Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN PUSTAKA

Fallot

Akhyar H. Nasution
Departemen/SMF Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran USU
RSUP H. Adam Malik Medan

Abstrak: Prevalensi TOF adalah 9% bayi dengan penyakit jantung kongenital berat pada umur
tahun pertama menderita TOF (0.196 – 0.258/1000 kelahiran hidup). Insiden TOF di RS. Anak
Boston, 8% menderita penyakit jantung kongenital.
Kata kunci: tetralogy of fallot (TOF), ventricular septal defect (VSD), overriding aorta, pulmonal
stenosis (PS)

Abstract: Prevalency of TOF is 9% baby with severe congenital heart disease in the first year of
lifes. Insidens of TOF in pediatric hospital Boston is 8% among congenital heart disease.
Keywords: tetralogy of fallot (TOF), ventricular septal defect (VSD), overriding aorta, pulmonal
stenosis (PS)

DEFINISI TETRALOGY OF FALLOT Operasi pertama intra-cardiac repair yang


(TOF) sukses dilakukan oleh Lillehei dan Varco di
1-3
Penyakit jantung bawaan yang terdiri dari University of Minnesota pada thn 1954.
ventricular septal defect (VSD) tipe Pada tahun 1955 operasi pertama intra-
perimembranus subaortik, overriding aorta, cardiac repair dengan pump oxygenator
pulmonal stenosis (PS) infundibular dengan dilakukan oleh John W. Kirklin di Mayo
1-3
atau tanpa PS valvular serta hipertrofi Clinic.
1
ventrikal kanan.
Bila disertai dengan ASD disebut EMBRIOLOGI
pentalogy of fallot. Bila tipe VSD adalah „ Dasar Teori Æ hubungan antara
subarterial doubly committed maka dikenal keparahan stenosis subpulmonal dan
1 2
sebagai oriental atau mexican fallot. derajat overriding aorta.
„ Kurang berkembangnya infundibulum
2
SEJARAH pulmonal.
Pertama kali diuraikan oleh seorang „ Anatomi infundibulum Æ hubungan dan
2
dokter dari Prancis, Etienne Fallot, kelainan pita parietal dan sekat
1-3
dipublikasikan tahun 1888. „ It’s important to review of the
2
Pada tahun 1945 Alfred Blalock di development of the pulmonary arteries.
Universitas Johns Hopkins melakukan operasi „ Classic theory the conotruncusÆspiral
paliatif pertama dengan teknik “systemic-to- septationÆunequalÆMPA hypoplastic
pulmonary artery shunt between the relative to the aorta. The conotruncus is in
transected right subclavian artery and the right continuity with the dorsal aorta.
pulmonary artery” 1-3 Transition points between MPA and
2
branchÆstenosis.

48 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No.


Universitas 1 y Maret
Sumatera 2008
Utara
Akhyar H. Nasution Penatalaksanaan Perioperatif pada...

„ Van Praagh theory underdevelopment of „ Spel hipoksia (PS berat)


the pulmonary infundibulumÆless blood „ Squatting pada anak yang lebih besar
2
flowÆhypoplastic.
2-5
Pemeriksaan fisik
„ Sianosis pada mukosa mulut dan kuku jari
tangan serta kaki
„ Jari seperti tabuh (clubbing finger)
„ Aktivitas ventrikel kanan meningkat
„ Auskultasi jantung
#bunyi jantung dua umumnya tunggal
#bising sistolik ejeksi PS terdengar di sela
iga 2 parasertenal kiri yang menjalar ke
bawah klavikula kiri

ANATOMI PEMERIKSAAN YANG DIPERLUKAN


1,5,6
Defek sekat ventrikel Æ terletak pada Elektrokardiogram
sekat membranosa adalah subaorta
1-5 „ Deviasi sumbu QRS kekanan
„ Diuraikan Æ defek salah persekutuan „ Hipertrofi ventrikel kanan
(malalignment) Æ karena akar aorta „ Hipertrofi atrium kanan
1-5
bergeser ke kanan (overriding)
1-5
„ Hipoplasi anulus katup pulmonal
1-5
„ Ventrikel kanan saluran keluar ganda

1,5,6
Foto rontgen toraks
MORBIDITAS & MORTALITAS „ Gambaran jantung khas seperti sepatu
„ Tanpa operasi Æ 25-35% anak-anak boot
dengan TOF meninggal pada umur < 1 „ Segmen pulmonal yang cekung
4-6
thn „ Apeks jantung terangkat (hipertrofi
40% meninggal di umur 4 thn ventrikel kanan)
70% meninggal di umur 10 thn „ Gambaran vaskularisasi paru oligemi
95% meninggal di umur 40 thn
„ Koreksi Total Æ bila dilakukan sejak dini
(bayi), 85% diharapkan survive dibanding
4-6
bila dilakukan setelah dewasa.

