Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KEGIATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

HEWAN BAGIAN REPRODUKSI

PALPASI REKTAL PADA SAPI BALI


GELOMBANG 11 H

Oleh :

I Made Agus Miyasa Jaya, S.KH 1309006017


Putu Indra Sathya, S.KH 1309006033
I Putu Agus Antara Putra, S.KH 1309006040
Ayu Chitra Adhitya Putri, S.KH 1309006041
Agnes Indah Widyanti, S.KH 1309006052
Ida Ayu Made Yuliantari, S.KH 1309006062
Teresia Irene Julianta S., S.KH 1309006088
Wahid Danang Pranatha, S.KH 1309006141
Ida Ayu Adi Diah Kencana Dewi, S.KH 1309006153

LABORATORIUM REPRODUKSI

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN KLINIK HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2018
1.1 Kegiatan Lapangan
1.1.1 Palpasi Rektal pada Sapi Bali
Kegiatan PPDH bagian reproduksi dilaksanakan di Sentra Pengembangan
dan Pembibitan Sapi Bali desa Sobangan, berlangsung selama 2 minggu dari
tanggal 20 November 2017 sampai dengan 30 November 2017. Kegiatan utama
yang dilakukan selama pelaksanaan koasistensi reproduksi di Sobangan yaitu
eksplorasi rektal dengan tujuan mengetahui anatomi organ reproduksi sapi betina,
pemeriksaan kebuntingan maupun pemeriksaan kemungkinan adanya kelainan
pada saluran reproduksi betina dan pengamatan sapi estrus serta kegiatan lainnya
seperti pemberian antibiotik, dan pembelajaran teknik IB. Dalam melakukan
kegiatan palpasi rektal, harus memperhatikan hal berikut ini :
1. Pada saat merestrain sapi dilakukan dengan cara memegang tali
keluh/telusuk agar meminimalisir resiko cidera bagi operator maupun sapi
yang dipalpasi rektal. Orang pertama yang akan merestrain sapi dengan
memegang tali keluh/telusuk selanjutnya orang kedua bertugas palpasi
rektal.
2. Sebelum melakukan palpasi rektal dipastikan terlebih dahulu memotong
kuku jari tangan agar tidak terjadi luka pada mukosa rektum pada sapi.
3. Selanjutnya tangan diberi pelicin (sabun bayi) agar lebih mudah dimasukkan
kedalam rektum sapi. Tangan yang sudah diberikan pelicin kemudian
dimasukkan ke rektum dengan posisi tangan kiri di kuncupkan.
4. Saat tangan sudah masuk, jika didalam rektum ditemukan banyak feses,
terlebih dahulu feses dikeluarkan perlahan agar bersih. Saat melakukan
pemeriksaan keadaan rektum harus dalam posisi relaksasi.
5. Selanjutnya mendiagnosa agar bisa mengetahui apakah sapi tersebut bunting
atau tidak, selanjunya tentukan adanya kelainan dengan melakukan palpasi
terhadap adanya perubahan-perubahan di servik, corpus uteri, cornua uteri
sampai ke ovarium.
6. Setelah selesai dilakukan nya palpasi rektal kotoran dan sisa busa sabun
dibersihkan di anus sapi.
2.2. Kegiatan Lapangan
2.2.1. Palpasi Rektal pada Sapi Bali
A. Hasil

Tabel 3.8. Kegiatan di UPT. Sentra Pembibitan Ternak Sapi Bali, Sobangan.

Tanggal Jam Kegiatan

08.00-10.00 Penerimaan dan Pengarahan dari pihak


Puskeswan Sobangan
20
10.00-14.00
November Istirahat
2017 14.00-16.00
Melakukan palpasi rektal dan pengamatan
estrus.

