Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Biofarmasetika dan Farmakokinetika Universitas Sriwijaya 2016

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP HASIL EKSRESI


KLORAMFENIKOL MELALUI PENGUKURAN PADA SALIVA SECARA
MIKROBIOLOGI

Achmad Ridho Fauzan, Farannisa As’ad, Hexes Wianchi, Iin Sholiha, Novilia Megi Annisa,
Putri Damayanti, Sonia Dea Octalia, Tria Paramitha, Ummi Heryana, Yuni Fitriani

Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Sriwijaya Indralaya
email: farmasiunsri2014@gmail.com

ABSTRAK

Pemantauan berbagai parameter farmakokinetik obat dapat dilakukan melalui analisis pada
hasil eksresi metabolit pbat tersebut. Saliva sebagai hasil eksresi dapat digunakan dalam penentuan
parameter farmakokinetika obat. Parameter farmakokinetika yang diamati pada penelitian ini adalah
waktu paruh, konstanta eliminasi, dan area dibawah kurva. Dengan parameter farmakokinetika ini
kita dapat mengetahui bagaimana nasib obat didalam tubuh dan apa yang terjadi selama obat berada
didalam tubuh. Kloramfenikol sebagai salah satu antibiotik pilihan utama dalam terapi dapat dilihat
parameter farmakokinetikanya melalui hasil eksresi dalam saliva. Hal ini dapat dilakukan karena
saliva dan serum memiliki korelasi yang baik. Salah satu tempat eksresi metabolit kloramfenikol
berada pada saliva. Oleh karena itu, melalui penelitian ini, peneliti melakukan penelitian terhadap
subjek pria A, subjek pria B, dan subjek wanita B untuk mengetahui parameter farmakokinetika
kloramfenikol. Dari hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa konstanta laju eliminasi pada subjek pria
A paling kecil diantara subjek lainnya. Sedangkan kloramfenikol memiliki waktu paruh yang paling
lama pada subjek wanita B. Subjek pria B memiliki luas area dibawah kurva yang paling besar
dibanding subjek lainnya.
Kata kunci : waktu paruh, konstanta eliminasi, AUC

1|Jurnal Biofarmasetika dan farmakokinetika Farmasi


Jurnal Biofarmasetika dan Farmakokinetika Universitas Sriwijaya 2016

BAB I sampai tidak terjadi absorpsi sama sekali


(Shargel, 2012).
PENDAHULUAN
Saliva adalah cairan kompleks yang
Biofarmasetika adalah ilmu yang diproduksi oleh kelenjar saliva dan
mempelajari hubungan sifat fisikokimia mempunyai peranan yang sangat penting
formulasi obat terhadap bioavailabilitas obat. dalam mempertahankan keseimbangan
Bioavailabilitas menyatakan bahwa kecepatan ekosistem di dalam rongga mulut.Saliva
dan jumlah obat aktif yang mencapai sirkulasi merupakan hasil sekresi dari beberapa
sistemik. Oleh karena bioavailabilitas suatu kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total
obat mempengaruhi gaya terapetik, aktivitas saliva disekresikan oleh kelenjar saliva mayor
klinik, dan aktivitas toksik obat, maka yang meliputi kelenjar parotid, submandibular
mempelajari biofarmasetika menjadi sangat dan sublingual, sedangkan sisa 7% lainnya
penting. Biofarmasetika bertujuan untuk disekresikan oleh kelenjar saliva minor.
mengatur pengobatan yang optimal pada Saliva disekresi sekitar 0,5 sampai 1,5 liter
kondisi klinik tertentu (Syukri, 2002). per hari. Tingkat perangsangan saliva
Ilmu biofarmasetik dan tergantung pada kecepatan aliran saliva yang
farmakokinetik obat dan produk obat bervariasi antara 0,1 sampai 4 ml/menit. Pada
bermanfaat untuk memahami hubungan antara kecepatan 0,5 ml/menit sekitar 95% saliva
sifat – sifat fisiko kimia dari produk obat dan disekresi oleh kelenjar parotis (saliva encer)
efek farmakologik atau efek klinik. Absorpsi dan kelenjar submandibularis (saliva kaya
sistematis suatu obat dari tempat akan musin), sisanya disekresi oleh kelenjar
ekstravaskular dipengaruhi oleh sifat-sifat sublingual dan kelenja-kelenjar di lapisan
anatomi dan fisiologik tempat absorpsi serta mukosa mulut (Ganiswarna, 2005).
sifat-sifat fisikokimia atau produk obat. Sekresi saliva yang
Biofarmasetika berusaha mengendalikan bersifat spontan dan kontinu, tanpa adanya
variabel-variabel tersebut melalui rancangan rangsangan yang jelas, disebabkan oleh
suatu produk obat dengan tujuan terapik stimulasi konstan tingkat rendah ujung-ujung
tertentu. Dengan memilih secara teliti rute saraf parasimpatis yang berakhir di kelenjar
pemberian obat dan rancangan secara tepat saliva berfungsi untuk menjaga mulut dan
produk obat, maka bioavailabilitas obat aktif tenggorokan tetap basah setiap waktu. Saliva
dapat diubah dari absorpsi yang sangat cepat juga merupakan tempat eksresi dari
dan lengkap menjadi lambat, kecepatan kloramfenikol. Saliva dapat digunakan
absorpsi yang diperlambat atau bahkan sebagai monitoring efek teraupetik suatu obat
melalui konsentrasi obat. Saliva dapat dengan
2|Jurnal Biofarmasetika dan farmakokinetika Farmasi
Jurnal Biofarmasetika dan Farmakokinetika Universitas Sriwijaya 2016

