Anda di halaman 1dari 3

DISKUSI KELOMPOK

MODUL PROFESIONALISME, BIOETIK, HUMANIORA, DAN LEGAL

Hari / Tanggal : Senin 17 Oktober 2016


Modul : PBHL
Pokok Bahasan : Profesionalisme dan Etika Profesi
Penanggung jawab : Ali Taufan.,dr.,MH.Kes

PETUNJUK PELAKSANAAN
I. Tujuan Diskusi :
II. Pendahuluan
1. Fasilitator membuka diskusi
2. Memperkenalkan diri, memilih ketua dan sekretaris, doa
3. Menjelasan tentang tujuan diskusi
4. Mahasiswa di bagi dalam 3 kelompok kecil
5. Pengaturan pelaksanaan diskusi
III. Pelaksanaan dan alokasi waktu
1. Berdiskusi dalam kelompok kecil 45 menit
2. Diskusi pleno pada kelompok besar 90 menit di pimpin oleh ketua
kelompok dengan menggunakan kartu kaidah dasar moral
3. feedback fasilitator 10 menit
IV. Feedback tutor:
1. mengevaluasi jalannya fasilitator (alokasi waktu, teknik berdiskusi,
penguasaan materi) dengan menggunakan daftar tilik
2. menutup tutorial dengan doa dan ucapan terima kasih

TUGAS :

1. Jelaskan pengertian profesi dan ciri suatu profesi.


2. Jelaskan prinsip – prinsip profesionalisme .
3. Jelaskan tindakan dr. Valentina yang mencerminkan prinsip-prinsip
profesionalisme.
4. Jelaskan definisi dan komponen empati
5. Jelaskan contoh empati yang terdapat dalam kasus.
6. Jelaskan tindakan dr. Valentina yang mencerminkan etika profesi
sesuai dengan kode etik kedokteran.
SKENARIO

