Anda di halaman 1dari 15

Studi Kasus Sistem Vaskularisai Pada Manusia.

NISA KAMILA (102012291)/B6

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen KridaWacana


Jl. TerusanArjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp.021-56942061
Fax. 021-5631731

email :niskamila@yahoo.com

Skenario

Seorang bapak berusia 50 tahun megalami luka pada ujung jari jempolnya yang sudah tidak
sembuh-sembuh selama satu bulan, ketika diperiksa oleh dokter pasien tersebut menderita gangguan
aliran darah pada tungkainya.

Pendahuluan

Pada hakekatnya pembuluh darah mengandung sejumlah otot yang halus yang dapat
menyempit dan melebar. Jika otot pembuluh darah dalam keadaan santai maka pembuluh darah
melebar sehingga darah mengalir lebih banyak. Sebaliknya jika otot pada pembuluh darah
mengadakan penyempitan, maka darah yang mengalir lebih sedikit. Dengan adanya kontraksi
pembuluh darah yang melebar dan menyempit, pembuluh darah dapat mengendalikan tekanan
darah. Tekanan darah bergantung pada jantung sebagai pompa dan hambatan pembuluh arteri.
Jumlah darah yang dipompa oleh jantung dinamakan cardiac output, keluaran (output) ini
tergantung dari kecepatan jantung berdenyut dan darah yang dipompakan pada setiap denyutan.
Cardiac output juga tergantung dari jumlah darah dalam peredaran, semakin banyak berarti
semakin tinggi tekanan darahnya

Vaskularisasi ekstremitas inferior

A. Pembuluh Nadi Extremitas Inferior


Extermitas inferior dipendarahi oleh A. Femoralis yang merupakan lanjutan dari A. Iliaca
externa. Setelah melewati canalis adductorius, A. Femoralis selnjutnya disebut sebagai A.
Poplitea.
Cabang-cabang A. Femoralis:
-Cabang Superfisial:
 A. Epigastrica superfisialis yang berjalan ke arah kranialis ke dinding perut
 A. Circumflexa ilium superfialis menuju ke arah lateralis sejajar dengan ligamentum
inguinale
 Aa. Pudendae externae, mengurus genitalia externa.

-Cabang Profunda:

*A. profunda femoris, cabang-cabangnya terbesar yang memberi darah pada sebagian besar
tungkai atas. Cabang-cabang Aa. Profunda femoris adalah:
 A. Circumflexa femoris medialis: menuju ke otot-otot adduktor (R. Superfisialis dan R.
Profundus) dan ke ariculatio coxae ( R. Articularis). R. profundus mengadakan
anastomosis dengan cabang-cabang A. Glutea superior dan inferior.
 A. Circumflexa femoris lateralis: berjalan ke arah lateral dan bercabang menjadi ramus
ascendens dan descendens. R. ascendens mengadakan anastomosis dengan A. Glutae
superior dan A. Circumflexa ilium profunda. Ramus descendens berhubungan dengan A.
Ganus superior lateralis dan A. Circumflexa femoris medialis.
 Aa. Perforantes: pembuluh-pembuluh ini membelok ke arah femoris medial. Dan
menembus otot-otot addktor untuk mencapai bagian posterior tungkai atas.

*A. Genu suprema : dipercabangan dalam canalis adductorius, kemudian menembus


membrana vasto-adductoria bagian distal, bersama n. Saphenus, dan akhirnya ikut membentuk
rete articulare genu ( dengan beranastomosis dengan A. Genus superior medialis).

A. poplitea: adalah lanjutan A. Femoralis, mempercabangkan:

 A. Genus superior medialis


 A. Genus superior laterals
 A. Genus superior media
 Aa. Surales
 A. Genus inferior medialis
 A. Genus inferior lateralis

Kemudian pembuluh tersebut bercabang dua menjadi:

 A. Tibialis anterior, melalui lobang di dalam membrana interossea dan mencapai bagian
anterior tungkai bawah dimana dipercabangkan A. Reccurens tibialis anterior dan
posterior.
 A. Tibialis posterior mempercabangkan ramus fibularis untuk rete articularis genu dan A.
Peroneae.
A. Obturatoria cabang A. Iliaca interna (A. Glutea superior) melalui foramen
obtiratorium akan mencapai otot-otot adduktor dan bercabang menjadi ramus superfisialis dan
rams profundus.
A. Glutae superior mengambil jalan melalui foramen suprapriforme. Cabng-cabngnya
mengadakn anastomosis dengan A. Circumflexa femoris lateralis dan ramus profundus a.
Circumflexa femoris medialis.
B. Pembuluh Balik Extermitas Inferior
Di jaringan subkutan di bagian anterior dapat ditemukan v. Saphena magna, yang pada fossa
ovalis menembus fascia cribosa dan bermuara ke dalam v. Femoralis. Selian pembuluh ini
terdapat pula beberapa pembuluh balik lain, yang membelok ke dalam pada fossa ovalis, adalh
v. Epigastrica suerfisialis, v. Circumflexa ilium superfisialis, vv. Pdendae externae. Masing-
masing pembuluh balik ini mengikuti perjalanan pembuluh nadi yang sesuai dengan namanya.
Biasanya tiap pembuluh nadi diikuti oleh 2 pembuluh balik, kecuali:
 A. Profunda femoris, yang hanya mempunyai satu v. Profunda femoris
 A. Femoris
C. Topografi Regio Cruris
Pada ujung-ujungnya distal poplitea A. Poplitea bercabang menjadi A. Tibialis anterior dan
A. Tibialis posterior

Tibialis anterior, menembus memebraa interossea dan tiba di regio cruris anterior, dimana
pembuluh ini menuju ke arah distal di sisi lateral M. Tibialis anterior. Cabang-cabangnya
adalah:

 A. Recurrens tibialis anterior


 A. Recurrens posterior, cabang untuk rete articularis genus.
 A. Malleolaris medialis anterior
 A. Malleolaris lateralis anterior, dan berakhir, dan berakhir sebagai A. Dorsalis pedis.
A. Tibialis Posterior, mempercabangkan ramus fibularis untuk rete articulari genus dan
A. Peronea, lau berjalan di bawah arcus tendineus m. Solei dan dengan demikian terletak antara
lapisan otot-otot flexor dangkal dan lapisan otot-otot flexor dalam. Cabang-cabangnya:
 A. Malleolaris medialis posterior untuk rete malleolare, dipercabangan di daerah malleoli
 Ramus calcaneus medialis posterior bercabang dua dan berakhir sebagai a. Plantaris
medialis dan a. Plantaris lateralis.
 A. Peronea mengikuti fibula ke distalis, tertutup oleh m. Flexor halusis longus. Di
malleolus laeralis pembuluh ini mempercabangkan :
-a. Malleolaris lateralis posterior
-rr. Perforans yang menembus membrana interossea
-r. communicans

A. tibialis posterior berakhir sebagai r. calcaneus lateralis.

Pembuluh Balik

Di jaringan subkutan berjalan 2 venae dangkal, adalah v. Saphena magna dan v. Saphena
parva. V. Saphena magna sampai di regio cruris dengan berjalan anterior dari malleolus
medialis. Lalu menuju ke proximal di sisi medial tungkai bawah. V. Saphena parva berasal dari
bagian lateral dorsum pedis, berjalan posterior dari malleolus lateralis dan menuju ke fossa
poplitea di pertengahan permukaan posterior tungkai bawah. Pada umumnya tiap pembuluh nadi
diikuti oleh 2 pembuluh balik senama.

Ekstremitas inferior diperdarahi oleh A. femoralis yang merupakan lanjutan dari A. iliaca
externa. Setelah melewati canalis aadductorius, A. femoralis selanjutnya disebut sebagai A.
poplitea.

Kaki

Peredaran darah arterialis di kaki biasanya diurus oleh A. tibialis anterior et posterior. A.
tibialis anterior di dorsum pedis disebut A. dorsalis pedis. Di sisi medial dipercabangkan
menjadi Aa. tarseae medialis, sedangkan di sisi lateral menjadi A. tarseae lateralis. Di bagian
distal dipercabangkan A. arcuata yang kemudian berhubungan dengan A. tarsea lateralis
membentuk rete dorsalis pedis yang nantinya akan bercabang menjadi Aa. metatarseae dorsales.
Tiap A. metatarsea dorsalis memberi satu ramus perforans yang kemudian berhubungan dengan
pembuluh-pembuluh di plantar pedis, dan bercabang dua menjadi Aa. digitales dorsales.

Sedangkan A. tibialis posterior bercabang menjadi A. plantaris medialis et lateralis. A.


plantaris medialis bercabang menjadi ramus superficialis dan ramus profundus dimana keduanya
akan beranastomosis. A. dorsalis pedis dan ramus profundus A. plantaris lateralis akan
membetuk arcus plantaris, yang kemudian diperrcabangkan Aa. metatarseae plantares. Tiap A.
metatarsea plantaris mempercabangkan ramus perforans posterior et anterior, lalu bercabang dua
membentuk Aa. digitales plantares.

Pada pembuluh balik, tiap pasang V. digitalis dorsalis pedis di setiap jari akan bersatu
menjadi satu V. metatarsea dorsalis, yang menyalurkan darahnya ke dalam arcus venosus
dorsalis pedis. Arcus venosus dorsalis pedis berhubungan dengan rete venosum dorsale pedis
yang menyalurkan darahnya melaluli V. saphena magna dan V. saphena parva. Di plantar pedia,
tiap V. digitales plantares pedis bersatu menjadi satu V. metatarsea plantaris yang bermuara ke
dalam arcus venosus plantaris. Systema venosum di dorsum pedis dan di planta pedis
dihubungkan satu dengan yang lain oleh Vv. Intercapitulariae.

Secara topografik, pada kaki dapat dibedakan dorsum pedis dan planta pedis. Batas proksimal
dorsum pedis tepat pada proksimal dari malleoli. Pembuluh-pembuluh balik dangkal
berhubungan dengan vena superficialis et profundus di planta pedis, dimana dari bagian lateral
keluar ke V. saphena parva, dan bagian medial berasal V. saphena magna. A. dorsalis pedis akan
mengikuti pembuluh tersebut sampai menembus spatium interosseum I sebagai A. plantaris
profundus. Pada proksimal ligamentum cruciatum cruris dipercabangkan Aa. malleolares
anteriores mediales et lateralizes. Distal dari ligamentum dipercabangkan Aa. tarseae laterales et
mediales. Aa. tarseae lateralis akan berjalan kea rah lateral dan beranastomosis dengan A.
arcuata.