mudah didapat berdasarkan faktor kondisi dan Sumatera Selatan. Praktikum dilakukan mulai
dapat meminimalisir ketidaknyamanan pada dari 31 Agustus s.d. 2 September 2016.
saat pengambilan sampel saliva. Studi
2.2 Alat dan Bahan
farmakokinetik menunjukan konsentrasi obat
kloramfenikol pada saliva dan serum Alat-alat yang digunakan antara lain
memiliki korelasi yang baik. Sehingga saliva alat sentrifugasi, pipet tetes steril,
dapat dijadikan sebagai indikator dalam studi spektrofotometer UV, autoklaf, cawan petri,
farmakokinetik obat kloramfenikol (Witt, R., penangas air, timbangan analitik, inkubator,
2005). Kloramfenikol merupakan suatu gelas beker, gelas ukur, jarum ose.
antibiotik yang memiliki mekanisme kerja
Bahan-bahan yang digunakan antara
menghambat sisntesis protein bakteri pada
lain nutrien agar, akuades, bakteri e. colli,
tingkat ribosom. Obat ini terikat pada ribosom
NaCl 0.9%, HCl 0.1N, tablet kloramfenikol,
subunit 50S. Kloramfenikol menyekatkan
kloramfenikol standar dengan konsentrasi 3,
ikatan persenyawaan aminoacyl dari molekul
6, 9, 12, 15 μg/ml, saliva, dan amilum.
tRNA yang bermuatan ke situs aseptor
kompleks mRNA ribosom. Kegagalan 2.3 Prosedur Penelitian
aminoacyl untuk menyatu dengan baik pada
1. Larutkan 11.5g nutrient agar dalam
situs aseptor menghambat reaksi
500ml aquadest dengan pemanasan,
transpeptidase yang dikatalisasi oleh peptidyl
kemudian dibiarkan hingga suhu turun
transferase. Peptida yang ada pada situs
sampai 37-40°C.
donor pada kompleks ribosom tidak ditransfer
2. Dibuat larutan NaCl fisiologis dalam 100
ke asam amino aseptornya, sehingga sintesis
ml aquadest, larutkan biakan E. coli pada
protein terhenti (Wattimena, 1987).
larutan fisiologis. Tuangkan larutan
tersebut dalam cawan petri yang telah
sisterilkan secukupnya kemudian
BAB II
tuangkan larutan nutrient agar ke dalam
METODOLOGI PENELITIAN
cawan petri dan tunggu hingga mengeras.
3. Dibuat larutan kloramfenikol dengan
2.1 Waktu dan Tempat
konsentrasi 3, 6, 9, 12, dan 15 µg/ml
Praktikum ini dilaksanakan di dalam larutan HCl 0.1N, kemudian kertas
Laboratorium Biofarmasetika dan cakram dimasukkan kedalam larutan
Farmakokinetika Program Studi Farmasi, kloramfenikol masing-masing
FMIPA, Universitas Sriwijaya, Indralaya, konsentrasi.

