Anda di halaman 1dari 9

HUKUM KESEHATAN

Diajukan untuk tugas mata kuliah


KEPERAWATAN PROFESIONAL

Disusun Oleh :
Samsiah
(214.01.15.008)

S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA


2018
SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM KESEHATAN

1. Sejarah Perkembangan Hukum Kesehatan Berawal dari tahun 2200 sebum masehi, dibabilonia,
irak. yang dicantumkan dalam kode Hammurabi, yang mengatur tentang kelalayan dokter dan
sanksi oleh filsuf, yang bernama hipokrates yang memulai tentang dokter yang melakukan
kelalayan-kelalayan dalam prakteknya.
2. Sejarah Perkembangan Hukum Kesehatan Berkembang dalam kongres dunia kedokteran dikota
Gent, belgia yang membahas tentang hukum kedokteran pada tahun 1967.
3. Sejarah Perkembangan Hukum Kesehatan Berkembang di indonesia dimulai pada kongres
nasional (PERHUKI), oleh fvakultas hukum indonesia. dan fakultas kedokteran sebagai tindak
lanjut (word association for medical low) kongres belgia. di indonesia pada tahun 1993 tetapi
sebelumnya sudah diadakannya kongres pada tanggal 1 november 1982 oleh suatu pertemuan
untuk hukum kedokteran indonesia (PERHUKI). organisasi perhuki berhasil masuk diseluruh
daerah di indonesia. sehingga kongres pertama (PERHUKI) diadakan pada tahun 1987 dengan
sarana menteri kehakiman dan dirjen kesehatan. kajian daripada (PERHUKI) yaitu antara lain:
a. Dokter
b. Aspek hokum
c. Transaksi antara dokter dan pasien
d. Hubungan transaksi antara rumah sakit dan pasien.
CONTOH KASUS DALAM HUKUM KESEHATAN
1. (HUKUM PIDANA)
Hukum pidana adalah mengatur hubungan antara subjek dan subjek dalam konteks hidup
bermasyarakat dalam suatu Negara

Kasus penyimpangan kelalaian pada pasien lansia keperawatan


Pasien usia lanjut mengalami disorientasi pada saat berada di ruang perawatan. Perawat tidak
membuat rencana keperawatan guna memantau dan mempertahankan keamanan pasien dengan
memasang penghalang tempat tidur. Sebagai akibat disorientasi, pasien kemudian terjatuh dari
tempat tidur pada waktu malam hari dan pasien mengalami patah tulang tungkai

Dari kasus tersebut perawat telah melakukan kelalaian yang mengakibatkan kerugian seperti
patah tulang tungkai sehingga bisa dikategorikan sebagai malpraktek yang termasuk ke dalam
criminal malpractice bersifat neglegence yang dapat dijerat hukum antara lain :

1. Pasal-pasal 359 sampai dengan 361 KUHP, pasal-pasal karena lalai menyebabkan mati atau
luka-luka berat.Pasal 359 KUHP, karena kelalaian menyebabkan orang mati :Barangsiapa
karena kealpaannya menyebabkan mati-nya orang lain, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun.
2. Pasal 360 KUHP, karena kelalaian menyebakan luka berat:Ayat (1) Barangsiapa karena
kealpaannya menyebakan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun.Ayat (2) Barangsiapa
karena kealpaannya menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehinga
menimbulkan penyakit atau alangan menjalankan pekerjaan, jabatan atau pencaharian selama
waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling
tinggi tiga ratus rupiah.
3. Pasal 361 KUHP, karena kelalaian dalam melakukan jabatan atau pekerjaan (misalnya:
dokter, bidan, apoteker, sopir, masinis dan Iain-lain) apabila melalaikan peraturan-peraturan
pekerjaannya hingga mengakibatkan mati atau luka berat, maka mendapat hukuman yang
lebih berat pula.Pasal 361 KUHP menyatakan:Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini
di-lakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pen¬caharian, maka pidana ditambah
dengan pertiga, dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencaharian
dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusnya di-
umumkan.Pertanggung jawaban didepan hukum pada criminal malpractice adalah bersifat
individual/personal dan oleh sebab itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau kepada
rumah sakit/sarana kesehatan.

