Teori Bandura
Teori Bandura
PSIKOLOGI BELAJAR
KELAS C
Dosen:
M.L. Anantasari, M.Si.
Kelompok Bandura 1
FAKULTAS PSIKOLOGI
YOGYAKARTA
2010
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
A. LATAR BELAKANG 2
B. DASAR TEORI DAN EKSPERIMEN AWAL 3
C. PENDEKATAN TEORI BANDURA 4
DAFTAR PUSTAKA
INTISARI TEORI 12
1
I
LANDASAN TEORI
A. LATAR BELAKANG
2
3. Perilaku menyocokkan-dependen, seorang pengamat diberi penguatan untuk
meniru tindakan model. Misalnya ketika seorang kakak mendengar suara
langkah kaki ayahnya pulang, dia berlari ke arah pintu, dan mendapatkan
permen dari sang ayah sebagai penguatan. Adiknya yang ikut berlari juga
mendapatkan permen. Karena mendapat penguatan, hal ini diulangi kembali
oleh kedua anak. Namun, perbedaannya adalah, sang kakak terstimulasi oleh
suara langkah kaki, sedangkan sang adik terstimulasi oleh kakaknya yang
berlari. Perilaku adik merupakan perilaku dependen pada perilaku kakak.
Miller dan Dollard menekankan bahwa perilaku meniru bisa menjadi kebiasaan,
dan menyebut bahwa kecenderungan untuk meniru perilaku pada individu sebagai
peniruan umum (Hergenhahn dan Olson, 1997, hal. 326-327).
3
C. PENDEKATAN TEORI BANDURA
1. Orang dapat belajar dengan mengamati perilaku dari orang lain dan hasil dari
perilaku tersebut.
2. Belajar dapat terjadi tanpa perubahan perilaku. Para behavioris mengatakan belajar
harus diwakili oleh perubahan permanen dalam perilaku. Namun dalam teori
pembelajaran sosial dikatakan bahwa orang dapat belajar melalui observasi sendiri,
belajar mereka belum tentu ditampilkan dalam perilaku mereka. Belajar dapat
mengakibatkan perubahan perilaku atau mungkin tidak sama sekali.
3. Kognisi berperan dalam belajar. Selama 30 tahun terakhir teori belajar sosial telah
menjadi semakin mengarah ke pembelajaran kognitif dalam proses belajar.
Kesadaran dan harapan dari penguatan atau ancaman di masa mendatang dapat
menimbulkan efek yang signifikan pada perilaku tampak dari orang-orang.
4
kedua upaya tersebut, ada baiknya ditunjukan pula bukti-bukti kerugian
orang yang tidak menguasai materi tersebut.
5
melanggar kode moral, orang tersebut akan mengalami self-contempt
(menyalahkan/jijik pada diri sendiri), yang merupakan pengalaman yang tidak
menyenangkan. Namun dalam perkembangannya, Bandura melihat sebuah
mekanisme dimana seseorang bisa melakukan pelanggaran moral tanpa
mengalami self-contempt. Mekanisme ini seperti dijabarkan oleh Hergenhahn dan
Olson (1997) adalah:
- Justifikasi Moral (Moral Justification)
Dalam justifikasi moral, seseorang membenarkan pelanggaran moral karena
alasan yang lebih mulia.
Contohnya, orang yang mencuri mengatakan bahwa dia mencuri untuk
menghidupi keluarganya.
- Pelabelan Eufemistis (Euphemistic Labelling)
Dalam pelabelan eufimistis, seseorang menyebut hal yang tercela sebagai suatu
ungkapan yang halus.
Contohnya, seorang dokter disebut bukan “membunuh pasiennya” tetapi
“menghilangkan penderitaan pasien”.
- Perbandingan yang Menguntungkan (Advantageous Comparison)
Dalam perbandingan yang menguntungkan, seseorang membandingkan perilaku
pelanggaran moral dengan pelanggaran lain yang lebih berat, sehingga orang
tersebut bisa membenarkan diri.
Contohnya, seorang pencuri ayam membandingkan perbuatannya dengan
seorang koruptor, yang “dosanya” lebih besar.
- Pengalihan Tanggung Jawab (Displacement of Responsibility)
Dalam pengalihan tanggung jawab, seseorang membenarkan pelanggaran moral
karena ada perintah dari pihak otoritas yang lebih tinggi.
Contohnya, seorang pembunuh bayaran tidak merasa beralah, karena yang
menyuruhnya adalah sang bos.
