ISMKI Wilayah 4
Program kerja (proker) wilayah mengikuti proker kerja nasional, namun tetap
mempertimbangkan urgensinya. Antara nasional dan wilayah terdapat garis koordinasi, sehingga
apabila proker tersebut memang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan di wilayah, boleh
ditolak dengan disertai berbagai pertimbangan, analisis SWOT, dan komunikasi dengan semua
institusi di wilayah yang nantinya akan di-back up oleh PHW. Wilayah bebas mengembangkan
prokernya sesuai urgensi dan selaras dengan nasional. Biasanya hal ini akan disahkan pada
Muskerwil dan IMSS.
Grand Design meliputi GD kepengurusan yang di dalamnya ada visi misi, GD bidang,
dan lainnya. Komponen dari Grand Design bidang meliputi overview bidang (definisi, fungsi,
tagline, budaya kerja, anggota), visi misi kepengurusan, deskripsi kerja (hak, kewajiban, PJ
secara umum/region), program kerja. Untuk membuat GD bidang sendiri harus disesuaikan
dengan goal kepengurusan secara umum baik wilayah maupun nasional. Komponen bidang
selain proker sedikit banyak hampir sama dengan kepengurusan sebelumnya, hanya biasanya
yang baru adalah fungsi dan tujuannya yang semakin lebar sesuai urgensi dan perbaikan-
perbaikan yang ingin dicapai. Contohnya nama Pengmas yang dulunya merupakan singkatan dari
Pengabdian Masyarakat diubah menjadi Pengembangan Masyarakat. Selain itu, untuk membuat
suatu GD dibutuhkan diskusi baik internal bidang, internal wilayah nasional, dan juga bertanya-
tanya kepada kepengurusan sebelumnya.
(Sebelum program kerja dibuat, dilakukan analisis SWOT yang mana S&O harus lebih
banyak daripada W&T sehingga terdapat ekspektasi minimal proker tersebut akan berjalan.
Apabila rasionya 50:50, maka kita harus paling tidak mempunyai solusinya. Dalam
pelaksanaannya, dibutuhkan koordinasi yang baik, baik melalui direct meeting maupun net
meeting. Pada setiap programnya telah dibagi PJ yang bertugas atas keseluruhan proses mulai
dari POACE kegiatan, dan bertindak sebagai SC eksternal namun tidak pada semua kegiatan
sekaligus sebagai konseptor. Setiap kegiatan akan disertai dengan guideline, baik dari wiilayah
maupun institusi. Yang membedakan adalah batasan kerjanya agar eksekusi sesuai dan persepsi
dalam pelaksaan proker antara PHW Pengmas, SC, OC, adalah sama.
Evaluasi: Secara keseluruhan, magang telah dilaksanakan dengan baik. Tetapi, ada
beberapa hal yang kurang. Saat NM, staff PHW yang lain tidak terlalu mengemukakan
pendapatnya. Mungkin agar lebih akrab, ke depan bisa diadakan sesi pengenalan PHW satu per
satu oleh dirinya sendiri dan ada sesi sharing mengenai program sehingga staff magang dapat
lebih mengerti kelebihan dan kekurangannya (pada NM dengan semua staff magang Pengmas).
Saat pelaksanaan harus lebih tepat waktu supaya efektif, apabila ada yang izin ada rapat/ujian
untuk besoknya NM, mungkin bisa terlebih dahulu izin ke SekBid/moderator pada hari tersebut
dalam batas konfirmasi dengan waktu tertentu dan direkap. Sehingga pada saat memulai NM
sudah bisa diinformasikan kepada semuanya siapa-siapa saja yang tidak dapat mengikuti NM
secara aktif beserta alasannya. Dapat juga dibikin struktur kecil-kecilan bagi setiap bidang staff
magang (Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris/Notulen)
Output pribadi: Setelah mengikuti magang, saya menjadi lebih mengerti cara kerja dari
ISMKI secara sistematis. Dan juga menambah wawasan saya tentang teknis pelaksanaan
program kerja yang sebelumnya belum saya mengerti, dan memperkuat relasi dengan teman-
teman dari universitas lain.