2. (HUKUM PERDATA)
Hukum perdata adalah hukum yang mengatur hubungan antar individu dengan kepentingan
individu. Sehingga kepentingan yang diaturpun aspek individu.

Kasus Malpraktik dalam bidang Orthopedy (Gas Medik yang Tertukar)


Seorang pasien menjalani suatu pembedahan di sebuah kamar operasi. Sebagaimana
layaknya, sebelum pembedahan dilakukan anastesi terlebi dahulu. Pembiusan dilakukan oleh
dokter anastesi, sedangkan operasi dipimpin oleh dokter ahli bedah tulang (orthopedy).
Operasi berjalan lancar. Namun, tiba-tiba sang pasien mengalami kesulitan bernafas. Bahkan
setelah operasi selesai dilakukan, pasien tetap mengalami gangguan pernapasan hingga tak
sadarkan diri. Akibatnya, ia harus dirawat terus menerus di perawatan intensif dengan bantuan
mesin pernapasan (ventilator). Tentu kejadian ini sangat mengherankan. Pasalnya, sebelum
dilakukan operasi, pasien dalam keadaan baik, kecuali masalah tulangnnya.
Usut punya usut, ternyata kedapatan bahwa ada kekeliruan dalam pemasangan gas anastesi
(N2O) yang dipasang pada mesin anastesi. Harusnya gas N2O, ternyata yang diberikan gas CO2.
Padahal gas CO2 dipakai untuk operasi katarak. Pemberian CO2 pada pasien tentu
mengakibatkan tertekannya pusat-pusat pernapasan sehingga proses oksigenasi menjadi sangat
terganggu, pasien jadi tidak sadar dan akhirnya meninggal. Ini sebuah fakta penyimpangan
sederhana namun berakibat fatal.

Tinjauan Malpraktik Perdata dan sanksi Hukumnya


Kasus di atas dikategorikan sebagai malpraktik perdata ketika Seorang dokter orthopedy
yang telah terbukti melakukan kelalaian sehingga pasiennya menderita luka atau mati. Seorang
dokter yang telah terbukti melakukan kelalaian sehingga pasiennya menderita luka atau mati,
dapat digugat secara perdata berdasarkan Pasal 1366 atau 1370 KUH Perdata
1. Pasal 1366 KUH Perdata
Kerugian yang diakibatkan oleh kelalaian (culpa) diatur oleh Pasal 1366 yang berbunyi:
“Setiap orang bertanggung jawab tidak saja atas kerugian yang disebabkan karena
perbuatannya, tetapi juga atas kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-
hatinya.”
2. Pasal 1370 KUH Perdata
Dalam hal pembunuhan (menyebabkan matinya orang lain) dengan sengaja atau kurang hati-
hati seseorang, maka suami dan istri yang ditinggalkan, anak atau orang tua yang biasanya
mendapat nafkah dari pekerjaan korban, mempunyai hak untuk menuntut suatu ganti rugi,
yang harus dinilai menurut kedudukannya dan kekayaan kedua belah pihak serta menurut
keadaan.

3. (HUKUM ADMINISTRASI)
Hukum Administrasi adalah Peraturan hukum mengenai administrasi, dimana hubungan dapat
berjalan dengan baik dan aman.

Kasus kesalahan dalam Rekam Medis


Pada suatu hari ada pasien dating dengan suhu badan 39 derajat. Setelah itu dilakukan
pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit 27.000 dengan kondisi normalnya adalah
200.000. Dr H memeriksa kondisi pasien dan di diagnose sudah positif demam berdarah.
Mulai malam itu pasien diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau
keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Tangan kiri pasien mulai membengkak dan minta
dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang. Lama
kelamaan suhu badan pasien naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti , Setelah
dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.
Keesokannya kondisi pasien makin parah dengan leher kanan juga mulai membengkak
dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, pasien tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan
mau pindah ke RS lain. Tapi, pasien membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi pasien
dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.
Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) lancar padahal
itu pasien kesulitan semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali. Lalu
hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.
Pasien merasa dirugikan secara kesehatan. Pasien berfikir dikarenakan biaya RS tersebut
dengan asuransi makanya RS tersebut seenaknya mengambil limit asuransi semaksimal
mungkin.

