Dampak Peledakan
Dampak Peledakan
DAMPAK PELEDAKAN
PENDAHULUAN
Materi yang diberikan pada modul ini berisikan tentang dampak yang mungkin
terjadi akibat kegiatan peledakan. Dalam modul ini akan diuraikan 3 pembelajaran
yaitu:
1. Pembelajaran 1: Getaran bumi (ground vibration).
2. Pembelajaran 2: Getaran udara dan suara (air blast and noise).
3. Pembelajaran 3: Batu terbang (fly rock).
Penggunaan bahan peledak industri yang cukup besar pada berbagai tambang
(tambang quarry), menuntut adanya kontrol terhadap: ground vibration, fly rock,
air blast dan noise, yang semuanya akan menimbulkan pertentangan antara
perusahaan pertambangan dengan penduduk setempat.
Tujuan umum
Dengan mempelajari modul ini peserta diharapkan dapat menentukan dan
mengurangi dampak yang mungkin terjadi akibat peledakan.
Para peserta diharapkan memiliki kemampuan dasar atau pengertian mengapa
dapat terjadi “blasting claims” (tuntutan penduduk sekitar akibat suatu peledakan),
dan sekaligus mengetahui bagaimana cara mengatasinya.
da empat penyebab timbulnya “blasting claims” atau kerusakan:
1. Air concussion (air blast)
2. Air-borne shock waves (gelombang sentakan melalui udara)
3. Earth vibration (getaran bumi)
4. Fly rock
Pada setiap soal latihan terdapat cara menghitung nilai untuk mengukur tingkat
pemahaman peserta. Pengerjaan soal harus tuntas sesuai waktu yang disediakan.
Disarankan untuk tidak membuka buku pada saat mengerjakan latihan soal
sampai peserta benar-benar selesai mengisinya. Apabila nilai latihan peserta di
atas 90%, maka peserta dapat langsung mempelajari modul berikutnya. Namun,
apabila nilai latihan soal kurang dari 90%, sebaiknya peserta mengulang pelajaran
atau modul tersebut sampai benar-benar faham atau bernilai di atas atau sama
dengan 90%.
Pada dekade sekarang ini, kegiatan peledakan terus bertambah seiring dengan
perkembangan perkotaan. Untuk mengatasi kepadatan arus lalu lintas dibuatkan
tunnel-tunnel di bawah permukaan tanah (under ground) yangn juga dipakai untuk
media komunikasi seperti kabel-kabel telepon, power cables, drainase dan lain-
lain.
Bila cautious blasting dilakukan maka gangguan yang ditimbulkan akibat ground
vibration, fly rock, getaran udara (air blast) akan dapat dikurangi hingga tidak
merusak bangunan disekitarnya atau mengakibatkan kecelakaan.
Gangguan akibat peledakan seperti vibration, noise dan fly rock; dapat
menimbulkan gangguan sosioeconomic yang cukup besar bagi para Pengusaha
Pertambangan demikian pula bagi orang-orang / penduduk yang tinggal
disekitarnya.
Pada tambang-tambang terbuka yang modern biasanya berukuran cukup luas dan
dalam dibandingkan dengan tambang-tambang terbuka terdahulu , hal ini akan
memberikan jumlah overburden yang memerlukan blasting akan meningkat.
Untuk menangani hal tersebut diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang
parameter-parameter dasar yang terkait pada suatu proses peledakan; juga
mengetahui ciri-ciri khas dasar dari terjadinya, pengembangannya dan
memprediksi akan “ground vibration” dan akibat peledakan.
Getaran bumi (ground vibration) adalah gerakan seismic yang menjalar dalam
tanah / batuan yang diakibatkan oleh peledakan batuan (rock blasting), penggalian
(excavation), lalu lintas ( traffic), kegiatan piling dan sebagainya.
Ground vibration yang merupakan suatu energi dan menjalar dalam batuan /
tanah, dapat merusak bangunan-bangunan disekitarnya bila mencapai suatu level
tertentu. Sebahagian energi yang dihasilkan dari peledakan akan bertebaran dan
menyebar kesemua arah sebagai gelombang seismic dengan frekwensi yang
berbeda-beda. Energi gelombang seismic ini akan berkurang terhadap jarak;
gelombang dengan frekwensi tinggi akan lebih cepat berkurangnya. Dengan
demikian frekwensi gelombang dominan dari peledakan adalah yang bersifat
tinggi frekwensinya namun berjarak pendek dan rendah frekwensinya namun lebih
jauh jaraknya.
