Anda di halaman 1dari 12

1.

Pengertian Sejarah Menurut Herodotus


Herodotus, atau yang juga sering dijuluki sebagai ‘Bapak Sejarah’, mendefinisikan sejarah sebagai suatu kajian yang menceritakan perputaran jatuh-
bangunnya seseorang, tokoh, atau peradaban dunia.

Pengertian Sejarah Menurut Aristoteles


Aristoteles mendeskripsikan sejarah sebagai sebuah sistem yang menyelidiki suatu kejadian sejak awal dan disusun secara kronologis. Lebih jauh lagi
ia menjelaskan bahwa sejarah merupakan peristiwa-peristiwa pada masa lalu yang memiliki catatan serta bukti-bukti yang nyata.

Ruang Lingkup Sejarah


Sejarah Sebagai Peristiwa,Cerita,Ilmu
Sejarah dapat dikatakan sebagai ilmu jika memenuhi syarat-syarat ilmiah sebagai berikut:
 Memiliki metode
 Terdapat objek masalah
 Disusun secara sistematis
 Menggunakan pemikiran yang rasional, dan
 Mengandung kebenaran yang bersifat objektif
 Meski demikian, objektivitas sejarah masih sering mendapat tantangan.
Sejarah Sebagai Seni

Ciri-Ciri Sejarah
Merupakan Peristiwa Abadi,Unik,Penting

Fungsi Sejarah
Fungsi SejarahNugroho Notosusanto mengklasifikasikan fungsi sejarah sebagai berikut:
Fungsi Rekreatif,Inspiratif,Instruktif,Edukatif

Manfaat Sejarah
Menjadi Pedoman bagi Suatu Bangsa,Memberikan Gambaran Masa Lampau,Membuat Seseorang ataupun Bangsa Bangkit dari Keterpurukan

2. Tahap penelitian sejarah


1. HEURISTIK
heuristik adalah tahap mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang relefan dengan topik atau judul penelitian. Menurut sifatnya ada dua
macam sumber yaitu sumber primer dan sumber sekkunder. Sumber primer adalah sumber yang berasal dari pelaku atau saksi peristiwa sejarah.
misalnya, notulen rapat, AD ART suatu organisasi, auto biografi, dan buku yang di tulis oleh pelaku sejarah.Sedangakan sumber sekunder adalah yang
bukan merupakan sumber primer. Contoh buku pahlawan Diponegoro berjuang (Karya Sagimun).

2. VERIFIKASI
Verifikasi adalah penelitian terhadap sumber-sumber. penelitian meliputi dua aspek (ekteren dan interen). Aspek eksteren mempersoalkan apakan
sumber itu merupakan sumber sejati yang diperlukan, sedangkan aspek interen mempersoalakan apakan sumber itu dapat memberi informasi yang
diperlukan. Dalam menilai sumber, kedua aspek ini dilakukan bersama-sama.

3. INTERPRETASI
Setelah kritik selesai, langkah berikutnya adalah melakukan interptetasi atau penafsiran, baik analisis maupun sintesis, terhadap data yang di peroleh
dari berbagai sumber. Berdasarkan data yang telah di kritik, kita mulai menghimpun banyak sekali informasi mengenai topik yang sedang di teliti.
Berdasarkan dara itu disusunlah fakta-fakta sejarah yang telah di buktikan kebenaranya dengan bukti yang cukup.
4. HISTOGRAFI
Histografi atau penulisan sejarah merupakan tahap tekhir dari kegiatan penelitian sejarah. Sesudah menentukan judul, mengumpulkan bahan-
bajan/sumber-sumber, serta melakukan kritik dan seleksi, tibalah saatnya kita bekerja menuliskan kisah sejarah. Menulis kisah sejarah bukanlah
sekedar menyusun dan merangkai fakta-fakta hasil penelitian, melainkan juga menyampaikan pendirian, pikiran, dan emosi kita melalui interpretasi
sejarah berdasarkan fakta-fakta hasil penelitian kita. Oleh karena itu, untuk menulis sejarah diperlukan kecakapan/kemahiran.

3. Jenis jenis folklore


Jan Harold Brunvand, seorang ahli folklor Amerika Serikat, membagi folklor ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya yaitu folklor lisan,
sebagian lisan, dan bukan lisan.
a. Folklor Lisan
Folklor jenis ini dikenal juga sebagai fakta mental (mentifact) yang meliputi sebagai berikut:
(1) bahasa rakyat seperti logat bahasa (dialek), slang, bahasa tabu, otomatis;
(2) ungkapan tradisional seperti peribahasa dan sindiran;
(3) pertanyaan tradisonal yang dikenal sebagai teka-teki;
(4) sajak dan puisi rakyat, seperti pantun dan syair;
(5) cerita prosa rakyat, cerita prosa rakyat dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar, yaitu: mite (myth), legenda (legend), dan dongeng (folktale),
seperti Malin Kundang dari Sumatra Barat, Sangkuriang dari Jawa Barat, Roro Jonggrang dari Jawa Tengah, dan Jaya Prana serta Layonsari dari Bali;
(6) nyanyian rakyat, seperti “Jali-Jali” dari Betawi.

b. Folklor sebagian Lisan


Folklor ini dikenal juga sebagai fakta sosial (sosiofact), meliputi sebagai berikut:
(1) kepercayaan dan takhayul;
(2) permainan dan hiburan rakyat setempat;
(3) teater rakyat, seperti lenong, ketoprak, dan ludruk;
(4) tari rakyat, seperti tayuban, doger, jaran, kepang, dan ngibing, ronggeng;
(5) adat kebiasaan, seperti pesta selamatan, dan khitanan;
(6) upacara tradisional seperti tingkeban, turun tanah, dan temu manten;
(7) pesta rakyat tradisional seperti bersih desa dan meruwat.

c. Folklor Bukan Lisan


Folklor ini juga dikenal sebagai artefak meliputi sebagai berikut:
(1) arsitektur bangunan rumah yang tradisional, seperti Joglo di Jawa, Rumah Gadang di Minangkabau, Rumah Betang di Kalimantan, dan Honay
di Papua;
(2) seni kerajinan tangan tradisional,
(3) pakaian tradisional;
(4) obat-obatan rakyat;
(5) alat-alat musik tradisional;
(6) peralatan dan senjata yang khas tradisional;
(7) makanan dan minuman khas daerah.

4. Ciri megantropus
 Memiliki tulang rahang yang kuat
 Tidak punya dagu
 Memiliki otot kunyah yang kuat
 Tulang pipi tebal
 Tulang kening menonjol
 Memiliki tonjolan di kepala belakang
 Memakan jenis tumbuhan
5. Teori asal usul nenek moyang bangsa indonesia
1. Teori Nusantara
Dalam teori Nusantara dinyatakan bahwa asal mula manusia yang menghuni wilayah Nusantara ini tidak berasal dari luar, melainkan dari wilayah
Nusantara itu sendiri. Mengikuti sudut pandang Multiregional Evolution Model, teori nusantara menyatakan bahwa manusia purba menjadi nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Pendukung teori Nusantara adalah Mohammad Yamin, J. Crawford, K. Himly, Sutan Takdir
Alisjahbana dan Gorys Keraf.Berikut adalah argumen yang melandasi teori Nusantara.
 Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban tinggi. Peradaban tidak mungkin dapat dicapai apabila tidak melalui proses
perkembangan dari kebudayaan sebelumnya.
 Bahasa Melayu memang memiliki kesamaan dengan bahasa Champa (Kamboja), namun persamaan tersebut hanyalah suatu kebetulan saja.
 Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan dari Homo soloensis dan Homo Wajakensis.
 Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang di Nusantara dengan bahasa Indo-Eropa yang berkembang di Asia
Tengah.
Berdasarkan hasil penelitian Gregorius Keraf (Gorys Keraf) mengenai bahasa-bahasa Nusantara sebagai mana dipaparkan dalam bukunya yang
berjudul Linguistik Bandingan Historia (1984) membuahkan teori baru mengenai asal usul bahasa dan bangsa Indonesia. Menurut teori keraf, nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah Indonesia sendiri bukan dari mana-mana, bukan pulau dari Asia Tenggara Daratan atau dari
Semenanjung Malaka.Teori Keraf ini didasarkan pada tiga landasan tinjau sebagai berikut.
Situasi geografis masa lampau.
Pertumbuhan dan penyebaran umat manusia.
Teori migrasi bahasa dan leksikostatistik.
2. Teori Yunan
Dalam teori yunan disebutkan bahwa manusia-manusia purba di Indonesia yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina
bagian selatan. Beberapa ahli yang mendukung teori Yunan adalah Dr. J.H.C. Kern, Robert Barron van Heine Geldern, Prof. Dr. N.J Krom, dan Moh. Ali.
Menurut Moh. Ali bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak ke selatan oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat. Menurut pendukung
teori Yunan, pendapat mereka didasari oleh dua hal berikut.
Ditemukan kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki kemiripan dengan kapak tua yang ada di kawasan Asia Tengah.
Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara memiliki kemiripan dengan bahasa Champa yang ada di Kamboja. Hal tersebut membuka
kemungkinan bahwa penduduk di Kamboja berasal dari daratan Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong. Arus perpindahan tersebut selanjutnya
diteruskan ketika sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan sampei ke Nusantara. Kedatangan manusia dari Yunan ke kepulauan Nusantara
ini dengan melalui tiga gelombang utama (perpindahan orang Negrito, Proto-Melayu, dan Deutro Melayu).
Orang Negrito, Diperkirakan orang Negrito sudah memasuki Nusantara sejak 1000 SM. Orang Negrito ini diyakini sebagai penduduk paling awal di
kepulauan Nusantara. Hal tersebut dibuktikan dengan penemuan arkeologi di Gua Cha, Malaysia. Dalam perkembangannya orang Negrito
menurunkan orang Semang. Ciri fisik orang Negrito yaitu berkulit gelap, rambut keriting, hidung lebar, dan bibir tebal. Di Indonesia ras negrito ini
sebagian besar mendiami daerah papua. Keturunan ras ini terdapat di Riau (pedalaman) yaitu suku Siak (Sakai) serta suku Papua Melanesoid yang
mendiami Pulau Papua dan Pulau Melanesia.
Proto-Melayu, Diperkirakan migrasi Proto-Melayu ke kepulauan Nusantara sekitar pada 2500 SM. Sebutan Proto-Melayu adalah untuk menyebutkan
orang-orang yang melakukan migrasi pada gelombang pertama ke Nusantara. Keturunan Proto-Melayu yaitu suku Toraja, Dayak, Sasak, Nias, Rejang,
dan Batak. Dalam hal bercocok tanam, orang Proto-Melayu memiliki kemahiran yang lebih baik daripada orang Negrito.
Deutro Melayu, Deutro Melayu adalah sebutan untuk orang-orang yang melakukan migrasi pada gelombang kedua. Diperkirakan kedatangan Deutro
Melayu ke Indonesia pada 1500 SM. Suku bangsa yang termasuk Deutro Melayu antara lain Minangkabau, Aceh, Jawa, Melayu, Betawi, dan Manado.