- Difusi Tanggung Jawab (Diffusion of Responsibility)
Dalam difusi tanggung jawab, pertanggungjawaban atas suatu pelanggaran
moral memudar (bias) atas pelanggaran moral karena ditanggung bersama-
sama.
Sebagai contoh, koruptor tidak merasa bersalah, karena dia melakukan korupsi
bersama-sama dengan rekan-rekan kerjanya.
- Pengabaian atau Distorsi Konsekuensi (Disregard or Distortion of Consequences)
Dalam pengabaian atau distorsi konsekuensi, seseorang mengabaikan bahaya
yang akan ditimbulkan dari perbuatannya.
Contohnya, para teroris yang melakukan pemboman, mereka mungkin
mengatakan bahwa mereka hanya menaruh bom, kemudian bom itu akan hilang
ditelan asap.
- Dehumanisasi (Dehumanization)
Dengan menganggap manusia lain sebagai makhluk yang lebih rendah,
pelanggaran moral bisa dilakukan tanpa self-contempt.
6
Contohnya, pada zaman dahulu, orang kulit putih bisa dengan semena-mena
mempekerjakan dan menyiksa orang kulit hitam karena merasa bahwa orang
kulit hitam memiliki derajat yang lebih rendah dari dirinya.
- Atribusi Kesalahan (Attribution of Blame)
Dalam atribusi kesalahan, seseorang menyalahkan pihak lain atas pelanggaran
moral yang telah diperbuatnya.
Contohnya, pemerkosa tidak merasa bersalah karena korban memakai pakaian
dan berperilaku menggoda.
1. Inkompetensi (Incompetence)
Pada inkompetensi, orang tidak mampu untuk memanfaatkan kesempatan
dan pilihan-pilihan yang ada di lingkungan.
2. Ketakutan akan ketidakterjaminan (Unwarranted Fears)
Adanya ketakutan bahwa pilihan-pilihan dan kesempatan-kesempatan tidak
menjamin keuntungan bagi diri membuat pilihan bebas seseorang terganggu.
3. Kepastian diri yang berlebihan (Excessive Self-Ensure)
Rasa kepercayaan diri yang berlebihan mengakibatkan seseorang untuk
mengambil pilihan atau kesempatan yang terlalu tinggi, yang tidak sesuai
dengan kondisi aktual dirinya, dan pada akhirnya, dia sendiri tidak mampu
untuk menjalankannya.
4. Penghambat Sosial, berupa prasangka dan diskriminasi (Social Inhibitors -
prejudice, discrimination)
Prasangka dan diskriminasi dari masyarakat membuat pilihan bebas seseorang
terbatas.
7
Anak-anak cenderung untuk melihat dari penampilan. Pada
perkembangannya, melihat berdasarkan penampilan ini bisa memunculkan
perilaku yang salah. Misalnya ketika seseorang melihat pria yang kekar,
berwajah sangar, dan bertato, orang tersebut bisa saja berperilaku waspada
atau menjauhi, atau bahkan takut, karena berdasarkan penampilannya, pria
tadi tampak seperti preman.
2. Pemikiran keliru karena salah informasi dan bukti yang tidak mencukupi
Seseorang terkadang berperilaku salah karena dia salah mempersepsi suatu
hal, bisa disebabkan oleh informasi yang salah ataupun bukti terhadap suatu
hal yang tidak cukup. Contohnya, kita mendengar gosip bahwa teman sekelas
kita adalah seorang pencuri, kita akan menjauhi teman tersebut,
membencinya, atau bahkan mencurigainya (informasi yang salah). Gosip
tersebut juga beredar karena bukti belum cukup, tapi orang sudah berperilaku
mencurigai duluan.
3. Pemrosesan informasi yang keliru
Seseorang terkadang percaya orang lain begini atau begitu, dan itu
mempengaruhi persepsinya terhadap orang lain. Misalnya, seseorang percaya
bahwa petani itu bodoh, maka orang tersebut akan menyimpulkan bahwa
setiap petani yang dia temui adalah bodoh.
8
II
Contoh aplikasi teori belajar Bandura adalah ketika seorang anak belajar untuk
mengendarai sepeda. Ditahap perhatian, si anak akan tertarik mengamati para pengendara
sepeda dibanding dengan orang yang melakukan aktifitas lain yang dia anggap kurang menarik.