Ground vibration merupakan tipe gelombang seismic yang kompleks dan terdiri
dari bermacam-macam gelombang . Apabila isian bahan peledak yang ada pada
suatu lobang tembak diledakkan, maka akan timbul dua macam gelombang
seismic, pertama disebut “body wave” (gelombang badan) dan yang ke dua
“surface wave” (gelombang permukaan).
Body waves adalah gelombang yang merambat dalam suatu medium; surface
waves terbatas sepanjang bidang permukaan.
Bila sejumlah bahan peledak diledakkan pada suatu kedalaman tertentu pada
“single atau multiple drill holes”, maka terjadilah penguraian kimiawi penyusun
bahan peledak secara cepat dan membentuk gas dengan temperatur dan tekanan
yang tinggi. Shock wave akan terbentuk hanya jika tekanan mula-mula bahan
peledak melampaui kekuatan kompressive batuan, sedemikian rupa besarnya
hingga kondisi plastic batuan dilampaui, dapat dikatakan memiliki sifat
hydrodynamic.
Ada shock wave yang tidak stabil dengan cepat menjalar melalui batuan non-
elastic; dikarenakan ketidakstabilannya dan bertambah kurang kecepatannya,
kemudian menempati ke dalam zone “quasi-elastic” di mana gerakan gelombang
pada kecepatan sonic membawa sedikit energi yang tidak cukup untuk secara
permanen merusak material. Zone ini dikenal dengan elastic atau semi-elastic
wave zone. (Ghosh 1983; Guha, 1984)
Intensitas dari “shock waves” mengecil dengan cepat karena sejumlah besar
energi digunakan untuk pembentukan rekahan (cracks)
1. Tahapan pertama dimulai sejak inisiasi; pada tahapan ini lobang tembak
berkembang (akibat rusaknya dinding lobang). Hal ini dikarenakan adanya
tekanan yang tinggi dari detonasi (peledakan). Akibat tekanan yang tinggi ini
batuan mengalami pelumatan hingga menjadi tepung (pulverized).
3. Pada tahap ke tiga sejumlah gas hasil peledakan dengan tekanan tinggi
memasuki rekahan-rekahan, menyebabkan terbentuknya rekahan-rekahan yang
lebih lebar.
Gb. 2-3 Formasi rekahan radial Gb. 2-4 Gelombang tekan kompresive
Gb.2-3 Gb. 2-4
Kriteria Kerusakan
Penyebab kerusakan suatu bangunan adalah getaran (vibration) yang dihasilkan
oleh suatu ledakan, dari getaran tersebut akan timbul gerakan-gerakan yang
bermacam-macam baik dari segi arah gerakan ataupun besarnya.
Pada saat gelombabng melalui bagian bawah suatu bangunan, akan mengangkat
dan menurunkan bangunan, akan menggerakkan bangunan ke kanan dan ke kiri
dan gerakan ke arah depan dan belakang.
Pada umumnya bagian bawah bangunan bergerak karena adanya getaran sedang
bagian atas tinggal tetap. (lihat gambar). Stress yang terjadi akan menimbulkan
retakan berbentuk guntung (scissor cracks) bersudut 45 derajat terhadap
horizontal dan berpotongan saling tegak lurus (lihat gambar).
1
f=
T
di mana : f = frekwensi (Hz)
T = periode ( cycle/s)
Dengan asumsi ground vibrations terdiri dari tipe unit gelombang sinus, kecepatan
partikel dapat dihitung melalui rumus berikut.
v= 2 π f A
γ = v/c
Salah satu usaha agar dapat menghindari terjadi kerusakan akibat peledakan
yaitu dengan menentukan jumlah bahan peledak yang digunakan pada setiap
peledakan. Cara terbaik untuk menghitung charge (isian) yang dibolehkan yaitu
dengan mempergunakan Tabel yang dibuat oleh U.S. Bureau of Mines pada
Bulletin 442. Tabel 2-2 memperlihatkan hubungan displacement dalam inci untuk
bermacam-macam berat bahan peledak. Dengan menggunakan jarak dari
peledakan dan jumlah bahan peledak maka akan diketemukan angka-angka yang
sesuai pada Tabel.
