Anda di halaman 1dari 49

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

(PSAK 1 – Revisi 2013)


diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Seminar Akuntansi Keuangan
Dosen Mata Kuliah : Dr. H. Yuskar, SE, MA, Akt

Oleh :
Kelompok : 2
Anggota Kelompok :

1. FALAH RAFIQA (1410531014)


2. LATHIFAH WULANDARI S (1410531032)
3. M ALDIO PUTRA (1410532027)

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas
2017

0
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul Penyajian
Laporan Keuangan (PSAK 1 – Revisi 2013). Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah
Seminar Akuntansi Keuangan dengan berbagai pemahaman dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan makalah ini, Dan tak lupa pula penulis mengucapkan rasa
terima kasih kepada bapak Dr. H. Yuskar, SE, MA, Ak, atas bimbingannya dalam mata
perkuliahan Seminar Akuntansi Keuangan yang banyak membantu penulis dalam proses
perkuliahan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, kami berharap para pembaca untuk memberikan saran serta kritik untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga dapat memberikan manfaat.
Padang, 20 November 2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Akuntansi merupakan suatu sistem dengan input data/ informasi dan output berupa
informasi laporan keuangan yang bermanfaat bagi pihak internal dan eksternal. Input akuntansi
merupakan transaksi transaksi atau bukti. Proses akuntansi merupakan kegiatan identifikasi,
pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran sehingga menghasilkan laporan keuangan.
Dewan standar akuntansi keuangan atau DSAK memiliki kewenangan untuk mengatur
standar akuntansi keuangan Indonesia dan untuk menyetujui interpretasi standar tersebut. PSAK
dimaksudkan untuk diterapkan oleh entitas yang berorientasi profit. Laporan keuangan entitas
memberikan informasi tentang kinerja, posisi keuangan, perubahan entitas, arus kas, catatan atas
laporan keuangan yang berguna untuk berbagai pengguna dalam membuat keputusan keuangan.
Pengguna ini adalah investor dan calon investor, bank dan kreditur, pemasok, pelanggan,
pemerintah, dan masyarakat umum. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka.
Kerangka dasar menurut PSAK menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. PSAK adalah standar yang digunakan untuk
pelaporan keuangan di Indonesia. Menurut PSAK No. 1 laporan keuangan adalah suatu
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
2. Rumusan masalah
2.1 Apa pengertian dan tujuan laporan keuangan?
2.2 Bagaimana laporan keuangan menurut PSAK 1?
2.3 Apa perbedaan laporan keuangan menurut PSAK 1 revisi 2009 dengan PSAK 1 revisi
2013 dan PSAK 1 revisi 2013 dengan IFRS?
3. Tujuan
3.1 Untuk mengetahui laporan keuangan menurut PSAK 1.
3.2 Untuk mengetahui perbedaan laporan keuangan laporan keuangan antara PSAK 1
revisi 2009 dengan PSAK 1 revisi 2013 dan PSAK 1 revisi 2013 dengan IFRS

BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka. Tujuan dari PSAK 1, “Penyajian laporan keuangan, adalah untuk memastikan
komparabilitas penyajian informasi dengan laporan keuangan entitas dari periode sebelumnya
maupun dengan laporan keuangan entitas lainnya.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :
a. laporan posisi keuangan pada akhir periode
b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode
c. laporan perubahan ekuitas selama periode
d. laporan arus kas selama periode
e. catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan
informasi penjelasan lainnya.
f. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya yang disajikan ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam
laporan keuangannya.

2.2 Penyajian Laporan Keuangan menurut PSAK 1


a. Identifikasi Laporan Keuangan
Entitas mengidentifikasi secara jelas setiap laporan keuangan dan catatan atas laporan
keuangan. Di samping itu, entitas menyajikan informasi berikut ini secara jelas dan
mengulangnya jika dibutuhkan sehingga dapat dipahami:
a. nama entitas pembuat laporan keuangan atau identitas lain, dan setiap perubahan
informasi dari akhir periode laporan sebelumnya;
b. apakah merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu kelompok entitas;
c. tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan atau
catatan atas laporan keuangan;
d. mata uang pelaporan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 52;
e. pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan.

3
b. Laporan Posisi Keuangan
Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan
a. aset tetap
b. properti investasi
c. aset tidak berwujud
d. aset keuangan
e. investasi dengan menggunakan metode ekuitas
f. aset biolojik;
g. persediaan
h. piutang dagang dan piutang lainnya
i. kas dan setara kas
j. total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang
termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk
dijual sesuai dengan PSAK 58
k. utang dagang dan terutang lainnya
l. kewajiban diestimasi
m. liabilitas keuangan
n. liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46
o. liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46
p. liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai
yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58
q. kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan
r. modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan
jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka aset
(liabilitas) pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai aset lancar (liabilitas jangka
pendek).
Pembedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar dan Liabilitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Ketika entitas menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi yang dapat
diidentifikasi secara jelas, maka klasifikasi aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka
pendek dan jangka panjang dalam laporan posisi keuangan memberikan informasi yang
bermanfaat dengan membedakan aset neto yang digunakan secara terus menerus sebagai modal

4
kerja dari aset neto yang digunakan dalam operasi entitas jangka panjang. Pengklasifikasian
tersebut juga menunjukkan aset yang diharapkan akan direalisasi dalam siklus operasi berjalan
dan Liabilitas yang akan jatuh tempo pada periode yang sama.
Untuk beberapa entitas, seperti institusi keuangan, penyajian aset dan liabilitas
berdasarkan urutan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan
dibandingkan penyajian berdasarkan lancar dan tidak lancar atau jangka pendek dan jangka
panjang karena entitas pada industri tersebut tidak menyediakan barang atau jasa selama siklus
operasi entitas yang dapat diidentifikasi secara jelas.