SEPENGGAL KISAH DI ANDONARA

Ramah, itulah salah satu terapi eksternal yang ditampilkan dokter


Valentina. Dia termasuk dokter baru di Puskesmas dengan tempat Rawat
Inap Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur, Pulau Adonara, Kabupaten
Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Valentina dikenal karena pelayanan yang
ramah dan sabar kepada seluruh masyarakat tanpa membeda-bedakan suku,
serta ketekunannya mengabdikan ilmunya sebagai dokter Internship. Tegur
sapa yang ramah dari dokter ternyata bisa membuat pasien merasa diterima,
dihormati, dan diakui. Valentina tak keberatan meski gaji dokter PTT sebesar
Rp 4,8 juta per bulan, untuk masa kontrak satu tahun. Ia tetap bertekad
mengabdi di Flores Timur. Keramahan serta pengobatan yang sesuai dengan
penyakit pasien dari Valentina dirasakan warga ampuh mengatasi penyakit
mereka dengan biaya yang ringan bahkan terkadang cuma-cuma. Buktinya,
beberapa pasien dari kecamatan lain memilih berobat di Puskemas
Waiwerang karena ingin ditangani Valentina.
Puskesmas rawat inap di Waiwerang bisa menampung sampai 15
orang pasien. Penyakit utama yang diderita warga di Kecamatan Adonara
Timur umumnya adalah infeksi pernapasan akut (ISPA), tbc , diare, dan
malaria. Menurut Valentina, persoalan kesehatan yang sulit ditangani di
Waiwerang, antara lain, beberapa kejadian luar biasa yang menyerang warga
seperti diare umumnya menimpa warga di beberapa desa yang kesulitan air
bersih, dengan sigap dokter Valentina melakukan penanganan untuk
mencegah dehidrasi dan kematian. Kesulitan lainya pada saat pengiriman
suatu jenis obat yang diterima dari pemerintah ternyata kurang, dokter
Valentina akan mempertimbangkan dengan matang karena akan
memberikannya kepada pasien yang paling membutuhkan obat tersebut. Ia
selalu berkordinasi dengan pemerintah daerah untuk memperjuangkan hak
dalam pendanaan untuk pemenuhan fasilitas kesehatan bagi warganya .
Dokter Valentina sering mengangani kondisi pasien yang gawat
darurat seperti penganan seorang guru SD setempat yang mengalami
kecelakaan yang datang dengan keadaan tidak sadar dokter langsung
memberikan pertolongan dengan prinsip-prinsip pertolongan kegawat
daruratan yang benar. Kasus gawat darurat yang pernah ditangani adalah
seorang ibu yang mengalami pendarahan hebat setelah melahirkan pada
dukun beranak, dokter valentine melakukan pertolongan semaksimal mungkin
dan tidak melakukan tindakan yang memperburuk , namun kondisi ibu sering
tak bisa tertolong lagi karena terlambat datang ke puskesmas, hal ini
disebabkan masyarakat masih mempercayakan penanganan kelahiran
kepada dukun beranak. Valentina punya cara yang jitu menghadapi
masyarakat yang masih mempunyai pengertian yang salah dalam hal
kesehatan yaitu dengan memberikan penyuluhan tanpa mengenal lelah
karena menurutnya pencegahan itu lebih baik, tindakannya tersebut untuk
melindungi para ibu dan janin yang sering menjadi pihak yang sering
terabaikan kesehatannya.
”Orang Adonara itu sopan dan suka membantu. Saat aliran air ke
rumahnya terganggu mereka secara spontan menyediakan kebutuhan air,”
ceritanya. Terkadang warga berobat sambil membawa ayam, telur, pisang,
singkong, atau sayur sebagai ganti ”ongkos” dokter. Namun, Valentina tak
tega menerimanya bahkan terkadang ia mengeluarkan dana pribadinya untuk
merawat pasien. Di sini pasien membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik
dan perlakuan manusiawi,” katanya. Menurutnya keuntungan finansial tak lagi
jadi yang utama. Hubungan emosional antara dokter Valentina dan pasien
diyakini menjadi salah satu faktor yang mempercepat kesembuhan pasien , ia
selalu mendorong pasien untuk hidup sehat.
Pada saat menghadapi pasien ia selalu mendengarkan setiap keluhan
sakit yang dialami pasiennya, merasakan apa yang diderita oleh pasiennya,
melakukan pemeriksaan secara teliti, memberikan informasi yang jelas
mengenai penyakit dan tindakan medisnya, melakukan tindakan medis
secara tepat dan hati – hati, serta memberikan obat yang tepat untuk
kesembuhan pasiennya. Dokter Valentine selalu memberikan saran mengenai
keuntungan dan kerugian dari suatu penanganan medis, mengajak pasiennya
untuk aktif dalam proses penyembuhan penyakitnya dan memberikan
kesempatan pasien untuk memutuskan tindakan medis yang terbaik bagi
pasien. Namun terkadang dokter Valentina menghadapi pasien dengan
pendidikan yang rendah, mereka menyerahkan semua keputusan mengenai
penganan kesehatannya kepada dokter, bila menghadapi situasi ini dokter
valentina akan mengambil alih keputusan dan pilihan yang terbaik buat
pasien. Bila ia menghadapi kasus penyakit yang sulit ia akan memfasilitasi
pasiennya untuk berkonsultasi dengan dokter ahli rumah sakit daerah di
Larantuka.
Kini, ribuan pasien telah ditanganinya. Dia mengaku, saat masih
menjadi mahasiswa tak pernah mendengar nama Adonara. ”Saya hanya tahu
Flores dan Larantuka. Saya tahu tentang Adonara baru setiba di Larantuka,”
kata Valentina yang ingin mengambil spesialis kandungan dan ingin kembali
mengabdi di NTT. NTT menjadi tujuan Valentina sebab daerah ini bisa
dikatakan rawan bencana kemanusiaan. ”Kasus gizi buruk, diare, serta
kematian ibu dan anak masih banyak terjadi. Ini menjadi tantangan bagi
dokter PTT,” ujarnya.

Anda mungkin juga menyukai