Pada planta pedis, dari canalis melleolaris A. plantaris medialis et lateralis serta saraf-saraf
yang senama masuk ke dalam ruangan plantaris tengah. A. plantaris medialis yang merupakan
lanjutan A. tibialis posterior berjalan bersama N. plantaris medialis di antara M. flexor digitorum
brevis dan M. abductor hallucis dalam sulcus plantaris medialis. Sedangkan A. plantaris lateralis
berjalan kearah lateral antara M. flexor digitorum brevis dan M. quadrates plantae hingga ke
ruangan plantaris tengah sampai pada fascia interossea plantaris. A. plantaris medialis akan
beranastomosis dengan A. plantaris lateralis et profundus membentuk arcus plantaris, kemudian
dipercabangkan Aa. metatarseae plantares, lalu bercabang dua menjadi Aa. digitales plantares
untuk jari-jari.1

Mekanisme Aliran Darah

Secara anatomis jantung adalah satu organ, sisi kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai dua
pompa yang terpisah. Jantung terbagi atas separuh kanan dan kiri serta memiliki empat ruang,
bagian atas kanan dan kiri disebut dengan serambi (atrium), sedangkan bagian bawahkanan dan
kiri disebut bilik (ventrikel).
Pembuluh yang mengembalikan darah dari
jaringan ke atrium disebut dengan vena, dan
pembuluh yang mengangkut darah menjauhi ventrikel
dan menuju ke jaringan disebut dengan arteri. Kedua
belahan jantung dipisahkan oleh septum atau sekat,
yaitu suatu partisi otot kontinu yang mencegah
percampuran darah dari kedua sisi jantung.
Pemisahan ini sangat penting karena separuh jantung
kanan menerima dan memompa darah beroksigen
rendah sedangkan sisi jantung sebelah kiri memompa
darah beroksigen tinggi. Jantung berfungsi sebagai
pompa ganda. Darah yang kembali dari sirkulasi
sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan
melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Gambar 2: Aliran Darah
Darah yang masuk ke atrium kanan berasal dari
jaringan tubuh, darah ini banyak mengandung CO2 dan sedikit O2 sehingga disebut darah kotor.
Darah yang kurang akan oksigen tersebut mengalir dari atrium kanan melalui katup ke ventrikel
kanan, yang memompanya keluar melalui arteri pulmonaliske paru-paru. Dengan demikian, sisi
kanan jantung memompa darah yang kekurangan oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru-paru,
darah akan kehilangan CO2 dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri
melalui vena pulmonalis.

Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian mengalir ke dalam ventrikel
kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semua sistem tubuh kecuali paru.
Jadi, sisi kiri jantung memompa darah yang kaya akan O2 ke dalam sirkulasi sistemik . Arteri
besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang menjadi arteri
besar dan menyebarkan darah ke berbagai jaringan tubuh. Sirkulasi sistemik memompa darah ke
berbagai organ, yaitu ginjal, otot, otak, dan semuanya. Jadi darah yang keluar dari ventrikel kiri
tersebar sehingga masing-masing bagian tubuh menerima darah segar. Darah yang berasal dari
arteri 6 tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan mengambil O2 dari darah dan
menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam prosesnya, sel-sel jaringan akan
membentuk CO2 sebagai produk buangan atau produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah.
Darah yang sekarang kekurangan O2 dan mengandung CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan
jantung. Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus yang sama setiap saat.

Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama. Volume darah yang
beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan memiliki volume yang sama
dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi paru
adalah sistem yang memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik adalah
sistem yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi.

Oleh karena itu, walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang
sama, sisi kiri melakukan kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama
ke dalam sistem dengan resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih
tebal daripada otot di sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat. Darah mengalir
melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya
empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup jantung terletak
sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan gradien
tekanan. Gradien tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka sedangkan gradien tekanan ke
arah belakang mendorong katup menutup. Dua katup jantung yaitu katup atrioventrikel (AV)
terletak di antara atrium dan ventrikel kanan dan kiri.

Katup AV kanan disebut dengan katup trikuspid karena memiliki tiga daun katup sedangkan
katup AV kiri sering disebut dengan katup bikuspid atau katup mitral karena terdiri atas dua
daun katup. Katup-katup ini mengijinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel selama
pengisian ventrikel (ketika tekanan atrium lebih rendah dari tekanan ventrikel), namun secara
alami mencegah aliran darah kembali dari ventrikel ke atrium ketika pengosongan ventrikel atau
ventrikel sedang memompa. Dua katup jantung lainnya yaitu katup aorta dan katup pulmonalis
terletak pada sambungan dimana tempat arteri besar keluar dari ventrikel. Keduanya disebut
dengan katup semilunaris karena terdiri dari tiga daun katup yang masing-masing mirip dengan
kantung mirip bulan-separuh. Katup ini akan terbuka setiap kali tekanan diventrikel kanan dan
kiri melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonalis selama ventrikel berkontraksi dan
mengosongkan isinya. Katup ini akan tertutup apabila ventrikel melemas dan tekanan ventrikel
turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Katup yang tertutup mencegah aliran balik
dari arteri ke ventrikel.2

Cara Kerja Jantung


Jantung bekerja melalui mekanisme secara berulang dan berlangsung terus menerus yang
juga disebut sebagai sebuah siklus jantung sehingga secara visual terlihat atau disebut sebagai
denyut jantung. Melalui mekanisme berselang-seling, jantung berkonstraksi untuk
mengosongkan isi jantung dan melakukan relaksasi guna pengisian darah. Secara siklus, jantung
melakukan sebuah periode sistol yaitu periode saat berkontraksi dan mengosongkan isinya
(darah), dan periode 8 diastol yaitu periode yang melakukan relaksasi dan pengisian darah pada
jantung. Kedua serambi (atrium)mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik
(ventrikel) juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan pula untuk melakukan
mekanisme tersebut.
Sel otot jantung melakukan kontraksi dengan tujuan untuk memompa darah yang dicetuskan
oleh sebuah potensial aksi dan menyebar melalui membransel otot. Ketika melakukan kontraksi,
jantung menjadi berdenyut secara “berirama”, hal ini akibat dari adanya potensial aksi yang
ditimbulkan oleh kegiatan diri jantung itu sendiri. Kejadian tersebut diakibatkan karena jantung
memiliki sebuah mekanisme untuk mengalirkan listrik yang ditimbulkannya sendiri untuk
melakukan kontraksi atau memompa dan melakukan relaksasi. Mekanisme aliran listrik yang
menimbulkan aksi tersebut dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit seperti K+, Na+, dan
Ca++. Sehingga apabila didalam tubuh terjadi gangguan pada kadar elektrolit tersebut maka
akan menimbulkan gangguan pula pada mekanisme aliran listrik pada jantung manusia.3
Sistem Kardiovaskuler
Sistem sirkulasi terdiri dari atas sistem kardiovas kuler dan limfe. Sistem karidovakuler
terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut:
1. Jantung, yang berfungsi untuk memompa darah.
2. Pembuluh darah yang berfungsi untuk mengalirkan darah menuju ke jaringan dan
sebaliknya.
3.Cairan darah yang berfungsi mengangkut O2 dan CO2, zat-zat makanan dsb ke
jaringan dan sebaliknya.

