Oleh
CURRYE MESSAH - 1757001
PEMBAHASAN (INTI)
ABC/ABM
ABC adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya pada produk atau
jasa berdasarkan sumber daya yang disebabkan oleh aktivitas.
ABC memperkenalkan hubungan sebab akibat pemicu biaya/cost driver dengan aktivitas.
ABC tidak hanya membantu manajer memahami biaya-biaya manufaktur, namun juga
memampukan manajer untuk menganalisis profitabilitas konsumen, produk-produk redesign,
substitusi produk, proses pengembangan dan strategi operasi, investasi teknologi, dan
penghilangan produk-produk sisa.
ABC merupakan sumber informasi utama bagi ABM. Sistem ABC digunakan untuk
meningkatkan operasi-operasi dari organisasi dalam ABM.
Menurut Kaplan (2008), ABM merujuk kepada tindakan-tindakan yang diambil oleh manajer,
berdasarkan pada studi ABC, untuk meningkatkan efisiensi dari aktivitas serta profitabilitas
suatu produk.
ABB
Budgeting adalah metode untuk menerjemahkan tujuan dan strategi organisasi ke dalam
operational anggaran dan bisa digunakan dalam kontrol.
Mengenai ABB, Horngren et al. (2007) mengungkapkan bahwa kebanyakan organisasi bisnis
menggunakan budget untuk memusatkan perhatian pada operasi dan keuangan perusahaan,
tidak hanya terbatas pada pengeluaran.
Pendekatan terkini untuk budget adalah ABB yang didasarkan pada ABC.
ABB menggunakan pengetahuan mengenai hubungan antara kuantitas unit produksi dan
aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi unit-unit tersebut untuk membangun prakiraan
rinci dari kebutuhan-kebutuhan aktivitas dari rencana produksi yang diajukan.
Budgeting tradisional berfokus pada hasil, bukan pada proses maupun pada akar
permasalahan. Jika ABB digunakan, Akar pemasalahan akan dapat dikenali, dan pengetahuan
ini akan dapat digunakan dalam proses efek dan efisiensi biaya (Hansen and Mowen, 2003)
Menurut Hansen dan Mowen (2007) [10], untuk membangun ABB empat langkah tersebut
dibutuhkan.
Budgeting tradisional berfokus pada hasil, bukan pada proses maupun pada akar
permasalahan. Jika ABB digunakan, akar pemasalahan akan dapat dikenali, dan pengetahuan
ini akan dapat digunakan dalam proses efek dan efisiensi biaya (Hansen and Mowen, 2003)
Bagaimana ABB dan ABM saling mendukung diperlihatkan dalam bagan berikut ini: Figure
Integrasi ABB dan ABM.
Metode penelitian yang dilakukan adalah penggalian teori dan penjelasan logis untuk
meneksplorasi keterbatasan ABB dan ABM, sehingga komponen tersebut dapat digunakan
untuk menghadapi keterbatasan masing-masing.
Kekuatan Artikel
- Artikel dibuat dengan sistematika dan kerangka serta tata tulis yang baik sesuai
dengan standar yang berlaku.
- Artikel ini dibekali dengan referensi dalam jumlah yang cukup banyak sehingga
diharapkan mampu memperkuat ide yang dituangkan oleh penulis dalam jurnal ini.
Termasuk referensi penelitian, artikel dan jurnal mengenai ABC/ABM sebelumnya.
- Penggunaan bagan membuat tampilan menjadi tidak membosankan
Kelemahan artikel
- Sekalipun cukup banyak referensi yang digunakan, namun untuk jurnal yang
diluncurkan di tahun 2013, beberapa referensi dapat dianggap cukup usang karena
berusia lebih dari 10 tahun.
- Untuk memahami bagan, diperlukan sedikit lebih banyak waktu. Bagan tidak terlalu
mudah dipahami khususnya dalam membedakan ketiga entitas;ABB, ABC dan ABM.
- Kesimpulan terasa tidak cukup jelas dan tidak cukup menjawab pertanyaan awal.
Bagaimana integrasi ini bisa menutupi keterbatasan dari sistem ABC/ABM.
Penggunaan poin akan lebih mudah dipahami dibandingkan dengan penjelasan secara
naratif.
Pengetahuan dan aplikasinya terus berkembang dari waktu ke waktu membuat apa yang
dahulu relevan dan efektif, kemudian menjadi tidak lagi relevan. ABC/ABM adalah salah satu
contohnya. Namun ABC/ABM bukanlah suatu sistem yang independen, karena rupanya masih
didapati kekurangan-kekurangan padanya. Di sinilah hadir ABB sebagai support system.
Bersama-sama mereka menjadi sebuah sistem terintegrasi yang memiliki kemampuan serta
manfaat yang tinggi.
KESIMPULAN
Integrasi antara ABB dan ABM berfokus baik pada hasil aktual, juga pada budgeting berbasis-
hasil. Ini memberikan kepada para manajer sebuah pandangan menyeluruh atas hasil-hasil
organisasi. Dengan integrasi ABB pada ABM, manajemen puncak dapat secara akurat menilai
tanggung jawab dari setiap tingkatan manajemen.
Integrasi ABB dan ABM menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen untuk
membuat keputusan yang tepat di tengah lingkungan kompetisi global dewasa ini.
Kekurangan dari pembahasan integrasi ABB dan ABM ini adalah kurangnya diskusi tentang
target costing. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai penggabungan metode integrasi
ABB dan ABM dengan target costing. Ini akan memberikan metode yang sempurna bagi para
manajer untuk menjalankan pengendalian dan membuat keputusan akurat dalam organisasi
mereka.
Referensi: