Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ANALISIS ARTIKEL

ACTIVITY BASED MANAGEMENT


DOSEN: Dr. Mathius Tandiontong, S.E., M.M., AK.

SEMINAR MANAJEMEN BIAYA

Oleh
CURRYE MESSAH - 1757001

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2017
PENDAHULUAN

 Judul: Integration of Activity-based budgeting and activity-based management


 Penulis: Tandung Huynh, Guangming Gong, Huyhanh Huynh
 Tujuan Artikel: Memberikan gambaran umum tentang Activity-based Management
dan Activity-based Budgeting, serta kerangka kerja(framework) dan manfaat dari
pengintegrasian keduanya
 Isu/pertanyaan riset.
Sejak dikembangkan pertama kali di tahun 1980-an oleh Kaplan, ABM/ABC telah
menunjukkan keunggulan dibandingkan dengan sistem-sistem tradisional lainnya,
namun dalam lingkungan ekonomi kompetitif dewasa ini, kedua sistem ini secara
tunggal ternyata belum cukup mumpuni dalam hal pengambilan keputusan. Ada
keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki jika menggunakan sistem ini secara tunggal.
Bagaimanakah keterbatasan-keterbatasan ini dapat ditanggulangi? Dalam mengatasi
keterbatasan ABC/ABM ini, penulis berfokus pada satu model dalam rangka integrasi
ABB dengan ABM.
 Hal ini menarik dan penting karena kita memang memiliki kebutuhan untuk memiliki
sebuah sistem yang mumpuni, yang mampu menyediakan informasi yang memadai
yang dapat memampukan manajerial dalam pengambilan keputusan yang tepat.
 Kegunaan Artikel: Memberikan informasi mengenai ABC, ABM dan ABB serta
memberikan penjelasan tentang bagaimana sistem-sistem tersebut diintegrasikan
untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, di mana komponen yang satu
menutupi kekurangan yang lain dan pada akhirnya mampu berkontribusi secara baik
demi pencapaian tujuan organisasi.

PEMBAHASAN (INTI)

ABC/ABM

ABC adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya pada produk atau
jasa berdasarkan sumber daya yang disebabkan oleh aktivitas.

ABC memperkenalkan hubungan sebab akibat pemicu biaya/cost driver dengan aktivitas.
ABC tidak hanya membantu manajer memahami biaya-biaya manufaktur, namun juga
memampukan manajer untuk menganalisis profitabilitas konsumen, produk-produk redesign,
substitusi produk, proses pengembangan dan strategi operasi, investasi teknologi, dan
penghilangan produk-produk sisa.

ABM adalah sebuah sistem, pendekatan terintegrasi yang memfokuskan perhatian


manajemen pada aktivitas-aktivitas peningkatan nilai yang diterima oleh pelanggan serta
meningkatkan laba melalui penyediaan nilai ini.

ABC merupakan sumber informasi utama bagi ABM. Sistem ABC digunakan untuk
meningkatkan operasi-operasi dari organisasi dalam ABM.

2 Dimensi ABM: Dimensi Biaya dan Dimensi proses.

Menurut Kaplan (2008), ABM merujuk kepada tindakan-tindakan yang diambil oleh manajer,
berdasarkan pada studi ABC, untuk meningkatkan efisiensi dari aktivitas serta profitabilitas
suatu produk.

ABB

Budgeting adalah metode untuk menerjemahkan tujuan dan strategi organisasi ke dalam
operational anggaran dan bisa digunakan dalam kontrol.

Mengenai ABB, Horngren et al. (2007) mengungkapkan bahwa kebanyakan organisasi bisnis
menggunakan budget untuk memusatkan perhatian pada operasi dan keuangan perusahaan,
tidak hanya terbatas pada pengeluaran.

Manfaat budgeting adalah:

1. Budgeting mendorong para manajer untuk berpikir ke depan melalui formalisasi


tanggung jawab mereka pada perencanaan
2. Budgeting menyediakan ekspektasi yang menjadi framework penilaian kinerja
selanjutnya
3. Budgeting membantu manajer dalam mengkoordinasikan upaya-upaya mereka
sehingga perencanaan yang mereka buat memenuhi tujuan organisasi secara
keseluruhan.

Pendekatan terkini untuk budget adalah ABB yang didasarkan pada ABC.
ABB menggunakan pengetahuan mengenai hubungan antara kuantitas unit produksi dan
aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi unit-unit tersebut untuk membangun prakiraan
rinci dari kebutuhan-kebutuhan aktivitas dari rencana produksi yang diajukan.

Dua manfaat utama dari ABB adalah:

1. ABB mengidentifikasi situasi di saat rencana produksi memerlukan kapasitas baru –


baik kapasitas fisik serta kapasitas SDM – untuk memberikan banyak dukungan serta
aktivitas-aktivitas layanan dalam organisasi.
2. ABB menyediakan sebuah cara yang lebih akurat untuk memproyeksikan biaya-biaya
yang akan datan (Kaplan, 2008). Hansen dan Mowen (2003) menjelaskan bahwa ABB
dimulai dari output lalu kemudian menentukan sumber daya yang diperlukan untuk
menghasilkan output tersebut.