08.00-10.00 Pengamatan Estrus, penyemprotan Gusanex


pada sapi yang luka
21
10.00-14.00
November Istirahat
2017 14.00-16.00
Melakukan palpasi rektal dan pengamatan
estrus.
08.00-11.00 Pengamatan estrus, memeriksa tali,
penyemprotan Gusanex pada sapi yang luka,
Pemberian obat pada pedet yang demam dan
22 diare
November 11.00-14.00
2017 Istirahat
14.00-16.00
Melakukan palpasi rektal dan pengamatan
estrus.
08.00-10.00 Pengamatan estrus, memeriksa tali,
23
penyemprotan Gusanex pada sapi yang luka
November
2017 10.00-10.30
Istirahat

10.30-14.00
Melakukan Pemeriksaan Kebuntingan dan
USG pada sapi
08.00-10.00 Pengamatan estrus, penyemprotan Gusanex.
24
November 10.00-13.30 Istirahat
2017
13.30-15.00 Melakukan Palpasi rektal
07.30-08.15 Pengamatan estrus, penyemprotan Gusanex
25 pada sapi yang luka
November
2017 Melakukan palpasi rektal
08.15-10.00
08.00-11.00 Pengamatan estrus, penyemprotan Gusanex
pada sapi yang luka
27
November 11.00-14.00
Istirahat
2017
14.00-16.00
Melakukan palpasi rektal
08.00-10.00 Pengamatan estrus, penyemprotan Gusanex
pada sapi yang luka
28
November 10.00-12.00
Istirahat
2017
12.00-15.00
Melakukan palpasi rektal
08.00-11.00 Pengamatan estrus, penyemprotan Gusanex
pada sapi yang luka
29
November 11.00-13.30
Istirahat
2017
13.30-15.30
Melakukan palpasi rektal
08.00-10.00 Pengamatan estrus, penyemprotan Gusanex
pada sapi yang luka
30
November 10.00-13.30
Istirahat
2017
13.30- selesai
Ujian

Tabel 3.9 . Jadwal Pelaksanaan Palpasi Rektal


Nomor
No. Hari/Tanggal Hasil Pengampuh
Eartag
Senin A23 Tidak Bunting
1.

20 November D4 Tidak Bunting


E4 Tidak Bunting
2017
I Wayan Kantun
G5 Tidak Bunting
Selasa A1 Tidak Bunting
2.

21 November A2 Tidak Bunting


A13 Tidak Bunting I Wayan Kantun
2017
F20 Tidak Bunting

G10 Tidak Bunting


Rabu C7 Tidak Bunting
3.

22 November C13 Tidak Bunting I Wayan Kantun


2017
C30 Bunting
Kamis A5 Bunting
4.

23 November A17 Tidak Bunting I Wayan Kantun

2017
Jumat C28 Tidak Bunting
5.

24 November C25 Tidak Bunting


34F Tidak Bunting I Wayan Kantun
2017

G1 Tidak Bunting
Sabtu C2 Tidak Bunting
6.

25 November C3 Tidak Bunting I Wayan Kantun


2017
C4 Tidak Bunting
Senin B8 Tidak Bunting
6. I Wayan Kantun

27 November
2017
B29 Tidak Bunting
B5 Tidak Bunting
F28 Tidak Bunting

B18 Tidak Bunting


Selasa A17 Tidak Bunting
7. I Wayan Kantun

28 November B12 Tidak Bunting


E16 Tidak Bunting
2017
B14 Tidak Bunting
B24 Tidak Bunting
B36 Tidak Bunting
C5 Tidak Bunting