Tinjauan Kasus dalam Hal Administratif


Melihat kasus tersebut, dapat ditemukan sebuah contoh malpraktik administrasi berupa
pelanggaran dalam rekam medis. Dalam PERMENKES No. 749a/Menkes/XII/89 tentang RM
disebutkan pengertian RM adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana
pelayanan kesehatan dan dikenai hukuman :

PERMENKES RI No. 749a/MENKES/PER/XII/1989


TENTANG REKAM MEDIS
Pasal 1
Pasal ini memberikan pengertian tentang rekam medis, sarana pelayanan kesehatan, dokter,
tenaga kesehatan dan direktur jendral adlah direktur jendral pelayanan medik dan atau direktur
jenderal pembinaan kesehatan masyarakat.

SANKSI
Pasal 20
Pelangggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam peraturan ini dapat dikenakan sanksi
administrative mulai dari teguran lisan sampai pencabutan izin. Ini untuk menegakan aturan yang
sudah dibuat agar pelaksanaan rekam medis bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan, walau
semua tindakan memiliki resiko tapi setidaknya dengan adanya aturan yang bisa menjatuhkan
sanksi pada yang melanggarnya diharapkan bisa menjadi bahan pegangan dan ingatan untuk
menghindari resiko kesalahan.
4. (HUKUM AGAMA)
Hukum agama adalah sistem hukum yang berdasarkan ketentuan agama tertentu. Sistem hukum
agama biasanya terdapat dalam Kitab Suci.

Kasus Bayi Tabung

Meski tidak memiliki suami, Nadya dengan yakin menyediakan rahimnya untuk
menampung benih dari seorang lelaki. Layaknya inseminasi pada sapi, Nadya pun akhirnya
berhasil melahirkan anak-anaknya. Sukses melahirkan bayi pertamanya melahirkan proses bayi
tabung, Nadya pun ketagihan untuk melakukan hal itu kembali. Hampir setiap tahun, ia
melahirkan anak melalui proses bayi tabung. Pada tahun 2002, ia kembali melahirkan bayi
tabung berjenis kelamin perempuan yang ia beri nama Amerah Yasmeen Solomon (6 th).
Setahun berikutnya, ia melahirkan bayi laki-laki yang ia namakan Joshua Jacob Solomon (5 th).
Dua tahun selanjutnya, ia melahirkan Aiden Solomon (3 th), seorang bayi laki-laki. Setahun
berikutnya, ia melahirkan bayi kembar dua; satu perempuan bernama Calyssa Arielle Solomon
(2 th), dan satu lagi laki-laki bernama Caleb Kai Solomon (2 th).

Terakhir, ia melahirkan 8 anak kembar melalui bantuan beberapa orang dokter di sebuah
klinik di Amerika Serikat. Sebelumnya, ia juga sudah melahirkan 6 orang anak dengan proses
yang sama. Kini, setelah memiliki 14 anak, tanpa suami sah yang bertanggung jawab atas nafkah
anak-anak itu, Nadya pun kelimpungan. Ia kini membuka situs donasi, untuk mengetuk hati para
dermawan yang bersedia merogoh kocek untuk membantu biaya hidup Nadya dan pemeliharaan
anak-anaknya.

Berikut ini adalah pernyataan para tokoh ulama terkait melakukan proses bayi tabung,
diantaranya:

1) Majelis Ulama Indonesia [MUI]


Dalam fatwa dinyatakan jika bayi tabung dengan sperma dan sel telur pasangan suami
istri sah menurut hukum mubah diperbolehkan. Hal ini bisa terjadi karena masuk ke
dalam ikhtiar yang didasari kaidah agama. Akan tetapi, para ulama melarang penggunaan
teknologi bayi tabung dari pasangan suami istri yang menggunakan rahim perempuan
lain sebagai sarana dan ini adalah haram hukumnya. Sedangkan proses bayi tabung yang
berasal dari sperma dan sel telur yang tidak berasal dari pasangan suami istri sah, maka
fatwa MUI sudah secara tegas menyatakan jika hal ini adalah haram hukumnya dengan
asalam status yang sama dengan hubungan kelamin lawan jenis di luar pernikahan sah
atau zina.
2) Nahdlatul Ulama [NU]
Nu sudah membuat ketetapan fatwa berkaitan dengan masalah bayi tabung pada forum
Munas Alim Ulama di Kaliurang, Yogyakarta tahun 1981 dengan 3 buah keputusan
yakni:

