BAB III
GAMBARAN
UMUM
3.1 Gambaran Umum Kabupaten Buru
3.1.1 Orientasi Geografis dan Administrasi
abupaten Buru Terletak antara 20 25’ lintang selatan dan
K 30 83’ lintang selatan dan antara 1260 08’ bujur timur dan
1270 20’ bujur timur. Kabupaten Buru dibatasi oleh laut
seram di sebelah utara, kabupaten buru selatan disebelah
selatan , kabupaten Buru Selatan dan laut Seram di sebelah barat dan
selat manipa diselah timur.
Tabel 3.1
Luas Area Kabupaten Buru Dirinci Per Kecamatan Tahun 2010
Persentase terhadap
Kecamatan Luas area (km2)
luas kabupaten
Namlea 951,15 12,52
Air Buaya 45334,00 59,69
Waeapo 1232,60 16,23
Waplau 585,23 7,70
Bata Bual 292,60 3,85
7595,58 100,00
Sumber Kabupaten Buru Dalam Angka Tahun 2011
Gambar 3.2
Persentase Luas area kabupaten Buru dirinci per kecamatan tahun 2010
Dari grafik dan tabel diatas dapat dilihat bahwa kecamatan Namlea
merupakan kecamatan terluas ketiga setelah kecamatan Air Buaya dan
kecamatan Waeapo. Dimana Kecamatan Namlea memiliki luas wilayah
sebesar 951,15 Km2 atau sebesar 12,52% dari total luas wiayah
Kabupaten Buru.
Pada tahun 2010, suhu udara berkisar antara 23,70 0 C sampai 31,40 0
Curah hujan disuatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,
keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu
jumlah curah hujan beragam menurut bulan untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tebel curah hujan dibawah ini :
Tabel 3.2
Curah Hujan kabupaten Buru dirinci per Bulan tahun 2010
Bulan Curah hujan Jumlah hari hujan
Januari 319,0 28
Februari 243,8 17
Maret 328,0 20
April 160,1 17
Mei 210,2 11
Juni 248,6 16
Juli 153,0 18
Agustus 346,6 19
September 109,9 10
Oktober 100,3 14
November 126,3 15
Desember 239,3 24
Rata-rata 215,4 17,42
Sumber Kabupaten Buru Dalam Angka Tahun 2011
Laporan Pendahuluan
Penyusunan dan Cetak Buku Review RDTR Kota Namlea
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa curah hujan tertinggi berada pada
bulan agustus yaitu 346,6 sedangkan untuk jumlah hari hjan terbanyak
berada padda bulan januari yaitu sepanjang 28 hari.
3.1.4 Pertanian
Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian
Indonesia umumnya dan kabupaten Buru khususnya. Peranan sektor
pertanian ini dapat dilihat dari kontribusina pada PDRB kabupaten Buru
yaitu sebesar 51,22 persen ditahun 2010 dengan penyerapan tenaga
kerja yang relatif cukup besar dibandingkan dengan sektor lainya. Selain
itu kabpaten buru dijadikan lumbung hasil pertanian di provinsi Maluku.
Pertaniajn di kabupaten Buru dibagi menjadi bebereapa sektor yaitu
diantaranya tanaman pangan, perkebunan rakyat, kehutanan, pertenakan,
dan perikanan .
3.1.4.3 Kehutanan
Menurut fungsinya hutan dibagi menjadi kawasan lindung, kawasan
budidaya dan areal penggunaan lain. Luas kawasan lindung sampai
dengan tahun 2010 di Kabupaten Buru sebesar 109.673,00 hektar. Luas
kawasan budidaya mencapai 355.114 hektar. Yang terdiri dari hutan
produksi terbatas sebesar 113.252 hektar, hutan produksi tetap 107.851
hektar, dan hutan produksi yang dapat dikonversi sebesar 134.011 hektar.
Sampai dengan tahun 2010 luas area penggunaan air tercatat sebesar
26.505,89 hektar.
Luas lahan kritis pada tahun 2010 tercatat sebesar 236.598 hektar. Dari
jumlah tersebut sekitar 17.726 berada diluar kawasan hutan dan sisanya
berada di dalam kawasan hutan.
Laporan Pendahuluan
Penyusunan dan Cetak Buku Review RDTR Kota Namlea
3.1.4.4 Peternakan
Pada tahun 2010 untuk golongan ternak besar, populasi sapi tercatat
sebanyak 50.107 ekor, kerbau 4.139 ekor, dan kuda 695 ekor. Untuk
golongan ternak kecil populasi terbanyak adalah kambing yaitu 40.863
ekor, sedangkan babi 2.558 ekor. Pada ternak unggas populasi itik
tercatat sebanyak 326.174 ekor dan ayam buras 1.856.373 ekor.