Aset Lancar
Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika:
a. entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau
menggunakannya, dalam siklus operasi normal
b. entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan
c. entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode
pelaporan
d. kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas) kecuali
aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan Liabilitas
sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset tidak lancar.

Liabilitas Jangka Pendek


Suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai Liabilitas jangka pendek jika
a. entitas mengharapkan akan menyelesaikan Liabilitas tersebut dalam siklus operasi
normalnya
b. entitas memiliki Liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan
c. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah
periode pelaporan
d. entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian Liabilitas selama
sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Beberapa liabilitas jangka pendek, seperti utang dagang, beberapa akrual untuk biaya
karyawan dan biaya operasi lainnya, merupakan bagian modal kerja yang digunakan dalam

5
siklus operasi normal. Entitas mengklasifikasikan liabilitas-liabilitas tersebut sebagai liabilitas
jangka pendek meskipun liabilitas-liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan lebih dari 12
bulan setelah periode pelaporan. Siklus operasi normal yang sama diterapkan pada aset dan
liabilitas entitas. Jika tidak dapat diidentifikasi secara jelas, maka siklus operasi normalentitas
diasumsikan 12 bulan.

Entitas mengklasifikasikan liabilitas keuangan sebagai liabilitas jangka pendek jika


liabilitas tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode
pelaporan, meskipun:
a. kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan
b. perjanjian untuk pembiayaan kembali, atau penjadwalan kembali pembayaran, atas dasar
jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum tanggal
penyelesaian laporan keuangan.

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan atas Laporan
Keuangan
Entitas mengungkapkan di laporan posisi keuangan atau di catatan atas laporan keuangan,
sub-klasifikasi pos-pos yang disajikan, dan diklasifikasikan dengan cara yang tepat sesuai
dengan operasi entitas. Rincian yang tercakup dalam sub-klasifikasi, tergantung pada persyaratan
SAK serta ukuran, sifat, dan fungsi dari jumlah dari masing-masing pos yang bersangkutan.
Entitas juga menggunakan faktor-faktor yang diuraikan pada paragraf 56 PSAK 1 untuk
menentukan dasar bagi subklasifikasi. Pengungkapan dapat berbeda untuk setiap pos, misalnya:
a. pos-pos aset tetap dipisahkan sesuai dengan PSAK 16;
b. piutang dipisahkan ke dalam jumlah piutang dagang, piutang dari pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, pembayaran di muka dan jumlah lainnya
c. persediaan dipisahkan sesuai dengan PSAK 14: Persediaan, ke dalam kelompok barang
dagangan, barang produksi, bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi;
d. Liabilitas diestimasi dipisahkan menjadi Liabilitas diestimasi untuk imbalan kerja dan
Liabilitas diestimasi lainnya
e. ekuitas dan cadangan dipisahkan menjadi berbagai kelompok seperti modal disetor,
tambahan modal disetor dan cadangan.

6
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut dalam laporan posisi keuangan atau laporan perubahan
ekuitas, atau catatan atas laporan keuangan:
a. untuk setiap jenis saham:
(i) jumlah saham modal dasar;
(ii) jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh, dan yang diterbitkan tetapi tidak
disetor penuh;
(iii) nilai nominal saham, atau nilai dari saham yang tidak memiliki nilai nominal;
(iv) rekonsiliasi jumlah saham beredar pada awal dan akhir periode;
(v) hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham, termasuk
pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal;
(vi) saham entitas yang dikuasai oleh entitas itu sendiri atau oleh entitas anak atau entitas
asosiasi; dan
(vii)saham yang dicadangkan untuk penerbitan dengan hak opsi dan kontrak penjualan
saham, termasuk jumlah dan persyaratan;
b. penjelasan mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas.
Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau trust,
mengungkapkan informasi yang setara sesuai dengan paragraf 77 PSAK 1, yang memperlihatkan
perubahan selama suatu periode dari setiap jenis penyertaan, hak, keistimewaan dan pembatasan
yang melekat pada setiap jenis penyertaan.

c. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain


Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan penghasilan
komprehensif) menyajikan, sebagai tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain:
a. laba rugi
b. total penghasilan komprehensif lain
c. penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, menjadi total laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain.
Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, entitas tidak menyajikan bagian laba rugi
dalam laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif.
Entitas menyajikan pos-pos berikut, tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain, sebagai alokasi dari laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk
periode berjalan:

7
(a) laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:
(i) kepentingan nonpengendali; dan
(ii) pemilik entitas induk.
(b) penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:
(i) kepentingan nonpengendali; dan
(ii) pemilik entitas induk.
Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah, entitas menyajikan (a) dalam
laporan tersebut.

