email :niskamila@yahoo.com
Skenario
Seorang bapak berusia 50 tahun megalami luka pada ujung jari jempolnya yang sudah tidak
sembuh-sembuh selama satu bulan, ketika diperiksa oleh dokter pasien tersebut menderita gangguan
aliran darah pada tungkainya.
Pendahuluan
Pada hakekatnya pembuluh darah mengandung sejumlah otot yang halus yang dapat
menyempit dan melebar. Jika otot pembuluh darah dalam keadaan santai maka pembuluh darah
melebar sehingga darah mengalir lebih banyak. Sebaliknya jika otot pada pembuluh darah
mengadakan penyempitan, maka darah yang mengalir lebih sedikit. Dengan adanya kontraksi
pembuluh darah yang melebar dan menyempit, pembuluh darah dapat mengendalikan tekanan
darah. Tekanan darah bergantung pada jantung sebagai pompa dan hambatan pembuluh arteri.
Jumlah darah yang dipompa oleh jantung dinamakan cardiac output, keluaran (output) ini
tergantung dari kecepatan jantung berdenyut dan darah yang dipompakan pada setiap denyutan.
Cardiac output juga tergantung dari jumlah darah dalam peredaran, semakin banyak berarti
semakin tinggi tekanan darahnya
-Cabang Profunda:
*A. profunda femoris, cabang-cabangnya terbesar yang memberi darah pada sebagian besar
tungkai atas. Cabang-cabang Aa. Profunda femoris adalah:
A. Circumflexa femoris medialis: menuju ke otot-otot adduktor (R. Superfisialis dan R.
Profundus) dan ke ariculatio coxae ( R. Articularis). R. profundus mengadakan
anastomosis dengan cabang-cabang A. Glutea superior dan inferior.
A. Circumflexa femoris lateralis: berjalan ke arah lateral dan bercabang menjadi ramus
ascendens dan descendens. R. ascendens mengadakan anastomosis dengan A. Glutae
superior dan A. Circumflexa ilium profunda. Ramus descendens berhubungan dengan A.
Ganus superior lateralis dan A. Circumflexa femoris medialis.
Aa. Perforantes: pembuluh-pembuluh ini membelok ke arah femoris medial. Dan
menembus otot-otot addktor untuk mencapai bagian posterior tungkai atas.
A. Tibialis anterior, melalui lobang di dalam membrana interossea dan mencapai bagian
anterior tungkai bawah dimana dipercabangkan A. Reccurens tibialis anterior dan
posterior.
A. Tibialis posterior mempercabangkan ramus fibularis untuk rete articularis genu dan A.
Peroneae.
A. Obturatoria cabang A. Iliaca interna (A. Glutea superior) melalui foramen
obtiratorium akan mencapai otot-otot adduktor dan bercabang menjadi ramus superfisialis dan
rams profundus.
A. Glutae superior mengambil jalan melalui foramen suprapriforme. Cabng-cabngnya
mengadakn anastomosis dengan A. Circumflexa femoris lateralis dan ramus profundus a.
Circumflexa femoris medialis.
B. Pembuluh Balik Extermitas Inferior
Di jaringan subkutan di bagian anterior dapat ditemukan v. Saphena magna, yang pada fossa
ovalis menembus fascia cribosa dan bermuara ke dalam v. Femoralis. Selian pembuluh ini
terdapat pula beberapa pembuluh balik lain, yang membelok ke dalam pada fossa ovalis, adalh
v. Epigastrica suerfisialis, v. Circumflexa ilium superfisialis, vv. Pdendae externae. Masing-
masing pembuluh balik ini mengikuti perjalanan pembuluh nadi yang sesuai dengan namanya.
