Fallot
Akhyar H. Nasution
Departemen/SMF Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran USU
RSUP H. Adam Malik Medan
Abstrak: Prevalensi TOF adalah 9% bayi dengan penyakit jantung kongenital berat pada umur
tahun pertama menderita TOF (0.196 – 0.258/1000 kelahiran hidup). Insiden TOF di RS. Anak
Boston, 8% menderita penyakit jantung kongenital.
Kata kunci: tetralogy of fallot (TOF), ventricular septal defect (VSD), overriding aorta, pulmonal
stenosis (PS)
Abstract: Prevalency of TOF is 9% baby with severe congenital heart disease in the first year of
lifes. Insidens of TOF in pediatric hospital Boston is 8% among congenital heart disease.
Keywords: tetralogy of fallot (TOF), ventricular septal defect (VSD), overriding aorta, pulmonal
stenosis (PS)
1,5,6
Foto rontgen toraks
MORBIDITAS & MORTALITAS Gambaran jantung khas seperti sepatu
Tanpa operasi Æ 25-35% anak-anak boot
dengan TOF meninggal pada umur < 1 Segmen pulmonal yang cekung
4-6
thn Apeks jantung terangkat (hipertrofi
40% meninggal di umur 4 thn ventrikel kanan)
70% meninggal di umur 10 thn Gambaran vaskularisasi paru oligemi
95% meninggal di umur 40 thn
Koreksi Total Æ bila dilakukan sejak dini
(bayi), 85% diharapkan survive dibanding
4-6
bila dilakukan setelah dewasa.
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 1 y Maret 2008 Universitas Sumatera Utara49
Tinjauan Pustaka
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 1 y Maret 2008 Universitas Sumatera Utara51
Tinjauan Pustaka
(1, 5) (1, 2, 6)
Monitoring CPB Manajemen Post Operatif
Tekanan Perfusi: 30 – 50 mmHg Ventilasi:
Pump flow rate: 200 cc/kgbb/menit FiO2 yang ↑ ,Hiperventilasi ringan
Æneonatus: 100 cc/kgbb/menit Æinfan & (PaCO2 <30), Euthermi, alkalosis
anak ringan Æ me ↓ PVR dan me ↑
AGDA : setiap 20 – 30 menit setelah CPB Pulmonary Blood flow
Mixed Vein Oxygen Saturation Bila nafas spontan adekuat dengan
Urine output : 1 – 2 cc/kgbb/jam AGDA normal, normothermi,
o
Temperature : 25 – 30 C Pengelolaan nyeri yang adekuat,
ACT > 480 detik hemodinamik stabil Æ dapat di
ekstubasi
(1,2)
Inotropik yg dipakai sewaktu lepas CPB
(1, 2, 6)
Epinephrine 0.05–0.5 μg/kgbb/iv/ menit Komplikasi Post Operasi
Dopamine 1–20 μg/kgbb/iv/ menit Prosedur Pemasangan Shunt:
Milrinone 0.325–0.750 μg/kgbb/iv Perdarahan
Pneumothorax
(2, 4, 5,6)
Kombinasi GA dengan RA Shunt yg >> Æ Pulmonary blood flow
Keuntungan: ↑ Æ Pulmonary edema Æ Inadequate
1. Efektif untuk menghambat stres respon Systemic Blood Flow
2. Spinal Anestesi Shunt yg << Æ Perbaikan Oksigenasi
- Opiat/Anestesi lokal sangat baik untuk sedikit
menekan respon nyeri pada saat Trombosis pada shunt
ekstubasi di kamar operasi PA hypoplasia
3. Epidural continuous infusion melalui
caudal atau epidural space Æ Koreksi Total:
Digunakan untuk me ↓ stres respon Komplikasi segera:
yang berhubungan dengan CPB dan - Low output state
sangat optimal membantu analgetik - Obstruksi Residual RVOT
post operasi. - Residual VSD
Pada anak kateter epidural sebaiknya - Koagulopati
dipasang pada sacrococcygeal - Heart block
sepanjang 16 – 18 cm, untuk mencapai - Gagal ginjal
setentang Thoracic Epidural Space - Trauma Nervus Phrenicus
Kombinasi obat-obatan: - Stroke
0.25% Bupivacain 0.5ml/kg + - Infection
hydromorphone 7 – 8 μg/kgbb bolus
diikuti dosis suplemental 0.25% Komplikasi lambat:
Bupivacain 0.3ml/kg tanpa narkotik - Obstruksi RVOT
Untuk Post operasi: - Aneurysma RVOT
Infus 0.1% Bupivacain + hydromorphone - Residual VSD
3 μg/ml diberi dengan kecepatan 0.3 - Disritmia dan sudden death
ml/kgbb/jam - Insufisiensi valvular
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 1 y Maret 2008 Universitas Sumatera Utara53