KARO
STATUS NEUROLOGI
Umur : 56 tahun
Sex : L/P
TD: 164/90 mmhg, RR: 28 x/i, HR: 88 x/i, T: 36oC, KGD: 650
1
6. Vital Sign : Kesadaran : Apatis
TD : 164/90 mmhg,
Nadi : 88 x/i
RR : 28 x/i
Suhu : 36oC
palpasi vocal premitus (-), nyeritekan (-), perkusisonor, batas jantung paru
8. Status Neurologi :
8.1 R. Meningeal: Kakukuduk (-) Laseque (-) Bruzinky I (-), II (-), III (-)
2
8.2 Cranial Nervus
Palpasi : DBN
3
Kekuatan Otot: dextra sinistra
Ekstremitas Superior 5 5
Ekstremitas Inferior 5 5
Ingatan: Baik
9. Follow Up
tonik 4x.
A : DM + HT
4
P : -Infus RL
-Citiolin
-Ranitidin
-Piracetam 800mg
-Amplodipin 10mg
-Valsartan 80mg
P : Intervensi dilanjutkan
KGD: 600
P : RL + fenitoin 10amp
- Fenitonin 2x100mg
5
S : Os mengeluhkan lemas dan masih kejang
P : -Fenitoin
-Carbamazepin
-Clobazam
-Piracetam
-Vit B complex
-Infus RL + Diazepam
S : Os masih lemas
P : Terapi di lanjutkan
10. PemeriksaanTambahan
Fungsi Ginjal
6
Tanggal 27-11-2017
Profil Lipid
Tanggal 27-11-2017
Tanggal 29-11-2017
- Trigeliserida : 272
- HDL : 43
- LDL : 161
11. Diagnosa
11.2 D Tambahan : -
7
12. Terapi
12.1 Farmakologi
-Infus RL + Diazepam
-Fenitoin
-Carbamazepin
-Clobazam
-Piracetam
-Vit B complex
-Asam Folat
8
15. Pembahasan Kasus
15.1 Definisi
Epilepsi adalah Cetusan listrik lokal pada substansia grisea otak yang terjadi sewaktu-
waktu, mendadak, dan sangat cepat yang dapat mengakibatkan serangan penurunan kesadaran,
perubahan fungsi motorik atau sensorik, perilaku atau emosional yang intermiten dan stereotipik.
Pelepasan aktifitas listrik abnormal dari sel-sel neuron di otak terjadi karena fungsi sel neuron
terganggu.
Gangguan fungsi ini dapat berupa gangguan fisiologik, biokimia, anatomi dengan
manifestasi baik lokal maupun general. Epilepsi dapat disebabkan oleh berbagai penyakit dan
gangguan yang berat misalnya malformasi kongenital, pasca infeksi, tumor, penyakit vaskuler,
15.2 ETIOLOGI
Epilepsi merupakan salah satu penyakit saraf kronik kejang berulang yang muncul tanpa
diprovokasi. Penyebabnya adalah kelainan bangkitan listrik jaringan saraf yang tidak terkontrol
baik sebagian maupun seluruh bagian otak. Keadaan ini bisa diindikasikan sebagai disfungsi
otak. Gangguan fungsi otak yang bisa menyebabkan lepasnya muatan listrik berlebihan di sel
neuron saraf pusat, bisa disebabkan oleh adanya faktor fisiologis, biokimiawi, anatomis atau
gabungan faktor tersebut. Tiap-tiap penyakit atau kelainan yang dapat menganggu fungsi otak
atau fungsi sel neuron di otak, dapat menyebabkan timbulnya bangkitan kejang atau serangan
epilepsi.
1. Neonatal
9
Kelainan kongenital, kelainan saat persalinan, anoksia, kelainan metabolik (hipokalsemia,
Spasme infantil, kejang demam, kelainan saat persalinan dan anoksia, infeksi, trauma,
Anoksia perinatal, trauma saat persalinan atau setelahnya, infeksi, thrombosis arteri atau
Epilepsi idiopatik, termasuk yang diturunkan secara genetik, epilepsi mioklonik juvenile,
trauma, obat-obatan.
Epilepsi idiopatik, trauma, neoplasma, keracunan alkohol atau obat sedasi lainnya.
10
7. Dewasa (35-60 tahun)
Penyakit vascular (biasanya pasca infark), tumor, abses, penyakit degeneratif, trauma.
Meningitis atau ensefalitis dan komplikasinya mungkin adalah penyebab kejang di semua
kelompok usia. Hal ini dikarenakan adanya gangguan metabolik yang berat. Pada negara tropis
dan subtropis, infeksi parasit pada sistem saraf pusat adalah penyebab umum kejang.