Biasanya tiap pembuluh nadi diikuti oleh 2 pembuluh balik, kecuali:
A. Profunda femoris, yang hanya mempunyai satu v. Profunda femoris
A. Femoris
C. Topografi Regio Cruris
Pada ujung-ujungnya distal poplitea A. Poplitea bercabang menjadi A. Tibialis anterior dan
A. Tibialis posterior
Tibialis anterior, menembus memebraa interossea dan tiba di regio cruris anterior, dimana
pembuluh ini menuju ke arah distal di sisi lateral M. Tibialis anterior. Cabang-cabangnya
adalah:
Pembuluh Balik
Di jaringan subkutan berjalan 2 venae dangkal, adalah v. Saphena magna dan v. Saphena
parva. V. Saphena magna sampai di regio cruris dengan berjalan anterior dari malleolus
medialis. Lalu menuju ke proximal di sisi medial tungkai bawah. V. Saphena parva berasal dari
bagian lateral dorsum pedis, berjalan posterior dari malleolus lateralis dan menuju ke fossa
poplitea di pertengahan permukaan posterior tungkai bawah. Pada umumnya tiap pembuluh nadi
diikuti oleh 2 pembuluh balik senama.
Ekstremitas inferior diperdarahi oleh A. femoralis yang merupakan lanjutan dari A. iliaca
externa. Setelah melewati canalis aadductorius, A. femoralis selanjutnya disebut sebagai A.
poplitea.
Kaki
Peredaran darah arterialis di kaki biasanya diurus oleh A. tibialis anterior et posterior. A.
tibialis anterior di dorsum pedis disebut A. dorsalis pedis. Di sisi medial dipercabangkan
menjadi Aa. tarseae medialis, sedangkan di sisi lateral menjadi A. tarseae lateralis. Di bagian
distal dipercabangkan A. arcuata yang kemudian berhubungan dengan A. tarsea lateralis
membentuk rete dorsalis pedis yang nantinya akan bercabang menjadi Aa. metatarseae dorsales.
Tiap A. metatarsea dorsalis memberi satu ramus perforans yang kemudian berhubungan dengan
pembuluh-pembuluh di plantar pedis, dan bercabang dua menjadi Aa. digitales dorsales.
Pada pembuluh balik, tiap pasang V. digitalis dorsalis pedis di setiap jari akan bersatu
menjadi satu V. metatarsea dorsalis, yang menyalurkan darahnya ke dalam arcus venosus
dorsalis pedis. Arcus venosus dorsalis pedis berhubungan dengan rete venosum dorsale pedis
yang menyalurkan darahnya melaluli V. saphena magna dan V. saphena parva. Di plantar pedia,
tiap V. digitales plantares pedis bersatu menjadi satu V. metatarsea plantaris yang bermuara ke
dalam arcus venosus plantaris. Systema venosum di dorsum pedis dan di planta pedis
dihubungkan satu dengan yang lain oleh Vv. Intercapitulariae.
Secara topografik, pada kaki dapat dibedakan dorsum pedis dan planta pedis. Batas proksimal
dorsum pedis tepat pada proksimal dari malleoli. Pembuluh-pembuluh balik dangkal
berhubungan dengan vena superficialis et profundus di planta pedis, dimana dari bagian lateral
keluar ke V. saphena parva, dan bagian medial berasal V. saphena magna. A. dorsalis pedis akan
mengikuti pembuluh tersebut sampai menembus spatium interosseum I sebagai A. plantaris
profundus. Pada proksimal ligamentum cruciatum cruris dipercabangkan Aa. malleolares
anteriores mediales et lateralizes. Distal dari ligamentum dipercabangkan Aa. tarseae laterales et
mediales. Aa. tarseae lateralis akan berjalan kea rah lateral dan beranastomosis dengan A.
arcuata.