3. Teori Out of Taiwan


Menurut teori Out of Taiwan, bangsa yang ada di Nusantara ini berasal dari Taiwan bukan dari daratan Cina. Pendukung teori Out of Taiwan adalah
Harry Truman Simanjuntak. Menurut pendekatan linguistik, bahwa dari keseluruhan bahasa yang digunakan suku-suku di Nusantara memiliki rumpun
yang sama yaitu rumpun Austronesia.Akar dari keseluruhan cabang bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di Nusantara berasal dari rumpun
Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan, selain hal tersebut menurut riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak
menemukan kecocokan pola genetika dengan wilayah Cina.

4. Teori Out of Afrika


Menurut teori Out of Afrika, manusia modern yang hidup sekarang ini berasal dari Afrika. Dasar teori ini adalah dukungan ilmu genetik melalui
penelitian DNA mitokondria gen perempuan dengan gen laki-laki. Menurut Max Ingman (ahli genetika dari Amerika Serikat), manusia modern yang
ada sekarang ini berasal dari Afrika antara kurun waktu 100-200 ribu tahun lalu.Dari Afrika mereka menyebar ke luar Afrika. Dari hasil penelitian Max
Ingman tersebut, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa gen manusia modern bercampur dengan gen spesies manusia purba.Diperkirakan
manusia Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika sekitar 50.000-70.000 tahun silam. Tujuan migrasi tersebut menuju
Asia Barat. Jalur yang ditempuh ada dua yaitu mengarah ke lembah Sungai Nil, melintas Semenanjung Sinai lalu ke utara melewati Arab Levant dan
jalur kedua melewati Laut Merah.Setelah memasuki Asia ada beberapa kelompok yang tinggal sementara di Timur Tengah, sedangkan kelompok
lainnya melanjutkan perjalanan dengan menyusuri pantai Semenanjung Arab menuju ke India, Asia timur, Indonesia. bahkan sampai ke barat daya
Australia.Bukti mengenai keberadaan manusia Afrika telah sampai ke Australia adalah dengan ditemukan bahwa manusia Afrika telah berimigrasi
hingga ke Australia adalah dengan jejak genetika.

6. Teori masuknya islam


1. Teori Gujarat
Teori gujarat adalah teori masuknya Islam ke Indonesia yang pertama kali dikemukakan oleh Snouck Hurgronje dan J. Pijnapel. Dalam teori ini
disebutkan bahwa Islam di Indonesia sebetulnya berasal dari Gujarat, India dan mulai masuk sejak abad ke 8 Masehi. Islam masuk ke Indonesia
melalui wilayah-wilayah di anak benua India, seperti Gujarat, Bengali, dan Malabar. Seperti diketahui bahwa Bangsa Indonesia pada masa itu memang
telah menjalin hubungan dagang dengan India melalui saluran Indonesia-Cambay.Berdasarkan teori ini, masuknya Islam ke Indonesia ini diyakini
berasal dari Gujarat karena didasarkan pada adanya bukti berupa batu nisan Sultan Samudera Pasai Malik as-Saleh berangka tahun 1297 yang
bercorak Gujarat. Selain itu, teori gujarat juga didasarkan pada corak ajaran Islam yang cenderung memiliki warna tasawuf. Ajaran ini dipraktikan oleh
orang muslim di India Selatan, mirip dengan ajaran Islam di Indonesia pada awal berkembangnya Islam.

2. Teori Persia
Teori persia adalat teori masuknya Islam ke Indonesia yang dikemukakan oleh Hoessein Djajadiningrat. Dalam teori ini dikemukakan bahwa Islam
yang masuk ke Indonesia adalah Islam yang berasal dari Persia (Iran). Islam diyakini dibawa oleh para perdagang Persia mulai pada abad ke 12. Teori
persia berlandaskan pada bukti maraknya paham Syiah pada awal masuknya Islam ke Indonesia. Selain itu, ada kesamaan tradisi budaya Persia
dengan budaya masyarakat Islam Indonesia. Peringatan 10 Muharam atau hari Asyura di Iran dengan upacara Tabuik atau Tabut di Sumatera Barat
dan Jambi sebagai lamang mengarak jasad Husein bin Ali bin Abi Thalib yang terbunuh dalam peristiwa Karbala menjadi salah satu contohnya. Bahkan
kuatnya tradisi Syiah masih terasa hingga saat iniAdanya suku Leran dan Jawi di Persia menunjukan bukti bahwa orang-orang Persia yang membawa
Islam ke Indonesia. Suku ini disinyalir merujuk pada orang-orang Leran dari Gresik dan suku Jawa. Selain itu, dalam suku Jawa dikenal dengan tradisi
penulisan Arab Jawa atau Arab Pegon sebagaimana diadopsi oleh masyarakat Persia atas Tulisan Arab. Hal ini diperkuat dengan istilah Jer yang lazim
digunakan masyarakat Persia. Adanya suku Leran dan Jawi di Persia menunjukan bukti bahwa orang-orang Persia yang membawa Islam ke Indonesia.
Suku ini disinyalir merujuk pada orang-orang Leran dari Gresik dan suku Jawa. Selain itu, dalam suku Jawa dikenal dengan tradisi penulisan Arab Jawa
atau Arab Pegon sebagaimana diadopsi oleh masyarakat Persia atas Tulisan Arab. Hal ini diperkuat dengan istilah Jer yang lazim digunakan
masyarakat Persia.

