Anda di halaman 1dari 7

2.

2 Konjungtiva
2.2.1 Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva merupakan suatu membran mukosa tipis dan transparan yang
melapisi bagian posterior palpebra (konjungtiva palpebra) dan bagian anterior bola mata
( konjungtiva bulbi). Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel
Goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea. (Ilyas, 2011).

Gambar 2.4 : Anatomi konjungtiva

Konjungtiva terdiri dari tiga bagian:


a. Konjungtiva Palpebralis (menutupi permukaan posterior dari palpebra)
Konjungtiva Palpebralis adalah konjungtiva yang melapisi kelopak mata dan dapat
dibagi menjadi pars marginalis, pars tarsalis, dan pars orbitalis.
- Konjungtiva Palpebralis pars marginalis memanjang dari margin kelopak mata
± 2mm sampai sulcus subtarsalis. Hal ini merupakan zona transisi antara kulit
dengan konjungtiva.
- Konjungtiva Palpebralis pars tarsalis tipis, transparan, dan sangat vascular.
Melekat tegas pada tarsal plate pada superior palpebra dan pada inferior
palpebra hanya melekat sebagian.
- Konjungtiva Palpebralis pars orbitalis melekat longgar antara tarsal plate dan
fornix
b. Konjungtiva Bulbaris (menutupi sebagian permukaan anterior bola mata)
Tipis, transparan, dan melekat longgar sehingga mudah bergerak. Konjungtiva
bulbaris disekitar kornea disebut konjungtiva limbal. Pada limbus, epitel
konjungtiva berlanjut menjadi epitel kornea.
c. Konjungtiva Forniks (bagian transisi yang membentuk hubungan antara bagian
posterior palpebra dan bola mata)
Konjungtiva fornix bergabung dengan konjungtiva bulbar dan konjungtiva
palpebra. (Khurana, 2007).

Gambar 2.5 : Bagian-bagian konjungtiva


Gambar 2.6 : Konjungtiva palpebralis

2.2.2 Vaskularisasi Konjungtiva


Arteri yang mensuplai konjungtiva berasal dari 3 sumber :
1. Arteri palpebralis arcade perifer
2. Arteri palpebralis arcade marginal
3. Arteri siliaris anterior

Gambar 2.7 : Arteri konjungtiva


Konjungtiva palpebra dan konjungtiva fornix di suplai oleh cabang dari arteri
palpebralis arcade perifer dan marginal. Konjungtiva bulbar di suplai oleh arteri
konjungtiva posterior yang merupakan cabang dari arteri palpebralis dan arteri
konjungtiva anterior yang merupakan cabang dari arteri siliaris anterior. Cabang terminal
dari arteri konjungtiva posterior beranastomosis dengan arteri konjungtiva anterior.
Aliran vena konjungtiva menuju ke plexus venosus palpebra dan beberapa di
sekitar kornea menuju ke vena siliaris anterior.

2.2.3 Innervasi Konjungtiva


Innervasi konjungtiva pada zona circumcorneal oleh cabang siliaris longus yang
menginervasi kornea. Bagian konjungtiva lain di innervasi oleh cabang dari nervus
lakrimal, nervus infratrocheal, nervus supratrocheal, nervus supraorbital, dan nervus
frontal.

2.2.4 Aliran Limfe Konjungtiva


Pembuluh limfe konjungtiva tersusun dalam lapisan superfisial dan lapisan
profundus dan bersambung dengan pembuluh limfe palpebra hingga membentuk pleksus
limfatikus yang banyak. (Khurana, 2007).

2.2.5 Histologi Konjungtiva


Konjungtiva terdiri atas 2 lapisan :
a. Lapisan epitel bertingkat
Lapisan sel epitel konjugntiva bervariasi sesuai dengan letaknya
- Konjungtiva marginalis memiliki 5 lapis sel epitel

Gambar 2.8 : Histologi konjungtiva


- Konjungtiva tarsalis memiliki 2 lapis sel epitel : sel silindris pada lapisan
superficial dan sel pipih pada lapisan profundus
- Konjungtiva fornix dan bulbaris memiliki 3 lapis sel epitel : sel silindris, sel
polyhedral, dan sel kuboid
- Konjungtiva limbal memiliki 5-6 lapis sel epitel
b. Lapisan stroma (Substansia Propia)
- Lapisan adenoid
Juga disbut sebagai lapisan lymphoid dan terdiri dari jaringan ikat yang halus
- Lapisan fibrosa
Terdiri dari anyaman serat kolagen dan serat elastic. Lapisan ini lebih tebal dari
lapisan adenoid kecuali di konjungtiva tarsal. Terdapat pembuluh darah dan
serabut saraf.