Produksi daging yang berasal dari pemotongan ternak pada tahun 2010
untuk daging sapi adalah sebesar 219,45 ton sedangkan daging kambing
6,9 ton.
3.1.4.5 Perikanan
Dengan konsumsi ikan laut yang cukup tinggi di kabupaten Buru maka
subsektor ini sangat penting untuk diperhatikan. Rumah tangga perikanan
(RTP) di kabupaten Buru masih tergolong tradisional dengan perahu
pengkap ikan yang masih didominasi perahu tanpa motor . banyaknya
RTP di kabupaten Buru sebesar 5185 rumah tangga dengan jumlah
kelompok nelayan sebanyak 552 keompok dari 31 desa nelayan.
3.1.5 Kependudukan
3.1.5.1 Penduduk
Berdasarkan hasil sensus penduduk Kabupaten Buru pada tahun 2010
memiliki jumlah enduduk sebesar 108.455 jiwa dimana 55.270 jiwa
berjenis kelamin laki-laki dan 52.725 jiwa perempuan. Dengan luas
wilayah sebesar 7595,58 km2 , kabupaten buru memiliki tingkat kepadatan
penduduk sebesar 14 ,28 jiwa /km2.
3.1.6 Transportasi
3.1.6.1 Jalan
Gambar 3.3
Kondisi Jalan di Kecamatan Namlea
Jarak dari desa Namlea ke Ambon sebagai ibukata povinsi yaitu 183 km2.
Sedangkan jarak dari desa Namlea ke desa-desa lain bervarasi.
Kecamatan Namlea awalnya memiliki 11 desa dan 9 dusun. Namun
dengan mekarnya dusun Batu Boy menjadi desa, hingga sekarang
kecamatan Namlea terdiri atas 12 desa dan 8 dusun.
Kecamatan Desa
Lala
Karang
Jaya
Ubung
Jikumerasa
Sawa
Waimiting
Waeperang
Luas (Km2) 951,15
Catatan : *Termasuk Desa Batu Boy
Sumber : Profil Kecamatan Namlea 2009
Laporan Pendahuluan
Penyusunan dan Cetak Buku Review RDTR Kota Namlea
B. Kemiringan Lereng
Bentuk wilayah Kecamatan Namlea dikelompokkan berdasarkan
pendekatan fisiografi (makro relief), yaitu Dataran, Pantai, Perbukitan dan
Pegunungan termasuk di dalamnya Dataran Tinggi (plateau / Pedmont)
dengan kelerengan yang bervariasi. Kecamatan Namlea didominasi oleh
kawasan pegunungan dengan elevasi rendah berlereng agak curam
dengan kemiringan lereng >40%. Jenis kelerengan lain yang mendominasi
kawasan ini adalah elevasi rendah berlereng bergelombang dan agak
curam serta elevasi sedang berlereng bergelombang dan agak curam.
C. Hidrologi
Tinjauan kondisi hidrologi dimaksudkan untuk mengetahui keberadaan
dan kondisi sumber air guna memenuhi kebutuhan penduduk akan air
bersih yang layak pakai.
Berdasakan pengamatan di lapangan, di dalam kawasan perencanaan tidak
ditemukan aliran sungai. Sungai yang ditemukan adalah sungai intermiten yaitu
sungai yang mengalir apabila musim hujan. Sungai ini ditemukan di bagian utara
kawasan perencanaan. Di Dusun Lala ditemukan juga sungai berair tetapi tidak
mengalir. Sungai tersebut merupakan kemenerusan dari danau yang berada di
Karang Jaya yang berada di sebelah baratnya. Sungai tersebut bersentuhan
langsung dengan air laut, sehingga kandungan air Danau Karang Jaya adalah
asin.
Sumber air tanah banyak dijumpai di sekitar Kota Namlea lama, yaitu berupa
sumur-sumur gali dengan kedalaman kurang dari 10 m. Sumber air tersebut
merupakan air permukaan, mengingat dareah tersebut berada pada elevasi
terendah dan dibatasi oleh lereng bukit sehingga berpotensi sebagai resapan
air dari wilayah sekitarnya. Namun kondisi air permukaan tersebut tidak bisa
Laporan Pendahuluan
Penyusunan dan Cetak Buku Review RDTR Kota Namlea
digunakan untuk keperluan minum karena sudah terpengaruh kondisi air laut
yang asin. Ini dikarenakan kondisi batuan endapan undak sebagai akuifer dari
resapan air tanah merupakan lapisan batuan yang mempunyai pori-pori
sating berhubungan yang bersentuhan langsung dengan air laut yang berada
di bagian selatan dan barat daya daerah perencanaan, sehingga kemungkinan
air laut mengintrusi ke dalam lapisan batuan tersebut sangat besar.