3. Teori Arab atau Teori Mekah


Berdasarkan teori Arab, masuknya Islam ke Indonesia diyakini berasal dari Arab, yaitu Mekkah dan Madinah pada abad perama Hijriah atau abad ke 7
Masehi. Pendapat ini didasarkan pada adanya bukti perkampungan Islam di Pantai Barus, Sumatera Barat, yang dikenal sebagai Bandar Khalifah.
Wilayah ini disebut dengan wilayah Ta-Shih. Ta-Shih adalah sebutan orang-orang China untuk orang Arab. Bukti ini terdapat dalam dokumen dari Cina
yang ditulis oleh Chu Fan Chi yang mengutip catatan seorang ahli geografi, Chou Ku-Fei. Dia mengatakan adanya pelayaran dari wilayah Ta-Shih yang
berjarak 5 hari perjalanan ke Jawa.
Dalam dokumen China keberadaan komunitas muslim Arab di Pantai Barus tercatat sekitar tahun 625 Masehi. Menilik tahun tersebut, berarti hanya
sembilan tahun dari rentang waktu ketika Rasululloh menetapkan dakwah Islam secara terbuka kepada penduduk Mekkah. Beberapa sahabat telah
berlayar dan membentuk perkampungan Islam di Sumatera. Pelayaran ini sangat mungkin terjadi mengingay adanya perintah Rasululloh agar kaum
muslimin menuntut ilmu ke negeri Cina. Hal ini berarti Islam masuk ke Indonesia saat Rosululloh masih hidup.
Bukti arkeologis juga ditemukan di Barus, berupa sebuah makam kuno di kompleks pemakaman Mahligai, Barus. Pada salah satu batu nisannya
tertulis nama Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 M. Para arkeolog dari Ecole Francaise D’extreme-Orient Prancis dan Pusat Penelitian
Arkeologi Nasional menyatakan bahwa sekitar abad 9 sampai 12 Masehi, Barus menjadi sebuah perkampungan dari berbagai suku bangsa seperti
Arab, Aceh, India, Cina, Tamil, Jawa, Bugis, dan Bengkulu. [BACA : Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia]Bukti lain yang mendukung teori masuknya
Islam ke Indonesia adalah munculnya kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Kerajaan Perlak yang diteruskan oleh Kerajaan Samudra Pasai.
Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan bercorak paham Syafi’i yang kala itu dianut banyak penduduk Mesir dan Mekah.

7. pengaruh peradaban kuno bagi indo


1. Peradaban Mesir
• Tulisan Mesir Purba berkembang keluar dan disederhanakan oleh orang Funisia. Tulisan itu kemudian diajarkan kepada orang Yunani dan
tersebar di Romawi. Setelah itu, berkembang menjadi tulisan latin yang digunakan oleh bangsa Indonesia.
• Kepercayaan pada jalangkung, yaitu upacara menghadirkan roh dan ilmu hipnotis, pada awalnya berkembang di Mesir Kuno.
• Menurut teori difusi kebudayaan, teknologi bangunan-bangunan besar, seperti piramida, menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk ke
Indonesia dengan dibangunnya Candi Borobudur.
• Kedatangan Islam berasal dari Mesir, teori ini dikemukakan oleh HAMKA dan Crawford, yang mengemukakan bukti tulisan Ibnu Battutah
yang menyatakan bahwa raja Samudera Pasai bermahzab Syafii. Mahzab Syafiii banyak terdapat di Mekah dan Mesir, sementara Iran itu bermahzab
Syiah, dan Gujarat bermahzab Hanafiah. Gelar yang biasa dipakai oleh raja di Samudera Pasai ialah Al Malik yang biasa digunakan di Mesir, sementara
gelar di Iran ialah Syah bukan Malik.
2. Peradaban Lembah Sungai Indus
• Pembakaran dupa dan kemenyan ketika akan melakukan upacara.
• Keyakinan tentang zimat atau benda yang mempunyai kesaktian tertentu.
• Keyakinan pada batara kala, upacara ruatan.
• Pengagungan pada cerita Ramayana dan Mahabharata dalam cerita wayang
• Upacara wedalan (hari lahir), sekaten, penanggalan Hindu, hari pasaran, perhitungan wuku, dan upacara-upacara setelah kematian
seseorang.
• Banyaknya kata-kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Sanskerta dan Pali.
• Olahraga pernapasan, yaitu yoga.
• Islam yang berkembang di Indonesia berasal dan dipengaruhi budaya India. Hal itu dibuktikan dengan melihat hal-hal berikut: 1) batu
kuburatau nisan Sultan Malik As Saleh terbuat dari batu marmer yang memiliki corak yang sama dengan yang ada di India pada abad ke-13, 2) relief
yang terdapat dalam makam Sultan Malik As Saleh memiliki corak yang sama dengan yang ada di kuil Cambay India, serta 3) adanya unsure-unsur
Islam yang menunjukkan persamaan dengan India, salah satunya cerita atau hikayat tentang nabi dan pengikutnya sangat jauh dari cerita-cerita Arab,
tetapi malah lebih mirip dengan cerita dari India.
3. Peradaban Mesopotamia
• Upacara baptis dan menyalakan lilin masuk ke dalam ajaran Nasrani dan digunakan oleh umat Kristen Indonesia.
• Kepercayaan pada singa jadi-jadian dan serigala jadi-jadian berasal dari kepercayaan bangsa Assyria.
• Kepercayaan pada angka 17 dan 13 berasal dari ajaran agama Phunisia sebagai angka keburuntungan dan angka sial.
• Islam yang datang ke Indonesia diperkirakan dipengaruhi oleh budaya Persia. Teori ini disampaikan oleh Oemar Amin Husein dan Husen
Joyodiningrat yang menyodorkan bukti: 1) di Persia terdapat suku yang bernama Leran, dan di Gresik terdapat suatu kampung yang bernama Leran,
maka diperkirakan suku Leran pernah datang dan menyebarkan Islam di Indonesia; 2) di Persia terdapat suku Jawi, suku Jawi dating ke Indonesia dan
mengajarkan huruf Pegon yang banyak terdapat di Jawa; 3) adanya istilah jabar dan jeer dari bahasa Iran; 4) adanya upacara Tabut di Minangkabau
untuk memperingati wafatnya Hasan dan Husein. Istilah Tabut digunakan di Iran untuk menyebut bulan Muharam. Di Indonesia pun berkembang
paham Islam Syiah yang merupakan pengaruh dari Persia atau Iran dan Irak sekarang.
4. Kebudayaan Cina
• Kepercayaan tentang nasib dan peruntungan yang didasarkan pada kejadian yang terjadi pada tubuh, seperti bentuk garis tangan dan
bentuk-bentuk alat tubuh lainnya.
• Makanan-makanan Indonesia banyak yang berasal dari Cina, seperti mie, bihun, capcay, tahu, kecap, dan sebagainya.
5. Peradaban Yunani dan Romawi
• Penggunaan istilah-istilah dalam astronomi dan astrologi seperti namanama planet yang diambil dari nama-nama dewa seperti Mercurius,
Venus, Mars, Jupiter, Uranus, dan Saturnus. Selain itu, penggunaan kata-kata atlas, cancer, sirene, virgo, libra, helio, titan; istilah-istilah dalam dunia
kedokteran seperti hygta, achiles, hymen, elektra, hipnos; istilah-istilah dalam bidang biologi seperti flora, fauna, cela, dan recipe; penggunaan
lambang piala ular, min-plus, dan tapak kuda.
• Budaya tukar cincin, ulang tahun perkawinan (Emas dan Perak).
• Kebiasaan mengangkat dan membenturkan gelas pada upacara dan pesta-pesta.
• Menaburkan bunga ke makam, mengalungkan karangan bunga, serta menaburkan bunga ke laut kalau ada yang meninggal di laut.
• Perayaan tahun baru 1 Januari, yang pada masa Romawi merupakan hari penyembahan pada Dewa Janus.
• Pesta olahraga Olimpiade.
Menggunakan hari Minggu untuk hari libur. Pada Romawi Purba, hari Minggu digunakan untuk memuja dewa matahari.Sistem kenegaraan yang
menggunakan sistem Demokrasi.

8. Kerajaan hindu budha


Hindu : kutai, tarumanegara,kanjuruhan,majapahit,bali,sunda,singasari
Budha : holing, melayu,sriwijaya, mataram kuno, Kediri, majaphit, sunda

9. Hub singasari dan Kediri


hubungan yang erat antara Kerajaan Kediri dan Singasari yang di dominasi dengan peperangan dan balas dendam. Berdirinya Singasari sendiri
bermula dari Ken Arok yang membunuh bupati Tumapel (Tunggul Ametung) karena tertarik pada Ken Dedes istri Tunggul.Pada masa itu Kertajaya
(tahun 1222) mengalami pertentangan dengan kaum Brahmana. Kaum Brahmana menggangap Kertajaya telah melanggar agama dan memaksa
meyembahnya sebagai dewa. Kemudian kaum Brahmana meminta perlindungan Ken Arok, akuwu Tumapel. Kebetulan Ken Arok juga bercita-cita
memerdekakan Tumapel yang merupakan daerah bawahan Kadiri.Perang antara Kerajaan Kediri dan Tumapel terjadi dekat desa Ganter. Dalam
peperangan tersebut Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya, pada masa itu menandai berakhirnya masa kejayaan kerajaan Kediri. yang sejak saat
itu kemudian Kediri menjadi bawahan Tumapel atau Singoasari.Pada masa Kertanegara hubungan Kediri dan Singasari membaik. Kertanegara
membuat upaya dalam rangka meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya dan salah satu upayanya yaitu berbuat baik terhadap lawan-lawan
politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang (Raja Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya.Akan tetapi pada tahun 1292 terjadi
pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara sendiri. Dalam
serangan itu Kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kediri. Alasan
Jayakatwang memberontak terhadap Kerajaan Singosariyang dipimpin oleh Kertanegara, karena dendam masa lalu yang mana leluhurnya Kertajaya
dikalahkan oleh Ken Arok. Setelah berhasil membunuh Kertanegara, Jayakatwang membangun kembali Kerajaan Kadiri, namun hanya bertahan
selama satu tahun dikarenakan serangan gabungan yang dilancarkan oleh pasukan Mongol dan pasukan menantu Kertanegara, Raden Wijaya.Kedua
kerajaan tersebut pun runtuh dengan alasan yang sama, yaitu serangan balas dendam masa lalu

