Dosen pengampu :
Nama Kelompok :
1. AHMAD ROFIQ MUQORROBIN (071510117)
2. NOFRIAN INDRA PERMANA (071510045)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman sekarang ini sulitnya mencari pekerjaan menyebabkan banyaknya
pengangguran. Hal inilah yang menjadikan seseorang untuk membuat usaha bisnis.
Usaha bisnis tidak harus besar akan tetapi usaha kecil menengah (ukm) pun sudah
bisa mengurangi angka pengangguran di zaman sekarang ini. Usaha bisnis yang
paling sering dilakukan oleh masyarakat adalah dalam hal makanan, karena makanan
merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia. Salah satunya adalah
pentol, makanan yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.
Pedagang pentol keliling adalah seseorang yang menjajajakan dagangannya
dengan keliling ke pedesaan, perumahan maupun kesekolah-sekolahan. Pedagang
pentol menjajakan dagangannya dengan menggunakan rombong yang terbuat dari
kayu yang sudah didesain sedemikian rupa dan kemudian dipasang di kendaraannya.
Adapula yang menggunakan gerobak yang didorong oleh pedagang sendiri.
Menurut hasil pengamatan kami, dimasa yang modern seperti sekarang ini
banyak sekali konsumen yang menggemari berbagai makanan yang cepat saji. Dan
makanan yang diminati konsumen adalah makanan yang serba instan. Oleh karena itu,
dimasa ini banyak produsen/pedagang menjual makanan yang cepat saji.
Hal ini sangat berkaitan dengan dunia bisnis. Maka pada penelitian ini kami akan
membahas mengenai bisnis “Pedagang Pentol”. Dan sebagai contohnya saya
mengambil cerita dari seorang pedagang pentol yang mana adalah tetangga saya
sendiri.
BAB II
ISI
Bumbu :
Nantinya dari semua adonan yang dibentuk akan diperoleh 180 pentol daging,
200 pentol telur dan 100 pentol tahu. Harga per pentol daging Rp. 1.000, pentol
telur Rp. 800, pentol tahu Rp. 300.
Siapkan ½ kg kacang.
Goreng hingga matang lalu tiriskan.
Kemudian blender kacang.
Lalu campurkan dengan saus, dan tambahkan sedikit bawang goreng.
D. Permasalahan
Ada beberapa permasalahan yang dihadapi ketika berjualan diantaranya :
Cuaca ( Hujan )
Hujan merupakan masalah utama yang dihadapi oleh sebagian pedagang
dalam menjajakan dagangannya, karena hujan membuat dagangan tidak laku.
Menurut Pak sirat, ketika hujan seseorang lebih memilih untuk berdiam diri
dirumah. Itulah sebabnya dagangannya tidak laku. Tidak ada solusi dalam
mengatasi masalah ini, karena masalah ini merupakan faktor alam.
Harga daging naik
Sering sekali baik usaha warung makanan, bakso, maupun pentol
mengeluhkan naiknya harga daging yang membuat mereka berpikir keras
untuk mengatasi cara ini. Ada beberapa pedagang yang ogah membeli daging
sapi dan lebih memilih daging yang lain semisal daging kambing. Namun
tidak dengan Pak Sirat, ia mengatasinya dengan cara merubah ukuran
pentolnya agar ia tidak merugi.
Libur sekolah
Libur sekolah merupakan waktu yang ditunggu-tunggu oleh anak sekolahan.
Tapi tidak dengan para pedagang, menurut mereka liburan sekolah
merupakan waktu yang menyedihkan karena sebagian pendapatan mereka
didapat dari hasil berjualan di sekolah-sekolah. Sehingga tidak ada pilihan
lain bagi mereka untuk berkeliling dari satu kampung ke kampung lain.
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil observasi kami selama lebih dari seminggu dan hasil wawancara
kami dengan Pak Sirat. Kami dapat menyimpulkan bahwa ia termasuk dalam
Necessity Entrepeneur, yaitu menjadi wirausaha karena terpaksa dan desakan
kebutuhan hidup. Ia merupakan sosok kepala keluarga yang bekerja keras dan
bertanggung jawab terbukti ia tidak pernah mengeluh jika harus memutari
perkampungan untuk menjajakan dagangannya, ia juga sangat optimis walau pernah
gagal berkali-kali ketika membuat pentol dan meracik sambalnya. Alhasil dengan
semangat pantang menyerah ia dapat laba yang dibilang lumayan dari hasil usahanya
ini. Ia bahkan bisa menyekolahkan anak laki-lakinya di Sekolah Menengah Atas.