KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU BEDAH
Hari/Tanggal Presentasi Kasus: 9 April 2018
RSAU dr. Esnawan Antariksa
I. IDENTITAS PASIEN
Timur
II. ANAMNESIS
Diambil dari : Alloanamnesis pada tanggal 26 Maret 2018 pukul 11.00 WIB
Keluhan Utama:
Nyeri pada buah zakar kanan sejak kurang lebih 7 hari SMRS
Keluhan Tambahan:
Mual (+), muntah (-), demam (-), BAK dan BAB dalam batas normal
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien laki-laki berumur 20 tahun datang ke Poli Bedah Umum RS TNI AU dr.
ESNAWAN ANTARIKSA dengan keluhan nyeri pada buah zakar kanan sejak kurang lebih 7
hari SMRS. Nyeri baru pertama kali dan dirasakan hilang timbul dan nyeri bertambah saat pasien
beraktivitas. Nyeri dirasakan menjalar ke bagian abdomen. Pasien juga mengeluh benjolan pada
buah zakar kanan. Benjolan pada buah zakar kanan, benjolan dirasakan kecil pada saat pertama
kali ditemukan dan bertambah besar setiap hari. Pasien sebelumnya juga mengeluh demam
selama beberapa hari, mual tetapi tidak ada muntah. Benjolan pada buah zakar, tidak hilang
timbul baik saat tidur, berdiri ataupun mengedan. Tidak terdapat discharge yang keluar dari
benjolan. Riwayat trauma dan penyakit menular seksual disangkal oleh pasien. BAK normal
tidak ada lendir ataupun darah, tidak ada nyeri saat BAK,BAB tidak ada keluhan.
Riwayat Keluarga
Keadaan Penyebab
Hubungan Umur (tahun) Jenis Kelamin
Kesehatan meninggal
Ayah 58 L Sehat
Ibu 54 P Sehat
Saudara 26 P Sehat -
Riwayat Penyakit Dahulu :
( - ) Cacar ( - ) Malaria ( - ) Batu Saluran Kemih
( - ) Gondongan ( - ) Disentri ( - ) Burut (Hernia)
( - ) Difteri ( - ) Hepatitis ( - ) Penyakit Prostat
( - ) Batuk Rejan ( - ) Wasir ( - ) Tifus Abdominalis
( - ) Campak ( - ) Skrofula ( - ) Diabetes
( - ) Influenza ( - ) Sifilis ( - ) Asma
( - ) Tonsilitis ( - ) Gonore ( - ) Tumor
( - ) Khorea ( - ) Hipertensi ( - ) Penyakit Pembuluh
( - ) Demam Rematik Akut ( - ) Ulkus Ventrikuli ( - ) Perdarahan Otak
( - ) Pneumonia ( - ) Ulkus Duodeni ( - ) Psikosis
( - ) Pleuritis ( - ) Gastritis ( - ) Neurosis
( - ) Tuberkulosis ( - ) Batu Empedu Lain-lain: ( - ) Operasi
( - ) Kecelakaan
Pernafasaan : 22 x/menit
Suhu : 36,2 ºC
Berat Badan : 53 kg
Tenggorokan :
- Tidak terdapat kelainan
Mulut :
- Tidak terdapat kelainan
Leher:
Tekanan Vena Jugularis (JVP) : Tidak dilakukan
Kelenjar Tiroid : Tidak membesar
Kelenjar Limfe : Tidak membesar
Dada:
Bentuk : Simetris, tidak ada benjolan maupun lesi
Abdomen
Inspeksi : Perut cembung, kulit tampak normal, pelebaran pembuluh
darah (-), distensi (-), ascites (-), benjolan (-), Cullen sign (-).
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
Palpasi : Supel, terdapat nyeri tekan pada abdomen kuadran kanan atas,
Murphy sign (+), nyeri lepas tekan (+), hepar dan lien tidak
teraba.
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
Status Lokalis:
Inspeksi: Tak tampak discharge, tampak tanda peradangan pada testis kanan, testis sebelah
kanan tampak membesar, ukuran testis bervariasi, testis kiri ukuran 4cm x 3cm,
testis kanan 6cm x 4cm
Palpasi: Teraba hangat dan bengkak pada scrotum kanan, terdapat nyeri tekan, Phren test
positif, Refleks kremaster positif, tidak terdapat pembesaran KGB inguinal
Refleks
Kanan Kiri
V. RESUME
Pasien laki-laki berumur 20 tahun datang ke Poli Bedah Umum RS TNI AU dr.
ESNAWAN ANTARIKSA dengan keluhan nyeri pada buah zakar kanan sejak kurang lebih 7
hari SMRS. Nyeri baru pertama kali dan dirasakan hilang timbul dan nyeri bertambah saat pasien
beraktivitas. Nyeri dirasakan menjalar ke bagian abdomen. Pasien juga mengeluh benjolan pada
buah zakar kanan. Benjolan pada buah zakar kanan, benjolan dirasakan kecil pada saat pertama
kali ditemukan dan bertambah besar setiap hari. Pasien sebelumnya juga mengeluh demam
selama beberapa hari, mual tetapi tidak ada muntah. Benjolan pada buah zakar, tidak hilang
timbul baik saat tidur, berdiri ataupun mengedan. Tidak terdapat discharge yang keluar dari
benjolan. Riwayat trauma dan penyakit menular seksual disangkal oleh pasien. BAK normal
tidak ada lendir ataupun darah, tidak ada nyeri saat BAK,BAB tidak ada keluhan. Riwayat
hipertensi, DM dan riwayat penyakit lain disangkal oleh pasien.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit ringan, kesadaran
compos mentis, tekanan darah: 110/80 mmHg, nadi: 80 x / menit, pernafasan: 22x/menit, suhu:
36,2 oC. Pada status lokalis inspeksi Tak tampak discharge, tampak tanda peradangan pada testis
kanan, tampak pembesaran pada testis kanan, ukuran testis bervariasi, testis kanan ukuran 6cm x
4cm testis kiri ukuran 4cm x 3cm. Pada palpasi testis kanan teraba hangat dan bengkak, terdapat
nyeri tekan, Phren test positif, Refleks kremaster positif, tidak terdapat pembesaran KGB
inguinal.
Pada pemeriksaan penunjang :
Darah Rutin :
Hb 14,3 g/dl, Leukosit 8300/mm3, Hematokrit 37%, Trombosit 164.000/mm3
Hitung Jenis :
Basofil 0 %, Eosinofil 1 %, Neutrofil Batang 3 %, Neutrofil Segment 67 %, Limfosit 26 %,
Monosit 3 %
LED 13 mm/jam
Orchitis Dextra
IX. PENATALAKSANAAN
Inf RL 20 tts/m
Ciprofloxacin Inf. 2 x 400 mg
Ketorolac Inj. 2 x 30 mg
X. PROGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Epidemiologi
Pada tahun 2002, epididimitis atau orkitis menyumbang untuk 1 di 144 kunjungan rawat
jalan (0,69 persen) pada laki-laki 18-50 tahun Ada sekitar 600.000 kasus epididimitis per tahun
di Amerika Serikat, yang sebagian besar terjadi pada pria antara 18 dan 35 tahun. Dalam salah
satu penelitian terhadap prajurit Angkatan Darat AS, kejadian tertinggi pada pria antara 20 dan
29 tahun. Dalam review dari 121 pasien dengan epididimitis dalam pengaturan rawat jalan,
distribusi bimodal dicatat dengan kejadian puncak yang terjadi pada pria 16 sampai 30 tahun dan
51 hingga 70 tahun.Epididimitis lebih umum daripada orchitis. Dalam sebuah penelitian rawat
jalan, orchitis terjadi pada 58 persen pria yang didiagnosis dengan epididymitis. Terisolasi
orchitis jarang danumumnya berhubungan dengan gondok infeksi pada anak laki-laki prepubertal
(13 tahun atau muda).4
Secara nasional gondok wabah di Inggris dan Wales pada tahun 2004-2005 Efeknya
terkait penyakit itu cukup, dengan > 43.000 dilaporkan kasus dan >2.600 rawat inap.