10. Sosial ekonomi sriwijaya


Kehidupan Sosial Kerajaan Sriwijaya Karena letaknya yang strategis, perkembangan perdagangan internasional di Sriwijaya sangat baik. Dengan
banyaknya pedagang yang singgah di Sriwijaya memungkinkan masyarakatnya berkomunikasi dengan mereka, sehingga dapat mengembangkan
kemampuan berkomunikasi masyarakat Sriwijaya. Kemungkinan bahasa Melayu Kuno telah digunakan sebagai bahasa pengantar terutama dengan
para pedagang dari Jawa Barat, Bangka, Jambi dan Semenanjung Malaysia.Perdagangan internasional ini juga membuat kecenderungan masyarakat
menjadi terbuka akan berbagai pengaruh dan budaya asing, salah satunya India. Budaya India yang masuk berupa penggunaan nama-nama khas India,
adat istiadat, dan juga agama Hindu-Buddha. I-tsing menerangkan bahwa banyak pendeta yang datang ke Sriwijaya untuk belajar bahasa Sanskerta
dan menyalin kitab kitab suci agama Buddha. Guru besar yang sangat terkenal di massa itu adalah Sakyakirti yang mengarang buku Hastadandasastra.
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya Pada awalnya kehidupan ekonomi masyarakat Sriwijaya bertumpu pada bidang pertanian. Namun
dikarenakan letaknya yang strategis, yaitu di persimpangan jalur perdagangan internasional, membuat hasil bumi menjadi modal utama untuk
memulai kegiatan perdagangan dan pelayaran. Karena letak yang strategis pula, para pedagang China yang akan ke India bongkarmuat di Sriwijaya,
dan begitu juga dengan pedagang India yang akan ke China. Dengan demikian pelabuhan Sriwijaya semakin ramai hingga Sriwijaya menjadi pusat
perdagangan se-Asia Tenggara. Perairan di Laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa berada di bawah kekuasaan Sriwijaya

11. Teori masuknya hindu budha


1. Teori Brahmana oleh Jc.Van Leur
Teori Brahmana adalah teori yang menyatakan bahwa masuknya Hindu Budha ke Indonesia dibawa oleh para Brahmana atau golongan pemuka
agama di India. Teori ini dilandaskan pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau yang hampir
semuanya menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Saksekerta. Di India, aksara dan bahasa ini hanya dikuasai oleh golongan Brahmana. teori
masuknya Hindu Budha ke Indonesia karena peran serta golongan Brahmana juga didukung oleh kebiasaan ajaran Hindu. Seperti diketahui bahwa
ajaran Hindu yang utuh dan benar hanya boleh dipahami oleh para Brahmana. Pada masa itu, hanya orang-orang golongan Brahmana-lah yang
dianggap berhak menyebarkan ajaran Hindu. Para Brahmana diundang ke Nusantara oleh para kepala suku untuk menyebarkan ajarannya pada
masyarakatnya yang masih memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme.
2. Teori Waisya oleh NJ. Krom
Teori Waisya menyatakan bahwa terjadinya penyebaran agama Hindu Budha di Indonesia adalah berkat peran serta golongan Waisya (pedagang)
yang merupakan golongan terbesar masyarakat India yang berinteraksi dengan masyarakat nusantara. Dalam teori ini, para pedagang India dianggap
telah memperkenalkan kebudayaan Hindu dan Budha pada masyarakat lokal ketika mereka melakukan aktivitas perdagangan. Karena pada saat itu
pelayaran sangat bergantung pada musim angin, maka dalam beberapa waktu mereka akan menetap di kepulauan Nusantara hingga angin laut yang
akan membawa mereka kembali ke India berhembus. Selama menetap, para pedagang India ini juga melakukan dakwahnya pada masyarakat lokal
Indonesia.
3. Teori Ksatria oleh C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens
Dalam teori Ksatria, penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada masa lalu dilakukan oleh golongan ksatria. Menurut teori
masuknya Hindu Budha ke Indonesia satu ini, sejarah penyebaran Hindu Budha di kepulauan nusantara tidak bisa dilepaskan dari sejarah kebudayaan
India pada periode yang sama. Seperti diketahui bahwa di awal abad ke 2 Masehi, kerajaan-kerajaan di India mengalami keruntuhan karena
perebutan kekuasaan. Penguasa-penguasa dari golongan ksatria di kerajaan-kerajaan yang kalah perang pada masa itu dianggap melarikan diri ke
Nusantara. Di Indonesia mereka kemudian mendirikan koloni dan kerajaan-kerajaan barunya yang bercorak Hindu dan Budha. Dalam
perkembangannya, mereka pun kemudian menyebarkan ajaran dan kebudayaan kedua agama tersebut pada masyarakat lokal di nusantara.
4. Teori Arus Balik (Nasional) oleh F.D.K Bosch
Teori arus balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di Indonesia terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam. Menurut
Bosch, pengenalan Hindu Budha pertama kali memang dibawa oleh orang-orang India. Mereka menyebarkan ajaran ini pada segelintir orang, hingga
pada akhirnya orang-orang tersebut tertarik untuk mempelajari kedua agama ini secara langsung dari negeri asalnya, India. Mereka berangkat dan
menimba ilmu di sana dan sekembalinya ke Indonesia, mereka kemudian mengajarkan apa yang diperolehnya pada masyarakat Nusantara lainnya.
5. Teori Sudra oleh van Faber
Teori Sudra menjelaskan bahwa penyebaran agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau budak yang
bermigrasi ke wilayah Nusantara. Mereka menetap dan menyebarkan ajaran agama mereka pada masyarakat pribumi hingga terjadilah
perkembangan yang signifikan terhadap arah kepercayaan mereka yang awalnya animisme dan dinamisme menjadi percaya pada ajaran Hindu dan
Budha.

12. Akulturasi hindu budha islam


1. Periode Awal (Abad V-XI M)
Pada periode ini, unsur Hindu-Budha lebih kuat dan lebih terasa serta menonjol sedang unsur/ ciri-ciri kebudayaan Indonesia terdesak. Terlihat
dengan banyak ditemukannya patung-patung dewa Brahma, Wisnu, Siwa, dan Budha di kerajaan-kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara dan Mataram
Kuno.