PENYULIT YANG MUNGKIN TIMBUL


Bila tidak dioperasi 1,6
„ Hipoksia organ-organ tubuh yang kronis
„ Polisitemia
„ Emboli sistemik
„ Abses otak

KRITERIA DIAGNOSIS Ekokardiogram1,5,6


2-5
Keluhan „ Ekokardiogram 2-dimensi
„ Sianosis

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 1 y Maret 2008 Universitas Sumatera Utara49
Tinjauan Pustaka

„ Tentukan tipe VSD (perimembranus „ Double outlet Right Ventricle (DQRV)


subaortik atau suberterial doubly dengan VSD dan PS
committed)
„ Overriding aorta TERAPI DAN TINDAKAN YANG
„ Deviasi spetum infundibular ke anterior DIPERLUKAN
1-6
„ Dimensi dan fungsi ventrikal kiri „ Bayi dengan riwayat spel hipoksia
„ Tentukan konfluensi dan diameter cabang- Pada bayi atau anak dengan riwayat spel
cabang arteri pulmonalis hipoksia harus diberikan Propranolol (peroral)
dengan dosis 0.5-1.5 mg/kg BB/ 6-8 jam
1-6
Ekokardiografi berwarna dan doppler sampai dilakukan operasi.
„ Aliran dari ventrikel kanan ke aorta Dengan obat ini diharapkan spasme otot
melalui VSD infundibuler berkurang dan frekwensi spel
„ Hitung perbedaan tekanan ventrikel kanan menurun. Selain itu keadaan umum pasien
dan arteri pulmonalis (beratnya PS) harus diperbaiki, misalnya koreksi anemia,
dehidrasi atau infeksi yang semuanya akan
1-6
Sadap jantung meningkatkan frekuensi spel.
Pemeriksaan sadap jantung dilakukan Bila spel hipoksia tak teratasi dengan
1,4,6
untuk pemberian propranolol dan keadaan
„ Menilai konfluensi dan ukuran arteri umumnya memburuk, maka harus secepatnya
pulmonalis serta cabang-cabangnya dilakukan operasi. Bila usia kurang dari 6
„ Mencari anomali arteri koroner bulan dilakukan operasi paliatif Blalock-
„ Melihat ada tidaknya VSD tambahan Taussig Shunt (BTS).1-6
„ Melihat ada tidaknya kolateral dari aorta Sementara menunggu bayi lebih besar
langsung ke paru (anak besar/dewasa) atau keadaan umumnya lebih baik untuk
operasi definitif (koreksi total). Tetapi bila
Angiografi ventrikel kanan atau arteri usia sudah lebih dari 6 bulan dapat langsung
1,4,6
pulmonalis dilakukan operasi koreksi total (penutupan
„ Menilai konfluensi dan diameter kedua lubang VSD dan pembebasan alur keluar
1-6
arteri pulmonalis ventrikel kanan yang sempit)
„ Ada tidaknya stenosis pada percabangan Bila spel berhasil diatasi dengan
arteri pulmonalis atau di perifer propranolol dan kondisis bayi cukup baik
untuk menunggu, maka operasi koreksi total
1,4,6 .1-6
Angiografi Aorta dilakukan pada usia sekitar 1 tahun
„ Dilakukan bila diperlukan untuk melihat
kelainan arteri koronaria atau bila diduga „ Bayi tanpa riwayat spel hipoksia
ada kolateral. Bila tak ada riwayat spel hipoksia,
„ umumnya operasi koreksi total dilakukan pada
usia sekitar 1 tahun. Sebelumnya harus
dilakukan pemeriksaan sadap jantung untuk
1-6
menilai kondisi kedua artei pulmonalis

Syarat operasi koreksi total ialah:


„ Ukuran arteri pulmonalis kanan dan kiri
cukup besar dan memenuhi kriteria yang
diajukan oleh kirklin yang disesuaikan
dengan berat badan.
„ Ukuran dan fungsi ventrikel kiri harus baik
agar mampu menampung aliran darah dan
memompanya setelah terkoreksi.
4,5)
DIAGNOSIS BANDING( Bila syarat di atas tidak terpenuhi maka
„ VSD dengan PS harus dilakukan operasi BTS dulu dengan

50 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No.