Pada planta pedis, dari canalis melleolaris A. plantaris medialis et lateralis serta saraf-saraf
yang senama masuk ke dalam ruangan plantaris tengah. A. plantaris medialis yang merupakan
lanjutan A. tibialis posterior berjalan bersama N. plantaris medialis di antara M. flexor digitorum
brevis dan M. abductor hallucis dalam sulcus plantaris medialis. Sedangkan A. plantaris lateralis
berjalan kearah lateral antara M. flexor digitorum brevis dan M. quadrates plantae hingga ke
ruangan plantaris tengah sampai pada fascia interossea plantaris. A. plantaris medialis akan
beranastomosis dengan A. plantaris lateralis et profundus membentuk arcus plantaris, kemudian
dipercabangkan Aa. metatarseae plantares, lalu bercabang dua menjadi Aa. digitales plantares
untuk jari-jari.1
Secara anatomis jantung adalah satu organ, sisi kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai dua
pompa yang terpisah. Jantung terbagi atas separuh kanan dan kiri serta memiliki empat ruang,
bagian atas kanan dan kiri disebut dengan serambi (atrium), sedangkan bagian bawahkanan dan
kiri disebut bilik (ventrikel).
Pembuluh yang mengembalikan darah dari
jaringan ke atrium disebut dengan vena, dan
pembuluh yang mengangkut darah menjauhi ventrikel
dan menuju ke jaringan disebut dengan arteri. Kedua
belahan jantung dipisahkan oleh septum atau sekat,
yaitu suatu partisi otot kontinu yang mencegah
percampuran darah dari kedua sisi jantung.
Pemisahan ini sangat penting karena separuh jantung
kanan menerima dan memompa darah beroksigen
rendah sedangkan sisi jantung sebelah kiri memompa
darah beroksigen tinggi. Jantung berfungsi sebagai
pompa ganda. Darah yang kembali dari sirkulasi
sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan
melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Gambar 2: Aliran Darah
Darah yang masuk ke atrium kanan berasal dari
jaringan tubuh, darah ini banyak mengandung CO2 dan sedikit O2 sehingga disebut darah kotor.
Darah yang kurang akan oksigen tersebut mengalir dari atrium kanan melalui katup ke ventrikel
kanan, yang memompanya keluar melalui arteri pulmonaliske paru-paru. Dengan demikian, sisi
kanan jantung memompa darah yang kekurangan oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru-paru,
darah akan kehilangan CO2 dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri
melalui vena pulmonalis.
Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian mengalir ke dalam ventrikel
kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semua sistem tubuh kecuali paru.
Jadi, sisi kiri jantung memompa darah yang kaya akan O2 ke dalam sirkulasi sistemik . Arteri
besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang menjadi arteri
besar dan menyebarkan darah ke berbagai jaringan tubuh. Sirkulasi sistemik memompa darah ke
berbagai organ, yaitu ginjal, otot, otak, dan semuanya. Jadi darah yang keluar dari ventrikel kiri
tersebar sehingga masing-masing bagian tubuh menerima darah segar. Darah yang berasal dari
arteri 6 tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan mengambil O2 dari darah dan
menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam prosesnya, sel-sel jaringan akan
membentuk CO2 sebagai produk buangan atau produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah.
Darah yang sekarang kekurangan O2 dan mengandung CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan
jantung. Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus yang sama setiap saat.
Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama. Volume darah yang
beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan memiliki volume yang sama
dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi paru
adalah sistem yang memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik adalah
sistem yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi.
Oleh karena itu, walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang
sama, sisi kiri melakukan kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama
ke dalam sistem dengan resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih
tebal daripada otot di sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat. Darah mengalir
melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya
empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup jantung terletak
sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan gradien
tekanan. Gradien tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka sedangkan gradien tekanan ke
arah belakang mendorong katup menutup. Dua katup jantung yaitu katup atrioventrikel (AV)
terletak di antara atrium dan ventrikel kanan dan kiri.