2. Periode Tengah (Abad XI-XVI M)


Pada periode ini unsur Hindu-Budha dan Indonesia berimbang. Hal tersebut disebabkan karena unsur Hindu-Budha melemah sedangkan unsur
Indonesia kembali menonjol sehingga keberadaan ini menyebabkan munculnya sinkretisme (perpaduan dua atau lebih aliran). Hal ini terlihat pada
peninggalan zaman kerajaaan Jawa Timur seperti Singasari, Kediri, dan Majapahit. Di Jawa Timur lahir aliran Tantrayana yaitu suatu aliran religi yang
merupakan sinkretisme antara kepercayaan Indonesia asli dengan agama Hindu-Budha.
Raja bukan sekedar pemimpin tetapi merupakan keturunan para dewa. Candi bukan hanya rumah dewa tetapi juga makam leluhur.
3. Periode Akhir (Abad XVI-sekarang)
Pada periode ini, unsur Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan periode sebelumnya, sedangkan unsur Hindu-Budha semakin surut karena
perkembangan politik ekonomi di India. Di Bali kita dapat melihat bahwa Candi yang menjadi pura tidak hanya untuk memuja dewa. Roh nenek
moyang dalam bentuk Meru Sang Hyang Widhi Wasa dalam agama Hindu sebagai manifestasi Ketuhanan Yang Maha Esa. Upacara Ngaben sebagai
objek pariwisata dan sastra lebih banyak yang berasal dari Bali bukan lagi dari India.
AKULTURASI
Masuknya budaya Hindu-Budha di Indonesia menyebabkan munculnya Akulturasi. Akulturasi merupakan perpaduan 2 budaya dimana kedua unsur
kebudayaan bertemu dapat hidup berdampingan dan saling mengisi serta tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut.
Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di Indonesia tidak diterima begitu saja melainkan melalui proses pengolahan dan penyesuaian dengan kondisi
kehidupan masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan unsur-unsur asli. Hal ini disebabkan karena:
1. Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah
perbendaharaan kebudayaan Indonesia.
2. Kecakapan istimewa yang dimiliki bangsa Indonesia atau local genius merupakan kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur
kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Pengaruh kebudayaan Hindu hanya bersifat melengkapi kebudayaan yang telah ada di Indonesia. Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan
akulturasi yang masih terpelihara sampai sekarang. Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses pengolahan kebudayaan asing sesuai dengan
kebudayaan Indonesia. Hasil akulturasi tersebut tampak pada.
1. Bidang Sosial
Setelah masuknya agama Hindu terjadi perubahan dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia. Hal ini tampak dengan dikenalnya pembagian
masyarakat atas kasta.
2. Ekonomi
Dalam ekonomi tidak begitu besar pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat telah mengenal pelayaran dan
perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia.
3. Sistem Pemerintahan
Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia dikenal sistem pemerintahan oleh kepala suku yang dipilih karena memiliki kelebihan tertentu jika
dibandingkan anggota kelompok lainnya. Ketika pengaruh Hindu-Budha masuk maka berdiri Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa
secara turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturuanan dari dewa yang memiliki kekuatan, dihormati, dan dipuja. Sehingga memperkuat
kedudukannya untuk memerintah wilayah kerajaan secara turun temurun. Serta meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku.
4. Bidang Pendidikan
Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat Indonesia
belum mengenal tulisan. Namun dengan masuknya Hindu-Budha, sebagian masyarakat Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis.
Bukti pengaruh dalam pendidikan di Indonesia yaitu :
ü Dengan digunakannya bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa dalam kehidupan sebagian masyarakat Indonesia. Bahasa tersebut terutama digunakan
di kalangan pendeta dan bangsawan kerajaan. Telah mulai digunakan bahasa Kawi, bahasa Jawa Kuno, dan bahasa Bali Kuno yang merupakan
turunan dari bahasa Sansekerta.
ü Telah dikenal juga sistem pendidikan berasrama (ashram) dan didirikan sekolah-sekolah khusus untuk mempelajari agama Hindu-Budha. Sistem
pendidikan tersebut kemudian diadaptasi dan dikembangkan sebagai sistem pendidikan yang banyak diterapkan di berbagai kerajaan di Indonesia.
ü Bukti lain tampak dengan lahirnya banyak karya sastra bermutu tinggi yang merupakan interpretasi kisah-kisah dalam budaya Hindu-Budha.
Contoh :
· Empu Sedah dan Panuluh dengan karyanya Bharatayudha
· Empu Kanwa dengan karyanya Arjuna Wiwaha
· Empu Dharmaja dengan karyanya Smaradhana
· Empu Prapanca dengan karyanya Negarakertagama
· Empu Tantular dengan karyanya Sutasoma.
ü Pengaruh Hindu Budha nampak pula pada berkembangnya ajaran budi pekerti berlandaskan ajaran agama Hindu-Budha. Pendidikan tersebut
menekankan kasih sayang, kedamaian dan sikap saling menghargai sesama manusia mulai dikenal dan diamalkan oleh sebagian masyarakat Indonesia
saat ini.
Para pendeta awalnya datang ke Indonesia untuk memberikan pendidikan dan pengajaran mengenai agama Hindu kepada rakyat Indonesia. Mereka
datang karena berawal dari hubungan dagang. Para pendeta tersebut kemudian mendirikan tempat-tempat pendidikan yang dikenal dengan
pasraman. Di tempat inilah rakyat mendapat pengajaran. Karena pendidikan tersebut maka muncul tokoh-tokoh masyarakat Hindu yang memiliki
pengetahuan lebih dan menghasilkan berbagai karya sastra.
Rakyat Indonesia yang telah memperoleh pendidikan tersebut kemudian menyebarkan pada yang lainnya. Sebagian dari mereka ada yang pergi ke
tempat asal agama tersebut. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan melakukan ziarah. Sekembalinya dari sana mereka menyebarkan agama
menggunakan bahasa sendiri sehingga dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat asal.
Agama Budha tampak bahwa pada masa dulu telah terdapat guru besar agama Budha, seperti di Sriwijaya ada Dharmakirti, Sakyakirti, Dharmapala.
Bahkan raja Balaputra dewa mendirikan asrama khusus untuk pendidikan para pelajar sebelum menuntut ilmu di Benggala (India)
5. Kepercayaan
Sebelum masuk pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia, bangsa Indonesia mengenal dan memiliki kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek
moyang (animisme dan dinamisme). Masuknya agama Hindu-Budha mendorong masyarakat Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha
walaupun tidak meninggalkan kepercayaan asli seperti pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan dewa-dewa alam. Telah terjadi semacam
sinkritisme yaitu penyatuaan paham-paham lama seperti animisme, dinamisme, totemisme dalam keagamaan Hindu-Budha.
Contoh :
Di Jawa Timur berkembang aliran Tantrayana seperti yang dilakukan Kertanegara dari Singasari yang merupakan penjelmaaan Siwa. Kepercayaan
terhadap roh leluhur masih terwujud dalam upacara kematian dengan mengandakan kenduri 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun dan
1000 hari, serta masih banyak hal-hal yang dilakukan oleh masyarakat Jawa.
6. Seni dan Budaya
Pengaruh kesenian India terhadap kesenian Indonesia terlihat jelas pada bidang-bidang dibawah ini:
Seni Bangunan
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi
merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu
bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi Borobudur. Pada candi disertai pula berbagai macam
benda yang ikut dikubur yang disebut bekal kubur sehingga candi juga berfungsi sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa. Sedangkan
candi Budha, hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu jenazah ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.
Seni Rupa
Seni rupa tampak berupa patung dan relief.Patung dapat kita lihat pada penemuan patung Budha berlanggam Gandara di Bangun Kutai. Serta patung
Budha berlanggam Amarawati di Sikending (Sulawesi Selatan). Selain patung terdapat pula relief-relief pada dinding candi seperti pada Candi
Borobudur ditemukan relief cerita sang Budha serta suasana alam Indonesia.
Seni Sastra dan Aksara
Periode awal di Jawa Tengah pengaruh sastra Hindu cukup kuat.Periode tengah bangsa Indonesia mulai melakukan penyaduran atas karya India.
Contohnya: Kitab Bharatayudha merupakan gubahan Mahabarata oleh Mpu Sedah dan Panuluh. Isi ceritanya tentang peperangan selama 18 hari
antara Pandawa melawan Kurawa. Para ahli berpendapat bahwa isi sebenarnya merupakan perebutan kekuasaan dalam keluarga raja-raja Kediri.
Prasasti-prasasti yang ada ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Bahasa Sansekerta banyak digunakan pada kitab-kitab kuno/Sastra
India. Mengalami akulturasi dengan bahasa Jawa melahirkan bahasa Jawa Kuno dengan aksara Pallawa yang dimodifikasi sesuai dengan pengertian
dan selera Jawa sehingga menjadi aksara Jawa Kuno dan Bali Kuno. Perkembangannya menjadi aksara Jawa sekarang serta aksara Bali. Di kerajaan
Sriwijaya huruf Pallawa berkembang menjadi huruf Nagari.
7. Bidang Teknologi
Masyarakat Indonesia dari sebelum masuknya agama Hindu-Budha sebenarnya sudah memiliki budaya yang cukup tinggi. Dengan masuknya
pengaruh budaya Hindu-Budha di Indonesia semakin mempertinggi teknologi yang sudah dimiliki bangsa Indonesia sebelumnya. Pengaruh Hindu-
Budha terhadap perkembangan teknologi masyarakat Indonesia terlihat dalam bidang kemaritiman, bangunan dan pertanian.
Perkembangan kemaritiman terlihat dengan semakin banyaknya kota-kota pelabuhan, ekspedisi pelayaran dan perdagangan antar negara. Selain itu,
bangsa Indonesia yang awalnya baru dapat membuat sampan sebagai alat transportasi kemudian mulai dapat membuat perahu bercadik.
Perpaduan antara pengetahuan dan teknologi dari India dengan Indonesia terlihat pula pada pembuatan dan pendirian bangunan candi baik candi
dari agama Hindu maupun Budha.
Bangunan candi merupakan hasil karya ahli-ahli bangunan agama Hindu-Budha yang memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. Selain itu terlihat dalam
penulisan prasasti-prasastri pada batu-batu besar yang membutuhkan keahlian, pengetahuan, dan teknik penulisan yang tinggi. Pengetahuan dan
perkenalan teknologi yang tinggi dilakukan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Dalam bidang pertanian, tampak dengan adanya pengelolaan sistem irigasi yang baik mulai diperkenalkan dan berkembang pada zaman masuknya
Hindu-Budha di Indonesia. Tampak pada relief candi yang menggambarkan teknologi irigasi pada zaman Majapahit.
8. Sistem Kalender
Diadopsi dari sistem kalender/penanggalan India. Hal ini terlihat dengan adanya :
· Penggunaan tahun Saka di Indonesia. Tercipta kalender dengan sebutan tahun Saka yang dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari, tahun
Samsiah) pada waktu raja Kanishka I dinobatkan jumlah hari dalam 1 tahun ada 365 hari. Oleh orang Bali, tahun Saka tidak didasarkan pada sistem
Surya Pramana tetapi sistem Chandra Pramana (tahun Bulan, tahun Kamariah) dalam 1 tahun ada 354 hari. Musim panas jatuh pada hari yang sama
dalam bulan Maret dimana matahari, bumi, bulan ada pada garis lurus. Hari tersebut dirayakan sebagai Hari Raya Nyepi.
· Ditemukan Candrasangkala/ Kronogram ada dalam rangka memperingati peristiwa dengan tahun/ kalender saka. Candrasangkala adalah angka
huruf berupa susunan kalimat/ gambaran kata. Bila berupa gambar harus diartikan dalam bentuk kalimat.
Seni Ukir
Seni Ukir Islam disebut Kaligrafi, yang dapat dipahatkan pada kayu.
Contoh :
☻Kaligrafi/ukiran yang dipahatkan pada dinding depan Masjid Mantingan, Jepara
☻Di Masjid Cirebon terdapat pahatan berbentuk harimau
Pahatan burupa gambar tersebut disebut Arabesk
SENI SASTRA
Tampak pada karya sastra di Selat Malaka dan Pulau Jawa.
Karya sastra yang berkembang:
1. Suluk,yaitu karya sastra yang berisi ajaran-ajaran tasawuf. Contoh : Suluk Sukrasa, Suluk Wujil
2. Hikayat, yaitu dongeng atau cerita rakyat yang sudah ada sebeluym masuknya Islam.
Contoh: Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Panji Semirang
3. Babad, yaitu kisah sejarah yang terkadang memuat silsilah para raja suatu kerajaan Islam
Contoh: Babad tanah Jawi, Babd Cirebon, Babad Ranggalawe
SISTEM PEMERINTAHAN
Digunakan aturan-aturan Islam dalam pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Terbukti dengan adanya :
ü Raja Mataram Islam awalnya bergelar Sunan/Susuhunan, artinya dijunjung
ü Raja akan diberi Gelar Sultan jika telah diangkat atas persetujuan khalifah yang memerintah di Timur Tengah
ü Terdapat gelar lain yaitu Panembahan, Maulana.
SOSIAL
v Mulai dikenal sistem demokrasi
v Tidak mengenal adanya sistem kasta
v Tidak mengenal perbedaan gologan dalam masyarakat
FILSAFAT
Setelah Islam lahir berkembanglah Ilmu filsafat yang berfungsi untuk mendukung pendalaman agama Islam.
Ø Abad 8 M, lahir dasar-dasar Ilmu Fikih
Ø Fikih, merupakan ilmu yang mempelajari hukum dan peraturan yang mengatur hak dan kewajiban umat Islam terhadap Tuhan dan sesama manusia.
Dengan Fikih diharapkan umat Islam dapat hidup sesuai dengan kaidah Islam.
Ø Abad ke-10 M, lahir dasar-dasar Ilmu Qalam dan Tasawuf
Ø Qalam, merupakan ajaran pokok Islam tentang keesaan Tuhan, Ilmu teologi/Ilmu ketuhanan/ Ilmu Tauhid.
Ø Asal mula lahirnya tasawuf karena pencarian Allah karena kecintaan dan kerinduan pada Allah.
Ø Tasawuf kemudian berkembang menjadi aliran kepercayaan.