Informasi yang Disajikan dalam Bagian Laba Rugi atau Laporan Laba Rugi
Sebagai tambahan atas pos-pos yang disyaratkan oleh PSAK/ISAK lainnya, bagian laba rugi atau
laporan laba rugi mencakup pos-pos yang menyajikan
jumlah berikut untuk periode:
a. pendapatan
b. biaya keuangan
c. bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan
metodeekuitas
d. beban pajak
e. jumlah tunggal untuk total operasi yang dihentikan

Informasi yang Disajikan dalam Bagian Penghasilan Komprehesif Lain


Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah penghasilan
komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk bagian
penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat
menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya:
(a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan
(b) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.

Penghasilan Komprehensif Lain Selama Periode


Entitas mengungkapkan jumlah pajak penghasilan terkait dengan setiap komponen dari
pendapatan komprehensif lain, termasuk penyesuaian reklasifikasi, baik dalam laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain atau catatan atas laporan keuangan. Entitas dapat menyajikan
komponen pendapatan komprehensif lain:

8
a. jumlah neto dari dampak pajak terkait, atau
b. jumlah sebelum dampak pajak terkait disertai dengan total pajak penghasilan yang terkait
dengan pos tersebut.

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain atau
Catatan atas Laporan Keuangan
Ketika pos-pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas mengungkapkan
sifat dan jumlahnya secara terpisah. Keadaan yang menyebabkan pengungkapan secara terpisah
atas pos-pos pendapatan dan beban adalah sebagai berikut:
a. penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto atau penurunan nilai aset tetap
menjadi jumlah yang dapat dipulihkan kembali, sebagaimana pemulihan atas penurunan
tersebut
b. restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap laibilitas diestimasi
atas biaya restrukturisasi
c. pelepasan aset tetap
d. pelepasan investasi
e. operasi yang dihentikan
f. penyelesaian litigasi
g. pembalikan laibilitas diestimasi lain.

c. Laporan Perubahan Ekuitas


Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:
a. total laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama suatu periode, yang
menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk dan kepada kepentingan non-pengendali
b. untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali
secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25
c. untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir
periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari:
(i) laba rugi;
(ii) penghasilan komprehensif lain; dan

9
(iii) transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukkan
secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan
hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalian.

d. Laporan Arus Kas


Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai
kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam
menggunakan arus kas tersebut.PSAK 2 mengatur persyaratan penyajian dan pengungkapan
informasi arus kas.

e. Catatan atas Laporan Keuangan


Struktur
a. menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi tertentu yang digunakan sesuai dengan paragraf 115 – 122 PSAK 1
b. mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak disajikan di bagian
manapun dalam laporan keuangan
c. memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan,
tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.
Entitas biasanya menyajikan catatan atas laporan keuangan dengan urutan sebagai berikut, untuk
membantu pengguna memahami dan membandingkan dengan laporan keuangan entitas lainnya:
a. pernyataan atas kepatuhan terhadap SAK
b. ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
c. informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan perubahan posisi
keuangan dan laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan),
laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, sesuai dengan urutan penyajian laporan
dan penyajian masing-masing pos
d. pengungkapan lainnya, termasuk:
(i) liabilitas kontijensi (lihat PSAK 57) dan komitmen kontraktual yang belum diakui
(ii) pengungkapan informasi nonkeuangan, seperti tujuan manajemen risiko keuangan
dan kebijakan entitas. (lihat PSAK 31).

Pengungkapan Kebijakan Akuntansi


Entitas mengungkapkan dalam ringkasan kebijakan akuntansi signifikan:

10
(a) dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan;
(b) kebijakan akuntansi lainnya yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan
keuangan.
Hal yang penting bagi entitas untuk menginformasikan kepada pengguna mengenai dasar
pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan (misalnya, biaya historis, biaya perolehan
kini, nilai realisasi neto, nilai wajar atau jumlah yang dapat dipulihkan kembali) karena dasar
pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan memengaruhi analisis
pengguna secara signifikan. Ketika entitas menggunakan lebih dari satu dasar pengukuran dalam
laporan keuangan, misalnya ketika suatu kelompok aset direvaluasi, maka hal tersebut adalah
memadai dengan memberikan suatu indikasi unrtuk setiap kelompok aset dan liabilitas yang
mana setiap dasar pengukuran diterapkan.

Sumber Estimasi Ketidakpastian


Entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang dibuat mengenai masa depan, dan
sumber utama dari estimasi ketidakpastian lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki
risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan
Liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Berkaitan dengan aset dan liabilitas tersebut,
catatan atas laporan keuangan memasukkan rincian atas:
(a) sifat; dan
(b) jumlah tercatat pada akhir periode pelaporan.
Penetapan jumlah tercatat dari beberapa aset dan liabilitas mensyaratkan estimasi
pengaruh ketidakpastian atas peristiwa masa depan terhadap aset dan Liabilitas tersebut pada
akhir periode pelaporan.

