Jurnal Biofararmasetika
Jurnal Biofararmasetika
Achmad Ridho Fauzan, Farannisa As’ad, Hexes Wianchi, Iin Sholiha, Novilia Megi Annisa,
Putri Damayanti, Sonia Dea Octalia, Tria Paramitha, Ummi Heryana, Yuni Fitriani
ABSTRAK
Pemantauan berbagai parameter farmakokinetik obat dapat dilakukan melalui analisis pada
hasil eksresi metabolit pbat tersebut. Saliva sebagai hasil eksresi dapat digunakan dalam penentuan
parameter farmakokinetika obat. Parameter farmakokinetika yang diamati pada penelitian ini adalah
waktu paruh, konstanta eliminasi, dan area dibawah kurva. Dengan parameter farmakokinetika ini
kita dapat mengetahui bagaimana nasib obat didalam tubuh dan apa yang terjadi selama obat berada
didalam tubuh. Kloramfenikol sebagai salah satu antibiotik pilihan utama dalam terapi dapat dilihat
parameter farmakokinetikanya melalui hasil eksresi dalam saliva. Hal ini dapat dilakukan karena
saliva dan serum memiliki korelasi yang baik. Salah satu tempat eksresi metabolit kloramfenikol
berada pada saliva. Oleh karena itu, melalui penelitian ini, peneliti melakukan penelitian terhadap
subjek pria A, subjek pria B, dan subjek wanita B untuk mengetahui parameter farmakokinetika
kloramfenikol. Dari hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa konstanta laju eliminasi pada subjek pria
A paling kecil diantara subjek lainnya. Sedangkan kloramfenikol memiliki waktu paruh yang paling
lama pada subjek wanita B. Subjek pria B memiliki luas area dibawah kurva yang paling besar
dibanding subjek lainnya.
Kata kunci : waktu paruh, konstanta eliminasi, AUC
mudah didapat berdasarkan faktor kondisi dan Sumatera Selatan. Praktikum dilakukan mulai
dapat meminimalisir ketidaknyamanan pada dari 31 Agustus s.d. 2 September 2016.
saat pengambilan sampel saliva. Studi
2.2 Alat dan Bahan
farmakokinetik menunjukan konsentrasi obat
kloramfenikol pada saliva dan serum Alat-alat yang digunakan antara lain
memiliki korelasi yang baik. Sehingga saliva alat sentrifugasi, pipet tetes steril,
dapat dijadikan sebagai indikator dalam studi spektrofotometer UV, autoklaf, cawan petri,
farmakokinetik obat kloramfenikol (Witt, R., penangas air, timbangan analitik, inkubator,
2005). Kloramfenikol merupakan suatu gelas beker, gelas ukur, jarum ose.
antibiotik yang memiliki mekanisme kerja
Bahan-bahan yang digunakan antara
menghambat sisntesis protein bakteri pada
lain nutrien agar, akuades, bakteri e. colli,
tingkat ribosom. Obat ini terikat pada ribosom
NaCl 0.9%, HCl 0.1N, tablet kloramfenikol,
subunit 50S. Kloramfenikol menyekatkan
kloramfenikol standar dengan konsentrasi 3,
ikatan persenyawaan aminoacyl dari molekul
6, 9, 12, 15 μg/ml, saliva, dan amilum.
tRNA yang bermuatan ke situs aseptor
kompleks mRNA ribosom. Kegagalan 2.3 Prosedur Penelitian
aminoacyl untuk menyatu dengan baik pada
1. Larutkan 11.5g nutrient agar dalam
situs aseptor menghambat reaksi
500ml aquadest dengan pemanasan,
transpeptidase yang dikatalisasi oleh peptidyl
kemudian dibiarkan hingga suhu turun
transferase. Peptida yang ada pada situs
sampai 37-40°C.
donor pada kompleks ribosom tidak ditransfer
2. Dibuat larutan NaCl fisiologis dalam 100
ke asam amino aseptornya, sehingga sintesis
ml aquadest, larutkan biakan E. coli pada
protein terhenti (Wattimena, 1987).
larutan fisiologis. Tuangkan larutan
tersebut dalam cawan petri yang telah
sisterilkan secukupnya kemudian
BAB II
tuangkan larutan nutrient agar ke dalam
METODOLOGI PENELITIAN
cawan petri dan tunggu hingga mengeras.
3. Dibuat larutan kloramfenikol dengan
2.1 Waktu dan Tempat
konsentrasi 3, 6, 9, 12, dan 15 µg/ml
Praktikum ini dilaksanakan di dalam larutan HCl 0.1N, kemudian kertas
Laboratorium Biofarmasetika dan cakram dimasukkan kedalam larutan
Farmakokinetika Program Studi Farmasi, kloramfenikol masing-masing
FMIPA, Universitas Sriwijaya, Indralaya, konsentrasi.
