Laporan Praktikum Docking 1
Laporan Praktikum Docking 1
A. TUJUAN
1. Memprediksi senyawa dari suatu obat.
2. Efektivitas metode Molecular Docking, autodoks Vina.
B. DASAR TEORI
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman ini dapat
membantu menjawab dan menjelaskan berbagai macam fenomena sains yang terjadi
disekitar kita. Begitu pun di bidang kimia farmasi yang semakin berkembang dalam
penemuan dan perancangan obat baru yang lebih baik efikasinya dan meminimalisir
efek samping yang terjadi. Di era modern ini, metode pengembangan obat – obatan
sudah mulai masuk ke ranah ilmu komputasi, dalam memahami struktur biologi
molekuler dan penemuan obat berdasarkan struktur. Hal ini disebut ‘Computer aided
drug design’ (desain obat berbantu komputer). Salah satu metode yang digunakan
adalah Molecular Docking.
Secara bahasa, ‘molecular’ berarti molekuler, dan ‘docking’ berarti
penambatan, sehingga dapat diartikan ‘penambatan molekuler’. Dalam hal ini, yang
ditambatkan adalah molekul obat (ligan) pada reseptornya (target obat). Molekul obat
ini dapat berupa senyawa yang diprediksi memiliki aktivitas farmakologis, baik itu
senyawa dari ekstrak tumbuhan ataupun senyawa sintesis.
D. CARA KERJA
a. Pengunduhan Reseptor Target
Protein yang digunakan adalah protein 1HSG yang merupakan reseptor bentuk kristal
yang berasal dari virus HIV dilengkapi ligand asli berupa senyawa obat indinavir.
Setelah proses docking dilakukan sesuai dengaan cara kerja maka selanjutnya di
analisis nilai RMSG dengan program command promt.
Ini adalah hasil dari gird pada autodock tools yang digunakan untuk analisis
nilai RMSG, yaitu nilai SIZE dan CENTER (x,y,z)
Data tersebut kemudian dimasukkan kedalam text (conf.txt)
Hasil : Dari gambar diatas merupakan analisis nilai dari RSMG docking 1 HSG
antar ligand dan protein. Tapi pada percobaan yang kami lakukan terjadi
kesalahan dalam prosedur sehingga ERROR.
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini digunakan virus HIV sebagai reseptor dan indinavir
sebagai senyawa uji. Docking molecular dilakukan dengan menggunakan aplikasi
Autodcks Vina. Tujuan dari praktikum ini adalah memprediksi ikatan senyawa obat
dengan reseptor dan efektivitas metode Molecular Docking, autodoks Vina. Senyawa obat
dapat di download pada gudang gen di situs www.rcsb.org.
Virus HIV merupakan retrovirus yang termasuk golongan virus RNA (virus yang
menggunakan RNA sebagai molekul pembawa informasi genetik). Disebut retrovirus
karena memiliki enzim reverse transcriptase. Enzim ini memungkinkan virus mengubah
informasi genetiknya yang berada dalam RNA ke dalam bentuk DNA yang kemudian
diintegrasikan ke dalam informasi genetik sel limfosit yang diserang. Dengan demikian
HIV dapat memanfaatkan mekanisme sel limfosit untuk mengkopi dirinya menjadi virus
baru yang memiliki ciri-ciri HIV. HIV menyerang sistem imun manusia yaitu menyerang
limfosit T helper yang memiliki reseptor CD4 di permukaannya. Limfosit T helper antara
lain berfungsi menghasilkan zat kimia yang berperan sebagai perangsang pertumbuhan
dan pembentukan sel-sel lain dalam sistem imun dan pembentukan antibodi sehingga
yang terganggu bukan hanya fungsi limfosit T tetapi juga limfosit B, monosit, makrofag
dan sebagainya.
Indinavir adalah inhibitor poten dari enzim protease HIV yang dipakai dalam
replikasi virus yang mengakibatkan AIDS. Protease inhibitor bekerja dengan
menonaktifkan enzim protease yang utama untuk replikasi dari virus AIDS. Uji klinis
sudah tunjukkan bahwasanya indinavir yang menambah system kekebalan badan dengan
menambah jumlah sel CD4 serta menghimpit jumlah virus yang beredar dalam aliran
darah. Dampak antivirus penting indinivir sudah diperlihatkan melewati tingkat
penurunan antigen p24 yang dipakai untuk mengukur tingkat HIV dalam darah. Indinivir
juga sudah diperlihatkan untuk menambah kemampuan system kekebalan badan dengan
menambah jumlah CD4.
Protease adalah enzim yang menghidrolisis ikatan peptide pada molekul protein
yang menghasilkan peptide atau asam amino. Protein terdiri atas molekul asam amino
yang bervariasi jumlahnya, berkisar antara 10 sampai ribuan yang berfungsi sebagai unit
penyusun polimer protein yang terangkai melalui ikatan peptida. Protein yang memiliki
lebih dari 10 asam amino disebut polipeptida, sedangkan istilah protein ditujukan bagi
polimer asam amino dengan jumlah di atas 100 (Suhartono,1989).
Sebelum docking molecular dilakukan preparasi protein dan ligan terlebih dahulu.