E19 Tidak Bunting


Rabu H34 Bunting
8. I Wayan Kantun

29 November F36 Bunting


G7 Bunting
2017
H19 Bunting
H33 Bunting
H26 Bunting

G17 Bunting
Kamis
9 UJIAN I Wayan Kantun

30 November
2017

B. Pembahasan

Kegiatan palpasi rektal dilakukan di Sentra Pembibitan sapi bali Desa


Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali yang dilakukan selama 2
minggu yaitu tanggal 20 November – 30 November 2017. Pada hari pertama
dilakukan pengenalan terhadap UPT dan hal yang dapat dilakukan di Sentra
Pembibitan sapi bali selama 2 minggu, serta melakukan survey terhadap ternak
yang akan di palpasi rektal.
Kegiatan yang dilakukan di UPT Sentra pembibitan sapi bali Sobangan
diawali pukul 08.00 WITA . Hal pertama yang dilakukan yaitu pengamatan tanda-
tanda estrus pada sapi bali betina seperti adanya leleran bening pada vulva, vulva
berwarna merah dan bengkak, serta adanya sapi bali pejantan yang menaiki
indukan betina. Selain itu, dilakukan pengamatan terhadap keadaan abnormal
yang terdapat pada sapi bali. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pembersihan
kandang serta pemberian pakan pada ternak pada masing-masing blok.
Pukul 14.00 WITA dilakukan kegiatan palpasi rektal pada sapi bali yang
telah diamati pada pagi hari dengan tanda-tanda estrus. Kegiatan palpasi rektal
bertujuan melatih keterampilan mahasiswa PPDH Laboratorium Reproduksi
Veteriner dalam melakukan pemeriksaan saluran reproduksi sapi betina dan untuk
mengetahui kebuntingan pada sapi. Pada saat pelaksanaannya, mahasiswa PPDH
di dampingi oleh Bapak I Wayan Kantun selaku petugas lapangan di UPT Sentra
Pembibitan Sapi Bali Desa Sobangan. Mahasiswa dibagi 3 kelompok sehingga
masing-masing kelompok terdapat 3 orang. Palpasi rektal satu ekor induk sapi
dilakukan palpasi sebanyak 2-3 kali, sehingga dalam satu hari menggunakan 3 – 4
ekor induk sapi bali untuk melatih keterampilan mahasiswa PPDH. Dalam
melakukan palpasi rektal, dibutuhkan dua orang yang bertugas sebagai pelaksana
palpasi dan sebagai pelaksana restrain. Sapi bali terlebih dahulu di restrain
sehingga dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang kurang diinginkan. Restrain
dilakukan dengan memegang simpul (keluh) yang ada pada kepala sapi bali
kemudian dilanjutkan dengan palpasi rektal.
Terlebih dahulu mahasiswa melakukan perkenalan pada anatomi organ
reproduksi pada sapi betina dengan memasukkan tangan kiri atau kanan yang
sudah dibasahi dengan sabun bayi, selanjutnya tangan yang berada pada rektum
sapi mulai meraba alat reproduksi sapi betina seperti servik, corpus uteri, cornua
uteri, dan ovarium. Palpasi pada induk sapi yang tidak bunting bertujuan untuk
mengetahui keadaan normal dari saluran reproduksinya. Pada sapi yang tidak
bunting ukuran cornuanya yaitu simetris, sedangkan sapi yang bunting ditandai
dengan cornua uteri yang asimetris, tidak teraba percabangan bivocarsio, terdapat
gelembung sepeti balon dan fetus ekskremitas kepala mulai nampak saat diraba.
Hasil yang didapat dari palpasi rektal ini menunjukkan ukuran organ reproduksi
pada sapi memiliki bentuk dan ukuran yang sangat bervariasi pada masing-masing
sapi. Selama kegiatan tersebut mahasiswa dilengkapi dengan kartu kendali, setiap
mahasiswa melakukan palpasi rektal sapi kemudian dicatat dalam kartu kendali
sebagai syarat untuk mengikuti ujian palpasi rektal yang dilaksanakan pada hari
terakhir di minggu kedua yang didampingi langsung oleh dosen reproduksi atau
yang mewakili.

Mahasiswa PPDH Laboratorium Reproduksi Veteriner diberikan


keempatan untuk melihat cara melakukan inseminasi buatan pada sapi dengan
memasukkan sperma sapi pejantan yang telah diencerkan pada alat reproduksi
dengan menggunakan bantuan alat khusus (gun) dengan catatan jika terdapat
indukkan yang mengalami estrus. Palpasi rektal adalah metode diagnosa
kebuntingan yang dapat dilakukan pada ternak besar seperti kuda, kerbau dan
sapi. Prosedurnya adalah palpasi uterus melalui dinding rektum untuk meraba
pembesaran yang terjadi selama kebuntingan, fetus atau membran fetus. Teknik
ini juga dapat digunakan pada tahap awal kebuntingan dan hasilnya dapat
langsung diketahui (Toliehere, 1985).

Daftar Pustaka :

Toelihere MR. 1985b. Ilmu Kebidanan Pada Ternak Sapi Dan Kerbau. Jakarta.
Penerbit Universitas Indonesia (UI Press) : 155-168

Anda mungkin juga menyukai