SAP Gangguan Pola Tidur
SAP Gangguan Pola Tidur
A. Latar belakang
Gangguan tidur pada lansia merupakan keadaan dimana individu mengalami suatu
perubahan dalam kuantitas dan kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak
nyaman atau mengganggu gaya hidup yang di inginkan.lansia rentan terhadap gangguan
tidur karena adanya tekanan pola tidur .Gannguan tidur pada lansia jika tidak segera
ditangani akan berdampak serius dan akan menjadi gangguan tidur yang kronis.secara
fisiologis, jika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk mempertahankan
kesehatan tubuh dapat terjadi efek-efek seperti pelupa, konfusi dan disorientasi.(mickey
stanley ;2007;447).
Beradasarkan analisa data dari pengkajian yang telah dilakukan di peroleh sebesar 13
% lansia dari jumlah penduduk yang ada di lingkungan XV kelurahan titi kuning
kecamatan medan johor mengalami gangguan tidur sehubungan dengan hal tersebut akan
diadakan penyuluhan tentang gangguan pola tidur.
B. Tujuan
Adapun tujuan diadakannya penyuluhan tersebut adalah untuk memberikan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat di lingkungan XV kelurahan titi kuning
kecamatan medan johor khususnya bagi lansia sehingga dapat meningkatrkan derajat
kesehatan masyarakat di sekitar lingkungan XV kelurahan titi kuning kecamatan medan
johor serta dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang gangguan pola tidur yang
sedang mereka alami.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG GANGGUAN POLA TIDUR
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit tentang gangguan
p o l a t i d u r p a d a l a n s i a diharapkan lansia dapat menyebutkan cara mengatasi
gangguan pola tidur.
Tujuan Khusus :
Materi penyuluhan
Fungsi tidur
Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur
Macam-macam gangguan pola tidur dan gejalanya
Cara mengatasi gangguan pola tidur
Metode
Ceramah
Diskusi
Media
Leaflet
LCD
Pengorganisasian
Penyuluh : Kurniawan SS
Peserta : Lansia dan Keluarga
PROSES PELAKSANAAN
Evaluasi
Struktur
o Penyuluh dapat memberikan materi penyuluhan dengan baik
o Media dan alat memadai
o Setting sesuai dengan kegiatan
Proses
o Pelaksanaan sesuai dengan alokasi waktu
o Peserta mengikuti dengan aktif kegiatan penyuluhan
o Peserta menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti pada saat diskusi
Hasil
o Peserta dapat menjelaskan kembali tentang fungsi tidur
o Peserta dapat menjelaskan kembali tentang faktor yang mempengaruhi tidur
o Peserta dapat menjelaskan kembali tentang gangguan pola tidur dan gejalanya
o Peserta dapat menjelaskan kembali tentang cara mengatasi gangguan pola
tidur
MATERI PENYULUHAN
A. FUNGSI TIDUR
Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang bergantian dengan periode yang
lebih lama dari keterjagaan.Tidur suatu keadaan berulang-ulang,perubahan status kesadaran
yang terjadi selama periode tertentu.
Teori lain tentang kegunaan tidur adalah tubuh menyimpan energi selama tidur.Otot
skelet berelaksasi secra progresif dan tidak adanya kontraksi otot menyimpan energi kimia
untuk proses seluler.Penurunan laju metabolik basal lebih jauh menyimpan persediaan energi
tubuh.(Anch dkk,1988).
B. POLA TIDUR NORMAL
b) Bayi
Seorang bayi antara usia 1 bulan sampai 1 tahun tidur rata-rata 14 jam sehari.
c) Todler
Pada usia 2 tahun, anak- anak biasanya tidur sepanjang malam dan tidur siang
setiap hari.Total tidur rata-rata 12 jam sehari.tidur siang dapat hilang pada usia 3
tahun.Hal yang umum bagi todler terbangun pada malam hari.
d) Prasekolah
Rata- rata tidur anak usia prasekolah sekitar 12 jam semalam.Pada usia 5 tahun
anak prasekolah jarang tidur siang ( Wong,1995).
