PENDAHULUAN
Komunikasi yang efektif khususnya komunikasi antar personal merupakan tema yang
penting, karena semua komunikasi manusia yang dilaksanakan pada semua konteks yang
bertujuan menghasilkan komunikasi yang efektif . (Billie J. Walstroom 1992:133)
Gangguan dalam sistem komunikasi adalah sesuatu yang membuat pesan yang
disampaikan berbeda dengan pesan yang diterima. Gangguan dapat bersumber dari unsur-
unsur komunikasi, misalnya dari komunikator, komunikan, pesan, media, atau saluran yang
mengurangi usaha bersama untuk memberikan makna yang sama atas pesan. Akibat
gangguan itu, maka seperti kata Vadim Kotelnikov dalam ten3 East-West: saya tahu bahwa
anda percaya anda memahami apa yang anda piker tentang perkataan saya, tetapi saya tau
persis apakah anda mengerti apa yang saya maksudkan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi antarpersonal yang efektif.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hambatan komunikasi.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan jenis-jenis hambatan komunikasi antar
personal.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan periksa dan atasi faktor penghambat
komunikasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komunikasi antarpersonal yang efektif
Komunikasi yang efektif khususnya komunikasi antar personal merupakan tema yang
penting, karena semua komunikasi manusia yang dilaksanakan pada semua konteks yang
bertujuan menghasilkan komunikasi yang efektif.
Menurut Saudra Hybels dan Richard L. Weaver II (1992) komunikasi yang efektif harus
memperhatikan beberapa syarat, yaitu:
Dalam setiap proses komunikasi baik linear, interaktif maupun transaksi, kita selalu
menemui gangguan atau hambatan. Berbicara tentang gangguan komunikasi, kita dapat
3
mengartikannya sebagai “sesuatu” yang menghalangi kelancaran peralihan pesan atau informasi
dari sumber kepada penerima. Konsep tentang gangguan komunikasi diperkenalkan untuk
pertama kalinya oleh Shannon dan Weaver yaitu: berkaitan erat dengan gangguan mekanis dalam
pengalihan informasi dari sumber kepada penerima yang dilukiskan selalu mengalami distorsi
atau interferensi dari gelombang udara yang pada akhirnya mengganggu kelancaran pengalihan
pesan. Distorsi yang ditimbulkan oleh gelombang udara tersebut sama seperti ketika anda merasa
terganggu oleh suara “berisik” pada siaran radio atau televisi anda terganggu karna muncul butir-
butir pasir dilayar sehingga anda tidak dapat menikmati siaran televisi dengan baik.
1. Fisik adalah berupa interferensi dengan transmisi fisik isyara atau pesan lain, misalnya
desingan mobil yang lewat, degungan computer, kaca mata, dan lain-lain.
2. Teknis adalah berupa gangguan pada alat-alat teknis sehingga kita tidak dapat
berkomunikasi dengan baik.
3. Psikologis adalah interferensi atau mental, misalnya kita berprasangka sosial terhadap
orang lain, streotip yang negative, salah mempresepsi orang lain, konsep diri yang tidak
jelas sehingga membuat kita merasa rendah diri, kurang percaya diri, kebutuhan dan
keinginan yang tidak terpenuhi, emosi yang tidak terkendali, dan lain-lain.
4. Sosiologis dan antropologis adalah benturan Antara kepentingan kiya dengan nilai dan
norma budaya komunitas atau masyarakat, hambatan struktur dan stratifikasi sosial,
etnosentrisme, sikap diskriminatif, dan lain-lain.
5. Bahasa adalah perbedaan Bahasa, perbedaan penerapan tata Bahasa seperti semantik,
fonem, aksen, jargon, argot yang membuat pembicara dan pendengar memberi makna
yang berlainan atas pesan. Demikian juga perbedaan ketika menafsirkan symbol
komunikasi non verbal seperti kinesik, prokesemik, haptik, paralinguistic, dan lain-lain.
4
Tidak atau kurang berkompoten
Tidak atau kurang trampil lisan dan
tertulis
Tidak efektif merumuskan tujuan
komunikasi
Tidak atau kurang
kredibel(pendidikan, pengalaman,
kekuasaan, dan wewenang)
5
Tanggapan yang tidak tepat
Gangguan Internal
Eksternal
6
a) Pengaruh status senioritas dalam komunikasi lisan, apakah orangh tua dibiarkan
lebih banyak bicara daripada anak muda
b) Perhatikan isyarat apa yang boleh dikatakan dan tidak boleh dikatakan
c) Bagaimana cara anda mengatakan (langsung ke tujuan atau berputar-putar)
d) Perhatikan dengan siapa berkomunikasi antarbudaya
6. Tidak terbiasa mendengarkan
Sebagai penelitian tentang kebiasaan mendengarkan menunjukan bahwa lebih dari
separuh perhatian dalam berkomunikasi dicurahkan untuk mendengarkan (53%), 17%
untuk membaca, 16% untuk berbicara dan 14% untuk menulis.