3|Jurnal Biofarmasetika dan farmakokinetika Farmasi


Jurnal Biofarmasetika dan Farmakokinetika Universitas Sriwijaya 2016

4. Setelah nutrient agar mengeras, letakkan  15 µg/ml dengan pengenceran 100 kali
kertas cakram ke atas nutrient agar, 15 µg/ml = 1.5mg/100ml (1.5mg
tandai konsentrasinya, kemudian kloramfenikol ditambahkan HCl 0.1N
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 hingga volume 100ml)
jam.
 12 µg/ml
5. Dihitung diameter zona hambatan.
V1M1=V2M2
Plotlah grafik antara log konsentrasi
kloranfenikol dan zona hambatan. 5 x 12µg
V1 = = 4ml (di add kan 5 ml
15µg/ml
6. Sukarelawan yang telah berpuasa selama
dari larutan hasil pengenceran awal)
8 jam diberikan kloramfenikol 200mg.
Dikumpulkan 2-3ml saliva dari  9 µg/ml
sukarelawan tersebut pada jam ke 0, 0.5, V1M1=V2M2
1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 8 setelah pemberian
5 x 9µg
V1 = = 3ml (di add kan 5 ml
obat. 15µg/ml

7. Saliva yang telah dikumpulkan kemudian dari larutan hasil pengenceran awal)
disentrifuse pada 2500 rpm, untuk
 6 µg/ml
diambil supernatannya. Pada masing-
V1M1=V2M2
masing supernatant saliva di masukkan
5 x 6µg
kertas cakram, kemudian kertas cakram V1 = = 2ml (di add kan 5 ml
15µg/ml
dimasukkan dalam nutrient agar yang
dari larutan hasil pengenceran awal)
telah mengeras.
8. Diinkubasi pada suhu 37°C selama 24  3 µg/ml

jam. Dihitung diameter zona hambatan. V1M1=V2M2

Plotlah grafik antara waktu dan zona 5 x3µg


V1 = = 1ml (di add kan 5 ml
15µg/ml
hambatan.
9. Dengan menggunakan kurva kalibrasi dari larutan hasil pengenceran awal)

ditentukan konsentrasi kloramfenikol Tabel.1 Zona Hambat Kloramfenikol


dalam saliva, nilai slope, waktu paruh dan
Zona
konstanta laju eliminsi serta ditentukan Zona
C (µg/ml) Log C hambat
hambat (m)
nilai AUC. (cm)
3 0.4771 0.8 0.008

2.4 Perhitungan 6 0.7781 0.867 0.0086


9 0.9542 1 0.010
Pengenceran kloramfenikol
12 1.0791 1.067 0.01067

4|Jurnal Biofarmasetika dan farmakokinetika Farmasi


Jurnal Biofarmasetika dan Farmakokinetika Universitas Sriwijaya 2016

15 1.1760 1.367 0.01367 0.5 = 0.044x + 0.62


Nilai persamaan regresi dari hubungan
−0.12
antara log C (sebagai sumbu X) dan zona X= = -2.72
0.044

hambat (sebagai sumbu y) yang didapat y =


Nilai persamaan regresi dari hubungan
0.044x + 0.62 dengan r = 0.913
antara konsentrasi (C) (sebagai sumbu X) dan
Tabel.2 Zona Hambat Saliva Kelompok A zona hambat saliva (sebagai sumbu y) yang
didapat y = 0.0431x + 0.6234 dengan a =
Waktu (menit) Zona Hambat
30 0.9 0.6234, b = 0.0431, dan r = 0.999, maka
60 0.8 mengikuti kinetika orde 0
90 0.6
120 0.6 [A] = [A]o –kt
150 0.5
Y = a + bx
Zona hambat saliva sebanyak y
dimasukkan ke dalam persamaan y = 0.044x [A]o=a , -k=b , x=t
+ 0.62
 -k = b
 Waktu 30 menit (y=0.9) -k = 0.0431
0.9 = 0.044x + 0.62
K = -0.0431cm/menit
0.28
X = 0.044 = 6.36 𝑎 [A]o
 t1/2 = 2𝑘 atau 2𝑘