Modal
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan
untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan dan proses entitas dalam mengelola permodalannya.
dengan mengungkapkan hal-hal berikut:
a. informasi kualitatif tentang tujuan, kebijakan dan proses entitas dalam mengelola
permodalannya, termasuk:
(i) deskripsi tentang apa yang dikelola sebagai modal;

11
(ii) ketika entitas diharuskan untuk memenuhi persyaratan permodalan eksternal, sifat
persyaratan dan bagaimana persyaratan tersebut diimplementasikan ke dalam
pengelolaan permodalan; dan
(iii) bagaimana entitas memenuhi tujuannya dalam mengelola permodalannya.
b. ringkasan data kuantitatif tentang apa yang diaturnya sebagai modal.
c. setiap perubahan (a) dan (b) dari periode sebelumnya
d. apakah selama periode entitas mematuhi setiap persyaratan permodalan eksternal .
e. ketika entitas tidak mematuhi persyaratan permodalan eksternal tersebut, konsekuensi
dari ketidakpatuhan tersebut.

Instrumen Keuangan Puttable yang Diklasifikasikan sebagai Ekuitas


Instrumen keuangan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk menjual instrumen
itu kembali pada penerbitnya baik secara kas atau dengan aset keuangan lainnya (puttable
financial instrument) yang diklasifikasi sebagai instrumen ekuitas diungkapkan (jika tidak
diungkapkan dimanapun):
a. ikhtisar data kuantitatif mengenai jumlah yang diklasifikasikan sebagai ekuitas;
b. tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan kewajiban untuk membeli kembali atau
menarik instrumen tersebut jika dipersyaratkan oleh pemegang instrumen, termasuk
setiap perubahan dari periode sebelumnya;
c. prakiraan arus kas keluar pada saat pembelian kembali atau penarikan instrumen tersebut;
dan
d. informasi tentang bagaimana penentuan prakiraan arus kas keluar pada saat pembelian
kembali atau penarikan instrumen.

Pengungkapan Lain
Entitas mengungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan:
a. jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum tanggal penyelesaian laporan
keuangan tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode serta
jumlah dividen per lembar sahamnya; dan
b. jumlah dividen preferen kumulatif yang tidak diakui.
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini, jika tidak diungkapkan di bagian manapun dalam
informasi yang dipublikasikan bersama dengan laporan keuangan:

12
a. domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian, alamat kantor pusat entitas (atau
lokasi utama\ kegiatan usaha, jika berbeda dari lokasi kantor);
b. keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama;
c. nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha.

2.3 Perbedaan pada PSAK 1(2013) dengan PSAK 1(2009) dan PSAK 1(2013) dengan IFRS
a. Perbedaan pada PSAK 1 (2013) dengan PSAK 1 (2009)
Perihal PSAK 1(2013) PSAK 1 (2009)
Judul Laporan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Laporan Laba Rugi Komprehensif
Komprehensif Lain
Definisi Tidak memberikan definisi mengenai: Memberikan definisi mengenai:
Laba rugi Laba rugi
Pemilik Pemilik
Penyesuaian Reklasifikasi Penyesuaian Reklasifikasi
Total Laba Rugi Komprehensif Total Laba Rugi Komprehensif
Komponen Komponen Laporan Keuangan Komponen Laporan Keuangan
laporan Lengkap: Lengkap:
keuangan 1. Laporan posisi keuangan 1. Laporan posisi keuangan
2. Laporan laba rugi dan 2. Laporan laba rugi komprehensif lain
penghasilan komprehensi lain 3. Laporan perubahan ekuitas
3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas
4. Laporan arus kas 5. Catatan atas laporan keuangan
5. Catatan atas laporan keuangan
6. Informasi komparatif
Informasi Menambahkan persyaratan pe-nyajian dan Tidak terdapat pengaturan mengenai hal
Komparatif pengungkapan: tersebut
1. Informasi komparatif mini-mum
2. Informasi komparatif tam-bahan
Penyajian Disajikan berdasarkan kelompok: Disajikan dalam kelompok
penghasilan 1. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke Penghasilan komprehensif lain
komprehensif laba rugi
lain 2. Pos-pos yang tidak akan dire-
klasifikasi ke laba rugi

b. Perbedaan dengan IFRS

13
ED PSAK PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan mengadopsi IAS 1 Presentation of Financial
Statements per 1 Januari 2013 kecuali:
1. IAS 1 paragraf 2 yang menjadi PSAK 1 paragraf 02 tentang ruang lingkup dengan penambahan
kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas syariah, karena penyajian
laporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
2. IAS 1 paragraf 5 yang menjadi PSAK 1 paragraf 05 tentang ruang lingkup dengan menghilangkan
kemungkinan penerapan bagi entitas sektor publik karena pelaporan keuangan entitas sektor publik
diatur dalam standar akuntansi pemerintah bukan Standar Akuntansi Keuangan.
3. IAS 1 paragraf 7 yang menjadi PSAK 1 paragraf 07 tentang definisi Standar Akuntansi Keuangan
dengan menambahkan per-aturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah
pengawasannya, karena untuk sinkronisasi dengan peraturan perundang-undangan di pasar modal.
4. IAS 1 paragraf 10 yang menjadi PSAK 1 paragraf 11 dengan menghilangkan kalimat yang
memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk komponen laporan keuangan, supaya
menciptakan keseragaman untuk judul komponen laporan keuangan.
5. Tambahan di paragraf 16 tentang tanggung jawab atas laporan keuangan, karena peraturan
perundang-undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan untuk
semua entitas, tetapi hanya untuk sebagian entitas.
6. IAS 1 paragraf 19–22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar Akuntansi Keuangan
tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks di Indonesia. Pengaturan IAS 1 paragraf 23–24
diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 21–22 mengenai pengungkapannya, tetapi dengan
menghilangkan kalimat “but the relevant regulatory framework prohibits departure from the
requirement”dalam IAS 1 paragraf 23.
7. IAS 1 paragraf 54(f) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena IAS 41 Agriculture belum diadopsi.
8. IAS 1 paragraf 139 yang menjadi PSAK 1 paragraf 139 tentang tanggal efektif dengan meniadakan
penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh
pengaturan dalam IFRS diadopsi secara bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRS menjadi SAK di
Indonesia dilakukan secara bertahap.
9. IAS 1 paragraf 139A, 139B, dan 139C tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena paragraf
tersebut tidak relevan.
10. IAS 1 paragraf 140 tentang penarikan IAS 1 (2003) karena hal tersebut tidak relevan.
Contoh penerapan PSAK 1
Dampak Penerapan PSAK 1 Revisi 2013

14
15
16
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan dari PSAK 1, “Penyajian laporan keuangan, adalah
untuk memastikan komparabilitas penyajian informasi dengan laporan keuangan entitas dari
periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lainnya.

Saran
Saran yang didasarkan pada beberapa keterbatasan sebagaimana telah disebutkan sebelumnya
adalah sebagai berikut:
1. Dalam mencari bahan sebaiknya tidak dari internet saja, diperlukannya buku pegangan yang
sesuai dengan materi
2. Bagi kelompok yang selanjutnya tampil pada seminar akuntansi bisa menampilkan contoh
langsung dengan laporan keuangannya
3. Pembagiaan waktu dalam menyelasaikan makalah seefektif dan efisien mungkin agar bisa
mendapatkan makalah yang lebih baik kedepannya

17
DAFTAR PUSTAKA

http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2014/04/ED-PSAK-1.pdf diakses pada tanggal 21 Agustus


2017
http://accounting.binus.ac.id/2014/07/11/perbedaan-antara-psak-no-1-tahun-2013-degnan-psak-
no-1-tahun-2009/ diakses pada tanggal 21 Agustus 2017

18
HASIL DISKUSI
Contoh kasus dari penyajian Laporan Keuangan pada 3 industri
a. Laporan keuangan PT Semen Indonesia Tbk. (Industri Manufaktur Semen)
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi

19
20
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasi

21
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi

22
23
Laporan Arus Kas Konsolidasi

24
b. Laporan keuangan PT Summarecon Agung Tbk. (Industri Properti)
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi

25
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasi
26
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi

27
28
Laporan Arus Kas Konsolidasi

29
c. Laporan keuangan PT BNI Securities (Industri Perbankan)

30
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi

31
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasi

32
33
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
34
35
Laporan Arus Kas Konsolidasi

36
1. Putri Ulya Novisha – Kelompok 12
a. Kenapa pada IAS 1 aset tidak lancar lebih dulu disajikan, sedangkan pada PSAK 1 aset
lancar. Kenapa hal ini berbeda?
b. Apa bedanya klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat?
Jawaban :
a. Hal ini dikarenakan kebiasaan, di Indonesia biasanya lebih mengutamakan aset lancar
karena dapat diuangkan sedangkan di luar negeri lebih mengutamakan aset tidak lancar
karena dianggap lebih penting. misalnya saja aset tetap yang dianggap lebih penting
untuk menjalankan operasional perusahaan.
b. Pada klasifikasi beban berdasarkan fungsi minimal biaya penjualan berdasarkan metode
fungai secara terpisah dari beban lain. Jika klasifikasi berdasarkan fungsi maka harua
mengungkapkan informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban penyusutan dan
amortisasi serta imbalan kerja.
Sedangkan klasifikasi beban berdasarkan sifat dilakukan berdasarkan faktor historis dan
industri, di mana klasifikasi beban berdasarkan sifat lebih mudah karena tidak perlu
alokasi beban menurut fungsi.

2. Citra Billy Utami – Kelompok 12


kenapa pada PSAK 1 Revisi 2013 penyajian pos luar biasa tidak diperkenankan lagi?
Jawaban :

37
sebenarnya pos luar biasa masih ada pada laporan laba rugi, namun namanya diganti menjadi
pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.

3. Rika Yunelza
Apakah semua perusahaan menggunakan PSAK 1? Apa saja kriterianya?
Jawaban :
Tidak semua perusahaan menggunakan PSAK 1, perusahaan yang wajib menggunakan
PSAK 1 adalah perusahaan yang sudah go public atau memiliki akuntabilitas publik.
Sedangkan perusahaan tanpa akuntabilitas publik hanya disyaratkan menggunakan SAK
ETAP yang mana lebih simpel daripada PSAK 1. Namun jika perusahaan tanpa
akuntabilitas publik tersebut akan go public maka perusahaan wajib mengganti dari SAK
ETAP ke PSAK 1. Selain itu, jika perusahaan tersebut sanggup untuk menggunakan
PSAK 1, maka hal itu diperkenankan. Namun, jika perusahaan sudah memakai PSAK 1,
tidak diperbolehkan lagi kembali memakai SAK ETAP.