Pada usia 6 tahun akan tidur malam rata- rata 11 sampai 12 jam sementara anak
usia 11 tahun tidur sekitar 9 sampai 10 jam ( Wong,1995).
f) Remaja
g) Dewasa muda
Kebanyakan dewasa muda tidur malam hari rata-rata 6 sampai 8 setengah jam
tetapi hal ini bervariasi.Dewasa muda jarang sekali tidur siang.
h) Dewasa tengah
Selama masa dewasa tengah total waktu yang digunakan untuk tidur malam hari
mulai menurun.Insomnia terutama lazim terjadi mungkin disebabkan oleh
perubahan dan stress usia menengah.
i) Lansia
Jumlah tidur total tidak berubah sesuai pertambahan usia.Akan tetapi kualitas tidur
kelihatan menjadi berubah pada kebanyakan lansia (Bliwise,1993).Keluhan tentang
kesulitan tidur seringkali terjadi.hal ini sering disebabkan karena keberadaan
penyakit kronik dan peningkatan waktu siang hari yang dipakai untuk tidur .
a) Penyakit fisik
c) Gaya hidup
d) Pola tidur yang biasa dan mengantuk yang berlebihan pada siang hari (EDS)
e) Stress emosional
f) Lingkungan
a) Insomnia
Insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tertidur, atau
gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat
terbangun.
Insomnia sekunder, yaitu suatu keadaan yang disebabkan oleh nyeri, kecemasan, obat,
depresi atau stres yang hebat.
Insomnia kronis- kesulitan tidur yang dialami hampir setiap malam selama sebulan
atau lebih Salah satu penyebab chronic insomnia yang paling umum adalah depresi.
Penyebab lainnya bisa berupa arthritis, gangguan ginjal, gagal jantung, sleep apnea,
sindrom restless legs, Parkinson, dan hyperthyroidism. Namun demikian, insomnia
kronis bisa juga disebabkan oleh faktor perilaku, termasuk penyalahgunaan caffein,
alcohol, dan substansi lain, siklus tidur/bangun yang disebabkan oleh kerja lembur
dan kegiatan malam hari lainnya, dan stres kronis.
Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki
berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-
obatan.Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali
timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau
ketakutan.Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut.Beberapa orang tertidur
secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur
kembali.Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur.Terbangun
pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi.
Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka
tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.
Selain itu, perilaku di bawah ini juga dapat menyebabkan insomnia pada beberapa orang:
Gejala :
Penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang
hari merasakan kelelahan.
Kesulitan tidur hanyalah satu dari beberapa gejala insomnia. Gejala yang dialami waktu siang
hari adalah:
Mengantuk
Resah
Sulit berkonsentrasi
Sulit mengingat
Gampang tersinggung
b) Apnea tidur
Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui
hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur.
Apnea obstruktif
Apnea obstruktif adalah bentuk yang paling banyak terjadi.Terjadi pada saat otot atau
struktur rongga mulut pada saat tidur.Jalan nafas atas menjadi tersumbat sebagian atau
seluruhnya dan aliran udara pada hidung berkurang selama 30 detik
( Guilleminault,1994).individu masih berusaha untuk bernafas yang sering kali
menyebabkan bunyi dengkuran atau dengusan yang keras.Upaya untuk benafas
selama tidur menyebabkan seseorang terbangun dari tidur.Pria usia pertengahan
biasanya dianggap lebih sering terkena terutama jika mereka obesitas.
Apnea sentral
Apnea campuran
Gejala :
Keletihan
c) Narkolepsi
Yaitu disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur.seseorang yang
menderita narkolepsi orang tersebut akan jatuh tertidur tanpa bisa dikendalikanpada
waktu yang tidak tepat.Tidur siang singkat tidak lebih dari 20 menit dapat mengurangi
rasa mengantuk yang subjektif.faktor – faktor yang mempengaruhi rasa kantuk pada
seseorang yang menderita narkolepsi misalnya alkohol atau aktivitas yang melelahkan
harus dihindari.
