Anda di halaman 1dari 23

Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah

1121500018

BAB II

LANDASAN TEORI
II.1 Definisi Pegas

Pada sistem suspensi, pegas berperan sekaligus sebagai penahan kejutan-


kejutan dari jalan dan mencegah kejutan langsung mengenai kendaraan.
Elastisitas dari bodi sangat diperlukan untuk menjaga keutuhan suatu
konstrusi bodi yang tahan terhadap deformasi elastis. Untuk itu dibutuhkan
suatu elemen yang dapat merejam kejutan.
Pegas adalah sebuah elemen mesin elastis yang berfungsi untuk mencegah
distorsi pada saat pembebanan dan menahan pada posisi semula pada saat
posisinya dirubah.

A. Penggunaan dan Penempatan


Pegas dapat digolongkan atas dasar jenis beban yang dapat diterimanya.
Jenis-jenis pegas terbagi atas:
1. Pegas Tekan atau Kompresi
2. Pegas Tarik
3. Pegas Puntir
Menurut coraknya pegas dibedakan menjadi :
1. Pegas Ulir
2. Pegas Volut
3. Pegas Daun
4. Pegas Piring
5. Pegas Cincin
6. Pegas Batang Puntir
7. Pegas Spiral atau Pegas Jam
Pegas diterapkan dalam bentuk konstruksi seperti pesawat kerja,
mekanisme, dan kendaraan. Dalam kebanyakan hal, tidak terdapat alternative
lain yang dapat dipakai, kecuali menggunakan pegas agar suatu konstruksi
berfungsi dengan baik.

Teknik Mesin-ITI Page 4


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

Pegas bukan merupakan suatu hal yang mutlak melainkan suatu pilihan
sehubungan dengan pembuatan dan biaya.
Pegas adalah sebuah elemen mesin elastis yang berfungsi untuk mencegah
distorsi pada saat pembebanan dan menahan pada posisi semula pada saat
posisinya dirubah.
a. Pegas tekan atau kompresi
b. Pegas tarikPegas ulir
c. Pegas Puntir
d. Pegas Volut
e. Pegas daun
f. Pegas piring (plat)
g. Pegas cincin
h. Pegas torsi atau batang puntir

(Referensi Gambar 7.25 hal 312 Sularso-Kyokatsu Suga 1997)

Gbr.2.1 jenis-jenis pegas

B. Bahan Pegas
Pegas dapat dibuat dari berjenis-jenis bahan seperti pada table dibawah
menurut pemakaiannya :

Teknik Mesin-ITI Page 5


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

Pemakaian Bahan
Pegas biasa (dibentuk panas) SUP4, SUP6, SUP, SUP10, SUP11
Pegas biasa (dibentuk dingin) SW, SWP, SUS, BsW, NSWS, PBW,
Pegas tumpuan kendaraan BeCuW, Kawat distemper dengan
minyak
Pegas untuk katup keamanan ketel SUP4, SUP6, SUP7, SUP9, SUP10
Pegas untuk governor kecepatan SWP, SUP4, SUP6, SUP7, Kawat
plastic Cr dengan minyak
Pegas tahan panas SUS
Pegas korosi SUS, BSW, NSWS, PBW, BeCuW
Pegas untuk katup SWPV, Kawat distemper dengan
minyak
(Referensi Tabel 7.11 hal 313 Sularso-Kyokatsu Suga 1997)
Tabel 2.1 Bahan Pegas silindris menurut pemakaian

Pegas untuk pemakaian umum biasanya dibuat dari kawat tarik keras yang
dibentuk dingin, atau kawat yang distemper dengan minyak. Pada pegas yang
terbuat dari kawat tari keras, tidak dilakukan perlakuan panas setelah dibentuk
menjadi pegas. Untuk pemilihan bahan pegas sebaiknya memilih bahan yang
mempunyai batas elastis tinggi.
Pegas mempunyai sifat elastis untuk menahan kejutan-kejutan. Model

pegas yang digunakan adalah pagas daun (leaf spring) yang terdiri dari

beberapa lembar yang diikatkan menjadi satu, pegas coil dan batang torsi

menggunakan baja yang elastis.