Budgeting tradisional berfokus pada hasil, bukan pada proses maupun pada akar
permasalahan. Jika ABB digunakan, Akar pemasalahan akan dapat dikenali, dan pengetahuan
ini akan dapat digunakan dalam proses efek dan efisiensi biaya (Hansen and Mowen, 2003)

Proses ABB adalah proses kebalikan dari pendekatan ABC.

Integrasi ABB dan ABM

Tujuan utama sebuah budget adalah pengendalian dan peningkatan efisiensi.

Menurut Hansen dan Mowen (2007) [10], untuk membangun ABB empat langkah tersebut
dibutuhkan.

Langkah 1: Menentukan output dari departmen


Langkah 2: Menentukan aktivitas yang dibutuhkan berkaitan identifikasi pemicu biaya untuk
menghasilkan output

Langkah 3: Mengestimasi kebutuhan anggaran aktivitas

Langkah 4: Menentukan biaya resources yang relevan dengan produksi kegiatan

ABB memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan traditional budgeting.

Budgeting tradisional berfokus pada hasil, bukan pada proses maupun pada akar
permasalahan. Jika ABB digunakan, akar pemasalahan akan dapat dikenali, dan pengetahuan
ini akan dapat digunakan dalam proses efek dan efisiensi biaya (Hansen and Mowen, 2003)
Bagaimana ABB dan ABM saling mendukung diperlihatkan dalam bagan berikut ini: Figure
Integrasi ABB dan ABM.

Metode penelitian yang dilakukan adalah penggalian teori dan penjelasan logis untuk
meneksplorasi keterbatasan ABB dan ABM, sehingga komponen tersebut dapat digunakan
untuk menghadapi keterbatasan masing-masing.

Kekuatan Artikel

- Artikel dibuat dengan sistematika dan kerangka serta tata tulis yang baik sesuai
dengan standar yang berlaku.
- Artikel ini dibekali dengan referensi dalam jumlah yang cukup banyak sehingga
diharapkan mampu memperkuat ide yang dituangkan oleh penulis dalam jurnal ini.
Termasuk referensi penelitian, artikel dan jurnal mengenai ABC/ABM sebelumnya.
- Penggunaan bagan membuat tampilan menjadi tidak membosankan

Kelemahan artikel

- Sekalipun cukup banyak referensi yang digunakan, namun untuk jurnal yang
diluncurkan di tahun 2013, beberapa referensi dapat dianggap cukup usang karena
berusia lebih dari 10 tahun.
- Untuk memahami bagan, diperlukan sedikit lebih banyak waktu. Bagan tidak terlalu
mudah dipahami khususnya dalam membedakan ketiga entitas;ABB, ABC dan ABM.
- Kesimpulan terasa tidak cukup jelas dan tidak cukup menjawab pertanyaan awal.
Bagaimana integrasi ini bisa menutupi keterbatasan dari sistem ABC/ABM.
Penggunaan poin akan lebih mudah dipahami dibandingkan dengan penjelasan secara
naratif.

Yang dapat dipelajari dari artikel ini

Pengetahuan dan aplikasinya terus berkembang dari waktu ke waktu membuat apa yang
dahulu relevan dan efektif, kemudian menjadi tidak lagi relevan. ABC/ABM adalah salah satu
contohnya. Namun ABC/ABM bukanlah suatu sistem yang independen, karena rupanya masih
didapati kekurangan-kekurangan padanya. Di sinilah hadir ABB sebagai support system.
Bersama-sama mereka menjadi sebuah sistem terintegrasi yang memiliki kemampuan serta
manfaat yang tinggi.
KESIMPULAN

Rangkuman dari Pembahasan

Integrasi antara ABB dan ABM berfokus baik pada hasil aktual, juga pada budgeting berbasis-
hasil. Ini memberikan kepada para manajer sebuah pandangan menyeluruh atas hasil-hasil
organisasi. Dengan integrasi ABB pada ABM, manajemen puncak dapat secara akurat menilai
tanggung jawab dari setiap tingkatan manajemen.

Integrasi ABB dan ABM menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen untuk
membuat keputusan yang tepat di tengah lingkungan kompetisi global dewasa ini.

Pertanyaan atau saran

Kekurangan dari pembahasan integrasi ABB dan ABM ini adalah kurangnya diskusi tentang
target costing. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai penggabungan metode integrasi
ABB dan ABM dengan target costing. Ini akan memberikan metode yang sempurna bagi para
manajer untuk menjalankan pengendalian dan membuat keputusan akurat dalam organisasi
mereka.

Referensi:

 Integration of Activity-based budgeting and activity-based management, Tandung


Huynh, Guanming Gong, Huyhanh Huynh, International Journal of Economics, Finance
and Management Sciences 2013;1(4):181-187, Published online August 10, 2013.
 CIMA Journal references, Technical Briefing Activity-based Management-An overview,
The Chartered Institute of Management Accountants, April 2001
 Don R. Hansen, Maryanne M. Mowen-Managerial Accounting, 8th Edition -Cengage
Learning (2007)
 Activity-based Costing (ABC) and Activity based Management (ABM) Implementation Is
This the Solution for Organizations to Gain Profitability?
https://www.researchgate.net/publication/227441949. June 2011

Anda mungkin juga menyukai