Jantung
Jantung merupakan organ muskuler yang dapat
berkontraksi secara ritmis, dan berfungsi memompa darah
dalam sistem sirkulasi. Secara struktural dinding jantung
terdiri atas 3 lapisan (tunika) yaitu,
1.Endokardium terletak pada lapisan subendotel. Sebelah
dalam dibatasi oleh endotel. Endokardium tersusun atas
jaringan penyambung jarang dan banyak mengandung
vena, syaraf (nervus), dan cabang-cabang sistem
penghantar impuls.
2.Miokardium terdiri atas sel-sel otot jantung. Sel-sel
otot jantung dibagi dalam 2 kelompok; sel-sel kontraktil dan
sel-sel yang menimbulkan dan menghantarkan impuls
sehingga mengakibatkan denyut jantung.
3.Epikardium merupakan membran serosa jantung, Gambar 1: Jatung
membentuk batas viseral perikardium. Sebelah luar diliputi oleh
epitel selapis gepeng (mesotel). Jaringan adiposa yang umumnya meliputi jantung terkumpul
dalam lapisan ini. Katup-katup jantung terdiri atas bagian sentral yang terdiri atas jaringan
fibrosa padat menyerupai aponeurosis yang pada kedua permukaannya dibatasi oleh lapisan
endotel. Persyarafanjantung tersusun atas sistem yang menimbulkan dan menghantarkan impuls
pada jantung.
Sistem yang menimbulkan dan menghantarkan impuls dari jantung terdiri atas beberapa
struktur yang memungkinkan bagi atrium dan ventrikel untuk berdenyut secara berurutan dan
memungkinkan jantung berfungsi sebagai pompa yang efisien. Sistem ini terdiri atas:
1.Simpul sinoatrial (dari Keith dan Flack) sebagai alat pacu (pace maker) jantung.
2.Simpul atrioventrikuler (dari Tawara).
3.Juga terdapat berkas atrioventrikuler (berkas His) yang berasal dari simpul atrioventrikuler
dan berjalan ke ventrikel, bercabang dan mengirimkan cabang-cabang ke kedua ventrikel.
Otot jantung mempunyai kemampuan autostimulasi, tidak tergantung dari impuls syaraf. Sel-
sel otot jantung yang telah diisolasi dapat berdenyut dengan iramanya sendiri. Pada otot
jantung, sel-sel ini sangat erat berhubungan dan terjadi pertukaran informasi dengan adanya gap
junction pada discus interkalaris. Bagian parasimpatis dan simpatis sistem autonom mem
persyarafi jantung membentuk pleksus-pleksus yang tersebar luas pada basis jantung. Pada
daerah-daerah yang dekat dengan simpul sinoatrial dan atri oventrikuler, terdapat sel-sel 2
syaraf ganglion dan serabut-serabut syaraf. Syaraf-syaraf ini mempengaruhi irama jantung,
dimana perangsangan bagian parasimpatis (nervus vagus) menimbulkan perlambatan denyut
jantung, sedangkan perangsangan syaraf simpatis mempercepat irama pace maker.4

Pembuluh Darah
Struktur Umum Pembuluh-Pembuluh Darah. Pembuluh darah biasanya terdiri atas lapisan-
lapisan sebagai berikut:
1.Tunika intima (tunika interna) terdiri atas selapis sel endotel yang membatasi permukaan
dalam pembuluh. Di bawah endotel adalah l apisan subendotel, terdiri atas jaringan penyambung
jarang halus yang kadang-kadang mengandung sel otot polos yang berperan untuk kontraksi
pembuluh darah.
2.Tunika media terdiri dari sel-sel otot polos yang tersusun melingkar (sirkuler).
Pada arteri, tunika media dipisahkan dari tunika intima oleh suatu membrana elastik interna.
Membran ini terdiri atas elastin, biasanya berlubang-lubang sehingga zat-zat dapat berdifusi
melalui lubang-lubang yang terdapat dalam membran dan memberi makan pada sel-sel yang
terletak jauh di dalam dinding pembuluh. Pada pembuluh besar, sering ditemukan membrana
elstika externa yang lebih tipis yang memisahkan tunika media dari tunika adventitia yang
terletak di luar.
3.Tunika adventitia terdiri atas jaringan penyambung dengan serabut-serabut elastin. Pada
pembuluh yang lebih besar, vasa vasorum (pembuluh dalam pembuluh) bercabang-cabang luas
dalam adventitia.
4.Vasa vasorum memberikan metabolit-metabolit untuk adventitia dan tunika media
pembuluh-pembuluh besar, karena lapisan-lapisannya terlalu tebal untuk diberi makanan oleh
difusi dari aliran darah.