Konjungtiva memiliki 2 tipe kelenjar :


1. Mucin secretory glands
Terdapat sel goblet di epithelium, crypts of Henle (Konjungtiva tarsalis), glands of
Manz (Konjungtiva limbal). Kelenjar-kelenjar ini mensekresi mucus untuk
membasahi kornea dan konjungtiva.
2. Accesory lacrimal glands
- Glands of Krause
- Glands of Wolfring
Plica semilunaris merupakan lipatan crescentric berwarna merah muda dari
konjungtiva yang terdapat di canthus medial.
Caruncula adalah bentukan lonjong, kecil, berwarna merah muda yang terletak di
medial canthus dan lebih medial dari plica semilunaris. Caruncula merupakan bagian
modifikasi kulit dan dilapisi oleh sel epitel berlapis yang mengandung kelenjar keringat,
kelenjar sebasea, dan folikel rambut.
2.3 Fisiologi
2.3.1 Sistem Lakrimal
Glandula lakrimalis terletak di superotemporal orbita, tepat di tepi orbital di dalam
fossa lakrimalis os frontalis. Glandula lakrimalis menyekresikan air, elektrolit, dan protein
sebagai respon terhadap stimulasi neural dan hormonal dan merupakan kontributor
utama bagian aqueous dari film air mata dengan kontribusi tambahan dari glandula
lakrimalis aksesori, kornea, dan konjungtiva. Glandula lakrimalis diinervasi oleh saraf
parasimpatis, simpatis, dan sensoris (Burkat et al, 2006).
Film air mata terdiri dari tiga lapisan: innermost mucous layer yang disekresikan
oleh konjungtiva; middle aqueous layer yang disekresikan oleh glandula lakrimalis utama
dan aksesoris; dan outer lipid layer yang disekresikan oleh glandula meibomian. Fungsi
dari film air mata yaitu:
 Sebagai permukaan refraktif yang jernih dan yang mempertahankan transparansi
kornea
 Melindungi permukaan mata dari stres lingkungan, seperti cahaya terang, jejas
fisik, zat kimia berbahaya, serta infeksi bakteri, virus, dan parasit
 Lubrikasi permukaan mata untuk menghindari kerusakan mekanis dari teanan
tinggi akibat berkedip
 Transpor oksigen dan menyediakan sejumlah nutrien untuk kornea yang avaskular
 Mengandung protein dan molekul lainnya yang terlibat dalam pertahanan
permukaan okular dan regulasi fungsi seluler konjungtiva dan kornea (Burkat et al,
2006).

Gambar 2.9 : Skema Lapisan Film Air Mata (Oliver & Cassidy, 2005)
Tiga faktor yang mengontrol volume dan komposisi film air mata adalah kontrol
sekresi oleh glandula lakrimalis dan aksesori, kornea, dan konjungtiva; perubahan
evaporasi air mata; dan regulasi drainage air mata (Burkat et al, 2006).
Secara klinis, sekresi air mata dari glandula lakrimalis distimulasi oleh reflex
tearing dari stimulasi konjungtiva dan kornea melalui fenomena iritasi atau psychogenic
tearing. Reflex tearing juga dapat distimulasi oleh retina dan saraf optik melalui cahaya
terang, dan melalui makanan pedas karena reflex arc antara gustatory dan nukleus
lakrimalis. Pada psychogenic tearing, emosi yang kuat dan stres menyebabkan jalur
afferent dari lobus frontalis, ganglia basalis, talamus, dan hipotalamus berinteraksi
dengan nukleus lakrimalis. (Burkat et al, 2006).
Ekskresi air mata berawal dari punctum, suatu pembukaan 0,3 mm pada bagian
medial masing-masing kelopak mata. Kemudian menuju ke kanalikuli superior dan
inferior, lalu masuk ke sakus lakrimalis dan duktus nasolakrimalis, menuju ke meatus
inferior rongga nasal. (Burkat et al, 2006).

Gambar 2.10 : Sistem Lakrimal (Oliver & Cassidy, 2005)

Anda mungkin juga menyukai