13. Imperialism kuno


1. Imperialisme Kuno (ancient imperialism)
Dalam pelaksanaan imperialisme kuno , negara penjajah mencari tanah jajahan karena terdorong oleh gold (kekayaan berupa logam mulia, emas dan
perak), gospel, (penyebaran agama yang di anutnya) dan glory (mendapatkan kejayaan negeri induknya). mereka menduduki suatu wilayah (daerah)
sebagai daerah jajahan untuk menyebarkan agama, mencari kekayaan dan sekaligus menambah kejayaan negeri induknya. sehingga gold, gospel dan
glory merupakan inti dari imperialisme kuno.
Perbedaannya :
dilakukan oleh portugis/spanyol
tujuannya untuk 3 G (Gold,glory,dan gospel)
Menjamin perdagangan di tanah yang di dudukinya
penaklukan pada bangsa dan negara
hanya mengambil dari tanah jajahan

2. Imperialisme Modern (modern imperialism)


Negara penjajah mencari tanah jajahan karena tergolong oleh kepentingan ekonomi dan juga untuk memenuhi kebutuhan industri. Negara jajahan
dijadikan sebagai sumber penghasil bahan mentah dan tempat pemasaran hasil industri. Oleh karena itu, ekonomi merupakan inti imperialisme
modern.
Perbedaannya:
Dilakukan oleh Inggris
mencari bahan baku untuk bahan promosinya
memenuhi kebutuhan industri dan modal
Eksploitasi-penetrasi kebudayaan
Mengambil tanah jajahan juga untuk ekspor

14. Pergerakan nasional faktor pendorong eks dan int


Faktor Ekstern
1. Munculnya kesadaran tentang pentingnya semangat kebangsaan, semangat nasional, perasaan senasib sebagai bangsa terjajah, serta keinginan
untuk mendirikan negara berdaulat lepas dari cengkeraman imperialisme di seluruh negara-negara jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika latin pada
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
2. Fase tumbuhnya anti imperialisme berkembang bersamaan dengan atau dipengaruhi oleh lahirnya golongan terpelajar yang memperoleh
pengalaman pergaulan internasional serta mendapatkan pemahaman tentang ide-ide baru dalam kehidupan bernegara yang lahir di Eropa, seperti
demokrasi, liberalisme, dan komunisme melalui pendidikan formal dari negara-negara barat.
3. Paham-paham tersebut pada dasarnya mengajarkan tentang betapa pentingnya persamaan derajat semua warga negara tanpa membedakan
warna kulit, asal usul keturunan, dan perbedaan keyakinan agama. Paham tersebut masuk ke Indonesia dan dibawa oleh tokoh-tokoh Belanda yang
berpandangan maju, golongan terpelajar Indonesia yang memperoleh pendidikan Barat, serta alim ulama yang menunaikan ibadah haji dan memiliki
pergaulan dengan sesama umat muslim seluruh dunia.
4. Perang dunia I (1914-1919) telah menyadarkan bangsa-bangsa terjajah bahwa negara-negara imperialis telah berperang diantara mereka sendiri.
Perang tersebut merupakan perang memperebutkan daerah jajahan. Tokoh-tokoh pergerakan nasional di Asia, Afrika dan Amerika Latin telah
menyadari bahwa kini saatnya telah tiba bagi mereka untuk melakukan perlawanan terhadap panjajah yang sudah lelah berperang.
5. Menculnya rumusan damai mengenai penentuan nasib sendiri (self determination) presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson pasca perang dunia I
disambut tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia sebagai pijakan dalam perjuangan mewujudkan kemerdekaan.
6. Lahirnya komunisme melalui Revolusi Rusia 1917 yang diikuti dengan semangat anti kapitalisme dan imperialisme telah mempengaruhi timbulnya
ideologi perlawanan di negara-negara jajahan terhadap imperialisme dan kapitalisme Barat. Konflik ideologi dunia antara kapitalisme atau
imperialisme sosialisme atau komunisme telah memberikan dorongan bagi bangsa-bangsa terjajah untuk melawan kapitalisme atau imperialisme
Barat.
7. Munculnya nasionalisme di Asia dan di negara-negara jajahan lainnya di seluruh dunia telah mengilhami tokoh-tokoh pergerakan nasional untuk
melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Kemenangan Jepang atas Rusia 1905 telah memberikat keyakinan bagi tokoh nasionalis
Indonesia bahwa bangsa kulit putih Eropa dapat dikalahkan oleh kulit berwarna Asia. Demikian juga, model pergerakan nasional yang dilakukan oleh
Mahatma Gandhi di India, Mastapha Kemal Pasha di Turki, serta Dr. Sun Yat Sen di Cina telah memberikan inspirasi bagi kalangan terpelajar nasionalis
Indonesia bahwa inperialisme Belanda dapat dilawan melalui organisasi modern dengan cara memajukan ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, dan
politik pada bangsa Indonesia terlebih dahulu sebelum memperjuangkan kemerdekaan.