Aorta
Tunica intima: endothelium - sel berbentuk poligonal selapis, subendothelium–serabut elastis,
kolagen, fibroblast, sel-sel otot polos. Serabut elastis membentuk membrana elastica interna,
tidak sejelas pada arteri ukuran medium, dan terlihat berlubang-lubang. Tunica media:
membrana fenestrata - dibentuk oleh serabut elastis, sel-sel otot polos tampak pada jaringan ikat
diantara membrana fenestrata. Tunica adventitia: jaringan ikat longgar tipis vasavasorum

Arteri
Berdasarkan ukurannya, arteri dapat diklasifikasikan menjadi (1) arteri besar atau arteri
elastis; (2) arteri ukuran sedang, arteri muskuler, dan (3) arteriola.

1.Arteri besar (arteri elastin) termasuk aorta dan cabang-cabang besarnya. Arteri jenis ini
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a) Intima, dibatasi oleh sel-sel endotel. Pada arteri besar membrana basalis subendotel
kadang-kadang tidak terlihat. Membrana elastika interna tidak selalu ada.
b) Lapisan media terdiri atas serangkaian membran elastin yang tersusun konsentris.
c) Tunika 3 adventitia tidak menunjukkan membrana externa, relatif tidak berkembang dan
mengandung serabut-serabut elastin dan kolagen.
2.Arteri ukuran sedang dan kecil memiliki lapisan muskuler yang tebal. Sel-sel ini bercampur
dengan sejumlah serabut elastin sertakolagen dan proteoglikan.
3.Arteriola merupakan pembuluh arteri yang paling kecil (halus), bergaris tengah kurang dari
0,5 mm dan relatif mempunyai lumen yang sempit. Memiliki tunika intima dengan tanpa lapisan
subendotel dan umumnya tidak mempunyai membrana elastik interna.
Lapisan media adalah lapisan sel-sel otot polos yang tersusun melingkar. Lapisanadventitia
tipis, tidak berkembang dengan baik dan tidak menunjukkan adanya membrana elastik externa.

Histofisiologi Arteri
Arteri besar juga dinamakan pengangkut karena fungsi utamanya adalah mengangkut darah.
Fungsi arteri ukuran sedang sebagai arteri penyalur yaitu untuk menyediakan darah pada
berbagai organ. Perubahan arteriosklerosis pada umumnya mulai pada
lapisan subendotel, berjalan ke tunika media. Lesi lapisan intima dan lapisan tengah yang
ditemukan pada arteriosklerosis yang disertai dengan destruksi jaringan elastin dan akibatnya
kehilangan elastisitas adalah akibat gangguan sirkulasi yang berat.

Anastomosis Arteriovenosa
Hubungan langsung antara sirkulasi arteri dan vena. Anastomosis arteriovenosa ini tersebar di
seluruh tubuh dan umumnya terdapat pada pembuluh-pembuluh kecil berfungsi mengatur
sirkulasi pada daerah tertentu, terutama pada jari, kuku, dan telinga. Sistem ini mempunyai
peranan pengaturan sirkulasi pada berbagai organ dan berperanan pada beberapa fenomena
fisiologi seperti menstruasi, perlindungan terhadap suhu yang rendah,dan ereksi. Anastomosis
arteriovenosa banyak dipersyarafi oleh sistem syaraf simpatis dan parasimpatis. Selain mengatur
aliran darah pada berbagai organ, anastomosis ini mempunyai fungsi termoregulator yang
khususnya terbukti pada kulit ekstremitas.

Vena
 Tunica intima: endothelium - selnya pipih selapis, subendothelium - jaringan ikat tipis
langsung berhubungan dengan tunica adventitia.
 Tunica media: tidak ada. Tunica adventitia: jaringan ikat longgar dengan serabut colagen
yang membentuk berkas-berkas longitudinal, sel fibroblast tampak diantaranya. sel-sel
otot polos tampak pula.
Vena biasanya digolongkan menjadi:
1. Venula, garis tengah 0,2 – 1 mm, ditandai oleh tunika intima yang terdiri atas endotel,
tunika media tebal yang terdiri atas lapisan sel otot polos, dan lapisan adventitia
merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri atas jaringan penyambung yang kaya akan
serabut-serabut kolagen.
2. Vena ukuran kecil atau sedang dan mempunyai garis tengah 1 – 9 mm. Tunika intima
biasanya mempunyai lapisan subendotel yang tipis, tetapi hal ini pada 4 suatu saat
mungkin tidak ada. Tunika media terdiri atas berkas-berkas kecil otot polos yang
bercampur dengan serabut-serabut kecil kolagen dan jala-jala halus serabut elastin.
Lapisan kolagen adventitia berkembang dengan baik.
3. Vena besar mempunyai tunika intima yang berkembang dengan baik. Tunika media jauh
lebih kecil, dengan sedikit sel-sel otot polos dan banyak jaringan penyambung. Tunika
adventitia adalah lapisan yang paling tebal dan pada pembuluh yang paling besar dapat
mengandung berkas-berkas longitudinal otot polos. Di samping perbedaan lapisan ini,
vena ukuran-kecil atau sedang menunjukkan adanya katup-katup di dalamnya.

Struktur ini terdiri atas 2 lipatan semilunaris dari lapisan dalam pembuluh yang menonjol ke
dalam lumen. Mereka terdiri atas jaringan penyambung elastin dan dibatasi pada kedua sisinya
oleh endotel. Katup-katup khususnya banyak pada vena anggota badan (lengan dan tungkai).
Mereka mendorong darah vena ke arah jantung--- berkat kontraksi otot-otot rangka yang terletak
di sekitar vena.

