Ulwan Laporan Parktikum Gula Reduksi
Ulwan Laporan Parktikum Gula Reduksi
wahed
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN NPM/Semester : 1033010025/IV
“VETERAN”JAWA TIMUR Romb / Group : 2/A
NPM/Teman : 1033010026/Tutik. w
Pratikum : analisa pangan Praktek : 1033010027/zulfikar usman
Percobaan : analisa Gula reduksi dan pati
Tanggal : 24 Mei 2012
Pembimbing :
LAPORAN RESMI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat dapat digolongan menjadi dua (2) macam yaitu karbohidrat sederhana dengan
karbohidrat komplek atau dapat pula menjadi tiga (3) macam, yaitu :
a. Monosakarida (karbohidrat tunggal)
Kelompok monosakarida dibedakan menjadi dua (2) macam, yaitu pentosa yang
tersusun dari lima (5) atom karbon (arabinosa, ribose, xylosa) dan heksosa yang tersusun
dari enam (6) atom karbon (fruktosa/levulosa, glukosa, dan galaktosa).
Struktu glukosa dan fruktosa digunakan sebagai dasar untuk membedakan antara
gula reduksi dan gula non-reduksi. Penamaan gula reduksi ialah didasarkan pada adanya
gugus aldehid (–CHO pada glukosa dan galaktosa) yang dapat mereduksi larutan Cu2SO4
membentuk endapan merah bata. Adapun gula non-reduksi ialah gula yang tidak dapat
mereduksi akibat tidak adanya gugus aldehid seperti pada fruktosa dan sukrosa/dektrosa
yang memiliki gugus keton (C=O).
b. Oligosakarida (tersusun dari beberapa monosakarida)
Kelompok ini terdiri dari banyak jenis, seperti disakarida, trisakarida,
tetrasakarida, dll. Namun paling banyak dipelajari ialah kelompok disakarida yang terdiri
dari maltosa, laktosa dan sukrosa (dekstrosa). Dua dari jenis disakarida ini termasuk gula
reduksi (laktosa dan maltosa) sedangkan sukrosa tidak termasuk gula reduksi
(nonreducing).
c. Polisakarida (tersusun lebih dari 10 monosakarida)
Karbohidrat jenis monosakarida dan sebagian besar disakarida termasuk pada
jenis gula reduksi. Gula Reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk
mereduksi terutama dalam suasana basa karena adanya gugus aldehida atau keton yang
bebas. sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan indentifikasi kabohidrat
maupun analisis kuantitatif . Sifat ini tampak pada reaksi ion-ion logam seperti ion Cu2+
dan Ag+ yang terdapat pada reaksi-reaksi tertentu. Contoh Gula reduksi dalam karbohidrat
adalah glukosa, galaktosa, fruktosa, laktosa, dan maltose sedangkan yang tidak termasuk di
dalam gula reduksi adalah sukrosa.
Serat pangan adalah bagian dari makanan yang tidak dapat dicerna oleh enzim
manusia, sehingga tidak digolongkan sebagai sumber zat gizi. Serat makanan meliputi
selulosa, hemiselulosa, pelitin, gum, lignin. Meskipun tidak dapat dicerna oleh enzim
pencernaan, tetapi bakteri flora saluran pencernaan terutama dalam kolondapat merombak
serat tersebut. Sumber utama serat makanan adalah sayur-sayuran dan buah-buahan, serta
biji-bijian dan kacang-kacangan. Jumlah serat makanan yang harus dikonsumsi oleh orang
dewasa adalah 20-35 gram/hari atau 10-15 gram/1000 kkal menu.
Serat pangan sering dibedakan atas kelarutannya dalam air. Serat pangan total
(TDF atau Total Dietery Fiber ) terdiri dari komponen serat makanan larut air (Selulable
Dietery Fiber atau SDF) dan serat makanan yang tidak larut air (Insolulable Dietery Fiber).
SDF adalah serat makanan yang dapat larut dalam air hangat atau panas, serta dapat
terendapkan oleh air:etanol dengan perbandingan 1:4. Sedangkan IDF diartikan sebagai
serat pangan yang tidak larut dalam air panas atau dingin. Serat yang tidak larut dalam air
adalah komponen struktural tanaman, sedangkan yang tak larut adalah komponen non
struktural. Serat yang tidak larut air banyak terdapat pada kulit gandum, biji-bijian, sayuran
dan kacang-kacangan. Serat yang larut dalam air biasanya berupa gum dan pektin.