Penyimpangan pegas dalam perbandingan dengan tenaga ataupun

konstanta pegas berlaku :

W
Konstanta Pegas K = .................................... (Ref. Khurmi : hal 825)

Dimana, W = beban (kg)

Teknik Mesin-ITI Page 6


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

 = lendutan (mm)

Dalam kenyatan dari hubungan ini bahwa pegas menjadi lembut

bila konstanta pegas lebih kecil, dan pegas menjadi keras bila konstanta

lebih besar.

II.2. Macam-macam Pegas

II.2.1. Pegas Coil (coil spring)

Pegas coil terbuat dari batang baja dalam bentuk coil.

Dibandingkan pegas daun (leaf spring), pegas coil lebih panjang

dan mempunyai pengaruh tahanan yang lebih baik terhadap kejutan

dan tidak terdapat gesekan-gesekan bila terjadi defleksi. Dan ini

lebih baik dalam mengendarai khususnya mobil. Sebaiknya pegas

coil memiliki sifat menyerap kejutan-kejutan yang cukup baik.

Dengan demikian shock absorber harus selalu digunakan

bersamaan. Contoh suspensi depan dengan pegas coil, terlihat

dalam gambar dibawah ini .Contoh suspensi depan dengan pegas

coil, terlihat dalam gambar dibawah ini :

(sumber rizkismkotomotif (2016) materi kelas xi sistem suspensi part 1.blogspot)

Gambar 2.2 Suspensi depan dengan pegas coil.

Teknik Mesin-ITI Page 7


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

Juga terdapat kerugian disebabkan tidak dapat menjamin poros, pegas-


pegas coil digunakan pada sistem suspensi yang diperlukan, dengan adanya sufrot
pegas (spring seat) yang dipasang pada kedua ujung-ujung coil, sehingga beban
bekerja lurus pada dudukan dan juga batang-batang penjamin. Seperti Upper Arm
atau Lateral Rod untuk mencegah timbulnya gaya-gaya yang lain. Batang akan
cenderung akan menahan gerakan-gerakan yang menghasilkan efek penyerapan
yang sama dengan pegas dan coil.
Pegas torsi bekerja dalam hal yang sama. Model ini konstruksinya sangat
sederhanadan tidak terlalu berat. Pegas ini digunakan pada mobil-mobil kecil,
umumnya pada suspensi depan. Tetapi pada mobil-mobil besar torsi yang dipakai
adalah bahan berat. Contoh suspensi depan dengan pegas coil dengan torsi besar,
terlihat dalam gambar dibawah ini :

(sumber rizkismkotomotif (2016) materi kelas xi sistem suspensi part 1.blogspot)

Gambar 2.3 Pegas coil dengan torsi besar.

Dimasa lalu pegas-pegas coil hanya digunakan pada suspensi depan mobil-

mobil penumpang, tetapi pada akhir-akhir ini mulai dipakai pada suspensi

belakang dengan maksud untuk memperoleh kenyamanan dalam mengendarai

mobil.

Teknik Mesin-ITI Page 8


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

Pada gambar 2.3 menunjukkan suatu pegas coil yang digunakan pada

suspensi belakang yang kadang-kadang dipakai dua suspensi seperti truk-truk

besar. Pada suspensi belakang digunakan lebih dari satu suspensi seperti pegas

daun untuk menahan beban-beban berat, jika beban yang didapatkan tidak tahan

akan terjadi perpatahan pegas. Oleh karena itu harus dibuat lebih kuat untuk

menahan beban.

II.2.2. Pegas Batang Torsi (Torsi Bar Spring)

Pada batang torsi, digunakan pegas baja yang elastis. Bila salah

satu ujung pegas dikaitkan dengan keras dan batang ujung lainnya

dipasangkan pada arm ini bergerak keatas dan kebawah. Maka batang

cenderung menahan gerakan-gerakan yang dihasilkan oleh penyerapan

yang sama.