4. Adian Triandini
a. Walaupun telah mengikuti IFRS kenapa masih terdapat perbedaan?
b. Kenapa dalam penyajian PSAK 1 tersebut tidak masuk mengenai entitas syariah?
Jawaban :
a. Masih terdapatnya perbedaan antara PSAK 1 dengan IFRS adalah karena pengapdosian
terhadap IFRS harus disesuaikan dengan keadaan di Indonesia. Selain itu adopsi di
Indonesia termasuk lambat. Seringkali ketika IFRS telah berjalan lebih kurang selama 4
tahun, di Indonesia baru dilakukan pengadopsian.
b. Dalam penyajian PSAK 1 tidak dibahas mengenai entitas syariah disebabkan karena
untuk entitas syariah memiliki PSAK tersendiri yang disebut dengan SAK Syariah.
Selain itu entitas syariah jelas tidak bisa disamakan dengan entitas umum lainnya.
Karena dalam entitas syariah memiliki aturan-aturan tersendiri mengenai transaksi,
jurnal, dan perkiraan yang berbeda dengan PSAK.

5. Annisa Fikri Sofia – Kelompok 11


Apakah dampak dari penerapan penyajian PSAK 1 terhadap laporan laba rugi komprehensif
yang dibuat menjadi dua bagian, apakah tidak akan membingungkan investor atau pengguna
laporan keuangan?

38
Jawaban :
Sebenarnya walaupun dibagi menjadi dua bagian laporan laba rugi komprehensif namun
isinya tetap seperti itu, formatnya saja yang berubah sehingga hal tersebut tidak akan
membingungkan pengguna laporan keuangan..

6. Pak Yuskar
1. Apakah yang dimaksud dengan informasi komparatif? Dapatkah anda menunjukkan
informasi komparatif pada laporan keuangan? Kenapa dalam penyajian hanya
menggunakan 2 tahun dalam perbandingan? Kenapa tidak 3 tahun lagi?

Jawaban :
Informasi komparatif merupakan informasi terkait dengan periode sebelumnya untuk
seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali
diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK. Entitas dapat menyajikan informasi komparatif
sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan
PSAK/ISAK, sepanjang informasi tersebut disusun sesuai dengan PSAK/ISAK.
Contoh informasi komparatif : Entitas menyajikan minimal, dua laporan posisi
keuangan , dua laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba
rugi terpisah (jika disajikan), dua laporan arus kas dan dua laporan perubahan ekuitas,
serta catatan atas laporan keuangan terkait.
Dua laporan yang disajikan merupakan laporan yang merupakan periode sekarang dan
periode sebelumnya.

Entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan tiga laporan posisi keuangan, tiga laporan
arus kas, atau tiga laporan perubahan ekuitas (yaitu laporan keuangan komparatif
tambahan). Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan,
informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan atas laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain.

2. Kenapa beban distribusi dipisahkan dari beban penjualan pada laporan laba rugi?
Jawaban :

39
hal ini dikarenakan beban distribusi nilainya material. jika tidak material bisa langsung
dimasukkan sebagai beban penjualan. Selain itu juga dipengaruhi oleh syarat penyerahan
barang :
- Shipping point : biaya distribusi tanggungan pembeli
- Destination point : biaya distribusi tanggungan penjual
Sehingga beban distribusi muncul jika perusahaan menggunakan destination point yang
biaya distribusinya ditanggung penjual dengan jumlah yang material sehingga
dipisahkan.

3. Kenapa pada PSAK 1 dinyatakan hanya dikecualikan untuk entitas syariah saja? kenapa
tidak dimasukkan SAK ETAP?
Jawaban :
Hal ini dikarenakan SAK ETAP dan PSAK 1 memiliki isi dan penyajian yang hampir
sama, di mana PSAK 1 yang lebih kompleks. Bagi perusahaan yang sudah sanggup
menggunakan PSAK 1 atau perusahaan yang akan go public diharuskan untuk
menggunakan PSAK 1. Sedangkan pada entitas syariah, aturannya sangat jauh berbeda
dengan PSAK 1. Perusahaan syariah tidak dapat menggunakan PSAK 1 sebagai
pedomannya, karena memiliki aturan yang sangat jauh berbeda yaitu dari segi transaksi,
jurnal, perkiraan, dll.

4. Apa beda catatan atas laporan keuangan dengan pengungkapan laporan keuangan?
Jawaban :
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian dari pengungkapan laporan keuangan.
pengungkapan lebih kepada kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan sedangkan
catatan merupakan perincian dari masing - masing akun pada laporan keuangan.
Substansi dari catatan atas laporan keuangan adalah
a. Perincian atas laporan keuangan
b. Rincian mengenai kas dan bank yang digunakan oleh perusahaan
c. Rincian mengenai asset tetap yang dimiliki oleh perusahaan

40
Sedangkan untuk pengungkapan laporan keuangan lebih mengenai tentang kebijakan,
seperti kebijakan akuntansi, penilaian, dan metode yang harus digunakan.

