dapur yang licin.
Jasa pelayanan hotel disamping mempunyai dampak positif sebagai tempat istirahat
yang baik dan kesenangan hidup juga dapat menimbulkan dampak terhadap masalah
kesehatan masyarakat misalnya, para wisatawan juga dapat membawa penyakit yang
belum ada didaerah yang dikunjungi, misalnya penyakit AIDS. Oleh karena itu perlu
sekali dilakukan usaha desinfeksi semua peralatan bekas pakai, seperti tempat tidur,
kamar mandi, jamban, perlatan makan dan minum.
Hotel yang saniter akan sangat menunjang dalam memberikan kepuasan kepada para
pengunjung. Dalam hal ini sanitasi dapat mempunyai peranan Phisik dan Psikologi.
a) Peranan Phisik
Sanitasi diharapkan dapat memberikan jaminan kebersihan umum di luar atau di
dalam bangunan hotel. Pengertian kebersihan disini dalam arti luas yang meliputi
: kebersihan air, makanan-minuman, kuman – kuman dapur, WC, peralatan serta
bebas dari ganguan serangga dan binatang pengerat (Tikus).
b) Peranan Psikologis
Peranan sanitasi hotel disini adalah dapat menjamin rasa kepuasan dari para
tamu/pengunjung hotel tersebut maupun para karyawan/pengelolaan hotel.
Kepuasan tersebut dalam arti memberikan rasa “relax”, comfort, security, safety
dan privacy.
Adapun manfaat dari Hiegine Sanitasi Hotel adalah sebagai berikut :
a. Manfaat dari segi kesehatan
b. Menjamin lingkungan kerja yang saniter
c. Melindungi tamu maupun karyawan hotel dari gangguan faktor lingkungan
yang merugikan kesehatan fisik maupun mental
d. Mencegah terjadinya penularan penyakit dan penyakit akibat kerja
e. Mencegah terjadinya kecelakaan.
f. Manfaat dari segi “Business Operational” Hotel
g. Keadaan hotel yang saniter sangat berguna untuk “Sales Promotion” yang
secara tidak langsung dapat meningkatkan jumlah tamu.
h. Meningkatkan nilai peringkat dari hotel tersebut
2.3 Klasifikasi
Syamsu Rijal. 2000. Peningkatan Sumber Daya Manusia Usaha Akomodasi dan Restoran.
Kerjasama Akademi Pariwisata Makassar dan Dinas Pariwisata Kabupaten Selayar. Makasar