7. Tidak bisa membuka diri dalam percakapan.
Ada dua jenis percakapan: aggressive talk (percakapan agresif) dan reggretable
talk (percakapan yang sebetulnya tak perlu terjadi). Kedua taktik percakapan ini
bertujuan untuk membuka diri, namun hal ini sangat tergantung dari asumsi bahwa semua
relasi atau komplikasi antar personal dibentuk oleh peran komunikator sebagaimana yang
diharapkan oleh komunikan.
Ada banyak teori yang membahas hal pengungkapan diri kitakepada komunikan dalam
relasi antarpersonal. Di sini adalah teori Joseph Luft dan Harry Ingham, yang
menggambarkan self-disclosure dari seorang komunikator.
Jika di analisis, ada 4 tipe manusia dalam cara mengungkapkan diri :
a) Orang yang open minded person or of ideal window
b) Orang yang tampil ibarat banteng mabuk yang menabrak toko cina (exhibitionist
or bull in china shop
c) Orang yang suka menyendiri , sifat orang ini seperti penyu (loner and loner as
turtle)
d) Orang yang memiliki tipe interviewer. (Hall,Jay,1988)
Bagan “ Jendela Johari” menunjukan 4 bidang, masing-masinng bidang menjelaskan
tentang suatu informasi tentang status suatu informasi yang diketahui oleh komunikator
(self) dengan yang diketahui oleh komunikan (others). Jika dirinci, ke-4 bidang itu
adalah:
a) Open pane : bidang terbuka, yang menggambarkan situasi dimana ada suatu
informasi tentang diri kita (komunikator) yang diketahui oleh komunikan
b) Blind Pane : bidang buta, yang menggambarkan situasi dimana ada suatu
informasi tentang diri kita yang tidak diketahui diri sendiri (komunikator) namun
diketahui orang lain (komunikan)
c) Hidden Pane : bidang tersembunyiyang menggambarkan situasi dimana ada
informasi tentang diri kita yang diketahui oleh diri sendiri (komunikator) maupun
orang lain (komunikan)
d) Unknown Pane : bidang tidak dikenal, yang menggambarkan situasin dimana ada
informasi tentang diri kita yang tidak diketahui oleh diri sendiri (komunikator)
maupun orang lain (komunikan)
7
Ubah relasi Antara komunkatordengan komunikan melalui “pengungkapkan diri”, atau
dalam model diatas dapat dicoba melalui perbesaran bidang.
a) Jika bidang 1 diperbesar, kita akan menemukan seorang pribadi (komunikator)
yang ideal, orang yang selalu terbuka dengan orang lain (open minded person or
of ideal)
b) Jika bidang 2 diperbesar, kita akan menemukan seorang pribadi yang terlalu
menonjolkan diri namun buta terhadap dirinya sendiri. Orang ini seperti banteng
mabuk yang menabrak toko cina (exhibitionist or bul in china shop)
c) Jika bidang 3 diperbesar, kita akan menemukan seorang pribadi yang suka
menyendiri. Sifat orang ini seperti penyu (loner and loner as turtle)
d) Jika bidang 4 diperbesar, kita akan menemukan seorang pribadi yang tahu
banyak tentang orang lain namun dia menutup dirinya sendiri (tipe interview).
8. Tidak tahu strategi mennggunakan media
Kerapkali kita gagal berkomunikasi karena kita tidak tahu strategi menggunakan
media. Perhatikan bahwa anda lebih banyak menggunakan media sensoris atau pesan non
verbal dalam komunikasi antarpersonal jika dibandingkan dengan komunikasi dengan
public atau massa. Anda harus dapat membedakan bahwa pesan suara itu disampaikan
lewat radio ( mementingkan suara) dan bukan surat kabar yang lebih mengutamakan
efektivitas penggunaan ruang.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi yang efektif khususnya komunikasi antar personal merupakan tema yang
penting, karena semua komunikasi manusia yang dilaksanakan pada semua konteks yang
bertujuan menghasilkan komunikasi yang efektif.
Factor penghambat komunikasi, Tidak mengenal audiens, Tidak tahu bagaimana penerima
menyerap komunikasi, Tidak tahu pola komunikasi budaya, Jarang melakukan evaluasi
respons komunikasi, Tidak tahu kebiasaan berkomunikasi lisan, Tidak terbiasa
mendengarkan , Tidak bisa membuka diri dalam percakapan, Tidak tahu strategi
mennggunakan media, dan Tidak bisa berkomunikasi secara tertulis.
3.2 Saran
1. Para penulis makalah selanjutnya, untuk lebih banyak membaca dan mengumpulkan
referensi agar dapat menyempurnakan makalah dengan materi dan pembahasan yang lebih baik
lagi.
2. Para pembaca makalah ini, untuk lebih giat mempelajari dan menelaah pelajaran khususnya
materi kewarganegaraan dan dapat mengamalkannya serta mengingatkan penulis untuk
memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam makalah ini.
9
Bab IV
Daftar Pustaka
10