5. Bagaimana kondisi antara PSAK (revisi 2013) dengan standar audit yang baru?
Jawaban :
Laporan keuangan diwajibkan ada laporan keuangan komparatif. Sedangkan standar audit
hanya untuk satu tahun (tahun terakhir) untuk penekanan audit satu tahun laporan
keuangan sebelumnya sudah diaudit.
Standar audit yang dulu : audit diatas dua tahun. Laporan keuangan yang belum diaudit,
auditor independen harus mengakui opini tentang laporan keuangan saldo awal sudah
wajar atau implisit (dianggap sudah diaudit)/

6. Apakah alasan judul laporan laba rugi komprehensif diganti menjadi laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lainnya?
Jawaban :
Agar judul lebih sinkron dengan penyajian isi pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain yang mengandung informasi :
- laporan laba rugi mengenai kinerja perusahaan yang dapat dikendalikan perusahaan.
- laporan komprehensif mengenai situasi lingkungan/ ekonomi yang berada diluar
kontrol manajemen.

7. Apakah perbedaan PSAK dengan PSAK ETAP?


Jawaban :

No Elemen PSAK SAK ETAP


1 Penyajian  Laporan posisi keuangan Sama dengan PSAK,
Laporan  Informasi yang disajikan dalam laporan kecuali informasi yang
Keuangan posisi keuangan disajikan dalam neraca,
 Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan
yang menghilangkan pos:
laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
 Aset lancar  Aset keuangan
 Laibilitas jangka pendek  Properti investasi yang
 Informasi yang disajikan dalam laporan diukur pada nilai wajar (ED
posisi keuangan atau catatan atas laporan PSAK 1)
keuangan  Aset biolojik yang diukur
41
pada biaya perolehan dan
nilai wajar (ED PSAK 1)
 Kewajiban berbunga jangka
panjang
 Aset dan kewajiban pajak
tangguhan
 Kepentingan
nonpengendalian
2 Laporan Laba  Laporan laba rugi komprehensif Tidak sama dengan PSAK yang
Rugi  Informasi yang disajikan dalam laporan menggunakan istilah
Laba Rugi dan Penghasilan laporan laba rugi dan
Komprehensif lainnya Penghasilan Komprehensif
 Laba rugi selama periode lainnya, SAK ETAP
 Pendapatan komprehensif lain selama menggunakan istilah laporan
periode laba rugi.

 Informasi yang disajikan dalam laporan


laba rugi dan Penghasilan Komprehensif
lainnya atau catatan atas laporan
keuangan
3 Penyajian Sama dengan PSAK,
Perubahan kecuali untuk beberapa hal yang

Ekuitas terkait pendapatan


komprehensif lain.
4 Catatan Atas  Catatan atas laporan keuangan Sama dengan PSAK,
Laporan  Struktur kecuali pengungkapan

Keuangan  Pengungkapan kebijakan Akuntansi modal.

 Sumber estimasi ketidakpastian


 Modal (ED PSAK 1)
 Pengungkapan lain
5 Laporan Arus  Arus kas aktivitas operasi: metode langsung Sama dengan PSAK
Kas dan tidak langsung kecuali:
 Arus kas aktivitas investasi  Arus kas aktivitas operasi:
 Arus kas aktivitas pendanaan metode tidak langsung

 Arus kas mata uang asing  Arus kas mata uang asing,

 Arus kas bunga dan dividen, pajak tidak diatur.

penghasilan, transaksi non-kas


6 Laporan  Persyaratan penyajian lapkeu konsolidasi Tidak diatur (Lihat Bab 12 SAK
keuangan  Entitas bertujuan khusus ETAP).
42
konsolidasi  Prosedur konsolidasi
dan terpisah  Lapkeu tersendiri
 Lapkeu gabungan
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Bersih untuk periode  Pemilihan dan penerapan
akuntansi, Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan kebijakan akuntansi

estimasi, dan Kebijakan Akuntansi)  Konsistensi dan perubahan


 Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan kebijakan akuntansi
kesalahan
 Pos luar biasa  Perubahan Estimasi
 Laba atau rugi dari aktivitas normal akuntansi
 Operasi yang tidak dilanjutkan  Kesalahan.
 Perubahan estimasi Akuntansi SAK ETAP sudah maju satu
 Kesalahan Mendasar langkah dibandingkan PSAK
 Perubahan kebijakan Akuntansi (tidak ada “kesalahan
 Penerapan suatu standar Akuntansi mendasar” dan “laba atau rugi
keuangan luar biasa”).
 Perubahan kebijakan Akuntansi yang
lain

8. Apakah alasan revisi PSAK 1 2013?


Jawaban :
- Perbaikan dengan istilah yang tepat
- Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum dikeluarkan tahun 2009
- Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 : pemisahaan penghasilan
komprehensif lain dan penyajian informasi komparatif.
- Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada penerapan dini

