Pengoperasian Motor DC Dengan Penguatan Bebas Dan Pengukuran Rugi Besi
Pengoperasian Motor DC Dengan Penguatan Bebas Dan Pengukuran Rugi Besi
Kelas : KE 2C
Nama Pelapor : Lailatus Sa’adah (13)
Nama Partner : 1. Mien Syahrotil U (14)
2. Muh. Haidarul H (15)
3. Muh. Fadh R.M (16)
4. Muh. Rafid I.A (17)
5. Oka Mahendra H.P (18)
B. DASAR TEORI
Ditinjau dari segi medan berputar kecepatan tetap, mesin-mesin DC pada umumnya jauh
lebih sesuai untuk keperluan yang kecepatannya dapat diatur dibandingkan dengan mesin-
mesin AC. Alasan utama mengapa pilihan jatuh pada mesin DC dalam industri modern
adalah karena kecepatan kerja motor-motor DC mudah diatur dalam suatu rentang
kecepatan yang lebar, disamping banyaknya metode yang digunakan.
Ada tiga macam metode yang paling banyak dipergunakan dalam pengaturan kecepatan
adalah pengaturan fluks biasanya dengan cars mengatur arus medan, pengaturan tahanan
yang berhubungan dengan rangkaian gandar kumparan dan pengaturan tegangan pada
terminal-terminal gandar kumparan. Pengaturan arus medan merupakan metode paling
umum dipergunakan dan merupakan salah satu keuntungan yang menonjol dari motor-
motor shunt. Metode ini tentu saja dapat diterapkan pada motor-motor majemuk.
Pengaturan medan, yang berarti mengatur fluks dan kecepatan dengan cara mengatur
tahanan dari rangkaian medan-shunt atau dengan pengaturan zadat bila medannya dipteral
secara terpisah, merupakan cara yang mudah dikerjakan, murah dan tanpa banyak
perubahan pada kerugian- kerugian motor. Kecepatan terendah yang dicapai adalah yang
bersangkutan dengan arus medan terbesar, sedangkan kecepatan tertinggi dibatasi oleh
efek dari reaksi gandar-kumparan yang disebabkan oleh adanya medan yang lemah
sehingga motor menjadi tidak mantap atau jelek komutasinya. Dengan menambah suatu
lilitan pemantap (stabilizing winding), rentang kecepatannya dapat dinaikkan dengan
cukup besar dan dengan tambahan lain berupa lilitan pemampas rentang kecepatannya
masih dapat dinaikkan lagi. Adanya lilitan pemantap dapat menjamin diperolehnya
karakteristik beban-kecepatan yang melengkung meskipun pada arus medan shunt yang
lemah serta beban yang berat. Cara pengaturan kecepatan demikian dipergunakan pada
motor-motor yang dikehendaki dapat bekerja dalam suatu rentang kecepatan yang lebar
dengan cara mengatur tahanan medan shunt. Besarnya nilai kecepatan putar motor adalah:
𝑉
𝑁=
𝐶. 𝐼𝑓
dimana: N = Putaran motor [rpm]
V = Tegangan medan [volt]
C = konstanta
If = Arus exitasi/penguatan [ampere]
R If Ia
A
Rf Ea Ra Vt
Vf
Dari gambar tersebut maka persamaan yang menyatakan hubungan besarnya tegangan,
arus, daya dan resistansi dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑉𝑡 = 𝐸𝑎 + 𝐼𝑎 . 𝑅𝑎 + 𝑅𝑢𝑔𝑖 𝑡𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑖𝑘𝑎𝑡
𝐼 = 𝐼𝑎
𝑉𝑓
𝐼𝑓 =
𝑅 + 𝑅𝑓
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
𝐼=
𝑉𝑡
Keterangan persamaan diatas:
Vt = Tegangan terminal [volt]
Ea = EMF (GGL) lawan [volt]
I = Arus dari jala-jala [ampere]
Ia = Arus jangkar [ampere]
If = Arus medan [ampere]
Vf = Tegangan penguatan [volt]
Rf = Resistansi medan [ohm]
Ra = Resistansi jangkar [ohm]
R = Resistansi pengaturan arus medan [ohm]
1. Tachometer 1 buah
2. Kabel banana 7 buah
3. Kabel crocodile 7 buah
4. Amperemeter 1 buah
5. Voltmeter 1 buah
6. Multimeter 1 buah
7. Obeng 1 buah
8. Inverter 1 buah
9. Regulator 3 Ø 1 buah
10. Penyearah 3 Ø 1 buah
D. LANGKAH KERJA
If A
Rf Ea Ra Vt
Vf
E. TABEL PERCOBAAN
Putaran Va If Vf
No
[rpm] [V] [A] [V]
1 502 53 0,36 216
2 576,6 60 0,36 216
3 654 69 0,36 216
4 726 76,5 0,36 216
5 800,9 84 0,36 216
Tabel 2. Va = tetap
Putaran Va If Vf
No
[rpm] [V] [A] [V]
1 525 52,5 0,3 176
2 575 52,5 0,24 143
3 650 52,5 0,18 101
4 860 52,5 0,12 64
5 1575 52,5 0,06 26
6 4034 52,5 0,02 2
F. ANALISA
Grafik Percobaan 1
90
80
70
60
50
Va (V)
40
Va [V]
30
20
10
0
502 576,6 654 726 800,9
Putaran (rpm)
Grafik Percobaan 2
0.35
0.3
0.25
0.2
If (A)
0.15
If [A]
0.1
0.05
0
525 575 650 860 1575 4034
Putaran (rpm)
a. Pada percobaan 1, dengan merubah putaran motor dan arus medan serta tegangan medan
tetap bila putaran dinaikkan maka nilai tegangan jangkar juga ikut naik.
b. Pada percobaan 2, dengan nilai tegangan jangkar tetap bila arus jangkar diturunkan maka
nilai tegangan medan ikut turun tetapi putaran semakin naik.
G. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan didapatkan bahwa semakin besar putaran pada motor
maka semakin kecil nilai tegangan medan yang dihasilkan. Hal ini dibuktikan dengan
rumus pada putaran yang menunjukkan bahwa putaran pada motor berbanding lurus
dengan tegangan yang dihasilkan.
Pengaturan medan, yang berarti mengatur fluks dan kecepatan dengan cara mengatur
tahanan dari rangkaian medan-shunt atau dengan pengaturan zadat bila medannya dipteral
secara terpisah merupakan cara yang mudah dikerjkan, murah dan tanpa banyak
perubahan pada kerugian-kerugian motor.