Anda di halaman 1dari 3

Rubiaceae

Family ini menghasilkan salah satu stimulan yang paling penting, kopi (Coffea arabica L. dan C.
canephora Pierre ex Foehner) dan salah satu tanaman obat pertama dan paling penting yang dibawa
dari 'Dunia Baru', kulit cichona (lihat di bawah).

Tanaman obat penting dari family

Chincona succirubra Weddell, C. calisaya Weddell dan Chinchona spp. (Chincona, kulit Peru),
digunakan sebagai tonik pahit, obat penurun panas, dan melawan malaria.

Karakteristik morfologi family

Family ini sebagian besar terdiri dari pohon atau semak-semak, dengan beberapa liana (tanaman
pendakian) dan herbal. ia memiliki daun yang sederhana, utuh dan umumnya berdeskusi, yang
hampir selalu ditentang dan yang biasanya mengeringkan stipule (kadang-kadang sebesar daunnya
sendiri, misalnya Gallium). Biasanya bunga biseksual dan epigynous, serangga yang diserbuki
memiliki empat hingga lima kelopak dan empat hingga lima sepal, dan lima (atau empat) stamen dan
dua gynaecia. Jenis buah bervariasi (berry, kapsul drupe).

Distribusi

Ini adalah family kosmopolitan besar dengan lebih dari 10.000 spesies, terutama yang menonjol di
daerah tropis dan hangat di dunia.

Karakteristik kimia dari family

Family dikenal karena keragaman besar kelas produk alami, incluiding iridoids (sekelompok
monoterpenoids), alkaloid (termasuk alkaloid indol seperti quinine fromCinchona spp.), Methyl-
xanthines seperti kafein, theobromine dan theophylline, dan anthranoid di beberapa taksa (e, g.
sekarang adalah tanaman obat yang sangat absolut, Rubia Tinctorum, yang ditarik karena efek
genotoksiknya).
KINA

Klasifikasi Tanaman Kina


Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Rubiaceae
Genus : Chinchona
Spesies : Chinchona spp.

Deskripsi Tanaman Kina


1. C. succirubra : Tanaman berupa pohon dengan tinggi hingga 17m, cabang berbentuk galah yang bersegi 4 pada
ujungnya, mula-mula berbulu padat dan pendek kemudian agak gundul dan berwarna merah.

Daun letaknya berhadapan dan berbentuk elips, lama kelamaan menjadi lancip atau bundar, warna hijau sampai kuning
kehijauan, daun gugur berwarna merah. Tulang daun terdiri dari 11 – 12 pasang, agak menjangat, berbentuk galah,
daun penumpu sebagian berwarna merah, sangat lebar.

Ukuran daun panjang 24 – 25cm, lebar 17 –19cm. Kelopak bunga berbentuk tabung, bundar, bentuk gasing, bergigi
lebar bentuk segitiga, lancip. Bunga wangi, bentuk bulat telur sampai gelendong.

2. C. calisaya : Letak daun berhadapan, bentuk bundar sungsang lonjong, panjang 8 –15cm, lebar 3 – 6cm,
permukaan bagian bawah berbulu halus seperti beludru terutama pada daun yang masih muda, panjang tangkai 1 –
1.5cm.

Daun penumpu lebih panjang dari tangkai daun, bila sudah terbuka daun penumpu akan gugur. Bunga bentuk malai,
berbulu halus, bunga mengumpul di setiap ujung perbungaan, kelopak bentuk tabung dan bergigi pada bagian
atasnya.

Bunga bentuk bintang, berbau wangi dengan ukuran panjang 9mm, helaian mahkota bunga bagian dalam berwarna
merah menyala, berbulu rapat dan pendek, panjang benang sari setengan bagian tabung bunga.

Buah berwarna kemerahan bila masak, bentuk seperti trelur panjang 4mm dan bersayap.

3. C. ledgeriana : Tinggi pohon antara 4 – 10m, cabang bentuk segi empat, berbulu halus atau lokos. Daun elip
sampai lanset, bagian pangkal lancip dan tirus, ujung daun lancip dan jorong, helaian tipis, berwarna ungu terang tetapi
daun muda berwarna kemerahan, tangkai daun tidak berbulu, berwarna hijau atau kemerahan, panjang tangkai 3 –
6mm.