4. Setelah nutrient agar mengeras, letakkan 15 µg/ml dengan pengenceran 100 kali
kertas cakram ke atas nutrient agar, 15 µg/ml = 1.5mg/100ml (1.5mg
tandai konsentrasinya, kemudian kloramfenikol ditambahkan HCl 0.1N
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 hingga volume 100ml)
jam.
12 µg/ml
5. Dihitung diameter zona hambatan.
V1M1=V2M2
Plotlah grafik antara log konsentrasi
kloranfenikol dan zona hambatan. 5 x 12µg
V1 = = 4ml (di add kan 5 ml
15µg/ml
6. Sukarelawan yang telah berpuasa selama
dari larutan hasil pengenceran awal)
8 jam diberikan kloramfenikol 200mg.
Dikumpulkan 2-3ml saliva dari 9 µg/ml
sukarelawan tersebut pada jam ke 0, 0.5, V1M1=V2M2
1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 8 setelah pemberian
5 x 9µg
V1 = = 3ml (di add kan 5 ml
obat. 15µg/ml
7. Saliva yang telah dikumpulkan kemudian dari larutan hasil pengenceran awal)
disentrifuse pada 2500 rpm, untuk
6 µg/ml
diambil supernatannya. Pada masing-
V1M1=V2M2
masing supernatant saliva di masukkan
5 x 6µg
kertas cakram, kemudian kertas cakram V1 = = 2ml (di add kan 5 ml
15µg/ml
dimasukkan dalam nutrient agar yang
dari larutan hasil pengenceran awal)
telah mengeras.
8. Diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 3 µg/ml
(−0.45)+(−0.45)
AUC1.5-2 = +(2–1.5) Waktu 90 menit (y=0.98)
2
(−0.45)+(−2.72) 0.98−0.62
AUC2-2.5= +(2.5-2) X= 0.044
= 8.1818 µg/ml
2
AUC2.2.5 = -1.085
Waktu 120 menit (y=0.90)
AUC total = AUC0-2.5 + AUC2.5-∞ 0.90 = 0.044x + 0.62
−2.72 0.90−0.62
AUC total = 10.69 + −0.0431 X= = 6.3636 µg/ml
0.044
1.15−0.62 𝐶0+𝐶1
X= = 12.0455 µg/ml AUC0-t = + (t1-t2)
0.044 2
12.0455+9.7727
AUC0.5-1= +(1 - 0.5) -k = -0.0229 x 2.303
2
AUC0.5-1=17.4318 k = 0.0527
9.7727+8.1818
AUC1-1.5= +(1.5 - 1) t1/2 =
ln 2
atau
0.693
2 𝑘 𝑘
AUC1-1.5=14.3636 0.693 𝑐𝑚
t1/2 = 0.0527
8.1818+6.3636
AUC1.5-2 = +(2–1.5)
2 t1/2 = 13.1499 menit
AUC1.5-2=11.8636
Zona hambat saliva perempuan sebanyak
6.3636+4.5455
AUC2-2.5= +(2.5-2) y dimasukkan ke dalam persamaan y = 0.044x
2
AUC2.2.5=9.1363 + 0.62
AUC2.5-3=
4.5455+2.9545
+(3-2.5) Waktu 30 menit (y=0.98)
2
0.98 = 0.044x + 0.62
AUC2.5-3=6.5227
0.98−0.62
2.9545+2.2727 X= = 8.1818 µg/ml
AUC3-3.5= +(3.5-3) 0.044
2
−𝑘 0.77−0.62
Slope = 2.303 X= = 3.4091 µg/ml
0.044
-k = slope x 2.303
Waktu 180 menit (y=0.70)
0+8.1818
0.750 = 0.044x + 0.62 AUC0-0.5= +(0.5 – 0)
2
0.70−0.62 AUC0-0.5=4.5909
X= = 1.8182 µg/ml
0.044
8.1818+7.5
AUC0.5-1= +(1 - 0.5)
Waktu 210 menit (y=0.68) 2
7.5+5.2273
X=
0.68−0.62
= 1.3636 µg/ml AUC1-1.5= +(1.5 - 1)
0.044 2
AUC1-1.5=10.6136
Waktu 240 menit (y=0.64)
5.2273+4.0909
0.64 = 0.044x + 0.62 AUC1.5-2 = +(2–1.5)
2
0.64−0.62 AUC1.5-2=7.7727
X= = 0.4545 µg/ml
0.044
4.0909+3.4099
AUC2-2.5= +(2.5-2)
2
Nilai persamaan regresi dari hubungan
AUC2.2.5=6.2954
antara konsentrasi (C) (sebagai sumbu X) dan
zona hambat saliva (sebagai sumbu y) yang 3.4091+1.8182
AUC2.5-3= +(3-2.5)
2
didapat y = -0.0177x + 5.6818 dengan a =
AUC2.5-3=4.8182
5.6818, dan b = -0.0177, maka mengikuti
1.8182+1.3636
kinetika orde 1 AUC3-3.5= +(3.5-3)
2
−𝑘 AUC3-3.5=3
Slope = 2.303
1.3636+0.4545
-k = slope x 2.303 AUC3.5-4= +(1.5 - 1)
2
AUC3.5-4=2.0908
-k = -0.0177 x 2.303
𝐶0+𝐶1
AUC0-t = + (t1-t2)
2
mengandung bergai senyawa yaitu senyawa yang lebih encer. Tahap selanjutnya diberi