Faktor Intern
1. Penjajahan mengakibatkan terjadinya penderitaan rakyat Indonesia yang tidak terkira. Sistem penjajahan Belanda yang eksploitatif terhadap
sumber daya alam dan manusia Indonesia serta sewenang-wenang terhadap warga pribumi telah menyadarkan penduduk Indonesia tentang adanya
sistem kolonialisme Imperialisme Barat yang menerapkan ketidaksamaan dan perlakuan membeda-bedakan (diskriminatif).
2. Kenangan akan kejayaan masa lalu. Rakyat Indonesia pada umumnya menyadari bahwa mereka pernah memiliki negara kekuasaan yang jaya dan
berdaulat di masa lalu (Sriwijaya dan Majapahit). Kejayaan ini menimbulkan kebanggaan dan meningkatnya harga diri suatu bangsa, oleh karena itu
rakyat Indonesia berusaha untuk mengembalikan kebanggaan dan harga diri sebagai suatu bangsa tersebut.
3. Lahirnya kelompok terpelajar yang memperoleh pendidikan Barat dan Islam dari luar negeri . kesempatan ini terbuka setelah pemerintah kolonial
Belanda pada awal abad ke-20 menjalankan politik Etis (edukasi, imigrasi, dan irigasi). Orang-orang Indonesia yang memperoleh pendidikan barat
berasal dari kalangan priayi abangan yang memiliki status bangsawan. Sebagian lainnya berasal dari kalangan priayi dan santri yang secara sosial
ekonomi memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji serta memperoleh pendidikan tertentu diluar negeri.
4. Lahirnya kelompok terpelajar islam telah menyadarkan bangsa Indonesia terjajah yang sebagian besar penduduknya beragama Islam. Kelompok
intelektual Islam telah menjadi agent of change atau agen pengubah cara pandang masyarakat bahwa nasib bangsa Indonesia yang terjajah tersebut
tidak dapat diperbaiki melalui belas kasihan penjajah seperti Politik Etis misalnya. Nasib bangsa Indonesia harus diubah oleh bangsa Indonesia sendiri
dengan cara memberdayakan bangsa melalui peningkatan taraf hidup di bidang ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya.
5. Menyebarnya paham-paham baru yang lahir di Eropa, seperti demokrasi, liberalisme, sosialisme, dan komunisme di negeri jajahan (Indonesia) yang
dilakukan oleh kalangan terpelajar.
6. Muncul dan berkembangnya semangat persamaan derajat pada masyarakat Indonesia dan berkembang menjadi gerakan politik yang sifatnya
nasional. Tindakan pemerintah kolonial yang sifatnya semakin represif seperti pembuangan para pemimpin Indische Partiij pada 1913, ikut
campurnya Belanda dalam urusan internal Sarekat Islam, dan penangkapan tokoh-tokoh nasionalis telah menimbulkan gerakan nasional untuk
memperoleh kebebasan berbicara, berpolitik, serta menentukan nasib sendiri tanpa dicampuri pemerintah kolonial Belanda.

15. Perbedaan strategi sebelum 1998 dan sesudah


sebelum : kurang ada persatuan/bersifat kedaerahan,faktor persenjataan masih sangat sederhana/ perjuangan menggunakan senjata
tradisional, pemimpin perjuangan adalah pemimpin daerah atau golongan bangsawan
sedudah : perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia mulai menonjolkan persatuan, perjuangan yang dilakukan tidak lagi
menggunakan senjata tradisional melainkan menggunakan organisasi modern, pemimpin golongan ialah golongan cerdik/pandai

16. Tujuan pendirian organisasi pada masa jepang dan keadaan ekonomi sosial indo
Jepang sendiri membentuk organisasi-organisasi bagi rakyat Indonesia dengan maksud dipersiapkan untuk membantu Jepang. Organisasi-
organisasi ini pada akhirnya berbalik melawan Jepang. keadaan sosial masyarakat di daerah ternyata masih terbelakang, termasuk dalam
bidang pendidikan, sehingga kurang maju dan dinamis;keadaan ekonomi masyarakat yang kurang mampu berakibat mereka tidak dapat
membiayai gerakan tersebut.Dalam perkembangannya, Putera lebih banyak dimanfaatkan untuk perjuangan dan kepentingan bangsa Indonesia.
Mengetahui hal ini, Jepang membubarkan Putera dan mementingkan pembentukan organisasi baru, yaitu Jawa Hokokai.

17. Proklamasi
PROKLAMASI
KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA. HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN
LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.
DJAKARTA, 17 AGUSTUS 1945
ATAS NAMA BANGSA INDONESIA.
SOEKARNO-HATTA.
Jadi, Saudara-saudara!
Kita sekarang sudah bebas!
Tidak ada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita!
Mulai saat ini kita membangun negara kita. Sebuah negara bebas, Negara Republik Indonesia-lamanya dan abadi independen. Semoga Tuhan
memberkati dan membuat aman kemerdekaan kita ini!
18. Pdri
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) adalah penyelenggara pemerintahan Republik Indonesia periode 22 Desember 1948 - 13 Juli 1949,
dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara yang disebut juga dengan Kabinet Darurat.Sesaat sebelum pemimpin Indonesia saat itu, Sukarno dan Hatta
ditangkap Belanda pada tanggal 19 Desember 1948, mereka sempat mengadakan rapat dan memberikan mandat kepada Syafruddin Prawiranegara
untuk membentuk pemerintahan sementara.

19. Demokrasi liberal>terpimpin


Masa Demokrasi Liberal (Parlementer)
Ketidakstabilan Pernerintah akibat persaingan antar Partai-Partai Politik. Setelah bentuk RIS dibubarkan pada tanggal 15 Agustus 1950 rnaka bentuk
negara kita kernbali kedalam bentuk negara kesatuan Republik Indonesia dengan menggunakan UUDS 1950. Berdasarkan UUDS 1950 sistem
kabinet/demokrasi yang dianut adalah demokrasi atau kabinet parlernenter (liberal). Dalam kabinet parlementer dipimpin oleh seorang perdana
menteri yang bertanggungjawab kepada DPR bukan kepada presiden. Sistim demokrasi liberal ditandai dengan sering bergantinya kabinet dalam arti
kabinet yang tidak berkuasa tidak pernah berumur panjang. Kabinet pada rnasa demokrasi liberal adalah

Nama kabinet Pembentukan Pembubaran

1. Kabinet Moh. Natsir 6 September 1950 21 Maret 1951

2. Kabinet Soekiman 26 April 1951 Februari 1952

3. Kabinet Mopo 30 Maret 1952 2 Juni 1953

4. Kabinet Ali Wongso 1 Agustus 1953 24 Juh 1955

5. Kabinet Burhanudin 12 Agustus 1955 3 Maret 1956

6. Kabinet Ali II 24 Maret 1956 ± tahun 1957


Dari semua kabinet hanya berumur ± 1 tahunan, kabinet itu yang berhasil mencapai prestasi adalah:
1. Kabinet Ali Sastroamijoyo I berhasil menyelenggarakan KAA tanggal 18 – 24 April 1955 di Bandung.
2. Kabinet Burlianudin Harahap berhasil menyelenggarakan pemilu 1 yang dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu :• Tanggal 22 September 1955 untuk
memilih anggota DPR.Tanggal 15 Deasember 1955 memilih Badan Konstituante (Badan Pembuat UUD)Pada masa demokrasi liberal partai politik
tumbuh dengan adanya perbedaan tujuan dari partai-partai politik M1 banyak menimbulkan kericuhan dibidang sosial politik yang secara otomatis
dapat mengganggu kelancaran penierintahan Indonesia.
mASA DEMOKRASI TERPIMPIN
a. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Dewan konstituante merumuskan UUD namun tidak berhasil karena muncul berbagai pertentangan. Partai Masyumi dan NU menghendaki UUD
disusun berdasarkan ajaran islam. Pada tanggal 22 April 1959 Presiden Soekarno mengusulkan agar UUD 1945 ditetapkan sebagai UUD RI. Lalu dewan
konstituante mengadakan pemungutan suara dalam rangka menolak atau menerima usulan presiden tersebut.
Pemungutan suara diadakan sebanyak tiga kali :
Tanggal 30 Mei 1959 diadakan pemungutan suara pertama tetapi gagal akibat banyaknya anggota konstituante yang tidak hadir.
Tanggal 1 Juni 1959 diadakan pemungutan suara kedua yang juga mengalami kegagalan.
Tanggal 2 Juni 1959 diadakan pemungutan suara ketiga kalinya tetapi juga mengalami kegagalan.
Konstituante selalu mengalami kegagalan,maka pada tanggal 3 Juni 1959 dewan konstituante diistirahatkan. Akhirnya UUD 1945 menjadi UUD RI
kembali dan pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden :
Pembubaran konstituante
Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950
Pembentukan MPRS atau DPAS
Setelah mengeluarkan dekrit ini pada tanggal 17 Agustus 1959 Presiden berpidato yang dikenal dengan nama Manifesto Politik Republik Indonesia
(Manipol).