1. Melamun
2. Mata berkedip-kedip
3. Menggerak-gerakan bibir
4. Menggeleng-gelengkan leher
5. Labil emosi
6. Dimensia
7. Tiba-tiba jatuh
10. Meludah
11
Usia
Epilepsi biasanya terjadi pada masa awal usia anak-anak dan setelah usia 65 tahun, tapi
kondisi yang sama dapat terjadi pada usia berapapun. Jenis kelamin Lelaki lebih berisiko terkena
Catatan keluarga
Jika anda memiliki catatan epilepsi dalam keluarga, anda mungkin memiliki peningkatan
Cedera kepala
Cedera ini bertanggung jawab pada banyak kasus epilepsi. Anda dapat mengurangi
risikonya dengan selalu menggunakan sabuk pengaman ketika mengendarai mobil dan
menggunakan helm ketika mengendarai motor, bermain ski, bersepeda atau melakukan aktifitas
Ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang memicu epilepsi. Anda dapat mengambil
beberapa langkah untuk mengurangi risiko penyakit-penyakit tersebut, termasuk adalah batasi
untuk mengkonsumsi alkohol dan hindari rokok, makan makanan yang sehat dan selalu
berolahraga.
12
Infeksi pada otak
Infeksi seperti meningitis, menyebabkan peradangan pada otak atau tulang belakang dan
Demam tinggi pada saat anak-anak dalam waktu yang lama terkadang dikaitkan dengan
kejang-kejang untuk waktu yang lama dan epilepsi pada saat nanti. Khususnya untuk mereka
Patofisiologi epilepsi berawal dari neuron memiliki potensial membran, hal ini terjadi
karena adanya perbedaan muatan ion-ion yang terdapat di dalam dan di luar neuron. Perbedaan
jumlah muatan ion-ion ini menimbulkan polarisasi pada membran dengan bagian intraneuron
yang lebih negatif. Neuron bersinaps dengan neuron lain melalui akson dan dendrit. Suatu
masukan melalui sinapsis yang bersifat eksitasi akan menyebabkan terjadinya depolarisasi
membran. Bila eksitasi cukup besar dan inhibisi kecil, akson mulai terangsang, suatu potensial
aksi akan dikirim sepanjang akson, untuk merangsang atau menghambat neuron lain.
Patofisiologi utama terjadinya epilepsi meliputi mekanisme yang terlibat dalam munculnya
kejang (iktogenesis), dan juga mekanisme yang terlibat dalam perubahan otak yang normal
13
15.6 Patogenesis
Patofisiologi Neuron memiliki potensial membran, hal ini terjadi karena adanya
perbedaan muatan ion-ion yang terdapat di dalam dan di luar neuron. Perbedaan jumlah muatan
ion-ion ini menimbulkan polarisasi pada membran dengan bagian intraneuron yang lebih negatif.
Neuron bersinapsis dengan neuron lain melalui akson dan dendrit. Suatu masukan melalui
sinapsis yang bersifat eksitasi akan menyebabkan terjadinya depolarisasi membran yang
eksitasi cukup besar dan inhibisi kecil, akson mulai terangsang, suatu potensial aksi akan dikirim
sepanjang akson, untuk merangsang atau menghambat neuron lain, sehingga terjadilah epilepsi.
Epilepsi ditandai oleh bangkitan berulang yang diakibatkan oleh aktivitas listrik yang
berlebihan pada sebagian atau seluruh bagian otak. Seorang penderita dikatakan menderita
epilepsi bila setidaknya mengalami dua kali bangkitan tanpa provokasi. Bangkitan epilepsi
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara faktor eksitasi dan inhibisi serebral, bangkitan akan
14
muncul pada eksitabilitas yang tidak terkontrol. Pada sebagian besar kasus tidak dijumpai
kelainan anatomi otak, namun pada beberapa kasus epilepsi disertai oleh kerusakan struktural
Menurut manifestasi klinisnya, kejang dibagi menjadi kejang parsial, yang berasal dari
salah satu bagian hemisfer serebri, dan kejang umum, dimana kedua hemisfer otak terlibat secara
bersamaan.
Kejang parsial
Parsial sederhana Adanya gejala motorik, somatosensorik, sensorik, otonom, atau psikis.
Kesadaran normal.
Parsial kompleks Adanya gejala motorik, somatosensorik, sensorik, otonom, atau psikis.