Pektin dan gum merupakan turunan dari gula yang biasa terdapat pada
tanaman jumlahnya kecil dibanding dengan karbohidrat lain.pektin dibentuk oleh satuan-
satuan gula dan asam galakturonat yang lebih banyak daripada gula sederhana, biasanya
terdapat pada sayuran dan buah-buahan.pektin larut dalam air terutama dalam air
panassehingga dalam bentuk larutan koloidal akan berbentuk pasta. Jika pektin dalam
larutan ditambah dengan gula dan asam akan terbentuk gel. Prinsip inilah yang digunakan
dalam pembentukan gel dalam pembuatan selai dan jeli buah-buahan
Serat pangan yang tidak larut (IDF) bermanfaat untuk mengatasi sembelit,
mencegah kanker terutama kanker kolon dan mengontrol berat badan. Serat makanan
mempunyai daya serap air yang tinggi adanya serat makanan dalam feses menyebabkan
feses dapat menyerap air yang banyak sehingga volumenya menjadi besar dan teksturnya
menjadi lunak. Adanya volume feses yang besar akan mempercepat kontraksi usus untuk
lebih cepat buang air-waktu transit makanan pada kolon lebih cepat. Volume feses yang
besar dan tekstur yang lunak dapat mengencerkan senyawa karsinogenik yang terkandung
di dalamnya, sehingga konsentrasinya jauh lebih rendah dengan demikian akan terjadi
kontak antara zat karsinogenik dengan konsentrasi yang rendah dengan usus besar, dan
kontak ini pun terjadi dalam waktu yang cukup singkat sehingga tidak memungkinkan
terjadinya sel-sel kanker
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Bahan
B. Alat
C. Prosedur kerja
Sample
dihaluskan
ditimbang 5 gram
erlemeyer 250 ml
+ aquadest 50 ml
Aduk sampai homogen
Di saring
Di ambil 50 ml filtrat
Elemeyer 400 ml
SAMPLE : 50 ml filtrat + 25 ml Fa + 25 ml Fb
BLANKO : 50 ml aquades + 25 ml Fa + 25 ml Fb
Dipanaskan s/d terbentuk endapan merah bata
Di timbang
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
PEMBAHASAN
Terbentuknya endapan berwarna merah yaitu kupro oksida (Cu2O) akibat adanya
reaksi reduksi oksidasi (redoks), gugus aldehid pada glukosa akan mereduksi ion tembaga
(II) menjadi tembaga (I) oksida. Karena larutan bersifat basa, maka aldehid dengan
sendirinya teroksidasi menjadi sebuah garam dari asam karboksilat yang sesuai. Persamaan
untuk reaksi-reaksi ini selalu disederhanakan untuk menghindari keharusan menuliskan ion
tartrat atau sitrat pada kompleks tembaga dalam rumus struktur.
KESIMPULAN
Dengan uji kuantitatif karbohidrat dengan titrasi Lane Eynon dapat dibuktikan
bahwa Kacang hijau memiliki kandungan gula pereduksi karena di akhir menghasilkan
endapan berwarna merah bata , dan melalui perhitungan kadar gula pereduksi didapatkan
hasil persen gula reduksi jagung sebesar 2,679%
Yang menunjukkan bahwa kadar gula reduksi tertinggi di miliki oleh Tepung ketan
sedangkan terendah dimiliki oleh Kacang tolo yang menunjukkan bahwa kadar gula merah
berpotensi sangat kecil untuk menyimpan kelebihan gula dalam tubuh apabila dikonsumsi.
Pada tabel pati menunjukkan bahwa kadar pati tertinggi dimiliki oleh Tepung Ketan dan
terendah dimiliki oleh kacang tolo. Pada percobaan ini terlihat jelas bahwa jagung
memiliki8 kadar pati lebih tinggi dibanding olahan jagung yaitu tepung jagung.
DAFTAR PUSTAKA
http://fadillafattah.blogspot.com/2012/03/uji-persen-gula-reduksi-metode-lane.html
http://bluishcaramelpillow.blogspot.com/2011/01/penetapan-kadar-serat-larut-dan-
tidak.html
http://google.com.