 Waktu 60 menit (y=0.8) t1/2 =


𝑜.6234 𝑐𝑚
𝑐𝑚
2 (−0.0431 )
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
0.8 = 0.044x + 0.62
t1/2 = 0.01 menit
0.18
X = 0.044 = 4.09
Nilai AUC (Area Under Curva) dari 0-
 Waktu 90 menit (y=0.6) t dengan menggunakan aturan trapezoidal
0.6 = 0.044x + 0.62
𝐶0+𝐶1
AUC0-t = + (t1-t2)
2
−0.02
X= = -0.45
0.044
0+6.36
 AUC0-0.5 = +(0.5 – 0)
2
 Waktu 120 menit (y=0.6)
AUC0-0.5 = 3.68
0.6 = 0.044x + 0.62
6.36+4.09
−0.02
 AUC0.5-1 = +(1 - 0.5)
2
X= = -0.45
0.044
AUC0.5-1 = 5.725
 Waktu 150 menit (y=0.5) 4.09+(−0.45)
 AUC1-1.5 = +(1.5 - 1)
2
5|Jurnal Biofarmasetika dan farmakokinetika Farmasi
Jurnal Biofarmasetika dan Farmakokinetika Universitas Sriwijaya 2016

AUC1-1.5 = 2.32 1.05−0.62


X= = 9.7727 µg/ml
0.044

(−0.45)+(−0.45)
 AUC1.5-2 = +(2–1.5)  Waktu 90 menit (y=0.98)
2

AUC1.5-2 = 0.05 0.98 = 0.044x + 0.62

(−0.45)+(−2.72) 0.98−0.62
 AUC2-2.5= +(2.5-2) X= 0.044
= 8.1818 µg/ml
2

AUC2.2.5 = -1.085
 Waktu 120 menit (y=0.90)
AUC total = AUC0-2.5 + AUC2.5-∞ 0.90 = 0.044x + 0.62

−2.72 0.90−0.62
AUC total = 10.69 + −0.0431 X= = 6.3636 µg/ml
0.044

AUC total = 73.7990  Waktu 150 menit (y=0.82)


0.82 = 0.044x + 0.62
Tabel.3 Zona Hambat Saliva Kelompok B
0.82−0.62
Zona Hambat X= = 4.5455 µg/ml
Zona Hambat 0.044
Waktu (cm) pada
(cm) pada Saliva
(menit) Saliva Laki-  Waktu 180 menit (y=0.75)
Perempuan
laki 0.75 = 0.044x + 0.62
0 0 0
0.75−0.62
30 1.15 0.98 X= = 2.9545 µg/ml
0.044
60 1.05 0.95
90 0.98 0.85  Waktu 210 menit (y=0.70)
120 0.90 0.80
0.70 = 0.044x + 0.62
150 0.82 0.77
180 0.75 0.70 0.70−0.62
X= = 1.8181 µg/ml
0.044
210 0.70 0.68
240 0.68 0.64
 Waktu 150 menit (y=0.68)
Zona hambat saliva laki-laki sebanyak y
0.68 = 0.044x + 0.62
dimasukkan ke dalam persamaan y = 0.044x
0.68−0.62
+ 0.62 X= = 1.3636 µg/ml
0.044

 Waktu 30 menit (y=1.15) Nilai AUC (Area Under Curva) dari 0-


1.15 = 0.044x + 0.62 t dengan menggunakan aturan trapezoidal

1.15−0.62 𝐶0+𝐶1
X= = 12.0455 µg/ml AUC0-t = + (t1-t2)
0.044 2

 Waktu 60 menit (y=1.05)  AUC0-0.5=


0+12.0455
+(0.5 – 0)
2
1.05 = 0.044x + 0.62
AUC0-0.5=6.5227
6|Jurnal Biofarmasetika dan farmakokinetika Farmasi
Jurnal Biofarmasetika dan Farmakokinetika Universitas Sriwijaya 2016