20. Cabinet ampere


Orde Baru merupakan masa pemerintahan Soeharto yang berlangsung antara tahun 1966 sampai tahun 1998. Pada tahun 1998 Presiden
Soeharto dan Orde Baru mengalami keruntuhan yang salah satu penyebabnya adalah krisis ekonomi. Permasalahan-permasalahan banyak terjadi
pada Masa Orde baru ini, seperti kolusi, korupsi, nepotisme dan krisi ekonomi. Maka, pemerintahan selama 32 tahun yang dijalankan oleh Soeharto
berakhir dengan semangat reformasi untuk memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara.
Akan tetapi tidak selamanya sejarah Orde Baru berakhir dengan kehancuran. Pada awal berdirinya, Masa Orde baru menjadi titik kebangkitan
bangsa Indonesia, karena memang pada saat ini terjadi perubahan yang cukup besar dari masa Orde Lama ke Orde Baru. Beberapa diantaranya
pembaruan struktur politik dan ekonomi Indonesia, sebagai langkah awal mulai dibentuklah beberapa sistem dan struktur pemerintahan. Salah
satunya adalam pembentukan Kabinet Ampera, berikut penjelasannya.
Tugas pokok Kabinet Ampera berdasarkan TAP MPRS No. XII Tahun 1966 adalah mewujudkan:
Mewujudkan stabilitas politik.
Mewujudkan stabilitas ekonomi, dan dikenal sebagai Dwidharma.
Sedangkan programnya atau program "Catur Karya" adalah sebagai berikut.
Memperbaiki peri kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan.
Melaksanakan pemilihan dalam batas waktu seperti dicantumkan dalam ketetapAn MPRS No. XI/MPRS/1966.
Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional sesuai dengan ketetapan MPRS No. XI/MPRS/1966.
Melaksanakan perjuangan anti imperalisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.

21. Reformasi agenda alasan


1. Adili Suharto dan kroni-kroninya
2. Amandemen UUD 1945
3. Otonomi daerah seluas-luasnya
4. Hapuskan Dwifungsi ABRI
5. Hapuskan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)
6. Tegakkan supremasi hukum

22. Program habibi


a. Pembebasan Tahanan Politik
b. Kebebasan Pers
c. Pembentukan Parpol dan Percepatan pemilu dari tahun 2003 ke tahun 1999
d. Penyelesaian Masalah Timor Timur
e. Pemberian Gelar Pahlawan Reformasi bagi Korban Trisakti
Pada Bidang Ekonomi
Di dalam pemulihan ekonomi, secara signifikan pemerintah berhasil menekan laju inflasi dan gejolak moneter dibanding saat awal terjadinya
krisis. Pada tanggal 21 Agustus 1998 pemerintah membekukan operasional Bank Umum Nasional, Bank Modern, dan Bank Dagang Nasional
Indonesia. Kemudian di awal tahun selanjutnya kembali pemerintah melikuidasi 38 bank swasta, 7 bank diambil-alih pemerintah dan 9 bank
mengikuti program rekapitulasi.
Untuk masalah distribusi sembako utamanya minyak goreng dan beras, dianggap kebijakan yang gagal. Hal ini nampak dari tetap meningkatnya
harga beras walaupun telah dilakukan operasi pasar, ditemui juga penyelundupan beras keluar negeri dan penimbunan beras.
Pada Bidang Manajemen Internal ABRI
Pada masa transisi di bawah Presiden B.J. Habibie, banyak perubahan-perubahan penting terjadi dalam tubuh ABRI, terutama dalam tataran
konsep dan organisatornya. ABRI telah melakukan kebijakan-kebijakan sebagai langkah perubahan politik internal, yang berlaku tanggal 1 April
1999. Kebijakan tersebut antara lain: pemisahan POLRI dari ABRI, Perubahan Stat Sosial Politik menjadi Staf Teritorial, Likuidasi Staf Karyawan,
Pengurangan Fraksi ABRI di DPR, DPRD I/II, pemutusan hubungan organisatoris dengan partai Golkar dan mengambil jarak yang sama dengan
parpol yang ada, kometmen dan netralitas ABRI dalam Pemilu dan perubahan Staf Sospol menjadi komsos serta pembubaran Bakorstanas dan
Bakorstanasda.
Perubahan di atas dipandang positif oleh berbagai kalangan sebagai upaya reaktif ABRI terhadap tuntutan dan gugatan dari masyarakat,
khususnya tentang persoalan eksis peran Sospol ABRI yang diimplementasikan dari doktrin Dwi Fungsi ABRI.
Keadaan Sosial Di Masa Habibie
Kerusuhan antar kelompok yang sudah bermunculan sejak tahun 90-an semakin meluas dan brutal, konflik antar kelompok sering terkait dengan
agama seperti di Purworejo juni 1998 kaum muslim menyerang lima gereja, di Jember adanya perusakan terhadap toko-toko milik cina, di Cilacap
muncul kerusuhan anti cina, adanya teror ninja bertopeng melanda Jawa Timur dari malang sampai Banyuangi. Isu santet menghantui
masyarakat kemudian di daerah-daerah yang ingin melepaskan diri seperti Aceh, begitu juga dengan Papua semakin keras keinginan
membebaskan diri. Juli 1998 OPM mengibarkan bendera bintang kejora sehingga mendapatkan perlawanan fisik dari TNI.

23. Kehidupan pers

pers di masa demokrasi liberal (1949-1959) memiliki landasan kemerdekaan pers konstitusi RIS 1949 dan UUD Sementara 1950, yaitu setiap orang
berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat. Isi pasal ini kemudian dicantumkan dalam UUD Sementara 1950.
Awal pembatasan pers adalah efek samping dari keluhan wartawan terhadap pers Belanda dan Cina, namun pemerintah tidak membatasi
pembreidelan pers asing saja tetapi terhadap pers nasional
Pers di masa demokrasi terpimpin (1956-1966) ditandai dengan tindakan tekanan terhadap pers yang terus berlangsung yaitu pembreidelan terhadap
harian Surat Kabar Republik, Pedoman, Berita Indonesia dan Sin Po di Jakarta.
Perkembangan Pers Pada Masa Orde Lama
Upaya untuk pembatasan kebebasan pers tecermin dari pidato Menteri Muda Penerangan RI yaitu Maladi yang menyatakan hak kebebasan individu
disesuaikan dengan hak kolektif seluruh bangsa dalam melaksanakan kedaulatan rakyat.
Hak berpikir, menyatakan pendapat, dan memperoleh penghasilan sebagaimana yang dijamin UUD 1945 harus ada batasnya yaitu keamanan negara,
kepentingan bangsa, moral dan kepribadian Indonesia, serta tanggung jawab kepada Tuhan YME.
Pers tunduk sepenuhnya pada peraturan pemerintah, pers dimanfaatkan sebagai alat revolusi dan penggerak massa. Hal yang menonjol adalah,
Peraturan No.3 tahun 1960 tentang larangan terbit surat kabar berbahasa Cina.
Peraturan No.19 tahun 1961 tentang keharusan adanya surat izin terbit bagi surat kabar
Peraturan No.2 tahun 1961 tentang pembinaan pers oleh pemerintah yang tidak loyal akan dibreidel.
UU No.4 tahun 1963 tentang wewenang jaksa agung mengenai pers.
Era demokrasi terpimpin diawali Dekrit Presiden tahun 1959-1966. Keberadaan pers diatur dalam Tap MPRS No. 11 tahun 1960 tentang Penerangan
Massa dan melalui Peraturan Penguasa Perang Tertinggi No. 10/ 1960. Dalam kedua aturan tersebut diatur antara lain:
SIT (Surat Izin Terbit) berlaku,
Pers berbahasa etnik seperti Cina dilarang,
Isi berita harus sesuai doktrin MANIPOL-USDEK.
Pada masa demokrasi terpimpin di bawah Presiden Soekarno, pers sangat dibatasi ruang geraknya, kebebasan pers tidak ada. Dalam ulang tahun PWI
ke-19, Presiden Soekarno menegaskan “dalam suatu revolusi, tidak boleh ada kebebasan pers. Koran yang beritanya tidak sesuai dengan kebijakan
pemerintahan ditutup".
Banyak institusi pers yang memilih tutup, seperti Harian Abadi yang antikomunis. Jumlah surat kabar hanya sekitar 60 buah. Jurnalis yang melawan
ditahan seperti Mochtar Lbis, redaktur Indonesia Raya tahun 1956-1961. Kantor berita Antara, Organisasi PWI dan SPS “dikuasai” komunis.
Aktivis pers seperti BM. Diah, Adam Malik, Wonohito mencetuskan Manifesto Kebudayaan dan Badan Pendukung Soekarnoisme yang anti-PKI, yang
kemudian ditutup oleh Soekarno.
24. Politik etis
Politik Etis atau Politik Balas Budi adalah suatu pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial memegang tanggung
jawab moral bagi kesejahteraan bumiputera. Pemikiran ini merupakan kritik terhadap politik tanam paksa.

Anda mungkin juga menyukai