9. Pada PSAK 1 revisi 2013 bagian mana saja yang baru yang belum termasuk di PSAK
sebelumnya?
Jawaban :
Terdapat beberapa perbedaan antara PSAK No.1 (Revisi 2013) dengan PSAK No.1
(Revisi 2009), diantaranya adalah :
- KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
Seperti yang dijelaskan dalam paragraf 11 PSAK 1 (Revisi 2009), laporan keuangan
lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :
43
a. laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;
b. laporan laba rugi komprehensif selama periode;
c. laporan perubahan ekuitas selama periode;
d. laporan arus kas selama periode;
e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan
informasi penjelasan lain; dan
f. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam
laporan keuangannya.
Sedangkan berdasarkan PSAK 1 (Revisi 2013) seperti yang dijelaskan pada paragraf 10,
laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :
a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode;
b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;
c. laporan perubahan ekuitas selama periode;
d. laporan arus kas selama periode;
e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan
dan informasi penjelasan lain;
informasi komparatif mengenai periode sebelumnya sebagaimana ditentukan dalam
paragraf 38 dan 38A; dan
f. laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya ketika entitas menerapkan
suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-
pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.
PSAK 1 (Revisi 2013) juga menambahkan satu paragraf tambahan berupa paragraf 10A
yang mengatur bahwa entitas dapat menyajikan suatu laporan tunggal untuk laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain, dengan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
disajikan dalam dua bagian. Bagian tersebut disajikan bersama, dengan bagian laba rugi
disajikan terlebih dahulu diikuti secara langsung dengan bagian penghasilan
komprehensif lain. Entitas dapat menyajikan bagian laba rugi dalam suatu laporan laba
rugi terpisah. Jika demikian, laporan laba rugi terpisah tersebut akan langsung
mendahului laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif, yang dimulai dengan
laba atau rugi.

44
- INFORMASI KOMPARATIF

PSAK No.1 (Revisi 2013) mengklasifikasikan Informasi Komparatif yang harus disajikan
dalam Laporan Keuangan menjadi 2, yaitu : (1) Informasi Komparatif Minimum, dan (2)
Informasi Komparatif Tambahan, sedangkan PSAK No.1 (Revisi 2009) tidak membuat
klasifikasi seperti ini.

Informasi Komparatif Minimum

Paragraf 38 PSAK 1 (Revisi 2013) menjelaskan bahwa entitas menyajikan


informasi komparatif terkait dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang
dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan
lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan
keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan
keuangan periode berjalan.

Entitas menyajikan, minimal, dua laporan posisi keuangan, dua laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), dua
laporan arus kas, dan dua laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan
terkait (paragraf 38A).

Informasi Komparatif Tambahan

Paragraf 38C menjelaskan bahwa entitas dapat menyajikan informasi komparatif


sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan SAK,
sepanjang informasi tersebut disiapkan sesuai dengan SAK. Informasi komparatif dapat
terdiri dari satu atau lebih laporan yang dirujuk pada paragraf 10, namun tidak harus
terdiri dari laporan keuangan lengkap. Ketika kasus ini terjadi, entitas menyajikan
informasi catatan atas laporan keuangan yang terkait untuk laporan tambahan tersebut.

Sebagai contoh, entitas dapat menyajikan laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain ketiga (sehingga menyajikan periode berjalan, periode sebelumnya dan
satu periode komparatif tambahan). Akan tetapi, entitas tidak disyaratkan untuk
menyajikan laporan posisi keuangan ketiga, laporan arus kas ketiga atau laporan
perubahan ekuitas ketiga (yaitu laporan keuangan komparatif tambahan). Entitas
45
disyaratkan untuk menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan, informasi
komparatif yang terkait dengan laporan tambahan atas laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain tersebut

- PENYAJIAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

Berdasarkan PSAK No.1 (Revisi 2013) yang akan mulai berlaku efektif sejak 1 Janurai
2015 nanti, terdapat sedikit perubahan untuk judul laporan laba rugi yang harus disajikan.
Kalau sebelumnya, Revisi 2009 PSAK No.1 memberikan judul Laporan Laba Rugi
Komperhensif, maka PSAK No.1 versi Revisi 2013 akan menggunakan judul Laporan
Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain.

Paragraf 81A PSAK No.1 Revisi 2013 menjelaskan bahwa Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehensif Lain (Laporan Penghasilan Komprehensif) menyajikan, sebagai
tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan komprehensif lain :

1. laba rugi;
2. total penghasilan komprehensif lain;

3. penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, yaitu total laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain.

Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, maka entitas tidak menyajikan
bagian laba rugi dalam laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif.
Kemudian, dalam paragraf 82A, berkaitan dengan masalah informasi yang disajikan
dalam Bagian Penghasilan Komprehensif Lain, dijelaskan bahwa Bagian Penghasilan
Komprehensif Lain menyajikan pos-pos untuk jumlah penghasilan komprehensif lain dalam
periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan
komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat menggunakan
metode ekuitas) dan dikelompokkan sesuai dengan SAK :

1. tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan


2. akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.

46
10. Kenapa disebut PSAK 1 2013 tetapi diberlakukan pada 1 Januari 2015?
Jawaban :
Disebut PSAK 1 2013 karena direvisi dan disyahkannya PSAK ini pada tahun 2013
bertepatan tanggal 19 Desember. Diberlakukannya pada 1 Januari 2015 karena setiap
dilakukannya revisi pada PSAK dipakai setelah tiga tahun kemudian, contoh : revisi 2015
dipakai tahun 2018.

47

Anda mungkin juga menyukai