Katup AV kanan disebut dengan katup trikuspid karena memiliki tiga daun katup sedangkan
katup AV kiri sering disebut dengan katup bikuspid atau katup mitral karena terdiri atas dua
daun katup. Katup-katup ini mengijinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel selama
pengisian ventrikel (ketika tekanan atrium lebih rendah dari tekanan ventrikel), namun secara
alami mencegah aliran darah kembali dari ventrikel ke atrium ketika pengosongan ventrikel atau
ventrikel sedang memompa. Dua katup jantung lainnya yaitu katup aorta dan katup pulmonalis
terletak pada sambungan dimana tempat arteri besar keluar dari ventrikel. Keduanya disebut
dengan katup semilunaris karena terdiri dari tiga daun katup yang masing-masing mirip dengan
kantung mirip bulan-separuh. Katup ini akan terbuka setiap kali tekanan diventrikel kanan dan
kiri melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonalis selama ventrikel berkontraksi dan
mengosongkan isinya. Katup ini akan tertutup apabila ventrikel melemas dan tekanan ventrikel
turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Katup yang tertutup mencegah aliran balik
dari arteri ke ventrikel.2
Jantung
Jantung merupakan organ muskuler yang dapat
berkontraksi secara ritmis, dan berfungsi memompa darah
dalam sistem sirkulasi. Secara struktural dinding jantung
terdiri atas 3 lapisan (tunika) yaitu,
1.Endokardium terletak pada lapisan subendotel. Sebelah
dalam dibatasi oleh endotel. Endokardium tersusun atas
jaringan penyambung jarang dan banyak mengandung
vena, syaraf (nervus), dan cabang-cabang sistem
penghantar impuls.
2.Miokardium terdiri atas sel-sel otot jantung. Sel-sel
otot jantung dibagi dalam 2 kelompok; sel-sel kontraktil dan
sel-sel yang menimbulkan dan menghantarkan impuls
sehingga mengakibatkan denyut jantung.
3.Epikardium merupakan membran serosa jantung, Gambar 1: Jatung
membentuk batas viseral perikardium. Sebelah luar diliputi oleh
epitel selapis gepeng (mesotel). Jaringan adiposa yang umumnya meliputi jantung terkumpul
dalam lapisan ini. Katup-katup jantung terdiri atas bagian sentral yang terdiri atas jaringan
fibrosa padat menyerupai aponeurosis yang pada kedua permukaannya dibatasi oleh lapisan
endotel. Persyarafanjantung tersusun atas sistem yang menimbulkan dan menghantarkan impuls
pada jantung.
Sistem yang menimbulkan dan menghantarkan impuls dari jantung terdiri atas beberapa
struktur yang memungkinkan bagi atrium dan ventrikel untuk berdenyut secara berurutan dan
memungkinkan jantung berfungsi sebagai pompa yang efisien. Sistem ini terdiri atas:
1.Simpul sinoatrial (dari Keith dan Flack) sebagai alat pacu (pace maker) jantung.
2.Simpul atrioventrikuler (dari Tawara).
3.Juga terdapat berkas atrioventrikuler (berkas His) yang berasal dari simpul atrioventrikuler
dan berjalan ke ventrikel, bercabang dan mengirimkan cabang-cabang ke kedua ventrikel.
Otot jantung mempunyai kemampuan autostimulasi, tidak tergantung dari impuls syaraf. Sel-
sel otot jantung yang telah diisolasi dapat berdenyut dengan iramanya sendiri. Pada otot
jantung, sel-sel ini sangat erat berhubungan dan terjadi pertukaran informasi dengan adanya gap
junction pada discus interkalaris. Bagian parasimpatis dan simpatis sistem autonom mem
persyarafi jantung membentuk pleksus-pleksus yang tersebar luas pada basis jantung. Pada
daerah-daerah yang dekat dengan simpul sinoatrial dan atri oventrikuler, terdapat sel-sel 2
syaraf ganglion dan serabut-serabut syaraf. Syaraf-syaraf ini mempengaruhi irama jantung,
dimana perangsangan bagian parasimpatis (nervus vagus) menimbulkan perlambatan denyut
jantung, sedangkan perangsangan syaraf simpatis mempercepat irama pace maker.4
Pembuluh Darah
Struktur Umum Pembuluh-Pembuluh Darah. Pembuluh darah biasanya terdiri atas lapisan-
lapisan sebagai berikut:
1.Tunika intima (tunika interna) terdiri atas selapis sel endotel yang membatasi permukaan
dalam pembuluh. Di bawah endotel adalah l apisan subendotel, terdiri atas jaringan penyambung
jarang halus yang kadang-kadang mengandung sel otot polos yang berperan untuk kontraksi
pembuluh darah.