Universitas 1 y Maret
Sumatera 2008
Utara
Akhyar H. Nasution Penatalaksanaan Perioperatif pada...

tujuan memperbesar diameter arteri „ Persiapan monitoring sebagai standar


pumonalis atau memperbaiki ventrikel kiri. operasi TOF1,6
- ECG
„ Anak usia ≥ 1 tahun - SpO2: 2 probe (1 extrimitas atas, 1
Pada anak usia sekitar atau lebih dari 1 extremitas bawah)
tahun, secepatnya dilakukan pemeriksaan - NIBP pre induksi Æ setelah pasang ETT
sadap jantung untuk menilai diameter arteri Æ invasive Blood Pressure (arterial line)
pulmonalis dan cabang-cabangnya. Bila - EtCO2
ternyata ukuran arteri pulmonalis kecil maka - Rectal & Esophageal temperature
harus dilakukan operasi BTS dahulu. - CVP
- Urine Output
„ Bayi atau anak yang telah menjalani - NGT
BTS
2-6
Ukuran arteri pulmonalis harus dievaluasi Prosedur Anestesi
sekitar 6-12 bulan post BTS. Untuk ini Target:
dilakukan pem. sadap jantung dan angiografi „ Induksi : - tidak me↑kan R – L shunt
a. pulmonalis dengan cara menyuntikan - Sianotik stabil
kontras di saluran BTS. Bila pertumbuhan „ Mempertahankan SVR
artri pulmonalis cukup adekwat maka operasi bila SVR ↓ Æ terapi vasokonstriktor
koreksi total dapat dilakukan. Bila belum „ Me ↓ PVR Æ Mempertahankan
maka dievaluasi 6 bulan lagi atau Pulmonary Blood Flow
dipertimbangkan memasang BTS lain di sisi „ Hypercarbia, hypoxia, light anesthesia,
kontra. atelectasis, polycythemia, asidosis,
elevasi airway pressure
Æ me ↑kan PVR
„ PVR ↓ Æ NTG, Nitroprusside,
Phentolamin, Tolazoline, PGE1, NO
inhalasi
„ HR yang lambat Æ me ↓ spasme
infundibulum
(4, 6)
Obat–Obat Anestesi
„ Ketamin: 2 mg/kgbb/iv
„ Fentanyl : 25 μg/kgbb/iv
„ Thiopental: 3 – 5 mg/kgbb/iv Æ anak-
anak 1-2 mg/kgbb/iv Æ Infan &
Neonatus dan dapat dikombinasikan
dengan opioid
„ Benzodiazepin: dapat digunakan
bersama dengan opioid, dapat
menyebabkan hipotensi dan amnesia
yang menghambat terjadinya stres
„ Halothan & Sevoflurane dapat dipakai
sebagai induksi inhalasi
„ Vecuronium dan Pancuronium (0.2
mg/kgbb/iv)
(3,4)
Maintenance Anestesi
Manajemen Perioperatif „ O2 , Anestesi inhalasi, Opiat intravena dan
Pre Anestesi1,6 benzodiazepin
„ Puasakan Pasien: „ IV line tidak boleh ada udara (air bubbles)
- Cairan jernih Æ 2 jam
- Makanan padat/susu Æ 6 jam

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 1 y Maret 2008 Universitas Sumatera Utara51
Tinjauan Pustaka

(1, 5) (1, 2, 6)
Monitoring CPB Manajemen Post Operatif
„ Tekanan Perfusi: 30 – 50 mmHg Ventilasi:
„ Pump flow rate: 200 cc/kgbb/menit „ FiO2 yang ↑ ,Hiperventilasi ringan
Æneonatus: 100 cc/kgbb/menit Æinfan & (PaCO2 <30), Euthermi, alkalosis
anak ringan Æ me ↓ PVR dan me ↑
„ AGDA : setiap 20 – 30 menit setelah CPB Pulmonary Blood flow
„ Mixed Vein Oxygen Saturation „ Bila nafas spontan adekuat dengan
„ Urine output : 1 – 2 cc/kgbb/jam AGDA normal, normothermi,
o
„ Temperature : 25 – 30 C Pengelolaan nyeri yang adekuat,
„ ACT > 480 detik hemodinamik stabil Æ dapat di
ekstubasi
(1,2)
Inotropik yg dipakai sewaktu lepas CPB
(1, 2, 6)
„ Epinephrine 0.05–0.5 μg/kgbb/iv/ menit Komplikasi Post Operasi
„ Dopamine 1–20 μg/kgbb/iv/ menit Prosedur Pemasangan Shunt:
„ Milrinone 0.325–0.750 μg/kgbb/iv „ Perdarahan
„ Pneumothorax
(2, 4, 5,6)
Kombinasi GA dengan RA „ Shunt yg >> Æ Pulmonary blood flow
Keuntungan: ↑ Æ Pulmonary edema Æ Inadequate
1. Efektif untuk menghambat stres respon Systemic Blood Flow
2. Spinal Anestesi „ Shunt yg << Æ Perbaikan Oksigenasi
- Opiat/Anestesi lokal sangat baik untuk sedikit
menekan respon nyeri pada saat „ Trombosis pada shunt
ekstubasi di kamar operasi „ PA hypoplasia
3. Epidural continuous infusion melalui
caudal atau epidural space Æ Koreksi Total:
„ Digunakan untuk me ↓ stres respon „ Komplikasi segera:
yang berhubungan dengan CPB dan - Low output state
sangat optimal membantu analgetik - Obstruksi Residual RVOT
post operasi. - Residual VSD
„ Pada anak kateter epidural sebaiknya - Koagulopati
dipasang pada sacrococcygeal - Heart block
sepanjang 16 – 18 cm, untuk mencapai - Gagal ginjal
setentang Thoracic Epidural Space - Trauma Nervus Phrenicus
„ Kombinasi obat-obatan: - Stroke
0.25% Bupivacain 0.5ml/kg + - Infection
hydromorphone 7 – 8 μg/kgbb bolus
diikuti dosis suplemental 0.25% Komplikasi lambat:
Bupivacain 0.3ml/kg tanpa narkotik - Obstruksi RVOT
„ Untuk Post operasi: - Aneurysma RVOT
Infus 0.1% Bupivacain + hydromorphone - Residual VSD
3 μg/ml diberi dengan kecepatan 0.3 - Disritmia dan sudden death
ml/kgbb/jam - Insufisiensi valvular