Sebagai contoh, dengan menggunakan 50 lb (22,7 kg) bahan peledak pada jarak
400 ft (122 m) didapat angka 0,0055 in. Angka pergeseran (0,0055 in) ini adalah
untuk rata-rata over burden ( < 50 ft). Bila diinginkan pergeseran dihitung untuk
abnormal over burden ( >50 ft) , atau untuk responsive over burtden seperti sand,
gravel dan loam, maka angka pergeseran yang diperoleh dikalikan 3. Bila
pergeseran dihitung untuk out crops batuan, maka pergeseran angka Tabel
dikalikan 0,10.
Contoh, misal 50 lb dengan jarak 400 ft, bila dikenakan pada responsive
overburden, maka 0,0055 dikalikan 3 diperoleh angka 0,0165 in. Dengan
menggunakan angka ini pada Tabel 2-3 akan diperoleh angka percepatan
(acceleration) beserta batasan keamanan (safety level).
Tabel 2-2 memberikan untuk: rata-rata over burden 15 Hz, abnormal over burden
5 Hz dan untuk outcrops 20 - 80 Hz. Dapat dikatakan untuk overburden yang
diperlihatkan pada Tabel 2-2 mempunyai nilai 5 Hz. Dengan mengintrapolasi
angka 4 dan 6 Hz pada Tabel 2-3 kemudian merujuk pada angka displacement,
akan diperoleh bahwa angka ini dalam katagori aman (safe level).
Cara lain untuk menentukan batas aman (safe limits) ground vibration adalah
dengan menggunakan rumus “scaled distance”.
D
W = ( )²
Ds
dimana : Ds = 60
D = jarak
W = berat maksimum bahan peledak (lb)
Dengan menggunakan contoh terdahulu, yaitu 50 lb pada 400 ft; diperoleh W =
(400/60)² = 44,36 lb.
Dari rumus ini dapat dilihat bahwa Pengelola peledakan tidak perlu memakai
bahan peledak sebanyak itu (50 lb). Menurut Tabel dipeeroleh angka 50 lb, tapi
rumus Scaled Distance menyatakan 44,36 lb. Sebenarnya angka Tabel lebih
akurat akan tetapi rumus Scaled Distance juga baik sebagai metoda yang layak di
lapangan dalam mengatasi permasalahan vibrasi.
Ada beberapa alat untuk mengukur ground vibration. Pada mula pertama alat
tersebut dibuat secara mekanik. Alat tersebut dipasang pada objek yang
diperkirakan akan mengalami ground vibration. Alat tersebut terdiri dari suatu
beban yang berat tergantung pada sebuah per yang dihubungkan pada jarum
yang dapat mencatat getaran pada sebuah kertas. Bila terjadi gerakan maka alat
tersebut akan ikut bergerak akan tetapi beban tinggal tetap. Gerakan alat ukur
dicatat pada sebuah kertas dan kedudukan dari ground vibration dapat dievaluasi.
Pada saat ini pemakaian alat pengukur mekanik telah digantikan oleh alat
pengukur elektronik.
Pada alat pengukur elektronik gerakan mekanik dapat diterima dan dikonversi
menjadi sinyal oleh “electro dynamic transducer” yang disebut geophone.
Transducer ini memberikan sinyal listrik yang berbanding lurus terhadap
kecepatan partikel dari getaran, yang merupakan suatu parameter yang tercatat.
Gambar di bawah adalah desain dasar sebuah geophone. Geophone terdiri dari
sebuah per, beban (yang dapat bergerak), kumparan (coil) yang dililitkan pada
beban dan magnet permanen.
Sistem akan bergerak secara bebas pada sebuah daerah magnet yang
dikeluarkan oleh magnet permanen. Bilamana kumparan (coil) bergerak pada
daerah magnet maka akan timbul arus listrik yang besarnya tergantung pada
kecepatan gerak coil.
Gb. 2-9 Geophone