Dibandingkan dengan era prevaccine, usia rata-rata infeksi adalah lebih tinggi, dengan infeksi
yang terjadi terutama pada remaja yang lebih tua dan muda dewasa . Usia yang lebih tua pada
infeksi dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi komplikasi terutama orchitis.5
Insiden gondok orchitis telah menurun secara dramatis sejak diperkenalkannya program
vaksinasi anak . Selama beberapa tahun terakhir gondok orchitis memiliki jarang terlihat di
lembaga kami: Namun, baru-baru ini, 11 pasien dengan penyakit gondok orchitis dirawat di unit
kami antara bulan Maret dan September 2005. Peningkatan tajam ini juga melihat tempat lain di
Inggris; 25 kasus gondok orchitis dilaporkan oleh Urologi Departemen Royal Liverpool
University antara September 2004 dan April 2005.6
2.3 Etiologi
Virus adalah penyebab orkitis paling sering. Orkitis parotiditis adalah infeksi virus yang
sering terlihat , walaupun imunisasi untuk mencegah parotiditis pada masa anak-anak telah
menurunkan insidens. Dua puluh hingga tiga puluh persen kasus parotiditis pada orang dewasa
terjadi bersamaan dengan orkitis terjadi bilateral pada 15 % pria dengan orkitis paroditis. 7
Virus lain yang dapat menyebabkan orkitis dan memberikan gambaran klinis yang sama
adalah Coxsakie B, mononukleosis. Orkitis bakteri piogenik disebabkan oleh bakteri (Brucellosis
,Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa) dan infeksi parasit (malaria,
filariasis, skistosomasis, amebiasis) atau kadang-kadang infeksi riketsia yang ditularkan dari
epididimis. 7
Etiologi orchitis akut
1. Viral :
gondok orchitis paling umum. Coxsackievirus A, varisela dan echoviral infeksi langka.
2. Bakteri dan infeksi piogenik :
E. coli, Klebsiella, Pseudomonas, Staphylococcus dan spesies Streptococcus tidak biasa.
3. Granulomatous :
sifilis, TBC, kusta, Actinomyces spp. dan penyakit jamur jarang terjadi. 8
2.5 Patofisiologi
2.5.1 Orkitis viral infection
Infeksi ini ditularkan melalui kontak langsung, droplet , atau terkontaminasi fomites dan
memasuki host melalui udara. Penyebaran melalui darah adalah utama rute infeksi testis
terisolasi Ini menyebar dengan cepat dan rentan ,orang yang tinggal di dekat proximity.
Kemudian di akhir masa inkubasi menyebabkan penyebaran virus keorgan, sehingga infeksi
sistemik ditandai dengan parotitis klasik atau manifestasi klinis organ lain..Meskipun kelenjar
parotis adalah yang paling umum organ yang terkena, parotitis bukan langkah utama atau
diperlukan untuk infeksi gondok. Sistem saraf pusat, saluran kemih, dan organ genital juga bisa
menjadi awalnya efek terjadinya orkitis.7
2.5.2 Orkitis bakterial piogenik
Disebabkan oleh bakteri Brucellosis ,Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,
Pseudomonas aeruginosa.dan infeksi parasitik ( malaria , filariasis , skistomisis , amebiasis ) atau
kadang – kadang infeksi riketsia yang di tularkan dari epididimis. Penyakit sistemik seperti
difteri , demam tifoid , demam paratifoid , dan demam scarlet ditularkan melalui aliran darah. 7
2.6 Diagnosis
2.6.1 Anamnesa
Demam tinggi
Tackikardy
Mual dan muntah
Myalgia
Sakit kepala
Penderita merasakan tidak nyaman duduk
Kadang penderita mengeluh sakit gondongan sebelumnya
Ketidaknyamanan ringan pada testiskular
Edema hingga nyeri di daerah testiskular
Terbentuk edema dalam waktu sekitar 4 hingga 6 hari. 7,9
Gejala infeksi saluran kemih bagian bawah,Biasanya juga didapatkan gejala infeksi
saluran kemih bagian bawah seperti frekuensi, urgensi, hematuria, dan disuria.4
2.6.2 Pemeriksaan Fisik :
Pembesaran testis dan skrotum.