Pegas torsi bekerja dalam hal yang sama. Pegas model ini konstruksinya

sederhana dan juga tidak terlalu berat. (Lihat Gambar )

(sumber rizkismkotomotif (2016) materi kelas xi sistem suspensi part 1.blogspot)

Gambar 2.4 Pegas batang torsi.

Teknik Mesin-ITI Page 9


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

II.2.3 Pegas Berlubang (Hallow Spring)

Hallow spring adalah potongan karet yang dibuat pada bagian atas

poros kontrol arm, atau bagian atas rangka. Dengan demikian hallows

spring bertumbukkan bila roda mendapat kejutan yang berlebihan dan

terjadinya defleksi yang lebih fatal.

(sumber rizkismkotomotif (2016) materi kelas xi sistem suspensi part 1.blogspot)

Gambar 2.5 Pegas berlubang.

II.2.4 Sistem suspensi udara (Air Suspension).

Pada suspensi udara, allow berisakan udara dipasangkan

pada tempat pegas-pegas daun dan coil untuk menjamin kendaraan.

Bekerjanya pegas ini disebabkan terjadinya kompresi elastis udara

di dalam ballow-ballow dan ruang udara.

Kelembutan pegas dapat diperoleh pada supensi udara yang

dapat berubah-ubah dan Salah satu dari efeknya adalah tidak

banyak berbeda antara kendaraan dengan beban berat atau dengan

beban ringan.Sebaiknya system suspensi memerlukan sebuah

Teknik Mesin-ITI Page 10


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

pompa untuk menekan udara secukupnya sehingga kelengkapan

system suspensi berjalan dengan lancar.

Contoh sistem suspensi udara terlihat dalam gambar

dibawah ini :

(sumber rizkismkotomotif (2016) materi kelas xi sistem suspensi part 1.blogspot)

Gambar 2.6 Sistem suspensi udara.

II.2.5 Pegas Daun (Leaf Spring)

Pada setiap penekukan benda bertegangan, dalam penampang

melintangnya tegangan tidak sama besar A (Koefisien kegunaan pegas)

dari nilai ideal 1 tidak dapat dipakai. Didapatkan juga bahwa tegangan

tekuk disamping pegas tekuk besarnya tidak sama,maka A lebih kurang

lagi. Perhitungan dari pegas tekuk memungkinkan untuk bentuk konstruksi

keseluruhan untuk pengambilan pegas baja tekuk yang ditegangkan salah

satunya. Pegas daun digunakan pada beban-beban yang lebih besar, yang

Teknik Mesin-ITI Page 11


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

memerlukan lendutan yang kecil pemakaian yang sempit. Contoh sistem

suspensi pegas daun terlihat dalam gambar dibawah ini :

(sumber rizkismkotomotif (2016) materi kelas xi sistem suspensi part 1.blogspot)

Gbr 2.7 Suspensi Pegas Daun

II.3 Perencanaan Pegas Daun

Dalam perencanaan pegas daun penulis mendapat tugas

merencanakan pegas daun pada Mobil Niaga Daihatsu Grand Max Pick

Up . Untuk itu dalam bab ini penulis membahas pegas daun serta

perencanaan.

Pegas daun (dikenal sebagai pegas datar), terbuat dari plat datar. Kegunaan

pegas daun lebih dari pegas spiral adalah bahwa ujung akhirnya tersusun

sepanjang kait jalur kecil sebagai lendutan aksi yang merupakan bagian

susunan tambahan untuk menyerap energi yang dimaksud. Demikianlah,

pegas daun memuat beban yang bercabang, rem torsi/puntir, torsi

pengentali, dan lain-lain dengan tambahan beban kerucut.

