Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM PHLEBOTOMY

(by: Herlambang Fitria W.)


4 Maret 2015

IV.I PENGENALAN PERALATAN PHLEBOTOMY

1. Spuit

Spuit adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau pemberian injeksi intravena
dengan volume tertentu. Spuit mempunyai skala yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah
darah yang akan diambil, volume spuit bervariasi dari 1ml, 3ml, 5ml bahkan ada yang sampai
50ml yang biasanya digunakan untuk pemberian cairan sonde atau syring pump.

2. Tourniquet

Tourniquet merupakan bahan mekanis yang fleksibel, biasanya terbuat dari karet sintetis yang
bisa merenggang. Digunakan sebagai pembendung pembuluh darah pada organ yang akan
dilakukan penusukan plebotomy. Adapun tujuan pembendungan ini adalah untuk fiksasi,
pengukuhan vena yang akan diambil. Dan juga untuk menambah tekanan vena yang akan
diambil, sehingga akan mempermudah proses penyedotan darah kedalam spuit.

3. Kapas Alkohol
Kapas alcohol merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan dibasahi
dengan antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol adalah untuk
menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan
area penusukan agar resiko infeksi bisa ditekan.

4. Needle, Wing needle

Needle ialah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk pengambilan secara vakum. Needle
ini bersifat non fixed atau mobile sehingga mudah dilepas dari spuit serta container vacuum.
Penggantian needle dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan besarnya vena yang akan diambil
atau untuk kenyamanan pasien yang menghendaki pengambilan dengan jarum kecil.

Sedangkan wing needle (jarum kupu-kupu) adalah needle yang biasanya digunakan dalam
phlebotomy yang dilakukan pada anak kecil, bayi dan balita.

5. Holder

Holder adalah tempat memasang needle, pada phlebotomy metode vacutainer. Metode ini
merupakan metode pengambilan sampel darah vena tanpa spuit.

6. Vacuum tube

Tabung vakum pertama kali dipasarkan dengan nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa
tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada
jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah
volume tertentu telah tercapai.
LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN PRAKTIKUM
“FLEBOTOMI”

OLEH

Ferliem Halim

MAKASSAR

2010
Praktek pengeluaran darah (bloodletting) sudah sejak lama dikenal manusia dan menjadi
bagian dari pengobatan pasien. Teknik pengeluaran darah yang pertama(tahun 100 SM)
dilakukan oleh dokter-dokter dari Syria dengan menggunakan lintah. Sebelum dikenal
Hippocrates dengan sebutan”Bapak Ilmu Kedokteran”(abad 5 SM), seni pengambilan darah
banyak mengalami perubahan demikian pula berbagai alat untuk keperluan pengambilan dan
penampunngan bahan darah. Lanset untuk pengambilan darah digunakan pertama kali sebelum
abad ke 5 SM dengan tetap mengacu kepada lintah sebagai bentuk dasar. Dengan lanset ini
seorang dokter (practitioner) melubangi vena, kadang-kadang sampai beberapa lubang.
Menjelang akhir abad 19 barulah teknologi mengambil alih memproduksi “lintah artificial”. Kini
telah dikenal beragam alat pengambilan darah dan mudah diperoleh di pasaran.
Kebanyakan pengambilan specimen darah pasien saat ini masih dilaksanakan oleh
teknisi/analis laboratorium baik diruang laboratorium maupun diruang perawatan; padahal
jabatan dan kandungan tugas seorang teknisi atau analis laboratorium tidak sejalan dengan
tannggung jawab dan kegiatan/aktivitas seorang pengambil specimen darah(dalam hal ini
seorang flebotomis). Obyek yang dihadapi oleh teknisi/analis laboratorium adalah peralatan
pemeriksaan sedang obyek yang dihadapi oleh flebotomis adal pasien(atau orang sehat) yang
dilekati oleh banyak hal: sifat,perilaku,masalah intern/pribadi dan lain-lain. Hal-hal ini sedikit
banyaknya bias menjadi penghalang dalam kelancaran proses pengambilan specimen darah dan
hal-hal ini pula yang harus bias dihadapi dan diatasi seorang flebotomis.
System pelayanan kesehatan yang berkembang akhir-akhir ini untuk tujuan kesejahteraan
pasien mengacu kepada pelayanan kesehatan oleh tim(team oriented). Dengan sendirinya,
pelayanan laboratorium akan selalu menjadi bagian integral dari pelayanan kesehatan
menyeluruh dan seorang flebotomis menjadi orang yang sangat penting(crucial) karena
menempati posisi awal dalam rangkaian. proses pemeriksaan tes laboratorium. Posisi awal ini
berada dalam penngawasan program pemantapan mutu(fase pra-analitik) hasil laboratorium
sehingga salah benarnya flebotomis melaksanakan tugasnya akan mempengaruhi mutu hasil tes.
Hasil pemeriksaan laboratorium yang benar dan akurat merupakan andil/modal dari tim
laboratorium (mencakupi juga flebotomis) dalam menunjanng diagnosis dan pemantauan
penyakit. Oleh sebab itu, peran dan tanggung jawab seorang flebotomis dalam melaksanakan
tugasnya harus senantiasa disadari.

Anda mungkin juga menyukai