Keputusan Pertama
Apabila bayi tabung masuk ke dalam rahim wanita bukan berasal dari mani suami dan
istri sah, maka bayi tabung tersebut adalah haram. Ini didasari dengan hadist Ibnu Abbas
RA, Rasulullah SAW bersabda, ““Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik dalam
pandangan Allah SWT, dibandingkan perbuatan seorang lelaki yang meletakkan
spermanya (berzina) di dalam rahim perempuan yang tidak halal baginya.

Keputusan Kedua
Jika sperma bayi tabung milik suami istri sah namun cara mengeluarkannya tidaklah
muhtaram, maka haram juga hukumnya. Mani muhtaram merupakan mani yang
dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang syara’. Apabila mani yang dikeluarkan
suami dibantu dengan tangan istri, maka juga masih diperbolehkan sebab istri menjadi
tempat untuk melakukan hal tersebut.

Keputusan Ketiga
Jika mani pada bayi tabung merupakan mani suami istri yang dikelaurkan dengan ara
muhtaram dan juga masuk dalam rahim istri, maka hukum bayi tabung tersebut adalah
mubah atau diperbolehkan.
5. (HUKUM ADAT)
Hukum Adat adalah seperangkat norma dan aturan adat/kebiasaan yang berlaku di suatu wilayah.
misalnya di perkampungan pedesaan terpencil yang masih mengikuti hukum adat. dan memiliki
sanksi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di wilayah tertentu.

Melanggar Hukum Adat untuk menyelamatkan nyawa


Memilih patuh hukum adat atau menyelamatkan nyawa, dua-duanya sama penting dan
hal ini juga dipegang oleh warga Baduy Dalam Kabupaten Lebak Banten. Tapi, tetap hanya satu
pilihan yang dapat diambil Canirah (25) warga Baduy. Setelah menanti sembilan bulan, bayi
yang dikandung Canirah "memilih" hari Selasa malam tanggal 15 Mei 2012 pukul 22.30 Wib
untuk lahir. Maka untuk menolong persalinan Canirah, Jahadi bergegas memanggil Ambu (ibu)
Paruga (68), "paraji" atau dukun beranak yang biasa menolong proses persalinan warga Baduy
Dalam. Akhirnya proses persalinan pun berlangsung dan alangkah bahagianya Canirah
mendapati bayi laki-laki lahir dalam kondisi sehat. Namun masih ada yang belum tuntas.
Plasenta bayi yang ditunggu-tunggu tak kunjung keluar. Ambu berupaya keras menolong dengan
membaca semua jampi yang dihafalnya, tapi hari sudah berganti dan ari-ari bayi yang ditunggu
tak juga keluar. Proses pengobatan dilakukan Ambu berlangsung hingga hari keempat dan tidak
membuahkan hasil dan disarankan harus segera melakukan operasi

Hukum adat yang mengikat tidak membolehkan semua warga Baduy Dalam untuk naik
kendaraan dalam kondisi apa pun termasuk Canirah. Putusan paling berat terpaksa diambil
Canirah - Jahadi untuk melanggar larangan naik kendaraan demi upaya menyelamatkan
nyawa."Kami memutuskan untuk memberikan izin pelanggaran hukum adat karena untuk
menyelamatkan nyawa manusia, namun hukum tetap dijalankan setelah proses penyembuhan
selesai dilaksanakan Canirah-Jahadi seperti yang disepakati para ketua adat bersama pihak
keluarga," ujar Ayah Mursid, selaku salah seorang Ketua Adat (Jaro Tangtu) Suku Baduy
Dalam. Hukuman adat bagi Canirah dan Jahadi menjalani masa pengasingan di luar
Baduy selama 40 hari.

Anda mungkin juga menyukai