2.Tunika media terdiri dari sel-sel otot polos yang tersusun melingkar (sirkuler).
Pada arteri, tunika media dipisahkan dari tunika intima oleh suatu membrana elastik interna.
Membran ini terdiri atas elastin, biasanya berlubang-lubang sehingga zat-zat dapat berdifusi
melalui lubang-lubang yang terdapat dalam membran dan memberi makan pada sel-sel yang
terletak jauh di dalam dinding pembuluh. Pada pembuluh besar, sering ditemukan membrana
elstika externa yang lebih tipis yang memisahkan tunika media dari tunika adventitia yang
terletak di luar.
3.Tunika adventitia terdiri atas jaringan penyambung dengan serabut-serabut elastin. Pada
pembuluh yang lebih besar, vasa vasorum (pembuluh dalam pembuluh) bercabang-cabang luas
dalam adventitia.
4.Vasa vasorum memberikan metabolit-metabolit untuk adventitia dan tunika media
pembuluh-pembuluh besar, karena lapisan-lapisannya terlalu tebal untuk diberi makanan oleh
difusi dari aliran darah.
Aorta
Tunica intima: endothelium - sel berbentuk poligonal selapis, subendothelium–serabut elastis,
kolagen, fibroblast, sel-sel otot polos. Serabut elastis membentuk membrana elastica interna,
tidak sejelas pada arteri ukuran medium, dan terlihat berlubang-lubang. Tunica media:
membrana fenestrata - dibentuk oleh serabut elastis, sel-sel otot polos tampak pada jaringan ikat
diantara membrana fenestrata. Tunica adventitia: jaringan ikat longgar tipis vasavasorum
Arteri
Berdasarkan ukurannya, arteri dapat diklasifikasikan menjadi (1) arteri besar atau arteri
elastis; (2) arteri ukuran sedang, arteri muskuler, dan (3) arteriola.
1.Arteri besar (arteri elastin) termasuk aorta dan cabang-cabang besarnya. Arteri jenis ini
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a) Intima, dibatasi oleh sel-sel endotel. Pada arteri besar membrana basalis subendotel
kadang-kadang tidak terlihat. Membrana elastika interna tidak selalu ada.
b) Lapisan media terdiri atas serangkaian membran elastin yang tersusun konsentris.
c) Tunika 3 adventitia tidak menunjukkan membrana externa, relatif tidak berkembang dan
mengandung serabut-serabut elastin dan kolagen.
2.Arteri ukuran sedang dan kecil memiliki lapisan muskuler yang tebal. Sel-sel ini bercampur
dengan sejumlah serabut elastin sertakolagen dan proteoglikan.
3.Arteriola merupakan pembuluh arteri yang paling kecil (halus), bergaris tengah kurang dari
0,5 mm dan relatif mempunyai lumen yang sempit. Memiliki tunika intima dengan tanpa lapisan
subendotel dan umumnya tidak mempunyai membrana elastik interna.
Lapisan media adalah lapisan sel-sel otot polos yang tersusun melingkar. Lapisanadventitia
tipis, tidak berkembang dengan baik dan tidak menunjukkan adanya membrana elastik externa.
Histofisiologi Arteri
Arteri besar juga dinamakan pengangkut karena fungsi utamanya adalah mengangkut darah.
Fungsi arteri ukuran sedang sebagai arteri penyalur yaitu untuk menyediakan darah pada
berbagai organ. Perubahan arteriosklerosis pada umumnya mulai pada
lapisan subendotel, berjalan ke tunika media. Lesi lapisan intima dan lapisan tengah yang
ditemukan pada arteriosklerosis yang disertai dengan destruksi jaringan elastin dan akibatnya
kehilangan elastisitas adalah akibat gangguan sirkulasi yang berat.