Teknik Mesin-ITI Page 12


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

Contoh gambar 2.8 plat pegas terlihat dalam gambar dibawah ini :

(sumber. Khurmi.: hal 866)

Gambar 2.8 Plat pegas ( tipe penopang atau penyangga ).

Pertimbangan suatu plat tunggal terpasang pada satu ujung akhir

dan memuat beban pada bagian lainnya, seperti ditunjukan pada gambar

2.8 Plat ini dapat digunakan sebagai suatu plat pegas.

Dimana: t = Kedalaman plat (mm)

b = Lebar lapisan plat (mm)

L = Panjang plat (Lapisan atau jarak beban W dari ujung akhir

luar)

Kita tahu bahwa momen lentur max pada ujung luar yang miring A.

M = W.L …………...............................….(Ref . Khurmi.: hal 866)

Dimana : M = momen lentur (kg/mm2)

W = berat yang diterima roda (kg)

L = Panjang relatif (mm)

I
Dan modulus penampangnya, Z =
y

Teknik Mesin-ITI Page 13


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

1 / 12.b.t 3
=
t/2

= 1/6.bt2…...............(ref . Khurmi :hal 866)

Ref . Khurmi.: hal 866)

Gambar 2.9 Modulus Penampang

Dimana : b = lebar plat (mm)

t = tebal plat (mm)

y = tebal pegas dibagi 2 (mm)

Z = modulus penampang (mm)

I = momen inersia (mm)

Tegangan lentur (bending stress), M


σ=
Z

W.L
=
1 2
bt
6

6𝑊.𝐿
= ....... (Ref. Khurmi.:hal 866)
𝑏𝑡 2

Teknik Mesin-ITI Page 14


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

Dimana : M = moment lentur (kg/mm2)

σ = tegangan lentur (kg/mm2)

Kita tahu bahwa, lendutan max untuk suatu tuas miring dengan beban
terkonsentrasi pada kedudukan akhir bebas adalah,

W.L3
= …................ (Ref. Khurmi : hal 866 )
3.E.I

W.L3
=
bt 3
3E 
12

4.W.L3
=
E.b.t3

2.σ.L2
=
3.E.t

dengan,
6.W.L
σ =
b.t2

Dapat dicatat bahwa untuk mengarah kepada momen lentur, serabut

lapisan paling atas mengalami penarikan dan lapisan paling bawah mengalami

penekanan, tetapi tegangan geser adalah nol pada serabut-serabut lainnya dan

maksimum, pada bagian tengahnya, seperti ditunjukan dalam gambar 2.10. Dari

sini dibutuhkan tidak perlu dihitung secara bersama/serentak, kita hanya perlu

mempertimbangkan tegangan lenturnya saja.

Teknik Mesin-ITI Page 15


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

contoh gambar bagian potongan melintang dan diagram teganagan

lentur,memotong

(sumber . Khurmi.: hal 867)

Gambar 2.10 (a) plat sayatan atau potongan melintang. (b) diagram
tegangan lentur. (c) diagram tegangan memotong.

Jika pegasnya tidak memiliki tipe luas miring tetapi mirip balok

penyokong yang sederhana, dengan panjang 2L dan beban 2W pada pusatnya,

seperti ditunjukan pada gambar 2.11.

(sumber . Khurmi.: hal 867)

Gambar 2.11 Plat pegas ( tipe luas miring balok penyokong sederhana )

Momen lentur max pada tengahnya.

M = W.L ….............................. (Ref Khurmi : hal 866)

Modulus penampang,

Teknik Mesin-ITI Page 16


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

1 2
Z= bt …............................... (Ref Khurmi. : hal 866)
6

Tegangan lentur (bending stress) :

M
σ=
Z

6.W.L
= ................................ (Ref. Khurmi. : hal 866)
2
b.t

Diketuhui bahwa difleksi maksimum dari penyederhanaan tumpuan balok

yang bermuatan di tengah-tengah diberikan dari

W1.L13
= …................................ (Ref. Khurmi.:hal 866)
48.E.I

(2W).(2.L)3
=
48.E.I

W.L3
=
3.E.I

( dalam hal ini W1 = W2 dan L1 = L2 )

Dari hal tersebut kita dapat lihat bahwa sebuah pegas seperti misalnya

pegas pada automobil, dengan panjang 2L dan menahan beban pada tengahnya

dengan beban 2W, dapat diperlukan sebagai luas miring ganda.