kloramfenikol, senyawa ini dimasukkan kertas cakram pada masing - masing sampel
dengan tujuan tertentu. Senyawa dan dimasukkan kepada media agar yang
kloramfenikol ini sebagai obat yang telah disiapkan dan diinkubator dengan suhu
berkhasiat sebagai antibiotik. Obat khasiat 37 derajat celcius . berdasarkan hasil
tersebut tentunya akan bereaksi dengan perhitungan didapatkan hasil perhhitungan
bakteri-bakteri yang ada pada di media dari pengamatan konsentrasi dari sampel (1)
sehingga akan menghasilkan respon dari zat adalah 0,8 cm zona hambatnya sampel (2)
tersebut. Jika proes berlangsung dengan baik 0,867 cm sampel (3) 1,0 smpel (4) 1,067
maka jumlah seharusnya bakteri terhambat sampel (5) 1,367 setelah didapatkan zona
pertumbuhannya didalam media. ( sharg, hambat dilakukannya regresi log C dan zona
2005) hambatan nilai kemiringnya diperoleh 0,999
maka ha ini menandakan bahwa regresi
Perhitungan regresi yang digunakan
tersebut linier (sandri, 2006)
adalah parameter kurva kalibrasi mealui
konsentrasi kadar obat dengan zona hambat
dari obat di dalam media sehingga didapat
BAB IV
persamaan regresi yang akan digunakan untuk
menentukan konsentrasi dari sampel. Pada KESIMPULAN DAN SARAN
percobaan ini dikumpulkan sampel saliva
4.1 Kesimpulan
dengan rantang waktu yang berbeda yaitu
dengan rentang waktu 30 menit. Hal ini 1. Persamaan regresi linear antara kosentrasi
dilakuakan agar jumlah obat yang diabsorpsi dan zona hambat kloramfenikol standar
memiliki kecepatan eliminasi yang tetap sebesar Y = o,62 + 0,0044 x.
sehingga data saliva yang diperoleh menjadi 2. Persamaan regresi liniernya antara waktu
valid. Setelah pengumpulan , dilakukan dan zona hambat kosentrasi obat pada
pelakuan sentrifuse pada sampel saliva saliva laKi laki sebesar Y= -0,0229 x +
dengan kecepatan 2500 rpm. (isselbacher, 8,0202
2011) 3. Persamaan regresi liniernya antara waktu
dan zona hambat kosentrasi obat pada
Pada tahap untuk uji mikrobiologi
saliva wanita Y = -0,0177 x + 5,6818.
digunakan pengenceran pada senyawa
4. Konstanta laju eliminasi pada laki laki
kloramfenikol menggunakan larutan 0,1 N
dan wanita masing masing didapatkan
HCL hal ini bertujuan untuk
sebesar 0,0527 dan 0,0408.
membuatsenyawa konsentrasi kloramfenikol
10 | J u r n a l B i o f a r m a s e t i k a d a n f a r m a k o k i n e t i k a F a r m a s i
Jurnal Biofarmasetika dan Farmakokinetika Universitas Sriwijaya 2016
5. Waktu paruh yang didapatkan pada saliva Syukri,Y., 2002, Biofarmasetika, UI Press,
laki laki dan wanita masing masing Jakarta, Indonesia.
sebesar 13,1499 dan 16,9853.
Wattimena, 1987, Farmakodinamik dan
6. Total AUC yang didaptkan pada saliva
Terapi Antibiotik, Universitas Gajah
laki laki dan wanita masing masing
Mada Press, Yogyakarta, Indonesia.
sebesar 99,7608 dan 62,7531.
Witt, R., 2005, Salivary Gland Diseases :
7. Data kuantitatif yang digunakan untuk
Surgical and Medical Management,
mengukur farmakokinetika obat
Thieme Medical Publisher, New York.
menggunakan saliva karena ekresi
kloramfenikol juga terdapat pada saliva.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
11 | J u r n a l B i o f a r m a s e t i k a d a n f a r m a k o k i n e t i k a F a r m a s i