Ukuran daun panjang 25.5 – 28.5cm, lebar 9 – 13cm, namun adakalanya panjang 7cm dan lebar 2cm. Daun penumpu
bundar sampai lonjong panjang 17 – 32mm dan tidak berbulu. Mahkota bunga berwarna kuning agak putih dan berbau
wangi, bentuk melengkung dengan ukuran panjang 8 – 12mm. Panjang malai 7 – 18 cm dan gagang segi empat sangat
pendek dan berbulu rapat.

Kelopak bunga bentuk limas sungsang 3 – 4mm, tabung tebal ditutupi bulu warna putih, tabung mahkota bunga bagian
luarnya berbulu pendek tapi bagian dalamnya gundul dengan 5 sudut.

Tangkai sari tidak ada. Buah lanset sampai bulat telur dengan ukuran panjang 8 – 12mm dan lebar 3 – 4mm. Biji
lonjong sampai lanset panjang 4 – 5mm.
Cinchona succirubra
( Kina )
A. Simplisia

1. Hasil yang diambil dari tanaman kina adalah kulitnya yang merupakan bahan baku farmasi yang penting
karena mengandung senyawa alkaloida antara lain kinina, kinidina, sinkonina dan sinkonidina (Sukasmono,
1980). Dari keempat alkaloid tersebut kinina dan kinidina yang mempunyai arti penting. Menurut Tjetje (1980),
alkaloid kinina dapat digunakan sebagai obat malaria, anti kejang otot kaki dan kinidina sebagai obat denyut
jantung yang tidak teratur (Cardiac Arytmic Depresant)

2. Bagian bawah batang berkadar kinina rendah tetapi perakarannya yang lebih baik. Selain bahan tanaman
yang memenuhi syarat secara fisiologis juga ditentukan adanya zat pengatur tumbuh auksin yang berperan.
Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar, dan pembentukan bunga,
berperan penting dalam pertumbuhan tumbuhan. Menurut Weaver (1972) hubungan antara pertumbuhan dan
kadar auksin sama pada akar, batang dan tunas yaitu auksin merangsang pertumbuhan( Jurnal Agro Vol. III,
No. 1, Juli 2016 3 ) ada kadar rendah, sebaliknya menghambat pertumbuhan pada kadar tinggi. Kadar
optimum hormon untuk pertumbuhan akar jauh lebih rendah dari kadar optimum untuk pertumbuhan batang.

B. Gambar dan Simplisia


Simplisia Gambar

C. Kandungan senyawa aktif


Kulit batang pohon kina mengandung alkaloid penting golongan kinolin, yaitu kinin, kinidin, sinkonin, dan sinkonidin.
Kinin merupakan alkaloid utama yang telah dijadikan obat pilihan untuk mengobati penyakit malaria hingga antimalaria
sintetik berhasil diproduksi pada akhir tahun 1940-an (Trease, 1971). Kina mengandung alkaloida sekitar 8,5

9%, 20

40% daripadanya adalah kinina, sinkonina, sinkonidina, dan alkaloida lainnya 9%, kintanat, asam kina, asam tanat,
damar dan malam.

D. Indikasi
Khasiat tanaman ini sebagai antimalaria berasal dari senyawa alkaloid kuinina (alkaloid cinchona) terutama senyawa
kuinina (C20H24N2O2), kuinidina (isomer dari kuinina), sinkonina (C19H22N2O), dan sinkonidina (isomer dari
sinkonina). Hampir keseluruhan bagian tanaman kina (akar, batang, daun dan kulit) mengandung senyawa alkaloid
kuinina tersebut tetapi dalam persentase yang berbeda (Musalam, dkk., 1980).

Daftar pustaka

http://baitulherbal.com/tanaman-herbal/tanaman-herbal-indonesia-kina/

https://www.scribd.com/document/361964286/Cinchona-succirubra

Anda mungkin juga menyukai