Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

STRATEGI USAHA “ PEDAGANG PENTOL “

Dosen pengampu :

MUHAMMAD IMAM SYAIROZI S,E M,E

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMONGAN
TAHUN 2017
Nama : Abdul Sirat
Tempat, Tanggal Lahir : Lamongan, 19 November 1972
Alamat : Ds. Beru Rt 04/02 Kec. Sarirejo Lamongan
No. Handphone : ( Tidak mempunyai HP )

Nama Kelompok :
1. AHMAD ROFIQ MUQORROBIN (071510117)
2. NOFRIAN INDRA PERMANA (071510045)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di zaman sekarang ini sulitnya mencari pekerjaan menyebabkan banyaknya
pengangguran. Hal inilah yang menjadikan seseorang untuk membuat usaha bisnis.
Usaha bisnis tidak harus besar akan tetapi usaha kecil menengah (ukm) pun sudah
bisa mengurangi angka pengangguran di zaman sekarang ini. Usaha bisnis yang
paling sering dilakukan oleh masyarakat adalah dalam hal makanan, karena makanan
merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia. Salah satunya adalah
pentol, makanan yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.
Pedagang pentol keliling adalah seseorang yang menjajajakan dagangannya
dengan keliling ke pedesaan, perumahan maupun kesekolah-sekolahan. Pedagang
pentol menjajakan dagangannya dengan menggunakan rombong yang terbuat dari
kayu yang sudah didesain sedemikian rupa dan kemudian dipasang di kendaraannya.
Adapula yang menggunakan gerobak yang didorong oleh pedagang sendiri.
Menurut hasil pengamatan kami, dimasa yang modern seperti sekarang ini
banyak sekali konsumen yang menggemari berbagai makanan yang cepat saji. Dan
makanan yang diminati konsumen adalah makanan yang serba instan. Oleh karena itu,
dimasa ini banyak produsen/pedagang menjual makanan yang cepat saji.
Hal ini sangat berkaitan dengan dunia bisnis. Maka pada penelitian ini kami akan
membahas mengenai bisnis “Pedagang Pentol”. Dan sebagai contohnya saya
mengambil cerita dari seorang pedagang pentol yang mana adalah tetangga saya
sendiri.
BAB II

ISI

A. Rencana Mendirikan Usaha


Pak Sirat merupakan secuil potret kehidupan manusia di era modern.
Karena terlahir dari keluarga yang kurang mampu, ia hanya dapat bersekolah
sampai SMP. Untuk mencari peruntungan hidup yang lebih baik, ketika lulus
SMP pada tahun 1987 ia sudah merantau ke daerah Sidoarjo bekerja sebagai
karyawan warung makanan, Pekerjaan tersebut ia jalani selama 3 tahun. Akan
tetapi ia merasa upah atau gaji yang didapatkannya sangat kurang dalam
memenuhi kebutuhannya di Sidoarjo maupun untuk mengirim uang keluargannya
yang di desa. Akhirnya ia memutuskan recent dari warung makanan tersebut.
Selama di Sidoarjo, ia tinggal dekat dengan sekolahan anak SMP dan
SMA. Ketika itu ia sedang berjalan-jalan dan melihat orang berjualan pentol yang
ramai sekali di beli oleh anak sekolah. Dari situ ia berpikir untu memulai usaha
dengan berjualan pentol. Ketika itu ia sengaja membeli pentol dengan jumlah
yang banyak dan berpura-pura menanyakan bagaimana pembuatan dan memasak
pentol serta bagaimana cara meracik sambal atau saosnyanya kepada penjual.
Beruntung penjual pentol tersebut adalah orang yang sangat ramah dan tidak pelit
untuk membeberkan rahasianya.
Bermodal ingatan. Ia langsung mencoba dan mencoba membuat pentol.
Akan tetapi ia selalu gagal. Beberapa kali mencoba alhasil ia dapat membuat
pentol yang enak dengan cita rasa yang pas dan sambal yang mantap. Dengan
modal pinjaman untuk membeli rombong dan bahan baku akhirnya ia
memutuskan untuk memulai usaha ini. Ia berkeliling dari satu tempat ke tempat
yang lain dan memiliki banyak pelanggan di daerah porong Sidoarjo. Dari hasil
usaha ini menurutnya sangat memberikan perubahan bagi kehidupannya dan
sebagai modal untuk menikah.
Akan tetapi karena banyaknya pesaing dengan usaha yang sama
pelanggan-pelangganya mulai menghilang usahanya pun sepi dan apalagi ia tak
bisa jauh dari istri dan anaknya sehingga ia memutuskan untuk pulang kampung
ke Lamongan desa asalnya. Dengan kegigihannya dan semangat pantang
menyerah ia mensurvei area-area perkampungan maupun kesekolahan yang ada di
Lamongan. Akan tetapi menurutnya sama saja, di Lamongan juga menjamur
pedagang-pedagang pentol yang sama. Tetap berpikir positif kuncinya dan
percaya bahwa rejeki sudah ada yang mengatur ia pun memulai usaha ini lagi
dengan menambahkan cita rasa yang berbeda dengan yang lain pada pentolnya.
Sampai saat ini ia berjualan di daerah Sukodadi-Karanggeneng di pedesaan dan
sekolah-sekolahan. Dan usaha ini sangat membantu perekonomiannya, bahkan
bisa menyekolahkan anak laki-lakinya di SMA 3 Lamongan dan anak
perempuannya di Mts Miftahul Ulum.

B. Cara Pembuatan Pentol


Bahan :
 1 Kg daging Sapi.
 1 Kg telur ayam.
 7 bungkus tahu matang.
 7 Kg tepung kanji.
 2,5 kg tepung terigu.
 ½ k kg es batu kotak-kotak

Bumbu :

 Bawang putih ¼ kg.


 Bawang merah ¼ kg.
 Kemiri 5 butir.
 Merica 3 sendok teh.
 Garam 3 sendok makan.
 Masako 3 sendok makan.

Langkah pembuatan Pentol :

 Siapkan 3 baskom ukuran besar dan 1 mangkuk kecil.


 Ulek-ulek bawang putih, bawang merah, merica, kemiri garam dan
masako kemudian oseng-oseng bahan tersebut dengan 200 ml air sampai
mendidih. setelah selesai taruh di mangkuk kecil.
 Potong kotak-kotak daging seukuran dadu.
 Rebus telur sampai matang kemudian iris 1 telur menjadi 8 bagian.
 Iris tahu yang sudah di siapkan dengan panjang dan lebar 10 cm x 10 cm.
 Campurkan daging dan es batu lalu blender sampai setengah halus.
 Masukkan garam 1 sdt, masako ½ sdt lalu lanjutkan blender hingga
adonan sedikit kenyal.
 Tuang adonan daging ke wadah (baskom 1).
 tuangkan 100 ml bumbu yang di oseng-oseng ke dalam wadah (baskom 2)
yang sudah di campur 3 kg kanji, 1 kg tepung terigu, daging dan sedikit
air hangat aduk adonan hingga rata. Tambahkan sedikit garam dan
masako. Nantinya baskom 1 akan di jadikan sebagai pentol daging.
 Siapkan baskom 2
 Tuangkan 100 ml bumbu yang di oseng-oseng masukkan 3 kg kanji 1 kg
kanji dan sedikit air hangat. Aduk-aduk hingga rata dan campurkan sedikit
penyedap rasa. Nantinya baskom 2 akan dijadikan pentol telur.
 Siapkan baskom 3
 Masukkan 1 kg kanji, ½ kg tepung terigu sedikit penyedap rasa dan
tuangkan sedikit air hangat, lalu aduk-aduk hingga rata. Nantinya baskom
3 akan dijadikan sebagai pentol tahu.
 Panaskan 3 liter air yang sudah disiapkan hingga mendidih.
 Apabila sudah mendidih, kecilkan api. Pastikan air panas tidak meluap-
luap.
 Adonan pentol yang disiapkan kemudian dibentukan dengan ukuran yang
sudah ditentukan dan dimasukkan kedalam air panas tadi.
 Begitu adonan sudah mulai mengapung, segera angkat dan tiriskan.

Nantinya dari semua adonan yang dibentuk akan diperoleh 180 pentol daging,
200 pentol telur dan 100 pentol tahu. Harga per pentol daging Rp. 1.000, pentol
telur Rp. 800, pentol tahu Rp. 300.

Langkah Pembuatan Saus :

 Siapkan ½ kg kacang.
 Goreng hingga matang lalu tiriskan.
 Kemudian blender kacang.
 Lalu campurkan dengan saus, dan tambahkan sedikit bawang goreng.

