Anda di halaman 1dari 4

APLIKASI KUANTUM DALAM ELEKTRONIKA

Sifat kuantum dari electron juga penting dalam elektronika, terutama dalam desain
mikroskopik yakni microchip. Sebagai contohnya, kelakuan suatu rangkaian, sangat tergantung
pada kemampuan electron untuk menerobos halangan-halangan tertentu. Tetapi salah satu contoh
yang paling rapi tentang penerapan fisika kuantum dalam kehidupan sehari-hari adalah laser.
Suatu alat yang dapat dijumpai di setiap CD Player. Ketika sekoleksi atom atau molekul menjadi
panas, mereka menyerap energi (mereka dikatakan tereksitasi), dan elektron di dalamnya akan
diangkat ke tingkat energy yang lebih tinggi. Apabila dibiarkan dingin, elektron-elektron itu akan
meloncat kembali ke tingkat energy yang lebih rendah memancarkan cahaya secara agak acak
yang menghasilkan kurva radiasi benda hitam. Tetapi jika radiasi lemah dengan energy yang
tepat, efeknya adalah elektron-elektron dalam setiap atom (atau setidaknya sejumlah banyak
atom) akan pindah ke tingkat keadaan tereksitasi. Sekarang, ketika mereka kembali ke bawah
dari tingkat tereksitasi ini mereka akan memancarkan sebuah foton dengan besar energi yang
sama. Bermilyar-milyar foton yang bergerak bersamaan inilah yang membentuk pancaran
berintensitas tinggi dari cahaya monokromatis sebuah penguatan cahaya dengan pancaran
terstimulasi dari radiasi atau Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation
(LASER).

Pertunjukan laser pertama kepada public berlangsung pada tanggal 9 Mei 1969 di
Mills College Oakland, kalifornia. Prinsipnya sangat sederhana – yang berasal dari perhitungan
yang dilakukan Einstein di tahun 1916. Tetapi ternyata kesulitan teknologi untuk membawa
sejumlah besar atom kekeadaan tereksitasi dan menjaganya di keadaan itu sampai siap untuk
dipicu melepaskan energi, sangat besar, sehingga laser pertama tidak berhasil dibuat sampai
setelah 40 tahun kemudian. Dan sekarang sinar laser diarahkan dengan menggunakan cermin
yang dikendalikan dengan magnet dan peralatan elektronik yang dapat menggerakan sinarnya
lebih cepat dari kemampuan mata mengikuti gerakannya. Berikut adalah bagaimana cara laser
bekerja:

1) Cahaya laser terhasilkan dengan mengeksitasi elektron menggunakan sumber


energi yang lemah. Ketika banyak elektron yang tereksitasi, pulsa energi lainya
akan memicunya sehingga mereka semua jatuh ke tingkat rendah yang sama
secara bersamaan. Ini berarti mereka akan memancarkan cahaya dengan panjang
gelombang yang sama dalam bentuk pancaran murni yang terkonsentrasi.
2) Peralatan laser terdiri dari sebuah batang rubi dengan cermin di kedua ujungnya
dan sumber cahaya di dekatnya.
3) Ketika tabung kilatan ditembakan, cahaya memasuki tabung rubi dan
mengeksitasi elektron di kebanyakan atom.
4) Beberapa dari elektron yang tereksitasi jatuh kembali ke tingkat energi yang lebih
rendah memancarkan foton ke segala arah.
5) Foton merambat sepanjang batangan terpantulkan oleh cermin, ,memicu lebih
banyak atom untuk memancarkan foton.
6) Ketika cukup energi telah terbentuk, akan dilepaskan dari salah satu ujungnya
sebagai pancaran cahaya laser yang berpanjang gelombang tunggal dan
berintensitas tinggi.

Saat ini laser bisa didapatkan secara gratis bersamaan dengan perlengkapan hi-fi,
untuk gantungan kunci. Aplikasi ini telah menjadi hal yang mudah di dapat dan menjadi hal yang
biasa.

Tidak ada contoh yang lebih baik dari ini tentang bagaimana fisika kuantum telah
menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sejak zamannya Einsten dan Bohr. Tetapi masih ada
aspek dari dunia kuantum yang harus diselidiki dan digunakan sebagai tekhnologi baru untuk
masa depan. Kemudian contoh lain dari aplikasi dari prinsip-prinsip dalam kuantum yakni
Teleportasi, gaya kuantum. Hal teraneh tentang dunia kuantum adalah caranya sebuah benda
seperti elektron seakan-akan berada di beberapa tempat bersamaan. Dalam eksperimen celah
ganda, sebagai contoh, sebuah elektron yang melewati peralatan seakan-akan “ mengetahui
keseluruhan penataan eksperimennya dan kedudukannya dalam eksperimen tersebut. Ini disebut
dengan non-lokalitas, karena elektron tidak terlokalisasi pada satu titik. Hanya ketika partikel
berinteraksi dengan sesuatu ( seperti misalnya dengan layar TV) fungsi gelombangnya runtuh
dan menjadi terlokalisasi.

Kebanyakan elektron sering berinteraksi dengan sesuatu. Elektron dalam sebuah


atom berinteraksi dalam sebuah atom berinteraksi dengan inti atom, sehingga terlokalisasi tidak
hanya di sekitar atom, tetapi juga pada tingkat energi tertentu. Tetapi benda kuantum dapat
dipersiapkan dalam keadaan dimana mereka berinteraksi hanya dengan cara yang terbatas
dengan benda kuantum lainnya, sehingga non-lokalitas akan muncul dalam bentuk penuhnya.

Eksperimen yang menunjukkan non-lokalitas kuantum dirancang oleh fisikawan


Irlandia, John Bell, yang bekerja di CERN di Jenewa pada pertengahan tahun 1960-an. Beberapa
tim eksperimen berusaha memenuhi tantangan mengubah ide tentang non-lokalitas menjadi
kenyataan, dan demonstrasi yang meyakinkan terlaksana oleh sesuatu grup yang bekerja di Paris
di awal 1980-an. Dalam eksperimen tersebut, sebuah atom diinduksi agar memancarkan dua
buah foton secara silmultan dalam arah yang berlawanan. Karena kedua foton ini berasal dari
tempat yang sama berarti mereka terkolerasi satu dengan lainnya dan, menurut persamaan-
persamaan fisika kuantum, mereka tetap terkait walaupun terpisah jauh, seakan-akan mereka
membentuk satu partikel. Eksperimen membuktikan bahwa pengukuran terhadap sifat dari salah
satu foton pada satu sisi laboratorium mempengaruhi foton lainnya di sisi lain laboratorium
secara simultan. Melalui eksperimen ini non-lokalitas dapat dilihat berlaku.

Sekitar pertengahan tahun 1990-an, para peneliti di Jenewa telah mengembangkan


eksperimen semacam itu sehingga fotonnya sekarang dikirim melalui kabel serat optik sepanjang
10 km (6,2 Mil). Eksperimennya masih menunjukkan efek non-lokalitas. Kedua foton
berkelakuan sebagai sebuah partikel walaupun ketika mereka terpisah 10 Km jauhnya. Dan
tidaklah berlebihan bahwa hal ini adalah asli hasil eksperimen, dan bukan sekedar prediksi dari
teori.

Walaupun beberapa pengaruh mengaitkan kedua foton secara simultan, tidak ada
informasi bermanfaat yang merambat antara keduanya yang bergerak lebih cepat dari kecepatan
cahaya. Pengukuran foton A mengganggu foton B secara acak. Pengamatan dapat menunjukan
bahwa foton B telah terganggu, yang menunjukan bahwa sesuatu terjadi pada foton A, tetapi
tidak dapat diketahui dengan pasti apa yang terjadi pada foton A. tetapi, bila beberapa informasi
(tak lengkap) tentang apa yang dilakukan terhadap foton A dikirimkan kepada kita dengan
melalui cara konvensional (dengan surat, e-mail, atau burung merpati pos), kita dapat
menggabungkannya dengan pengamatan terhadap foton B untuk memperoleh informasi lebih
dari yang akan kita dapatkan melalui salah satu jalur di antara kedua jalur. Ini memiliki implikasi
kegunaan pad kriptografi dan sebagai akibatnya menyedot sejumlah pendanaan. Secara prinsip,
sebuah pesan rahasia dapat dikirim dalam dua bagian, yang masing-masing secara sendirian
tidak memiliki makna, tetapi salah satunya melibatkan keterkaitan kuantum. Keseluruhan pesan
merambat dengan kecepatan tidak lebih dari cahaya karena kedua bagian dibutuhkan, tetapi
keterkaitan kuantum tidak dapat dipotong diperjalanannya tanpa mengubahnya.

Bahkan mungkin suatu pesan itu adalah partikelnya sendiri, foton A – suatu bentuk
teleportasi, walaupun tidak seperti yang terjadi pada Star Trek, yang menyebabkan banyak
fisikawan berkata, “ini adalah teleportasi, Jim, tetapi bukan seperti yang kita kenal.”
Kemungkinan ini ditunjukan oleh Charles Bennet dari Pusat Riset IBM di kota Yorktown
Heights, New York, dalam sebuah karya tulis yang dipublikasikan di tahun 1993. Sejak itu,
eksperimen telah mengkonfirmasi bahwa ide tersebut dapat bekerja, setidaknya dalam skala
laboratorium.