Kapiler
Kapiler tersusun atas selapis sel endotel yang berasal dari mesenkim, melingkar dalam bentuk
tabung, mengelilingi ruang silindris, garis tengah rata-rata kapiler berkisar dari 7 sampai 9 μm.
Kapiler dapat dikelompokkan dalam 3 jenis menurut struktur dinding sel endotel.
1.Kapiler kontinu. Susunan sel endotel rapat.
2.Kapiler fenestrata atau perforata ditandai oleh adanya pori-pori diantara sel endotel. Kapiler
perforata biasanya ditemukan dalamjaringan-jaringan dimana terjadi pertukaran pertukaran zat
dengan cepat antara jaringan dan darah, seperti yang terdapat pada ginjal, usus, dan kelenjar
endokrin.
3.Kapiler sinusoid, berkelok-kelok dan garis tengahnya sangat besar (30-40 μm), sirkulasi
darah lambat, tidak memiliki dinding yangdibatasi kontinu oleh sel–sel endotel, tetapi terbuka
pada ruang–ruang antarasel, dan adanya sel dengan dinding bulat selain sel endotel yang biasa
dengan aktivitas fogositosis. Kapiler sinusoid terutama ditemukan pada hati dan organ-organ
hemopoetik seperti sumsum tulang dan limpa. Struktur ini diduga bahwa pada kapiler sinusoid
pertukaran antar darah dan jaringan sangat dipermudah, sehingga cairan darah dan
makromolekul dapat berjalan dengan mudah bolak-balik antara kedua ruangan tersebut.
Kapiler-kapiler beranastomosis (berhubungan satu dengan lainnya) membentuk jala-jala antar
arteri-arteri dan vena-ve na kecil. Arteriol bercabang menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang
mempunyai lapisan otot polos yang tidak kontinu, yang disebut metarteriol. Metarteriol
bercabang menjadi kapiler-kapiler yang membentuk jala-jala. Konstriksi metarteriol membantu
mengatur, tetapi tidak menghentikan sama sekali sirkulasi dalam kapiler, dan mempertahankan
perbedaan tekanan dalam dua sistem. Suatu cincin sel-sel otot polos yang disebut sfinkter,
terdapat pada tempat asal kapiler dari metarteriol.Sfinkter prekapiler ini dapat menghentikan
sama sekali aliran darah dalam kapiler. Seluruh jala-jala tidak berfungsi semua secara serempak,
dan jumlah kapiler yang berfungsi dan terbuka tidak hanya tergantung pada keadaan kontraksi
metarteriol tetapi juga pada 5 anastomosis arteriovenosa yang memungkinkan metarteriol
langsung mengosongkan darah kedala vena-vena kecil. Antar hubungan ini banyak sekali pada
otot rangka dan kulit tangandan kaki. Bila pembuluh-pembuluh anastomis arteriovenosa
berkontraksi, semua darah harus berjalan melalui jala-jala kapiler. Bila ia relaksasi, sebagian
darah mengalir langsung ke vena bukan mengalir ke dalam kapiler. Sirkulasi kapiler diatur oleh
rangsang syaraf dan hormon.

Tubuh manusia luas permukaan jala-jala kapiler mendekati 6000 m². Garis tengah totalnya
kira-kira 800 kali lebih besar daripada garis tengah aorta. Suatu unit volume cairan dalam
kapiler berhubungan dengan luas permukaan yang lebih besar daripada volume yang sama
dalam bagian sistem lain. Aliran darah dalam aorta rata-rata 320 mm/detik; dalam kapiler sekitar
0,3 mm/detik. Sistem kapiler dapat dimisalkan dengan suatu danau di mana sungai-sungai
masuk dan keluar; dindingnya yang tipis dan alirannya yang lambat, kapiler merupakan tempat
yang cocok untuk pertukaran air dan solut antara darah dan jaringan-jaringan.
Morfologi Dasar Permeabilitas Kapiler Tempat pertukaran zat-zat antara darah dan
jaringandan sebaliknya. Permeabilitas kapiler dalam berbagai organ berbeda bermakna.
Misalnya, pada glomerulus ginjal, mereka kira-kira 100 kali lebih permeabel daripada kapiler-
kapiler jaringan otot. Pada keadaan-keadaan abnormal, seperti peradangan, penyuntikan bisa
ular atau lebah, dan sebaginya, permeabilitas kapiler sangat meningkat. Keadaan ini jelas
merubah permeabilitas hubungan antara sel-sel endotel. Dalam keadaan seperti ini, zat-zat
koloid setebal elektron dapat ditemukan berjalan dari lumen kapiler dan venula kecil masuk ke
jaringan sekitarnya dengan menembus hubungan sel-sel endotel. Leukosit dapat meninggalkan
aliran darah dengan lewat antara sel-sel endotel, dan masuk ruang jaringan dengan proses yang
dinamakan diapedesis.5

Perbedaan Sifat Aliran Arteri dan Vena

Sebagian besar sel tubuh tidak berkontak langsung dengan lingkungan eksternal, namun sel-
sel ini harus melakukan pertukaran dengan lingkungan. Untuk melaksanakan pertukaran
tersebut, sel-sel dihubungkan satu sama lain dan dengan lingkungan eksternal oleh pembuluh
darah. Darah diangkut ke semua bagian tubuh melalui system pembuluh yang membawa
pasokan segar ke sel sekaligus mengeluarkan zat-zat sisa sel-sel tersebut.

Organ-organ yang mengisi kembali nutrien dan mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme dari
darah menerima persentase curah jantung yang lebih besar daripada yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan metabolik mereka. Organ-organ tersebut dapat lebih tahan terhadap
penurunan aliran darah daripada organ-organ yang menerima darah semata-mata untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme mereka. Otak sangat rentan terhadap penurunan aliran darah.
Sehingga pemeliharaan aliran darah yang adekuat ke organ rentan tersebut merupakan salah satu
prioritas tertinggi dalam fungsi sirkulasi.