Selain itu, dapat dijumpai sumber mata air permukaan lainnya, yaitu di sekitar
Dusun Lala dan Karang Jaya. Sumber mata air di daerah ini digunakan oleh
PDAM setempat sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan penduduk kota
Namlea lama dan sekitarnya. Proses pendistribusian air dilakukan dengan
menggunakan pompa berdaya rendah (kurang layak untuk memenuhi
kebutuhan penduduk suatu kota, apalagi sumber listrik yang digunakan
untuk sine-alankan pompa masih tergantung kepada mesin diesel dengan
kemampuan daya rendah) yang kemudian disalurkan melalui pipa-pipa yang
ditanam dalam tanah dengan kedalaman sekitar setengah meter.
D. Geomorfologi
Sedangkan secara geomorfologis, bentang alam di Kecamatan Namlea
dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) bentang alam yaitu bentang alam
asal vulkanik yang dicirikan dengan adanya topografi bergunung-gunung
dan lereng terjal, bentang alam asal denudasional yang membentuk
rangkaian pegunungan dan perbukitan berbentuk kubah, bentang alam
asal solusial dan bentang alam asal fluvial yang cenderung membentuk
topografi datar pada lembah-lembah sungai.
E. Klimatologi
3.2.3 Kependudukan
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, kecamatan Namlea
berpenduduk 37.218 jiwa, dimana 18.931 jiwa berjenis kelamin laki-laki
Laporan Pendahuluan
Penyusunan dan Cetak Buku Review RDTR Kota Namlea
dan 18.287 jiwa adalah perempuan. Dengan luas wilayah sebesar 951,15
km2, tingkat kepadatan penduduk 39,13 jiwa/km2.
Jumlah keseluruhan rumah tangga yang terdapat di Kecamatan Namlea
sebanyak 7.852 rumah tangga.
Tabel 3.6
Jumlah Rumah Tangga Menurut Desa di Kecamatan Namlea, 2010
Jumlah Rumah
Desa
Tangga
Jamilu 258
Sanleko 264
Siahoni 78
Namlea* 5.058
Lala 203
Karang Jaya 362
Ubung 371
Jikumerasa 421
Sawa 355
Waimiting 139
Waeperang 143
Jumlah 7.852
Catatan: *Termasuk Desa Batu Boy
Sumber: Sensus Penduduk 2010
Tabel 3.8
Struktur Penduduk Perkotaan Berdasarkan Kelompok Umur
3.2.4 Perekonomian
3.2.4.1 Pertanian
Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian
Indonesia. Tidak kalah pentingnya pula bagi perekonomian kecamatan
Namlea.
A. Tanaman Pangan
Sub sektor tanaman pangan merupakan salah satu sub sektor pada
sektor pertanian. Sektor ini mencakup tanaman padi (padi sawah dan
padi ladang), jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, dan
kacang kedelai.
Tabel 3.10
Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Sayuran
Menurut Jenis di Kecamatan Namlea, 2010
Produktivitas
Jenis Tanaman Luas Panen (ha) Produksi (ton)
(kw/ha)
Bawang Merah 3,25 10,40 32,00
Tomat 17,25 60,38 35,00
Bayam 4,80 4,80 10,00
Kol-Kubis 0 0 0
Sawi-Petsai*) 5,00 15,50 31,00
Kangkung 6,15 19,07 31,01
Labu Siam 6,60 21,12 32,00
Terong 11,00 31,90 29,00
Kacang Panjang 7,00 20,48 29,26
Buncis 16,70 48,10 28,80
Sumber : Buru Dalam Angka 2011
Tabel 3.11
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Buah-buahan
menurut Jenis Buah di Kecamatan Namlea, 2010
Produktivitas
Jenis Tanaman Luas Panen (ha) Produksi (ton)
(kw/ha)
Alpokat 5,00 4,45 8,90
Mangga 27,00 70,47 26,10
Nangka 3,00 10,05 33,50
Durian 8,60 75,68 88,00
Jeruk 6,50 7,18 11,05
Pepaya 4,00 4,60 11,50
Rambutan 0 0 0
Pisang 30,00 91,20 30,40
Sumber : Buru Dalam Angka 2011
B. Peternakan
Pada tahun 2010 untuk golongan ternak besar, populasi sapi di
kecamatan Namlea tercatat sebanyak 9.718 ekor. Untuk golongan
ternak kecil, populasi kambing sebanyak 7.263 ekor [Tabel 6.3.1].
Laporan Pendahuluan
Penyusunan dan Cetak Buku Review RDTR Kota Namlea
Pada ternak unggas, populasi itik tercatat sebanyak 10.035 ekor dan
ayam buras 104.587 ekor.