Gejala :
Serangan tidur tiba-tiba dan rasa kantuk yang berlebihan pada siang hari
Kemalasan
d) Depriasi tidur
Gejala fisiologis
Penglihatan kabur
Kekakuan motorik halus
Penurunan refleks
Waktu respon melambat
Aritmia jantung
Gejala psikologis
Hiperaktif
Penurunan motivasi
e) Parasomnia
Adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak – anak.hal ini meliputi
somnambulisme (berjalan dalam tidur),terjaga malam, mimpi buruk, ngompol.hal yang
terpenting untuk menghadapi anak yang menderita parasomnia adalah mempertahankan
keamanannya sehingga tidak terjatuh atau cedera.
Cara mengatasi gangguan pola tidur dengan 12 aturan tidur yang sehat (menurut WHO):
1. Berbaring di tempat tidur ketika benar-benar ingin tidur. Tetapi usahakan pada waktu
yang sama ketika akan pergi tidur.
2. Jangan menggunakan ranjang untuk aktivitas lain selain untuk tidur. Aktivitas lain
seperti membaca, nonton TV, makan, telepon. Kebiasaan menggunakan ranjang untuk
aktivitas lain membuat kebiasaan untuk terjaga ketika berbaring di ranjang.
3. Pasang alarm untuk bangun pada waktu yang sama. Tanpa memandang lama waku
tidur malam.
6. Jangan mengkonsumsi kafein atau obat mengandung kafein beberapa jam sebelum
waktu tidur. Karena kafein sebagai stimulan, dapat meningkatkan denyut jantung
sehingga tubuh dapat terjaga sepanjang malam.
7. Jangan merokok beberapa jam sebelum tidur. Rokok mengandung nikotin yang dapat
meningkatkan semangat karena berefek sebagai neurostimulan.
8. Olahraga pada sore hari (6 jam sebelum tidur). Latihan peregangan otot atau jalan
kaki secukupnya selama 20 menit. Hal ini akan meningkatkan metabolisme dan suhu
badan, lalu akan menurun sekitar 6 jam kemudian yang berefek pada tidur yang
nyenyak.
9. Sediakan waktu transisi untuk tidur degan mengurangi tingkat aktivitas sebelum tidur,
hilangkan rasa cemas akan pekerjaan yang belum selesai, hari esok dan pikiran
lainnya. Melakukan akivitas dengan tenang dan santai.
10. Membersihkan diri sebelum tidur, memastikan pintu telah terkunci, dan menyesuaikan
pencahayaan lampu, supaya merasa aman dan nyaman pada saat tidur.
11. Memastikan tidak ada cahaya terang atau suara yang dapat mengganggu dan pastikan
suhu ruang tidur nyaman.
12. Keadaan lapar atau setelah makan banyak dapat menghambat tidur. Bagaimanapun
jika merasa lapar sebaiknya makan makanan kecil atau minum segelas susu hangat
sangat tepat untuk mengatasi masalah ini.
Selain itu, kebutuhan magnesium dan kalsium sebaiknya dipenuhi, karena kekurangan
keduanya dapat meyebabkan tidur tidak nyenyak. Magnesium dapat merelaksasikan otot dan
kalsium berefek sebagai penenang pikiran. Kedua zat ini dapat diperoleh salah satunya pada
susu. Karbohidrat kompleks yang terdapat pada roti dapat memacu pengeluaran serotin yang
dapat merangsang rasa kantuk. Serotin juga dapat dipicu oleh asam amino triptofan yang
terdapat pada susu, selain itu triptofan juga memicu pengeluaran hormon melatonin yang
memerintahkan tubuh untuk untuk istirahat. Hormon ini akan dikeluarkan ketika sinar
matahari mulai redup.
Dengan tidur yang berkualitas dan cukup, kita dapat lebih siap dan berkonsentrasi penuh
untuk melakukan aktivitas esok harinya