Sirkulasi sistemik dan paru terdiri dari sistem pembuluh yang tertutup. Darah mengalir dalam
lengkung tertutup antara jantung dan jaringan. Arteri yang sangat elastis mengangkut darah dari
jantung ke seluruh tubuh dan berfungsi sebagai reservoir tekanan untuk terus mendorong darah
ke depan sewaktu jantung sedang mengalami relaksasi dan pengisian.. Sewaktu suatu arteri kecil
mencapai organ, arteri akan bercabang menjadi banyak arteriol yang berfungsi untuk mengatur
jumlah darah yang mengalir ke setiap organ. Di dalam organ, arteriol bercabang lagi menjadi
kapiler, yaitu pembuluh berdinding tipis dan berpori-pori sebagai tempat semua pertukaran
antara darah dan jaringan di sekitarnya. Kapiler-kapiler kembali menyatu untuk membentuk
venula kecil dan terus bergabung membentuk vena yang berfungsi untuk mengembalikan darah
dari jaringan ke jantung dan juga berfungsi sebagai reservoir darah.

Aliran darah melalui pembuluh bergantung pada gradien tekanan dan resistensi vaskuler,
dimana laju aliran darah berbanding lurus dengan gradien tekanan dan berbanding terbalik
dengan resistensi. Tekanan di awal pembuluh yang lebih tinggi terbentuk oleh tekanan yang
ditimbulkan kontraksi jantung pada darah. Tekanan yang lebih rendah di akhir pembuluh
disebabkan oleh gesekan antara darah yang mengalir dengan dinding pembuluh. Resistensi,
rintangan aliran darah melalui suatu pembuluh, terutama dipengaruhi oleh jari-jari pembuluh
dimana resistensi berbanding terbalik dengan jari-jari, sehingga sedikit perubahan pada jari-jari
sangat mempengaruhi aliran. Apabila jari-jari meningkat, resistensi menurun dan aliran
meningkat.2

Terdapat tiga macam pembuluh darah, yaitu:

1)pembuluh nadi atau arteri, yaitu pembuluh yang


mengangkut darah dari jantung ke seluruh tubuh.
Pembuluh ini dibedakan menjadi aorta, arteri, dan
arteriole. Aorta adalah pembuluh darah yang langsung
berhubungan dengan jantung. Arteri adalah cabang dari
aorta, sedangkan arteriol adalah pembuluh nadi yang
Gambar 3: Arteri
berhubungan dengan kapiler.
 Arteri mentranspor darah di bawah tekanan tinggi kejaringan.
 Arteriola, cabang kecil dari sistem arteri yang berfungsi sebagai kendali ketika darah yang
dikeluarkan ke dalam kapiler.

2)Pembuluh balik atau vena, yaitu pembuluh yang


mengangkut darah dari seluruh organ tubuh menuju ke
jantung. Vena dibedakan menjadi venule, vena, dan vena
cava. Venule adalah pembuluh balik yang berhubungan
dengan kapiler. Vena menerima darah dari venule,
sedangkan vena cava adalah pembuluh balik besar yang
langsung berhubungan dengan jantung. Gambar 4: Vena
 Venula yaitu mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap
 Vena yaitu saluran penampung pengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung.
Aliran Darah

3)Pembuluh kapiler, yaitu pembuluh halus yang


menghubungkan arteriole dengan venule. Kapiler
merupakan pembuluh halus yang dindingnya hanya
setebal selapis sel. Pada pembuluh inilah terjadi
pertukaran oksigen dari darah dengan
karbondioksidajaringan.

Kecepatan aliran darah ditentukan oleh perbedaan tekanan


Gambar 5: Kapiler
antara kedua ujung pembuluh darah. Pembuluh darah dan aliran
arteri adalah:

1. Aliran darah dalam pembuluh darah


2. Tekanan darah arteri : Sistolik, diastolik, nadi, dan darah rata-rata.
3. Gelombang nadi.
4. Analisis gelombang nadi: dapat di nilai dari: frekuensi gelombang nadi, irama denyut nadi,
amplitudo dan ketajaman gelombang.
5. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah arteri.

-Sedangkan Pembuluh dan Aliran Vena Yaitu:


1. Tekanan Vena: biasanya sangat rendah
2. Gelombang denyut vena: perubahan tekanan dan volume
3. Kurva denyut nadi: vena jugularis eksterna dengan cara non invasive
4. Kecepatan aliran darah vena
5. Factor yang mempengaruhi kecepatan aliran darah vena
6. Pengaruh gravitasi pada tekanan darah vena