Jika lapisan piringan dipotong menjadi beberapa “ n “ kepingan dengan

lebar “ b “ dan ditempatkan seperti dalam gambar 2.12 maka persamaan ( i ) dan

( ii ) dapat ditulis sebagai :

6.W.L
σ= ………….......... (Ref. khurmi: hal 872)
2
n.b.t
Dan

Teknik Mesin-ITI Page 17


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

4.W.L3
 = …………………(Ref. khurmi: hal 872)
3
n.E.b.t

2fL2
=
3.E.I

Hubungan persamaan diatas memberikan tegangan dan lendutan pegas

daun pada penampang selingnya secara seragam/rata, tegangan pada pegas seperti

ini adalah maksimum pada penyokongnya.

(sumber . Khurmi.: hal 868)

Gambar 2.12 Tegangan pegas maksimum pada penyokongnya.

Jika suatu pirimngan sudut segitiga digunakan seperti ditunjukan pada

gambar 3.5 ( a ), tegangan terus menembus secara seragam. Jika piringan segitiga

ini dipotong kedalam kepingan-kepingan/jalur-jalur dengan lebar yang seragam

dan diletakan dibawah satu dengan yang lainnya, seperti ditunjukan dalam

gambar 3.5 ( b ) untuk membentuk suatu tingkatan-tingkatan atau belahan-belahan

pegas daun, maka :

6.W.L
σ= ……………(Ref. khurmi: hal 872)

Teknik Mesin-ITI Page 18


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

n.b.t2

6.W.L2
= …………………….., (Ref. khurmi: hal 872)
n.E.b.t2

f.L2
=
E.t

Dimana n = Banyaknya tingkatan-tingkatan daun.

(sumber . Khurmi.: hal 868)


Gambar 2.13 Pegas daun berlapis-lapis.

Suatu pertimbangan kecil akan menunjukan bahwa dengan susunan seperti

diatas pegas akan menjadi padat sehingga ruangan yang ditempati oleh pegas

melemah.

II. 4. Konstruksi Pegas Daun

Suatu pegas daun umumnya digunakan dalam otomobil dan


bebentuk semi elip seperti ditunjukan dalam gambar 2.14. Pegas ini
dibangun dengan beberapa jumlah piringan ( dikenal sebagai daun ) daun-

Teknik Mesin-ITI Page 19


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

daun tersebut. Biasanya memberikan suatu permulaan lekukan sehingga


akan membentang untuk memperkuat kekuatannya terhadap beban.Contoh
gambar 2.8 plat pegas terlihat dalam gambar dibawah ini :

(sumber . Khurmi.: hal 867)


Gambar 2.14 Pegas daun semi elips

Daun-daun dipegang bersamaan oleh suatu alat kecil


penngikat/ikatan yang menyatukan daun-daun tersebut pada tengahnya
atau oleh sebuah penjepit atau baut menusuk bagian tengahnya selama
ikatan menggunakan perinsip kekuatan dan efek kekuatan, maka dari itu
panjang efektif pegas untuk melentur akan menjadi panjang rata-rata pagas
dikurangi beban ikatan. Dalam kasus penjepit pada bagian tengahnya,

2
1 jarak antara tengah dari penjepit “ U “ harus dikurangi dari panjang
3

rata-rata pagas dengan tujuan untuk memperoleh panjang efektif, pegas


diapit menuju pusat rumah dengan media penjepit “ U “.