Skrotum eritematus
Terasa hangat
Konsistensi testis yang mengalami pembengkakan kenyal seperti karet dan mungkin
terdapat hubungan dengan kulit depan yang akhirnya membentuk fistel kulit.11
2.8 Penatalaksaan
Jika gonore atau klamidia Infeksi kemungkinan (pasien 14-35 tahun),pengobatan harus
terdiri dari ceftriaxone (Rocephin), tunggal 250-mg dosis intramuskular, dan doxycycline
(Vibramycin), 100 mg secara oral dua kali sehari selama 10 hari.Azitromisin (Zithromax),
tunggal 1-g dosis oral. Jika organisme enterik, seperti bakteri, kemungkinan (pasien lebih muda
dari 14 tahun atau lebih tua dari 35 tahun) atau pasien alergi terhadap sefalosporin atau
tetrasiklin, pengobatan harus mencakup ofloksasin 300 mg secara oral dua kali sehari selama 10
hari, atau levofloxacin (Levaquin), 500 mg per oral sekali sehari selama 10 hari.4
Pasien yang immunocompromised (Misalnya, orang-orang dengan HIV) harus menerima
perlakuan yang sama sebagai orang-orang yang imunokompeten.4
Selain pengobatan antibiotik, analgesik, skrotum elevasi, pembatasan kegiatan, dan
penggunaan kemasan dingin membantu dalam pengobatan Pasien harus dianjurkan kemungkinan
komplikasi, termasuk sepsis, abses, infertilitas, dan perpanjangan infeksi.4
Orchitis biasanya dapat dirawat di pengaturan rawat jalan .Tindak rawat inap dianjurkan
untuk nyeri terselesaikan, muntah (karena ketidak mampuan untuk mengambil antibiotik
oral),kecurigaan abses, kegagalan rawat jalan, atau tanda-tanda sepsis.Obat antibakteri tidak
diindikasikan untuk pengobatan orchitis virus.4
1. Obat anti-inflamasi nonsteroid seperti ibuprofen (Advil atau Motrin, misalnya) atau
naproxen (Aleve) dan acetaminophen (Tylenol) dapat membantu dengan rasa sakit.
2. Mengangkat skrotum dengan pas-pas celana atau pendukung atletik dapat
meningkatkan kenyamanan.
3. Terapkan kompres es. Es tidak boleh langsung diaplikasikan pada kulit karena hal ini
dapat menyebabkan luka bakar dari pembekuan. Sebaliknya, es harus dibungkus dengan
kain dan kemudian diterapkan pada skrotum.
4. Ice pack dapat diterapkan selama 10-15 menit pada suatu waktu, beberapa kali sehari
selama 1-2 hari pertama. Ini akan membantu menjaga pembengkakan dan sakit turun. 12
2.9 Komplikasi
1. Atrofi testis. Orkitis akhirnya dapat menyebabkan testis yang terkena infeksi menyusut.
2. Abses skrotum. Jaringan yang terinfeksi terisi dengan nanah.
3. Epididimitis berulang. Orchitis dapat menyebabkan episode berulang epididimitis.
Infertilitas. Dalam sejumlah kecil kasus, orchitis dapat menyebabkan infertilitas; Namun,
jika orchitis hanya mempengaruhi satu testis, infertilitas kurang mungkin. 10
2.10 Prognosis
Sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang secara spontan dalam 3-10 hari.