Faktor yang Mempertahankan Tekanan Darah

a) Kekuatan memompa jantung


Gerakan jantung terdiri atas dua jenis, yaitu kontraksi atau sistol dan pengendoran atau
diastol. Kontraksi dari kedua atrium terdiri serentak dan disebut sistol atrial, pengendorannya
adalah diastol atrial. Serupa dengan itu kontraksi dan pengendoran ventrikel disebut juga sistol
dan diastol ventrikel. Kontraksi kedua atrium pendek, sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama
dan lebih kuat. Dan yang dari ventrikel kiri adalah yang terkuat karena harus mendorong darah
ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah arteri sistemik. Meskipun ventrikel
kanan juga memompa volume darah yang sama, tetapi tugasnya hanya mengirimkannya ke
sekitar paru-paru dimana tekanannya jauh lebih rendah.
b) Viskositas (kekentalan darah)
Viskositas disebabkan oleh protein plasma dan oleh jumlah sel darah yang berada di dalam
aliran darah. Setiap perubahan pada kedua faktor ini akan merubah tekanan darah. Besarnya
geseran yang ditimbulkan oleh cairan terhadap dinding tabung yang dilaluinya, berbeda-beda
sesuai dengan viskositas cairan. Makin pekat cairan makin besar kekuatan yang diperlukan
untuk mendorongnya melalui pembuluh.
c) Elastisitas dinding pembuluh darah
Di dalam arteri tekanan lebih besar dari yang ada dalam vena sebab otot yang membungkus
arteri lebih elastis daripada yang ada pada vena.
d) Tahapan tepi (resistensi perifer)
Ini adalah tahanan yang dikeluarkan oleh geseran darah yang mengalir dalam pembuluh.
Tahanan utama pada aliran darah dalam sistem sirkulasi besar berada di dalam arteriol. Dan
turunnya tekanan terbesar terjadi pada tempat ini. Arteriol juga menghaluskan denyutan yang
keluar dari tekanan darah sehingga denyutan tidak kelihatan di dalam kapiler dan vena.
e) Keadaan pembuluh darah kecil pada kulit
Arteri-arteri kecil di kulit akan mengalami dilatasi (melebar) kalau kena panas dan
mengadakan kontraksi (mengecil) apabila kena dingin, sehingga bekerja seperti termostat yang
mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal. Kalau arteri-arteri kecil ini mangalami dilatasi,
tekanan darah akan turun, oleh karena itu panas akan menurukan tekanan darah. Apabila tekanan
darah turun, sel-sel otak menjadi kurang aktif karena sel-sel ini tidak mendapatkan cukup
oksigen dan glukose yang biasanya tersedia.6
Tekanan darah dipengaruhi oleh laju aliran (flow rate) darah melintasi suatu pembuluh
berbanding lurus dengan gradien tekanan dan berbanding terbalik dengan resistensi vaskular.
Rumus : F = ∆Ρ/R
Keterangan :
F = Laju aliran darah melalui suatu pembuluh darah
∆P=Gradien tekanan
R = Resistensi pembuluh darah
Gradien tekanan adalah perbedaan antara tekanan awal dan tekanan akhir suatu pembuluh
darah merupakan pendorong utama aliran darah dalam pembuluh. Darah akan mengalir dari
tekanan yang tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Semakin besar gradien tekanan yang
mendorong darah melintasi suatu pembuluh semakin besar laju aliran darah. Resistensi adalah
ukuran hambatan aliran darah yang melalui pembuluh darah. Makin tinggi resistensi maka darah
akan sulit melintasi pembuluh darah. Resistensi tergantung pada tiga faktor yaitu viscositas atau
kekentalan darah, panjang pembuluh darah dan jari-jari pembuluh darah. Semakin kental cairan
darah semakin tinggi viscositasnya sehingga tekanan darah kan meningkat. Sedangkan pada
vasodilatasi ateriole terjadi pembesaran lingkaran jari-jari pembuluh darah arteriole, disebabkan
relaksasi lapisan otot polos sehingga aliran darah yang melalui pembuluh darah akan meningkat
akibatnya tekanan darah akan turun. Ukuran jari-jari arteriole dipengaruhi oleh saraf simpatis
yang mensarafi otot polos arteriole. Penurunan aktifitas saraf simpatis menyebabkan vasodilatasi
arteriole secara menyeluruh. Faktor lain yang mempengaruhi ukuran jari-jari arteriole adalah
faktor hormon epinephrin dan norepinephrin. Nor epinephrin berikatan dengan reseptor α
sedangkan epinephrinberikatan dengan reseptor β2 yang menimbulkan vasodilatasi arteriole.
Reseptor β2 paling banyak terdapat di arteriole otot rangka dan otot jantung.

Fungsi Katup Vena

Vasokonstriksi vena dan kompresi vena eksternal keduanya mendorong darah ke arah
jantung. Pada umumnya, apabila sebuah selang diperas di bagian tengahnya, cairan di dalamnya
akan terdorong ke kedua arah. Namun, pada pembuluh darah vena, ketika otot rangka
berkontraksi, cairan darah hanya terdorong ke satu arah menuju jantung. Hal ini terjadi karena
vena dilengkapi dengan katup-katup satu arah yang terdapat pada jarak 2 sampai 4 cm, katup-
katup ini memungkinkan darah bergerak ke depan ke arah jantung tetapi mencegah darah
mengalir kembali ke jaringan. Katup-katup vena ini juga berperan melawan efek gravitasi yang
ditimbulkan oleh posisi berdiri dengan membantu memperkecil aliran balik darah yang
cenderung terjadi sewaktu seseorang berdiri, mencegah agar kekuatan kontraksi otot rangka
tidak menimbulkan tekanan balik pada kapiler darah, dan untuk sementara waktu menunjang
bagian-bagian kolom darah pada saat otot rangka berelaksasi.2

Kesimpulan

Jantung itu seperti pompa, dan karena itu dia menyuplai darah ke paru dan seluruh tubuh.
Butuh komponen lain seperti darah dan pembuluh.
Daftar Pustaka

1. Winami W, Kindangen K, Listiawati, E. Sistem kardiovaskuler. Jakarta : FK Universitas


Kristen Krida Wacana; 2013. h.50-58
2. Sherwood, L. Fisiologi manusi dari sistem ke sel. Edisi 9. Jakara: EGC; 2009. h.328-330
3. Ainul. Pengukuran kerja fisiologi.
ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/34367/Faal+Kerja.pdf. Diunduh : 14-06-2013
4. Sistem kardiovaskuler. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bb3-Kardiovasa.pdf. .
Diunduh : 14-06-2013
5. Mescher, LA. Histologi dasar junqueira. Edisi 12. Jakarta: EGC; 2009.h.181-197
6. Tekanan darah. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24543/4/Chapter II.pd.
Diunduh : 14-06-2013

Anda mungkin juga menyukai