Pemasangan spinal dan epidural dilakukan PROGNOSIS


setelah intubasi sebelum pemberian obat anti Prognosis cukup baik pada yang
koagulan
dioperasi usia anak-anak. Prognosis jangka
Dosis Spinal Anestesi Berdasarkan Umur 1,3,6
Umur Tetracaine Morphine
panjang kurang baik bila
<1 2,0 mg/kg 7 µg/kg „ Dioperasi pada usia dewasa yang sudah
1-3 1,0 mg/kg 7 µg/kg terjadi gangguan fungsi ventrikel kiri
4-8 0,5 mg/kg 7 µg/kg akibat hipoksia yang lama
>8 0 mg/kg 10 µg/kg „ Pasca bedah dengan residual PI berat
sehingga terjadi gagal ventrikel kanan.

52 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No.


Universitas 1 y Maret
Sumatera 2008
Utara
Akhyar H. Nasution Penatalaksanaan Perioperatif pada...

KESIMPULAN 3. Schmitz ML, Ullah S. Anesthesia for


1. Penanganan anak dengan PJB sianotik Right Sided Obstuctive Lesions. In:
seperti TOF ini, harus segera mendapat Andropoulos DB, Stayer SA, Rusell IA,
intervensi dini baik medikamentosa Editors. Anesthesia for Congenital Heart
maupun pembedahan Disease. Massa Chusetts: Blackwell
2. Bila indikasi, koreksi total dini memiliki angka Futura; p.332 – 37.
survive yg cukup tinggi
4. Davies LK, Knauf DG. Anesthetic
3. Penatalaksanaan ditujukan untuk
Management for Patiens with Congenital
mempertahankan Systemic Vascular
Heart Disease. In: Hensley FA, Martin
Resistance, menurunkan pulmonary vascular
DE, Grav Lee. editor. A Practical
resistance, mecegah bertambahnya right to left rd
Approach to Cardiac Anesthesia. 3 ed.
shunt, dan mencegah depresi myocard.
Philadelphia: Lippincott Wiliams &
4. Kombinasi dengan regional anestesi seperti
Wilkins; 2003. p. 391 – 93.
epidural anestesi membantu mengurangi
stres respon pembedahan. 5. Tempe DK. Anesthesia for The
management of Congenital Heart Defect.
In: Tempe DK, editor: Clinical Practice of
DAFTAR PUSTAKA Cardiac Anesthesia. Delhi: modern
1. Fyler DC. Tetralogi Fallot. In: Fyler DC, Publishers; 2004. p. 166 – 71.
editor. Kardiologi Anak Nadas. 6. Levin SK, Carlon VA. Tetralogy of Fallot.
Yogyakarta: Gadjah Mada University In: Yao FSF, editor. Yao & Artusio’s
Press, 1996. p. 537 – 45. Anesthesiology Problem–Oriented Patient
th
2. Standar Pelayanan Medik. RS. Jantung Management. 5 Ed. Philadelphia:
dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Lippincort Williams & Wilkins; 2003. p.
Jakarta, 2003. p.132 – 137. 233– 48.

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 1 y Maret 2008 Universitas Sumatera Utara53

Anda mungkin juga menyukai