12.0455+9.7727
 AUC0.5-1= +(1 - 0.5) -k = -0.0229 x 2.303
2

AUC0.5-1=17.4318 k = 0.0527
9.7727+8.1818
 AUC1-1.5= +(1.5 - 1)  t1/2 =
ln 2
atau
0.693
2 𝑘 𝑘
AUC1-1.5=14.3636 0.693 𝑐𝑚
t1/2 = 0.0527
8.1818+6.3636
 AUC1.5-2 = +(2–1.5)
2 t1/2 = 13.1499 menit
AUC1.5-2=11.8636
Zona hambat saliva perempuan sebanyak
6.3636+4.5455
 AUC2-2.5= +(2.5-2) y dimasukkan ke dalam persamaan y = 0.044x
2

AUC2.2.5=9.1363 + 0.62

 AUC2.5-3=
4.5455+2.9545
+(3-2.5)  Waktu 30 menit (y=0.98)
2
0.98 = 0.044x + 0.62
AUC2.5-3=6.5227
0.98−0.62
2.9545+2.2727 X= = 8.1818 µg/ml
 AUC3-3.5= +(3.5-3) 0.044
2

AUC3-3.5=4.5908  Waktu 60 menit (y=0.95)

2.2727+1.3636 0.95 = 0.044x + 0.62


 AUC3.5-4= +(1.5 - 1)
2
0.95−0.62
AUC3.5-4=3.4545 X= = 7.5 µg/ml
0.044

AUC total = AUC0-4 + AUC4-∞  Waktu 90 menit (y=0.85)


1.3636 0.85 = 0.044x + 0.62
AUC total = 73.886 + 0.0527
0.85−0.62
X= = 5.2273 µg/ml
AUC total = 99.7608 0.044

Nilai persamaan regresi dari hubungan  Waktu 120 menit (y=0.80)

antara konsentrasi (C) (sebagai sumbu X) dan 0.80 = 0.044x + 0.62

zona hambat saliva (sebagai sumbu y) yang 0.80−0.62


X= = 4.0909 µg/ml
0.044
didapat y = -0.0229x + 8.0202 dengan a =
8.0202, dan b = -0.0229, maka mengikuti  Waktu 150 menit (y=0.77)
kinetika orde 1 0.77 = 0.044x + 0.62

−𝑘 0.77−0.62
 Slope = 2.303 X= = 3.4091 µg/ml
0.044

-k = slope x 2.303
 Waktu 180 menit (y=0.70)

7|Jurnal Biofarmasetika dan farmakokinetika Farmasi


Jurnal Biofarmasetika dan Farmakokinetika Universitas Sriwijaya 2016

0+8.1818
0.750 = 0.044x + 0.62  AUC0-0.5= +(0.5 – 0)
2

0.70−0.62 AUC0-0.5=4.5909
X= = 1.8182 µg/ml
0.044
8.1818+7.5
 AUC0.5-1= +(1 - 0.5)
 Waktu 210 menit (y=0.68) 2

0.68 = 0.044x + 0.62 AUC0.5-1=12.4318

7.5+5.2273
X=
0.68−0.62
= 1.3636 µg/ml  AUC1-1.5= +(1.5 - 1)
0.044 2

AUC1-1.5=10.6136
 Waktu 240 menit (y=0.64)
5.2273+4.0909
0.64 = 0.044x + 0.62  AUC1.5-2 = +(2–1.5)
2

0.64−0.62 AUC1.5-2=7.7727
X= = 0.4545 µg/ml
0.044
4.0909+3.4099
 AUC2-2.5= +(2.5-2)
2
Nilai persamaan regresi dari hubungan
AUC2.2.5=6.2954
antara konsentrasi (C) (sebagai sumbu X) dan
zona hambat saliva (sebagai sumbu y) yang 3.4091+1.8182
 AUC2.5-3= +(3-2.5)
2
didapat y = -0.0177x + 5.6818 dengan a =
AUC2.5-3=4.8182
5.6818, dan b = -0.0177, maka mengikuti
1.8182+1.3636
kinetika orde 1  AUC3-3.5= +(3.5-3)
2