Anastomosis Arteriovenosa
Hubungan langsung antara sirkulasi arteri dan vena. Anastomosis arteriovenosa ini tersebar di
seluruh tubuh dan umumnya terdapat pada pembuluh-pembuluh kecil berfungsi mengatur
sirkulasi pada daerah tertentu, terutama pada jari, kuku, dan telinga. Sistem ini mempunyai
peranan pengaturan sirkulasi pada berbagai organ dan berperanan pada beberapa fenomena
fisiologi seperti menstruasi, perlindungan terhadap suhu yang rendah,dan ereksi. Anastomosis
arteriovenosa banyak dipersyarafi oleh sistem syaraf simpatis dan parasimpatis. Selain mengatur
aliran darah pada berbagai organ, anastomosis ini mempunyai fungsi termoregulator yang
khususnya terbukti pada kulit ekstremitas.
Vena
Tunica intima: endothelium - selnya pipih selapis, subendothelium - jaringan ikat tipis
langsung berhubungan dengan tunica adventitia.
Tunica media: tidak ada. Tunica adventitia: jaringan ikat longgar dengan serabut colagen
yang membentuk berkas-berkas longitudinal, sel fibroblast tampak diantaranya. sel-sel
otot polos tampak pula.
Vena biasanya digolongkan menjadi:
1. Venula, garis tengah 0,2 – 1 mm, ditandai oleh tunika intima yang terdiri atas endotel,
tunika media tebal yang terdiri atas lapisan sel otot polos, dan lapisan adventitia
merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri atas jaringan penyambung yang kaya akan
serabut-serabut kolagen.
2. Vena ukuran kecil atau sedang dan mempunyai garis tengah 1 – 9 mm. Tunika intima
biasanya mempunyai lapisan subendotel yang tipis, tetapi hal ini pada 4 suatu saat
mungkin tidak ada. Tunika media terdiri atas berkas-berkas kecil otot polos yang
bercampur dengan serabut-serabut kecil kolagen dan jala-jala halus serabut elastin.
Lapisan kolagen adventitia berkembang dengan baik.
3. Vena besar mempunyai tunika intima yang berkembang dengan baik. Tunika media jauh
lebih kecil, dengan sedikit sel-sel otot polos dan banyak jaringan penyambung. Tunika
adventitia adalah lapisan yang paling tebal dan pada pembuluh yang paling besar dapat
mengandung berkas-berkas longitudinal otot polos. Di samping perbedaan lapisan ini,
vena ukuran-kecil atau sedang menunjukkan adanya katup-katup di dalamnya.
Struktur ini terdiri atas 2 lipatan semilunaris dari lapisan dalam pembuluh yang menonjol ke
dalam lumen. Mereka terdiri atas jaringan penyambung elastin dan dibatasi pada kedua sisinya
oleh endotel. Katup-katup khususnya banyak pada vena anggota badan (lengan dan tungkai).
Mereka mendorong darah vena ke arah jantung--- berkat kontraksi otot-otot rangka yang terletak
di sekitar vena.
Kapiler
Kapiler tersusun atas selapis sel endotel yang berasal dari mesenkim, melingkar dalam bentuk
tabung, mengelilingi ruang silindris, garis tengah rata-rata kapiler berkisar dari 7 sampai 9 μm.
Kapiler dapat dikelompokkan dalam 3 jenis menurut struktur dinding sel endotel.
1.Kapiler kontinu. Susunan sel endotel rapat.
2.Kapiler fenestrata atau perforata ditandai oleh adanya pori-pori diantara sel endotel. Kapiler
perforata biasanya ditemukan dalamjaringan-jaringan dimana terjadi pertukaran pertukaran zat
dengan cepat antara jaringan dan darah, seperti yang terdapat pada ginjal, usus, dan kelenjar
endokrin.