C. Profit Rugi / Laba


1. Biaya Tetap
 Rombong Rp. 1.500.000
 Dandang Rp. 250.000
 Keranjang pentol Rp. 20.000
 Sendok sayur Rp. 30.000
 Baskom @ Rp. 15.000 Rp. 45.000
 Wadah Saus @ Rp. 10.000 Rp. 30.000
 Tempat Arang Rp. 15.000
Total Rp. 1.890.000
2. Biaya per hari
a. Bahan baku
 1 kg daging sapi Rp. 60.000
 1 kg telur Rp. 20.000
 7 bungkus tahu @3000 Rp. 21.000
 7 kg tepung kanji @ Rp. 5.000 Rp. 35.000
 2 ½ kg terigu @ Rp. 10.000 Rp. 25.000
 Bawang putih ¼ kg Rp. 7.000
 Bawang merah ¼ kg Rp. 9.000
 Kemiri Rp. 2.000
 Merica Rp. 500
 Masako Rp. 500
Total Rp. 180.000
b. Bahan penolong
 5 Plastik ukuran ¼ @2.000 Rp. 10.000
 1 Kresek kecil Rp. 3.000
 4 saus @5.000 Rp. 20.000
 1 kecap plastik @10.000 Rp. 10.000
 3 kg arang @2.000 Rp. 6.000
Total Rp. 49.000
c. Biaya Lain-lain
 2 liter bensin @8.000 Rp. 16.000
 Ngopi Rp. 5.000
Total Rp. 21.000

Total biaya per hari Rp. 250.000

3. Proyeksi Pendapatan per hari


 Pentol Daging 180 x 1.000 Rp. 180.000
 Pentol Telur 200 x 800 Rp. 160.000
 Pentol tahu 100 x 300 Rp. 30.000
Total Rp. 370.000
4. Proyeksi Keuntungan per hari
Pendapatan per hari – Biaya per hari
= 370.000 - 250.000
= 120.000

D. Permasalahan
Ada beberapa permasalahan yang dihadapi ketika berjualan diantaranya :
 Cuaca ( Hujan )
Hujan merupakan masalah utama yang dihadapi oleh sebagian pedagang
dalam menjajakan dagangannya, karena hujan membuat dagangan tidak laku.
Menurut Pak sirat, ketika hujan seseorang lebih memilih untuk berdiam diri
dirumah. Itulah sebabnya dagangannya tidak laku. Tidak ada solusi dalam
mengatasi masalah ini, karena masalah ini merupakan faktor alam.
 Harga daging naik
Sering sekali baik usaha warung makanan, bakso, maupun pentol
mengeluhkan naiknya harga daging yang membuat mereka berpikir keras
untuk mengatasi cara ini. Ada beberapa pedagang yang ogah membeli daging
sapi dan lebih memilih daging yang lain semisal daging kambing. Namun
tidak dengan Pak Sirat, ia mengatasinya dengan cara merubah ukuran
pentolnya agar ia tidak merugi.
 Libur sekolah
Libur sekolah merupakan waktu yang ditunggu-tunggu oleh anak sekolahan.
Tapi tidak dengan para pedagang, menurut mereka liburan sekolah
merupakan waktu yang menyedihkan karena sebagian pendapatan mereka
didapat dari hasil berjualan di sekolah-sekolah. Sehingga tidak ada pilihan
lain bagi mereka untuk berkeliling dari satu kampung ke kampung lain.
BAB III

KESIMPULAN

Dari hasil observasi kami selama lebih dari seminggu dan hasil wawancara
kami dengan Pak Sirat. Kami dapat menyimpulkan bahwa ia termasuk dalam
Necessity Entrepeneur, yaitu menjadi wirausaha karena terpaksa dan desakan
kebutuhan hidup. Ia merupakan sosok kepala keluarga yang bekerja keras dan
bertanggung jawab terbukti ia tidak pernah mengeluh jika harus memutari
perkampungan untuk menjajakan dagangannya, ia juga sangat optimis walau pernah
gagal berkali-kali ketika membuat pentol dan meracik sambalnya. Alhasil dengan
semangat pantang menyerah ia dapat laba yang dibilang lumayan dari hasil usahanya
ini. Ia bahkan bisa menyekolahkan anak laki-lakinya di Sekolah Menengah Atas.

Anda mungkin juga menyukai