−𝑘 AUC3-3.5=3
 Slope = 2.303
1.3636+0.4545
-k = slope x 2.303  AUC3.5-4= +(1.5 - 1)
2

AUC3.5-4=2.0908
-k = -0.0177 x 2.303

AUC total = AUC0-4 + AUC4-∞


k = 0.0408
0.4545
ln 2 0.693 AUC total = 51.6134 + 0.0408
 t1/2 = atau
𝑘 𝑘
0.693 𝑐𝑚
t1/2 = AUC total = 62.7531
0.0408

t1/2 = 16.9853 menit

Nilai AUC (Area Under Curva) dari 0-


t dengan menggunakan aturan trapezoidal

𝐶0+𝐶1
AUC0-t = + (t1-t2)
2

8|Jurnal Biofarmasetika dan farmakokinetika Farmasi


Jurnal Biofarmasetika dan Farmakokinetika Universitas Sriwijaya 2016

BAB III Waktu Kelompok Kelompok


(menit) A B
30 0,9 0,15
HASIL DAN PEMBAHASAN 60 0,8 1,05
90 0,6 0,98
120 0,6 0,90
3.1 Hasil Perhitungan
150 0,5 0,82
Analisis Data
Pengujian kloramfenikol dengan
Pengujian kloramfenikol dengan
berbagai konsentrasi dilihat dari zona hambat
berbagai konsentrasi dilihat dari zona hambat
yang terbentuk
yang terbentuk
Hasil pengamatan didapat dari
pengujian yang dilakukan dengan
menggunakan konsentrasi kloramfenikol
untuk melihat daya hambat obat terhadap
bakteri dengan melihat zona hambat yang
terbentuk. Konsentrasi kloramfenikol yang
digunakan diantaranya yaitu 15ʯg/ml,
12ʯg/ml, 9ʯg/ml, 6ʯg/ml, dan 3ʯg/ml. Hasil
Kosentrasi saliva dan perhitungan
yang diperoleh tertera pada tabel 2.6.1
farmakologi kinetik
Tabel 2.6.1 konsentrasi kloramfenikol dengan zona
hambat kelompok A dan kelompok B

Log C ( GroupA Group B


micrograms /
milliliter )
3= 0,4771 0,8 0,8
6= 0,7781 0,867 0,867
9= 0,9542 1 1
12= 1,079 1,067 1,067
15= 1,367 1,367 1,367
Kosentrasi saliva dan perhitungan
farmakologi kinetic. Hasil pengamatan 3.2 Pembahasan
konsentrasi saliva yang mengandung obat
Pada praktikum kali ini dilakukan
kloramfenikol yang diambil pada waktu yang
penentun kadar konsentrasi dan parameter
berbeda kemudian diletakkan pada media
farmakokinetika dari sampel menggunakan
pertumbuhan bakteri untuk melihat daya
regresi dengan melihat waktu yang diperoleh
hambat pertumbuhan bakteri dari saliva yang
yang menandakan adanya zona hambatan
sudah mengandung obat kloramfenikol. Hal
yang terjadi atau tidak adanya zona
ini dilakukan untuk melihat ekskresi obat
hamabatan. Sampel yang digunakan adalah
kloramfenikol melalui saliva terhadap
saliva dari praktikan. Saliva tersebut
penghambatan bakteri.
9|Jurnal Biofarmasetika dan farmakokinetika Farmasi
Jurnal Biofarmasetika dan Farmakokinetika Universitas Sriwijaya 2016