3.Kapiler sinusoid, berkelok-kelok dan garis tengahnya sangat besar (30-40 μm), sirkulasi
darah lambat, tidak memiliki dinding yangdibatasi kontinu oleh sel–sel endotel, tetapi terbuka
pada ruang–ruang antarasel, dan adanya sel dengan dinding bulat selain sel endotel yang biasa
dengan aktivitas fogositosis. Kapiler sinusoid terutama ditemukan pada hati dan organ-organ
hemopoetik seperti sumsum tulang dan limpa. Struktur ini diduga bahwa pada kapiler sinusoid
pertukaran antar darah dan jaringan sangat dipermudah, sehingga cairan darah dan
makromolekul dapat berjalan dengan mudah bolak-balik antara kedua ruangan tersebut.
Kapiler-kapiler beranastomosis (berhubungan satu dengan lainnya) membentuk jala-jala antar
arteri-arteri dan vena-ve na kecil. Arteriol bercabang menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang
mempunyai lapisan otot polos yang tidak kontinu, yang disebut metarteriol. Metarteriol
bercabang menjadi kapiler-kapiler yang membentuk jala-jala. Konstriksi metarteriol membantu
mengatur, tetapi tidak menghentikan sama sekali sirkulasi dalam kapiler, dan mempertahankan
perbedaan tekanan dalam dua sistem. Suatu cincin sel-sel otot polos yang disebut sfinkter,
terdapat pada tempat asal kapiler dari metarteriol.Sfinkter prekapiler ini dapat menghentikan
sama sekali aliran darah dalam kapiler. Seluruh jala-jala tidak berfungsi semua secara serempak,
dan jumlah kapiler yang berfungsi dan terbuka tidak hanya tergantung pada keadaan kontraksi
metarteriol tetapi juga pada 5 anastomosis arteriovenosa yang memungkinkan metarteriol
langsung mengosongkan darah kedala vena-vena kecil. Antar hubungan ini banyak sekali pada
otot rangka dan kulit tangandan kaki. Bila pembuluh-pembuluh anastomis arteriovenosa
berkontraksi, semua darah harus berjalan melalui jala-jala kapiler. Bila ia relaksasi, sebagian
darah mengalir langsung ke vena bukan mengalir ke dalam kapiler. Sirkulasi kapiler diatur oleh
rangsang syaraf dan hormon.
Tubuh manusia luas permukaan jala-jala kapiler mendekati 6000 m². Garis tengah totalnya
kira-kira 800 kali lebih besar daripada garis tengah aorta. Suatu unit volume cairan dalam
kapiler berhubungan dengan luas permukaan yang lebih besar daripada volume yang sama
dalam bagian sistem lain. Aliran darah dalam aorta rata-rata 320 mm/detik; dalam kapiler sekitar
0,3 mm/detik. Sistem kapiler dapat dimisalkan dengan suatu danau di mana sungai-sungai
masuk dan keluar; dindingnya yang tipis dan alirannya yang lambat, kapiler merupakan tempat
yang cocok untuk pertukaran air dan solut antara darah dan jaringan-jaringan.
Morfologi Dasar Permeabilitas Kapiler Tempat pertukaran zat-zat antara darah dan
jaringandan sebaliknya. Permeabilitas kapiler dalam berbagai organ berbeda bermakna.
Misalnya, pada glomerulus ginjal, mereka kira-kira 100 kali lebih permeabel daripada kapiler-
kapiler jaringan otot. Pada keadaan-keadaan abnormal, seperti peradangan, penyuntikan bisa
ular atau lebah, dan sebaginya, permeabilitas kapiler sangat meningkat. Keadaan ini jelas
merubah permeabilitas hubungan antara sel-sel endotel. Dalam keadaan seperti ini, zat-zat
koloid setebal elektron dapat ditemukan berjalan dari lumen kapiler dan venula kecil masuk ke
jaringan sekitarnya dengan menembus hubungan sel-sel endotel. Leukosit dapat meninggalkan
aliran darah dengan lewat antara sel-sel endotel, dan masuk ruang jaringan dengan proses yang
dinamakan diapedesis.5
Sebagian besar sel tubuh tidak berkontak langsung dengan lingkungan eksternal, namun sel-
sel ini harus melakukan pertukaran dengan lingkungan. Untuk melaksanakan pertukaran
tersebut, sel-sel dihubungkan satu sama lain dan dengan lingkungan eksternal oleh pembuluh
darah. Darah diangkut ke semua bagian tubuh melalui system pembuluh yang membawa
pasokan segar ke sel sekaligus mengeluarkan zat-zat sisa sel-sel tersebut.