Idenya bergantung pada kenyataan bahwa apabila sebuah benda tidak dapat
dibedakan dari benda lainnya dalam cara apapun, maka mereka sebenarnya benda yang sama.
Sepertai sebuah fotocopy, maka akan memiliki dua benda yang pasti diketahui aslinya. Tetapi
apabila yang aslinya hancur dalam proses, dan “salinannya” identik tak terbedakan dengan
aslinya, maka itu bukan sekedar sebuah salinan sama sekali. Itu adalah aslinya.

Teleportasi kuantum bekerja sebagai berikut. Dua foton yang terkait dipersiapkan
sebagaimana biasanya. Salah satunya dibawa ke tempat yang jauh (ke bulan, misalnya). Yang
satu lagi dibiarkan berinteraksi dengan sebuah elektron, dan semua informasi tentang interaksi
ini (yang merusak keadaan kuantum asli dari foton) disimpan. Interaksi ini akan mengubah
keadaan kuantum dari foton di dalam sebuah kotak di Bulan, tetapi tidak seorangpun di Bulan
yang mengetahui hal ini. Sekarang, hasil interaksi antara foton dan elektron di Bumi tadi dapat
dikirim ke Bulan, dengan roket, atau sinar laser, atau metode konvensional lainnya yang tidak
melibatkan perambatan lebih cepat dari cahaya. Dipersenjatai dengan informasi ini, seorang
fisikawan yang berkeahlian di Bulan dapat mengutak-atik foton di dalam kotak sedemikian rupa
sehingga utak-atiknya melenyapkan perubahan yang disebabkan karena keterkaitannya, dan
menghasilkan salinan yang persis seperti foton yang pertama. Bahkan sesungguhnya dengan
berbagai eksperimen yang masuk akal, foton ini adalah (sama dengan) foton yang pertama.

Perlu diperhatikan bahwa hal semacam ini sebenarnya telah dilakukan, untuk
sepasang foton yang dipisahkan dengan jarak beberapa meter. Pada satu tingkatan, hal semacam
ini agak sia-sia dilakukan untuk sebuah foton, karena seluruh proses berlangsung lebih lambat
dibandingkan dengan kecepatan cahaya, dan akan lebih cepat mengirim foton melewati ruangan
dengan cara konvensional. Tetapi ini menunjukan bahwa secara prinsip memungkinkan bagi
suatu salinan yang persis dari suatu objek fisis dikirim memakai cara ini melewati sembarang
jarak ruang, dengan ketentuan bahwa seluruh proses harus berjalan dengan kecepatan kurang
dari kecepatan cahaya. Sejauh ini, eksperimen teleportasi hanya melibatkan satu foton atau
elektron akan tetapi untuk menteleportasi seorang manusia yang hidup, computer memerlukan
informasi tentang setiap partikel pada setiap atom dari tubuh manusia. Bila ada satu kesalahan,
bisa jadi mayat yang diangkatkan ke atas kapal oleh scoty.

Seberapa cepat ide-ide ini akan menjadi hal-hal yang dapat diterapkan dalam dunia di
luar laboratorium tetap masih perlu ditunggu, tetapi ada sedikit keraguan bahwa hal-hal ini akan
mempengaruhi kehidupan kita tidak berapa lama lagi di masa depan. Lebih dari 150 tahun
computer elektronik modern telah bergantung pada sifat kuantum dari elektron dan atom dalam
cara kerja mikrochip. Tetapi tim-tim riset di berbagai penjuru dunia telah mengusahakan
kemungkinan pembuatan sebuah computer kuantum sesungguhnya, yang merupakan
pengembangan dari komputer terbaik saat ini sebagaimana computer saat ini merupakan
pengembangan dari sempoa. Cara terbaik untuk menggambarkan bagaimana alat semacam itu
bekerja adalah dengan menggunakan ide superposisi keadaan. Para fisikawan masih berdebat
apakah benda sperti seekor kuncing dapat berada dalam sebuah superposisi, tetapi tidak ada
keraguan bahwa sebuah elektron dapat berada dalam dualitas superposisi ini. Sebagai contoh,
sebuah elektron di dalam atom dapat berada dalam dua keadaan-keadaan dasar dengan energi
terendah, atau keadaan tereksitasi yang dapat dicapainya bila ia memiliki energi yang cukup.
Kedua keadaan ini dapat berkaitan dengan bilangan 0 dan 1 dalam kode biner standar dari
komputer. Sebuah unit informasi kuantum tunggal semacam itu sering dikatakan sebagai sebuah
titik kuantu. Apabila cahaya dengan panjang gelombang yang tepat disinarkan pada atom dalam
selang waktu yang tepat, maka akan memungkinkan untuk menghasilkan situasi dimana terdpat
kebolehjadian 50:50 bagi elektron untuk berada pada salah satu dari dua keadaan ini. Dalam
fisika kuantum, hal ini sama dengan mengatakan bahwa fungsi gelombang elektron

Anda mungkin juga menyukai