Preparasi protein dan ligan digunakan untuk mempersiapkan sebelum digunakan untuk
docking. Protein target yang digunakan dalam proses docking merupakan protein hasil
dari X-Ray yang diambil dari data bank senyawa obat untuk protein 4RS0 dengan alamat
http://pdb.org. Hasil dari preparasi ini adalah protein tanpa ligan. Preparasi protein dan
ligan dilakukan langsung menggunakan software PyRx-AutodockVina. Protein yang telah
dipreparasi mengalami kehilangan air (H2O) yang tidak berinteraksi dengan DRO. Hasil
preparasi protein 4RS0 dianalisis menggunakan fitur Autodokstool. Stabilitas bentuk
geometri 3D urutan asam amino dari protein yang ditunjukkan oleh titik-titik hitam
(mewakili saturesidu asam amino) yang berada di dalam area kurva, sedangkan bentuk
dan posisi geometri 3D yang tidak stabil ditandai dengan titik-titik hitam yang berada di
luar area kurva. Setelah protein dan ligan dipreparasi kemudian dilakukan penyatuan
antara protein dengan ligan menggunakan aplikasi Autodokstool dan pastikan penyatuan
tersebut masuk ke dalam grid box. Pengaturan grid box ini bertujuan mengarahkan ligan
senyawa obat indinavir untuk berinteraksi pada daerah di dalam reseptor.
Nilai kedekatan struktur ligan sebelum dan setelah dilakukan docking molecular
menggunakan parameter RMSD (Root-Mean-Square Deviation) dengan menggunakan
program Command Promp. Hasil RMSD kurang dari 2,0 menunjukan metode tersebut
dapat digunakan Identifikasi Hasil Docking Ligan Uji. RMSD (Root Mean Square
Deviation) adalah parameter yang digunakan untuk mengevaluasi kemiripan dua buah
struktur. Kemiripan tersebut diukur bedasarkan perbedaan jarak atom sejenis. Nilai
RMSD yang diperoleh dari reseptor dengan kode 4RS0 adalah 1,9457. Setelah didapat
RMSD <2, maka dilakukan proses docking pada reseptor tersebut. Setelah diketahui nilai RMSD
<2 maka dipilih file kemudian dimasukkan ke dalam folder docking dan convert file dari pdbqt ke pdb
melalui aplikasi Open Babel. Terakhir lihat hasil docking molecular menggunakan DS
Visualizer. Untuk memperjelas ikatan reseptor dengan ligan dapat dilakukan perubahan
warna pada background.
Pada praktikum kali ini terjadi error ketika akan melakukan analisis nilai RMSD
dikarenakan beberapa hal yaitu :
1. Kesalahan praktikan dalam penyimpanan file preparasi protein dalam tempat
yang benar
2. File pada command promp yang dimasukkan tidak sesuai dengan file yang
disimpan oleh praktikan
3. Terlewat beberapa langkah pengerjaan akibat kurangnya ketelitian dari
praktikan
Kekurangan dan kelebihan dari masing-masing Aplikasi :
1. Autodock Vina : Kelebihan dari program AutoDock Vina adalah mudah digunakan,
program tidak berbayar, cepat, reprodusibel, dan multiple CPUs/Cores. Sedangkan
kekurangan dari program AutoDock Vina adalah tidak dapat memproses docking
dengan molekul ukuran besar, tidak dapat melakukan docking tanpa struktur tiga
dimensi, dan tidak dapat melihat interaksi antara protein dengan protein.
2. DS Visualizer : kelebihannya yaitu mudah di gunakan, program tidak berbayar.
Kekuragannya adalah format file yang digunakan harus tepat. Jika tidak mudah terjadi
error.
3. Autodock Tools : dengan aplikasi ini kita dapat meramalkan substrat yang paling
cocok untuk mengisi sisi aktif suatu senyawa.
4. Open Babel : kelebihannya dapat mengkonversi file dengan berbagai macam
ekstensi, dapat digunakan secara multiple
G. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat di diambil simpulan:
1. Dengan Metode docking yang dilakukan dengan aplikasi yaitu autodock vina, DS
Visualizer, Autodock Tools, Open Babel dapat dilakukan prediksi interaksi
senyawa indinavir (ligand) dengan virus HIV (reseptor).
2. Aplikasi Docking sangat efektif dalam melakukan molekular docking antara
ligand dengan reseptor.
3. Dengan aplikasi ini dapat meramalkan substrat yang paling cocok untuk mengisi
sisi aktif suatu senyawa.
H. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2016, Modul Biologi Molekuler Blok 11, Program Studi Farmasi.,
UMY.
Anonim. “kelebihan docking”. 20 April 2016.
http://eprints.uns.ac.id/24658/3/G0012031_bab2.pdf
Awaluddin, Fikri.” Mengenal Molecular Docking (Penambatan Molekul)”. 20
April 2016. http://rickyrichmoslem.blogspot.co.id/2015/01/mengenal-
molecular-docking-penambatan.html
I. LAMPIRAN
Hasil Analisis nilai RMSG yang seharusnya seperti pada gambar diatas.
Ini merupakan hasil docking yang dilihat awan elektron yaitu donor proton dan acceptor
proton