Kejang umum
Tonik-klonik Merupakan suatu kejang yang diawali dengan tonik, sesaat kemudian
Absans Ciri khas serangan absans adalah durasi singkat, onset dan terminasi
15
Mioklonik Kejang mioklonik adalah kontraksi mendadak, sebentar yang dapat umum
atau terbatas pada wajah, batang tubuh, satu atau lebih ekstremitas, atau
dalam satu posisi. Biasanya terdapat deviasi bola mata dan kepala ke satu
Klonik Pada kejang tipe ini tidak ada komponen tonik, hanya terjadi kejang
16
17
18
15.8 Diagnosa / Pemeriksaan Penunjang
serangan, namun serangan epilepsi jarang bisa disaksikan langsung oleh dokter, sehingga
diagnosis epilepsi hampir selalu dibuat berdasarkan alloanamnesis. Namun alloanamnesis yang
baik dan akurat sulit didapatkan, karena gejala yang diceritakan oleh orang sekitar penderita
yang menyaksikan sering kali tidak khas, sedangkan penderitanya sendiri tidak tahu sama sekali
19
bahwa ia baru saja mendapat serangan epilepsi. Satu-satunya pemeriksaan yang dapat
1. Gejala prodromal
beberapa menit, jam, atau kadang berhari-hari. Contoh yang termasuk gejala
atau gugup.
2. Aura
sebagian besar terjadi pada pasien kejang parsial kompleks. Aura tersebut dapat
berlangsung dari beberapa detik sampai 1-2 menit sebelum kesadaran hilang.
sensasi epigastrium seperti naik dan beberapa fenomena meliputi rasa takut,
dejavu, jamais vu, ilusi visual dan auditori, dan halusinasi visual atau auditorik
kompleks. Halusinasi olfaktori dan gustatori relatif khusus terjadi pada epilepsi
lobus temporal.
3. Penurunan kesadaran
amnesia. Biasanya hal tersebut menetap dengan durasi 30 detik sampai 1 atau 2
20
menit. Kesadaran memiliki beberapa aspek termasuk kognisi, persepsi, memori
4. Amnesia
telah kejang beberapa menit sebelumnya dan mereka mungkin tidak mengingat
5. Automatisme
dengan penurunan kesadaran dan diikuti amnesia. Salah satu sistem membagi
dikatakan terjadi secara spontan pada saat kejang atau setelah kejang. Misalnya,
preservative terjadi pada hampir dua pertiga dari kejang parsial dari mesial lobus
Pemeriksaan penunjang
a. Elektroensefalografi (EEG)
21
Pemeriksaan EEG digunakan untuk membantu membedakan tipe kejang dan sindrom
epilepsi. Pemeriksaan EEG dapat membantu menentukan OAE dan prognosis penderita.
Gelombang yang normal ditemukan adalah gelombang irama dasar sesuai dengan usia anak.
Perkembangan normal otak ditunjukkan dengan perubahan gelombang irama dasar mulai dari 3-
4 siklus/detik pada usia 4 bulan, 5 siklus/detik pada usia 6 bulan, 6-7 siklus/detik pada usia 9-18
16 bulan, 7-8 siklus/detik pada usia 2 tahun, 9 siklus/detik pada usia 7 tahun, dan 10- 11
siklus/detik pada 10-15 tahun. Gelombang yang dapat ditemukan pada penderita epilepsi umum
idiopatik spike atau polyspike dan bangkitan gelombang lambat 3-5 detik/siklus dengan aktivitas
Penderita dengan epilepsi tipe absanse memberikan gambaran EEG gelombang spike
yang sinkron 3 siklus/detik. Epilepsi mioklonus memberikan gambaran EEG polyspike dan
interiktal EEG biasanya normal atau pada 15-40% kasus menunjukkan gelombang ritmik delta di
occipital. Pasien epilepsi absanse juvenil menunjukkan gelombang polyspike dan spike dengan
frekuensi diatas 3 siklus/detik dan tidak didapatkan gelombang ritmik delta di occipital. Epilepsi
mioklonik juvenil menunjukkan gambaran letupan singkat gelombang polyspike pada iktal dan
interiktal
22
b. Pemeriksaan radiologis
epileptogenik di otak. Dengan MRI beresolusi tinggi berbagai macam lesi patologik dapat
lesi ini menambah pilihan terapi pada epilepsi yang refrakter terhadap OAE. Functional brain
imaging seperti Positron Emission Tomography (PET), Single Photon Emisssion Computed
menyediakan informasi tambahan mengenai dampak perubahan metabolik dan perubahan aliran
23
Gambar diatas merupakan gambar MRI anak laki laki 8tahun, dengan Epilepsi
Lobus Frontalis (MRI 1,5T) Tampak FCD di otak depan kiri, di dekat pusat bicara.
24
15.8.1 Laboratorium
15.9 Prognosis
Pasien epilepsy yang berobat teratur, 1/3 akan bebas dari serangan paling sedikit 2 tahun,
dan bisa lebih dari 5 tahun sesudah serangan terakhir obat dihentikan,pasien tidak mengalami
Diperkirakan 30% pasien tidak mengalami remisis meskipun minum obat dengan teratur.
Sesudah remisi,kemungkinanmunculnya serangan ulang paling sering didapat pada sawan tonik-
klonik dan sawan parsial kompleks. Demikian pula usia muda lebih mudah mengalami relaps
sesudah remisi.
15.10 Penatalaksanaan
Pengobatan epilepsi
untuk penyandang epilepsi sesuai dengan perjalanan penyakit dan disbilitas fisik
25
b. Pastikan faktor pencetus bangkitan dapat dihindari (misalnya: alkohol,
tujuan pengobatan
1. Pemberian obat dimulai dari dosis rendah dan dinaikkan bertahap sampaidosis
efektif tercapai atau timbul efek samping; kadar obat dalam plasmaditentukan
3. Penambahan OAE ketiga baru dilakukan setelah terbukti bangkitan tidak dapat
26
Pemilihan OAE Didasarkan Atas Jenis Bangkitan
Tipe Bangkitan OAE lini pertama OAE lini OAE lini
kedua/tambahan ketiga/tambahan
Lena Sodium valproate, Ethosuximide Levetiracetam,
lamotrigine zonisamide
Mioklonik Sodium valproate Topiramate, Lamotrigine,
levetiracetam, clobazam,
zonisamide clonazepam,
Phenobarbital
Tonik klonik Sodium valproate, Lamotrigine, Topiranate,
carbamazepine, oxcarbazepine levetiracetam,
phenitoin, zonisamide,
phenobarbital pirimidon
Atonik Sodium valproate Lamotrigine, Felbamate
topiramate
Parsial Carbamazepine, Sodium Tiagabine,
phenitoin, valproate, vigabatrin,
phenobarbital, levetiracetam, felbamate,
oxcarbazepine, zonisamide, pirimidon
lamotrigine, pregabalin
topiramate,
gabapentin
Tidak Sodium valproate Lamotrigine Topiramate,
terklasifikasikan levetiracetam,
zonisamide
27
Dosis OAE untuk orang dewasa
Clonazepam 1 4 1 atau 2
28
Terapi pada pasien ini :
-Infus RL + Diazepam
-Fenitoin
-Carbamazepin
-Clobazam
-Piracetam
-Vit B complex
Indikasi fenitoin
Fenitoin merupakan obat golongan antiepilepsi. Mekanisme kerja utamanya pada korteks
motoris yaitu menghambat penyebaran aktivitas kejang. Kemungkinan hal ini disebabkan
peningkatan pengeluaran natrium dari neuron dan fenitoin cenderung menstabilkan ambang
perubahan lingkungan di mana terjadi penurunan bertahap ion natrium melalui membran. Ini
termasuk penurunan potensiasi paska tetanik pada sinaps. Fenitoin menurunkan aktivitas
maksimal pusat batang otak yang berhubungan dengan fase tonik dari kejang tonik-klonik (grand
mal). Waktu paruh plasma setelah pemberian oral rata-rata adalah 22 jam (antara 7-42 jam).
29
Indikasi:
Fenitoin diindikasikan untuk mengontrol keadaan kejang tonik-klonik (grand mal) dan
Kontraindikasi:
Pasien dengan sejarah hipersensitif terhadap fenitoin atau produk hidantoin lain.
15.11 komplikasi
Lama pengobatan sulit dipastikan, Rata-rata 2 -3 tahun bebas kejang Epilepsi tipe sulit 5
tahun bebas kejang. Tipe yang ringan setelah 6 bulan dapat dipertimbangkan untuk dihentikan,
Pemberhentian OAE
6. Resiko kekambuhan
30
Jadi kesimpulanya apabila pengobatan lini pertama dan kedua gagal, pasien beresiko
Sama seperti kebanyakan obat, OAE juga berisiko menimbulkan efek samping. Efek
samping tersebut ini bisa tergolong ingan atau bisa juga parah. Beberapa diantaranya adalah :
Pusing
Ruam kulit
Sedangkan Efek Samping Obat Anti Epilepsi OAE yang tergolong lebih berat adalah :
1. Menjadi depresi
31
16. Kesimpulan
Umur : 56 Tahun
Jeniskelamin : Perempuan
32