Tabel 3.12
Populasi Ternak menurut Jenis Ternak di Kecamatan Namlea, 2010
Jenis Ternak Populasi
Sapi 9.718
Kerbau 0
Kuda 0
Kambing 7.263
Babi 0
Jumlah 16.981
Sumber : Buru Dalam Angka 2011
Tabel 3.13
Populasi Unggas menurut Jenis Ternak di Kecamatan Namlea, 2010
Jenis Unggas Populasi
Ayam Buras 104.587
Itik 10.035
Jumlah 114.622
Sumber : Buru Dalam Angka 2011
Produksi daging yang berasal dari pemotongan ternak pada tahun 2010
untuk daging sapi adalah sebesar 48,07 ton, sedangkan daging kambing
1,28 ton.
Tabel 3.14
Produksi Daging menurut Jenis Ternak di Kecamatan Namlea (ton), 2010
Jenis Ternak Populasi
Sapi 48,07
Kerbau 0
Kuda 0
Kambing 1,28
Babi 0
Jumlah 49,35
Sumber : Buru Dalam Angka 2011
3.2.5 Pertambangan
3.2.6 Industri
Laporan Pendahuluan
Penyusunan dan Cetak Buku Review RDTR Kota Namlea
Gambar 3.
Pasar Trandisional yang ada di Kecamatan Namlea
Gambar 3.
Penggunaan Lahan yang ada di Kecamatan Namlea
Gambar 3.
Saluran Drainase yang ada di sekitar Kecamatan Namlea
Laporan Pendahuluan
Penyusunan dan Cetak Buku Review RDTR Kota Namlea
Gambar 3.
Salah satu PLN yang ada di Kecamatan Namlea
Sepanjang tahun 2010, pada PT. PLN (Persero) Ranting Namlea, telah
terpasang daya sebesar 5.040 KW, Produksi listrik sebesar 1.310.475
KWh dan 955.288 KWh listrik terjual.
Tabel 3.16
Daya Terpasang, Produksi, dan Listrik Terjual PT. PLN (Persero)
di Kecamatan Namlea, 2010
Daya Terpasang Produksi Listrik Listrik Terjual
Lokasi
(KW) (KWh) (KWh)
Ranting Namlea 5.040 1.310.475 955.288
Sumber : Buru Dalam Angka 2011
3.2.11.5 Persaampahan
Pengelolaan sampah perdesaan secara individual pada umumnya dilakukan
secara tradisional. Yang mana sampah yang dihasilkan dikelola dengan jalan
dibakar, ditimbun, dibuang ke kebun-kebun dan bahkan ada yang dibuang ke
pinggir jalan. Sampai saat ini penduduk perdesaan merasa tidak ada masalah
dengan sampah, karena mereka berfikir masih terdapat lahan-lahan kosong yang
Laporan Pendahuluan
Penyusunan dan Cetak Buku Review RDTR Kota Namlea
Gambar 3.
Tempat Pembuangan akhir di Kecamatan Namlea
3.2.11.6 Prasarana Telekomunikasi
3.2.12 Kondisi Sarana dan Fasilitas Lingkungan
3.2.12.1 Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Namlea meliputi TK, SD,
SMP, Mts, SMA, dan MA. Sarana pendidikan yang paling banyak terdapat
di Kecamatan Namlea adalah Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di setiap
Desa. Sedangkan sarana pendidikan yang paling sedikit terdapat di
Kecamatan Namlea adalah MA dengan jumlah I unit. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 3.16.
Tabel 3.17
Jumlah Sarana Pendidikan Menurut Jenis di Kecamatan Namlea
Jenis Sarana Tahun
Pendidikan 2008 2009 2010
TK 9 9 10
SD 21 22 23
SMP 5 6 6
MTs 2 2 3
SMA 3 5 3
MA 1 1 1
Sumber : Buru Dalam Angka 2011
Laporan Pendahuluan
Penyusunan dan Cetak Buku Review RDTR Kota Namlea
Tabel 3.18
Jumlah Sarana Tempat Ibadah Menurut Jenis dan Desa di
Kecamatan Namlea
Desa Tempat Ibadah
Mesjid Gereja Jumlah
Jamilu 1 - 17
Sanleko 2 - 1
Siahoni 1 - -
Namlea* 17 - 3
Lala 1 - 1
Karang Jaya - - 1
Ubung 2 1 2
Jikumerasa 1 - 2
Sawa 2 - 1
Waimiting 1 - 1
Waeperang - - 2
Jumlah 30 2 28
2009 26 2 28
2008 26 2 28
Catatan : *Termasuk Desa Batu Boy
Sumber : Buru Dalam Angka 2011
Laporan Pendahuluan
Penyusunan dan Cetak Buku Review RDTR Kota Namlea
Gambar 3.
Mesjid yang ada di Kecamatan Namlea
Gambar 3.
Puskesmas yang ada di Kecamatan Namlea