Oleh karena itu, ia akan mengamati bagaimana seseorang mengayuh sepeda. Selanjutnya pada
tahap penyimpanan dalam ingatan si anak akan tersimpan bahwa bersepeda itu menyenangkan
dan suatu saat jika waktunya tepat ia akan meminta ayahnya (semisal) untuk mengajarinya
mengendarai sepeda. Semuanya itu kemudian dilaksanakan pada tahap reproduksi di mana si
anak kemudian benar-benar belajar mengendarai sepeda bersama sang ayah. Ketika anak itu
sudah berhasil, di sinilah tugas sang ayah untuk memberi reward sebagai bentuk apresiasi atas
keberhasilan sang anak sekaligus merupakan tahap motivasi.
Iklan mie instan, di iklan tersebut diperlihatkan seseorang yang sedang melihat orang
lain makan mie instan dengan nikmatnya, membuatnya pada akhirnya makan mie instan
yang sama.
Melihat kecelakaan di konser sebuah band nasional yang mengakibatkan seseorang
meninggal, seorang pemudi yang tadinya hendak menonton konser band tersebut di
kotanya menggagalkan niatnya.
Kejadian perampokan/pembacokan yang baru-baru ini terjadi di depan jalan sebuah
perumahan di Ring Road Utara, memakan korban, membuat orang takut untuk lewat
jalan tersebut, dan memilih melewati jalan lain.
Iklan sebuah pasta gigi memperlihatkan seorang anak yang meniru kebiasaan ayahnya
makan, ribut sendiri karena menonton bola, dan cara ayahnya menggosok gigi.
Seorang balita yang kecanduan rokok dan berkata kasar karena lingkungan (orang-orang
dewasa) sekitar terbiasa merokok dan berkata kasar.
Seorang anak melompat dari lantai 4 sebuah rumah susun dengan menggunakan seprai
setelah melihat film superhero.
Sosialisasi penggunaan helm dan mengendarai motor yang baik menggunakan suatu
film pendek yang mengilustrasikan seorang pemuda yang naik motor ugal-ugalan dan
tidak memakai helm, berakibat fatal; kaum muda yang melihatnya menggunakan helm
dan berkendara aman tak hanya untuk menghindari ditilang polisi, tetapi untuk
mengamankan dirinya.
Serangkaian novel yang bercerita tentang percintaan vampir dengan manusia menjadi
bestseller, memacu penulis lain untuk menulis novel-novel yang bercerita tentang
percintaan vampir-manusia.
Seorang selebritis mulai berkecimpung di dunia politik, menambah kesuksesannya,
selebritis lain juga akhirnya banyak yang terjun ke dunia politik.
9
Belakangan ini, ada aktor/aktris yang mencoba peruntungan di dunia tarik suara, dan
cukup sukses. Melihat hal ini banyak aktor/aktris lain yang mulai ikut-ikutan terjun di
dunia tarik suara.
Sinetron-sinetron yang memiliki high rating saat ini adalah bercerita tentang cinta dan
judul sinetronnya adalah nama sang tokoh utama. Banyak sinetron-sinetron baru yang
bermunculan bertema cinta dan judulnya pun adalah nama sang tokoh utama.
Di negara yang terkenal dengan sebutan negara adikuasa, mulai booming selebritis yang
terjun ke usaha garmen, diawali dengan segelintir selebritis yang mulai mempunyai
usaha parfum atau clothing brand.
Memenuhi kebutuhan transportasi anak muda, sebuah perusahaan mobil ternama
mendesain sebuah mobil yang berjiwa muda, dengan ciri mobil kecil (untuk 4 orang) dan
berbentuk kapsul dengan lekukan-lekukan di bodi mobilnya. Melihat jumlah
penjualannya, kini banyak produsen mobil yang memproduksi mobil dengan bentuk
yang mirip.
Sebuah perusahaan telekomunikasi di sebuah negara yang memiliki jumlah penduduk
terbanyak di Asia memproduksi secara massal ponsel murah dengan tombol QWERTY.
Karena jumlah penjualannya, banyak produsen di negara yang sama, bahkan Indonesia
sendiri memproduksi ponsel dengan bentuk yang sama.
Seorang anak melihat temannya yang terluka karena terkena petasan, anak itu pun
menghindari main petasan.
Seorang pemuda melihat kesuksesan seorang bintang sepak bola dunia, memacunya
untuk berlatih sepak bola sebaik mungkin, berharap bisa mengikuti jejak bintang sepak
bola tersebut.
Seorang remaja melihat sekelompok remaja lain perform dance dengan gemilang,
remaja ini pun mulai belajar dan berlatih dance serupa.
Ada seorang yang kecopetan ponselnya yang dia taruh di tasnya, mengetahui hal
tersebut, seseorang mengindari menaruh ponsel di tas.