Daun paling panjang dikenal sebagai “ Daun utama “ atau “ Daun

master“ yang memiliki suatu kait pada akhir ujungnya melewati penjepit

Teknik Mesin-ITI Page 20


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

dimana penjepit menjamin pegas dan penyokongnya dengan aman.

Biasanya mata, melewati tahanan pegas digantungnya atau dibelenggunya,

dibangun dengan lahan yang anti pergesekan seperti perunggu atau karet.

Daun-daun yang lain dikenal sebagai daun bertingkat.

Penjepit pantul diletakan pada posisi perantara dalam penahan

pegas, sehingga daun-daun bertingkat juga membagi tegangan yang

berpengaruh pada panjang daun-daun penuh ketika pegas memantul.

II. 5 Meratakan Tegangan Dalam Pegas dan ( nipping / menggigit ).

Kita telah membicarakan tegangan pada panjang daun penuh

adalah 50% lebih besar daripada tegangan daun bertingkat. Untuk

memanfaatkan bahan semaksimal mungkin, semua daun harus mendapat

tegangan yang merata/sama. Keadaan ini dapat dicapai dengan dua cara :

1. Dengan membuat tipis ketebalan dari panjang daun penuh daripada daun

bertingkat. Dengan cara ini panjang daun penuh mengakibatkan tegangan

lentur yang kecil oleh karena jarak yang kecil dari pusat yang kecil sampai

pada ujung ahir daun.

2. Dengan memberikan radius lekukan yang besr pada panjang daun penuh

daripada daun bertinngkat, seperti ditunjukan pada gambar 2.15, sebelum

daun mengumpul untuk membentuk pegas. Dengan begitu, cabang atau

celah akan terbentuk diantara daun-daun. Celah permulaan ini, seperti

ditunjukan oleh C pada gambar 2.15, sebelum daun-daun mengumpul

untuk membentuk pegas, dan celah ini dinamakan Nip ( penyepit ).

Teknik Mesin-ITI Page 21


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

Contoh gambar 2.15 Radius lekukan besar pada panjang daun bertingkat

terlihat dalam gambar dibawah ini :

(sumber . Khurmi.: hal 870)


Gambar 2.15 Radius lekukan besar pada panjang daun bertingkat

II.6 Panjang daun dari pegas daun

Panjang dan dari pegas daun dapat ditemukan dalam diskusi sebagai

berikut Diberikan 2L1 = Panjang rentangan atau panjang rata-rata pegas

 = Lebar balutan atau jarak antara tengah baut “ U “ hal ini

merupakan panjang yang efektif dari pegas.

nF = Jumlah daun panjang penuh

nG = Jumlah daun bertingkat

n = Jumlah total daun = nF + nG

Kita sudah memberikan bahwa panjang efektif pegas

2L = 2L1 -  ( ketika balutan digunakan )

2
= 2L1 -  ( ketika baut-u digunakan )
3

Teknik Mesin-ITI Page 22


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

Dapat dicabut bahwa ketika hanya ada satu daun panjang penuh (

hanya daun utama ) maka jumlah daun-daun yang dipotong yakni ‘n’ dan

ketika ada dua daun panjang penuh ( termasuk satu daun utama ), maka

jumlah daun-daun yang dipotong : n – 1. Jika sebuah pegas daun memiliki

dua daun panjang penuh, maka panjang daun-daunnya dapat dicari sebagai

berikut :

panjang _ efektif
Pajang daun terkecil =  panjang tidak efektif
n 1

Panjang _ efektif
Panjang daun berikutnya =  Panjang tidak efektif
n 1

Hal yang serupa, Panjang daun ( n-1 ) berikutnya =

xi  1  panjang tidak efektif.


Panjang _ efektif
n 1

Daun ke - n akan menjadi daun utama dan panjangnya penuh.

Selama daun utama memiliki kait pada kedua sisinya, maka :

Panjang daun utama = 2L1+  (d+t) x 2

Dimana : d = Diameter dalam mata, dan t = Ketebalan daun utama

III.7 Ukuran-ukuran suspensi pegas automobile

Berikut ini adalah ukuran-ukuran standar untuk suspensi pegas

otomobil menurut IS : 1135-1966.

1. Standar lebarnya : 32, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 70, 75, 80, 90, 100 dan

125.

( k = lebar yang sering digunakan/disukai ).

Teknik Mesin-ITI Page 23


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

2. Standar ketebalannya : 3,2 ; 4,2 ; 5,6 ; 7 ; 7,5 ; 8 ; 9 ; 10 ; 11 ; 12 ; 14 ;

dan16 mm.

3. Pada matanya ; diameter cabang berikut direkomendasikan : 19, 20, 22,

23, 25, 27, 28, 30, 32, 35, 38, 50, dan 55 mm.

4. Dimensi baut-baut tengah, jika digunakan adalah sebagai berikut :

Lebar daun Diameter baut/penjepit  kepala baut Panjang Kepala


( mm ) Tengah ( mm ) ( mm ) Baut ( mm )

< 65 18 atau 10 12 atau 15 10 atau 11


> 65 12 atau 16 17 atau 20 11
(Ref Khurmi. R.S. Gupta. J.K, 1980, Machine Design i. hal 873)

Tabel 2.2 Ukuran baut-baut tengah.

5. Daerah penyepit dan ukuran paku keling dan baut yang digunakan.

Lebar daun Bagian jepit Diameter paku Diameter Baut


( mm ) ( mm x mm) keeling ( mm )
( mm )

< 50 20 x 4 6 6
50, 55 dan 60 25 x 5 8 8
65, 70, 75 dan 80 25 x 6 10 10
90, 100 dan 125 32 x 6 10 10
(Ref. Khurmi. R.S. Gupta. J.K, 1980, Machine Design i. hal 873)

Tabel. 2.3 Ukuran penyepit, paku keling, dan baut

II. 8 Bahan-bahan Untuk Pegas Daun (Material Ofleat Spring)

Teknik Mesin-ITI Page 24


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

Bahan yang dipergunakan untuk pegas daun biasanya adalah suatu

besi karbon yang memiliki kadar 0,9%-1,0% karbon. Daun-daunnya

mengalami perlakuan panas setelah proses pembentukanya. Perlakuan

panas pada besi pegas menghasilkan kekuatan yang sangat besar dan juga

dapat memuat beban yang besar, jangkauan yang besar untuk landutannya,

dan memiliki ketahanan terhadap beban lelah fatique yang lebih baik.

Menurut standar industri, bahan yang direkomendasikan untuk pegas daun

adalah:

1.Untuk automobile 50 Crl, 50 Crl V23, dan 55 Si2 Mn 90, semuanya

memakai proses hardening dan tempering.

2.Untuk pegas pada rel kereta api = C 55 Hardening - air, C 75 (hardening-air

atau minyak),40 Si 2 Mn 90 (hardening aut) dan 55 Si Mn 90 ( hardening

oli).

3.Hal-hal mekanis untuk bahan-bahan tersebut diatas adapun dalam tabel

berikut semua harga adalah untuk kondisi pendinginan minyak/oli dan

hanya sekali pemanasan.

Bahan Kondisi Kekuasan tegangan Kekuatan Nomor


sebenarnya tegangan Kekuatan
( kg/mm2 ) Ialah ( kg/mm2 ) brinel

50 Cr 1 Kekerasan 168-220 154-175 461-601


50 Cr I V 23 Dan 190-220 168-189 534-601
55 Si 2Mn 90 temperatur 182-206 168-192 534-601

(Ref.Khurmi. R.S. Gupta. J.K, 1980, Machine Design i. hal 874)

Tabel 2.4. Bahan atau material yang digunakan untuk pagas daun.

Teknik Mesin-ITI Page 25


Tugas Perancangan Elemen Mesin Dimas Alamsyah
1121500018

Teknik Mesin-ITI Page 26

Anda mungkin juga menyukai