mengandung bergai senyawa yaitu senyawa yang lebih encer. Tahap selanjutnya diberi
kloramfenikol, senyawa ini dimasukkan kertas cakram pada masing - masing sampel
dengan tujuan tertentu. Senyawa dan dimasukkan kepada media agar yang
kloramfenikol ini sebagai obat yang telah disiapkan dan diinkubator dengan suhu
berkhasiat sebagai antibiotik. Obat khasiat 37 derajat celcius . berdasarkan hasil
tersebut tentunya akan bereaksi dengan perhitungan didapatkan hasil perhhitungan
bakteri-bakteri yang ada pada di media dari pengamatan konsentrasi dari sampel (1)
sehingga akan menghasilkan respon dari zat adalah 0,8 cm zona hambatnya sampel (2)
tersebut. Jika proes berlangsung dengan baik 0,867 cm sampel (3) 1,0 smpel (4) 1,067
maka jumlah seharusnya bakteri terhambat sampel (5) 1,367 setelah didapatkan zona
pertumbuhannya didalam media. ( sharg, hambat dilakukannya regresi log C dan zona
2005) hambatan nilai kemiringnya diperoleh 0,999
maka ha ini menandakan bahwa regresi
Perhitungan regresi yang digunakan
tersebut linier (sandri, 2006)
adalah parameter kurva kalibrasi mealui
konsentrasi kadar obat dengan zona hambat
dari obat di dalam media sehingga didapat
BAB IV
persamaan regresi yang akan digunakan untuk
menentukan konsentrasi dari sampel. Pada KESIMPULAN DAN SARAN
percobaan ini dikumpulkan sampel saliva
4.1 Kesimpulan
dengan rantang waktu yang berbeda yaitu
dengan rentang waktu 30 menit. Hal ini 1. Persamaan regresi linear antara kosentrasi
dilakuakan agar jumlah obat yang diabsorpsi dan zona hambat kloramfenikol standar
memiliki kecepatan eliminasi yang tetap sebesar Y = o,62 + 0,0044 x.
sehingga data saliva yang diperoleh menjadi 2. Persamaan regresi liniernya antara waktu
valid. Setelah pengumpulan , dilakukan dan zona hambat kosentrasi obat pada
pelakuan sentrifuse pada sampel saliva saliva laKi laki sebesar Y= -0,0229 x +
dengan kecepatan 2500 rpm. (isselbacher, 8,0202
2011) 3. Persamaan regresi liniernya antara waktu
dan zona hambat kosentrasi obat pada
Pada tahap untuk uji mikrobiologi
saliva wanita Y = -0,0177 x + 5,6818.
digunakan pengenceran pada senyawa
4. Konstanta laju eliminasi pada laki laki
kloramfenikol menggunakan larutan 0,1 N
dan wanita masing masing didapatkan
HCL hal ini bertujuan untuk
sebesar 0,0527 dan 0,0408.
membuatsenyawa konsentrasi kloramfenikol

10 | J u r n a l B i o f a r m a s e t i k a d a n f a r m a k o k i n e t i k a F a r m a s i
Jurnal Biofarmasetika dan Farmakokinetika Universitas Sriwijaya 2016

5. Waktu paruh yang didapatkan pada saliva Syukri,Y., 2002, Biofarmasetika, UI Press,
laki laki dan wanita masing masing Jakarta, Indonesia.
sebesar 13,1499 dan 16,9853.
Wattimena, 1987, Farmakodinamik dan
6. Total AUC yang didaptkan pada saliva
Terapi Antibiotik, Universitas Gajah
laki laki dan wanita masing masing
Mada Press, Yogyakarta, Indonesia.
sebesar 99,7608 dan 62,7531.
Witt, R., 2005, Salivary Gland Diseases :
7. Data kuantitatif yang digunakan untuk
Surgical and Medical Management,
mengukur farmakokinetika obat
Thieme Medical Publisher, New York.
menggunakan saliva karena ekresi
kloramfenikol juga terdapat pada saliva.

4.2 Saran

1. Sebaiknya obat diminum 30 menit sebelum


pengecekan karena akan menghasilkan
efek yang diinginkan.

2. Sebaiknya yang menjadi sukarelawan


adalah laki-laki karena akan menghasilkan
hasil yang lebih maksimal dibanding
perempuan karena saliva pada laki-laki
lebih banyak dan lebih mudah di
keluarkan.

3. Akan menghasilkan hasil yang baik jika


sukarelawan dipuasakan >8jam.

DAFTAR PUSTAKA

Ganiswarna, 2005, Farmakologi Dan Terapi,


Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta, Indonesia.

Shargel, Leon, 2012, Biofarmasetika Dan


Farmakokinetika Terapan, Universitas
Air Langga, Jakarta, Indonesia.

11 | J u r n a l B i o f a r m a s e t i k a d a n f a r m a k o k i n e t i k a F a r m a s i

Anda mungkin juga menyukai