Organ-organ yang mengisi kembali nutrien dan mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme dari
darah menerima persentase curah jantung yang lebih besar daripada yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan metabolik mereka. Organ-organ tersebut dapat lebih tahan terhadap
penurunan aliran darah daripada organ-organ yang menerima darah semata-mata untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme mereka. Otak sangat rentan terhadap penurunan aliran darah.
Sehingga pemeliharaan aliran darah yang adekuat ke organ rentan tersebut merupakan salah satu
prioritas tertinggi dalam fungsi sirkulasi.
Sirkulasi sistemik dan paru terdiri dari sistem pembuluh yang tertutup. Darah mengalir dalam
lengkung tertutup antara jantung dan jaringan. Arteri yang sangat elastis mengangkut darah dari
jantung ke seluruh tubuh dan berfungsi sebagai reservoir tekanan untuk terus mendorong darah
ke depan sewaktu jantung sedang mengalami relaksasi dan pengisian.. Sewaktu suatu arteri kecil
mencapai organ, arteri akan bercabang menjadi banyak arteriol yang berfungsi untuk mengatur
jumlah darah yang mengalir ke setiap organ. Di dalam organ, arteriol bercabang lagi menjadi
kapiler, yaitu pembuluh berdinding tipis dan berpori-pori sebagai tempat semua pertukaran
antara darah dan jaringan di sekitarnya. Kapiler-kapiler kembali menyatu untuk membentuk
venula kecil dan terus bergabung membentuk vena yang berfungsi untuk mengembalikan darah
dari jaringan ke jantung dan juga berfungsi sebagai reservoir darah.
Aliran darah melalui pembuluh bergantung pada gradien tekanan dan resistensi vaskuler,
dimana laju aliran darah berbanding lurus dengan gradien tekanan dan berbanding terbalik
dengan resistensi. Tekanan di awal pembuluh yang lebih tinggi terbentuk oleh tekanan yang
ditimbulkan kontraksi jantung pada darah. Tekanan yang lebih rendah di akhir pembuluh
disebabkan oleh gesekan antara darah yang mengalir dengan dinding pembuluh. Resistensi,
rintangan aliran darah melalui suatu pembuluh, terutama dipengaruhi oleh jari-jari pembuluh
dimana resistensi berbanding terbalik dengan jari-jari, sehingga sedikit perubahan pada jari-jari
sangat mempengaruhi aliran. Apabila jari-jari meningkat, resistensi menurun dan aliran
meningkat.2
Vasokonstriksi vena dan kompresi vena eksternal keduanya mendorong darah ke arah
jantung. Pada umumnya, apabila sebuah selang diperas di bagian tengahnya, cairan di dalamnya
akan terdorong ke kedua arah. Namun, pada pembuluh darah vena, ketika otot rangka
berkontraksi, cairan darah hanya terdorong ke satu arah menuju jantung. Hal ini terjadi karena
vena dilengkapi dengan katup-katup satu arah yang terdapat pada jarak 2 sampai 4 cm, katup-
katup ini memungkinkan darah bergerak ke depan ke arah jantung tetapi mencegah darah
mengalir kembali ke jaringan. Katup-katup vena ini juga berperan melawan efek gravitasi yang
ditimbulkan oleh posisi berdiri dengan membantu memperkecil aliran balik darah yang
cenderung terjadi sewaktu seseorang berdiri, mencegah agar kekuatan kontraksi otot rangka
tidak menimbulkan tekanan balik pada kapiler darah, dan untuk sementara waktu menunjang
bagian-bagian kolom darah pada saat otot rangka berelaksasi.2
Kesimpulan
Jantung itu seperti pompa, dan karena itu dia menyuplai darah ke paru dan seluruh tubuh.
Butuh komponen lain seperti darah dan pembuluh.
Daftar Pustaka