Dengan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar kasus orchitis bakteri dapat sembuh
tanpa komplikasi.
BAB III
KESIMPULAN
Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi. Sebagian besar
kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun, virus lain dan bakteri dapat
menyebabkan orchitis.
Etiologi orchitis Virus: orchitis gondong (mumps) paling umum. Infeksi bakteri dan
pyogenik: E. coli, Klebsiella, Pseudomonas, Staphylococcus, dan Streptococcus. Granulomatous:
T. pallidum, Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leprae, Actinomycetes, trauma, virus
lain meliputi coxsackievirus , varicella , dan echovirus .
Insidensi orchitis karena gondong, 4 dari 5 kasus terjadi pada laki-laki prepubertal (lebih
muda dari 10 tahun). Dalam orchitis bakteri, sebagian besar kasus berhubungan dengan
epididimitis (epididymo-orchitis), dan mereka terjadi pada laki-laki yang aktif secara seksual
lebih tua dari 15 tahun atau pada pria lebih tua dari 50 tahun dengan hipertrofi prostat jinak
(BPH).
Gejala klinis: nyeri dan pembengkakan testis. Kelelahan, demam dan menggigil , mual,
sakit kepala Pada pemeriksaan fisik tampak pembesaran testis dan skrotum, lebih hangat, kadang
pembesaran KGB inguinal.
Penatalaksanaan meliputi terapi supportif dan antibiotika yang sesuai jika penyebabnya
bakteri.
Komplikasi: sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat
atrofi testis, gangguan kesuburan dilaporkan pada tingkat 7-13%, kemandulan jarang dalam
kasus-kasus orchitis unilateral, abscess scrotal , infark testis, rekurensi
Prognosis sebagian besar baik, jika penyebabnya virus, dapat hilang 3 -10 hari, jika
penyebabnya bakteri dengan pemberian antibiotik dapat sembuh tanpa komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Benninghoff. 2003. Testis Gross Anatomy. http://www.urology-textbook.com/testis-
anatomy.html. 2 December 2010
2. R. Sjamsuhidajat. Jong, W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC.
3. Mark, B. 2010. Orchitis- Department of Emergency Medicine.
http://emedicine.medscape.com/article/777456. 2 December 2010
4. Trojian, Thomas H. dkk. 2009. Epididymitis and Orchitis : An Overview. Diunduh pada
28 maret 2018 dari :www.aafp.org.
5. Yung et al. 2012 . Mumps vaccine effectiveness againt orchitis. “ Emerging Infectious
Diseases “ Vol. 18, No. 1, diunduh tanggal 28 maret 2018 dari: www.cdc.gov/eid
6. Masarani M , wazait H , dkk. 2006 . Mumps orchitis .“ Journal of the royal society of
medicine “ : V o l u m e 9 9 . diunduh tanggal 28 maret 2018 dari: .
http://jrs.sagepub.com/content/99/11/573
7. Prince, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC. Patofisiologi
konsep klinis proses-proses penyakit.Jakarta : Media Aesculapius
8. Patient.co.uk Epidydimo – orchitis. Diunduh tanggal 28 maret 2018 dari:
www.patient.co.uk/doctor/epididymo-orchitis-pro.
9. Tae bum , Hum Byeong , Kim jae , dkk . 2012. Clinical Features of Mumps Orchitis in
Vaccinated Postpubertal , Males: A Single-Center Series of 62 Patients. 2012 .clinical
featured “Department of Urology, Korea University School of Medicine, Seoul, Korea “ :
10. Maphilindawati, Susan Noor .2006. Brucellosis di Indones ia.. diunduh tanggal 2 april
2018 dari: www.litbang.com
11. Wim de, Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Alih bahasa R. Sjamsuhidayat Penerbit
Kedokteran, EGC, Jakarta, 1997
12. eMedicine healt. Orchitis treatment. Diunduh tanggal 28 maret 2018 dari:
www.eMedicineHealth.com