Seorang anak melihat ibunya makan bakso, dia juga ingin memakannya dan meminta
pada ibunya. Namun, sang ibu menunjukkan ekspresi kepedasan dan akhirnya si anak
tidak mau memakan bakso tersebut.
10
III
REFLEKSI
Melalui materi dan tugas mengenai teori Bandura ini, kami berefleksi:
11
DAFTAR PUSTAKA
Hergenhahn, B.R., Olson, Matthew H. 1997. An Introduction to Theories of Learning, 3rd edition.
New Jersey: Prentice-Hall International
Hergenhahn, B.R., Olson, Matthew H. 2008. Theories of Learning (Teori Belajar), edisi ke-7.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sumber Video:
12
Lampiran
PELAKSANAAN PRESENTASI
A. WAKTU PELAKSANAAN
Hari, Tanggal : Jumat, 26 November 2010
Waktu : 07.10 – 08.35 WIB (85 menit)
Tempat : K. 302
Kampus III Paingan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
B. ALOKASI WAKTU
06.30 – 07.10 Persiapan
07.10 – 07.50 Presentasi Kelompok Bandura 1
07.50 – 08.10 Presentasi Kelompok Bandura 2
08.10 – 08.25 Performance (Simulasi Aplikasi Teori Bandura)
08.25 – 08.35 Refleksi
13
i. Novitha Ekajaya (099114119)
Pertanyaan : Dari video klip “Children See, Children Do” tampak lebih banyak
perilaku negatif. Apakah perilaku negatif lebih mudah ditiru? Contoh
positifnya apa saja selain “jabat tangan” dan “mengucapkan terima
kasih”?
Jawaban :
- Apakah perilaku negatif lebih mudah ditiru?
Tidak. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari, lebih banyak orang yang melakukan
tindakan negatif, dan apa yang mereka lakukan itu “tampak” negatif.
- Contoh modelling positif selain jabat tangan atau mengucapkan terima kasih:
Misalnya adalah meniru kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur.
1. Persiapan performance berupa dance dipersiapkan mulai dari awal sampai akhir oleh
kelompok Bandura 1.
2. Mekanisme pelaksanaan presentasi dibicarakan bersama antara kelompok Bandura 1
dan Bandura 2.
3. Penyiapan kelas untuk presentasi dan performance disiapkan bersama antara kelompok
Bandura 1 dan Bandura 2.
14
INTISARI TEORI
VICARIOUS REINFORCEMENT
VICARIOUS PUNISHMENT
DELAYED MODELLING
Subyek (pengamat) tidak menunjukkan hasil belajar dari pengalaman modelling sampai suatu waktu
dimana pengalaman modelling tersebut berhenti.
1. ATTENTIONAL PROCESSES
2. RETENTIONAL PROCESSES
Proses dimana apa yang pernah dipelajari subyek (pengamat) diproduksi menjadi perilaku.
4. MOTIVATIONAL PROCESSES
Perilaku yang dihasilkan subyek (pengamat) bila mendapat reinforcement (penguatan) akan
menjadi perilaku tetap.
Individu, Lingkungan, dan Perilaku Individu saling berinteraksi menghasilkan suatu perilaku tertentu.
15
SELF REGULATED BEHAVIOR
Subyek mempelajari standar performa dari model dan standar performa menjadi basis dari self-
evaluation terhadap perilakunya.
Perilaku ditentukan oleh standar perilaku, moral code, atau imajinasi subyek.
a. Moral Code: standar moral yang berkembang melalui interaksi dengan model.
- Moral Justification: membenarkan pelanggaran moral karena alasan yang lebih mulia.
- Euphemistic Labelling: menyebut hal yang kasar sebagai suatu ungkapan yang halus.
- Dehumanization: dengan menganggap manusia lain sebagai makhluk yang lebih rendah,
pelanggaran moral bisa dilakukan tanpa self-contempt.
- Attribution of Blame: Menyalahkan pihak lain atas apa yang telah diperbuatnya.
DETERMINISM vs FREEDOM
Freedom menurut Bandura adalah opsi yang tersedia bagi seseorang dan kesempatan untuk
melakukannya.
16
FAULTY COGNITIVE PROCESSES
Proses kognitif yang salah (dalam hal ini imajinasi) yang menghambat keefektifan dan efisiensi
interaksi dengan lingkungan sosial dan fisik.
2. Pemikiran keliru karena salah informasi dan bukti yang tidak mencukupi
17